Anda di halaman 1dari 25

PENANGANAN KEJADIAN TIDAK

DIINGINKAN (KTD)
No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/ 11 /WTK/ /08
/2018
No Revisi : 001
Tanggal Terbit :
Halaman :1/3
PUSKESMAS Martinus V. Ndona,S.Kep.Ns.,MSc
WATUKAPU NIP:19820304 200012 1 003
Pengertian  Penanganan KTD adalah suatu tindakan yang
dilakukan kepada pasien setelah mengalami KTD
 Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah
merupakan insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


bagi petugas dalam melakukan tindakan saat
terjadi insiden KTD serta untuk mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Watukapu tentang
PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN NOMOR
: Ksr 032.1/11/WTK/ / 08 /2018
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Prosedur 1. Setiap Puskesmas wajib membentuk Tim
Keselamatan Pasien Puskesmas (TKPP) yang
ditetapkan oleh kepala puskesmas sebagai
pelaksana kegiatan keselamatan pasien
puskesmas.
2. TKPP bertanggungjawab kepada kepala
puskesmas
Keanggotaan TKPP terdiri dari manajemen
puskesmas dan unsur dari profesi kesehatan
puskesmas.
3. TKPP melaksanakan tugas:
a. Mengembangkan program keselamatan
pasien di puskesmas ssesuai dengan
kekhususan puskesmas tersebut.
b. Menyusun kebijakan dan prosedur
terkait dengan program keselamatan
pasien puskesmas
c. Melakukan motivasi, edukasi,
konsultasi, monitoring dan evaluasi
tentang terapan program keselamatan
pasien puskesmas
d. Melakukan pelatihan internal
keselamatan pasien puskesmas
e. Melakukan pencatatan, pelaporan
insiden, analisa insiden serta
mengembangkan solusi untuk
pembelajaran
f. Memberikan masukan dan
pertimbangan kepada puskesmas
dalam rangka pengambilan kebijakan
keselamatan pasien puskesmas.
g. Membuat laporan kegiatan kepada
kepala puskesmas.
Langkah- 1. PELAKSANAAN
langkah 1. Setiap insiden KTD harus dilaporkan secara
internal kepada TKPP dalam waktu paling
lambat 2x24 jam.
2. TKPP melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang
dilaporkan.
3. TKPP melaporkan hasil kegiatannya kepada
kepala puskesmas
4. Puskesmas melaporkan insiden, analisis,
rekomendasi dan solusi KTD secara tertulis
kepada Dinas Kesehatan.
5. Dinas Kesehatan melakukan pengkajian dan
memberikan umpan balik dan solusi atas
laporan insiden.

2. PENCEGAHAN
1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien dengan benar
3. Lakukan komunikasi yang efektif, tepat
waktu, akurat, lengkap dan jelas antar
pemberi layanan serta yang mudah dipahami
pasien.
4. Perhatikan nama obat, rupa obat dan ucapan
mirip (look-alike, sound-alike and medication
names). Amankan obat-obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
5. Lakukan tindakan yang benar pada sisi
tubuh yang benar.
6. Lakukan cuci tangan yang tepat untuk
mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
7. Kurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Bagan Alur Identifikasi
Petugas
cuci tangan dengan Benar
benar pasien pasien
n

Tidak Ya

Tindakan Keamanan Komunikasi


yang benar obat efektif

Kurangi
risiko infeksi

KTC
Kurangi risiko
Didokumenta Arsip
cedera
sikan (CTH)
Hal-hal yang Lakukan identifikasi pasien dengan tepat agar tidak
perlu terjadi KTD dan mengurangi resiko yang dapat
diperhatikan mencedrai petugas dan pasien
Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas dan
jejaringnya.
Dokumen SK TKPP, Bukti pencatatan KTD
Terkait
Rekaman No Yang dirubah Isi Tanggal
historis perubahan berlaku
perubahan 1 Tujuan Keyword : Sama
Sebagai dengan SK
acuan
penerapan
langkah-
langkah
2 Referensi Menggunaka
n referensi
terbaru
3 Bagan alur Tambahan
bagan alur

SOP Penanganan KTD. 3/3


PENANGANAN KONDISI POTENSIAL
CEDERA (KPC)
No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/ 11 /WTK/ /08 /2018
No Revisi : 001
Tanggal Terbit :
Halaman :1/3
PUSKESMAS Martinus Vinsensius Ndona,S.Kep.Ns.,MSc
WATUKAPU NIP:19820304 200012 1 003
Pengertian  Penanganan KPC adalah suatu tindakan yang dilakukan
kepada pasien setelah mengalami KPC.
 Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi
insiden.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas
dalam melakukan tindakan saat terjadi insiden KPC serta
untuk mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Watukapu tentang
PENANGANAN KONDISI POTENSIAL CEDERA NOMOR :
Ksr 032.1/11/WTK/ / 08 /2018
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Prosedur 1. Setiap Puskesmas wajib membentuk Tim Keselamatan
Pasien Puskesmas (TKPP) yang ditetapkan oleh kepala
puskesmas sebagai pelaksana kegiatan keselamatan
pasien Rumah Sakit.
2. TKPP bertanggungjawab kepada kepala puskesmas
Keanggotaan TKPP terdiri dari manajemen puskesmas
dan unsur dari profesi kesehatan puskesmas.
3. TKPP melaksanakan tugas:
a. Mengembangkan program keselamatan pasien di
puskesmas ssesuai dengan kekhususan
puskesmas tersebut.
b. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan
program keselamatan pasien puskesmas
c. Melakuakn motivasi, edukasi, konsultasi,
monitoring dan evaluasi tentang terapan program
keselamatan pasien puskesmas
d. Melakukan pelatihan internal keselamatan pasien
puskesmas
e. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden,
analisa insiden serta mengembangkan solusi
untuk pembelajaran
f. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada
puskesmas dalam rangka pengambilan kebijakan
keselamatan pasien puskesmas.
g. Membuat laporan kegiatan kepada kepala
puskesmas.
Langkah- 1. PELAKSANAAN
langkah 1. Setiap insiden KPC harus dilaporkan secara internal
kepada TKPP dalam waktu paling lambat 2x24 jam.
2. TKPP melakukan analisis dan memberikan rekomendasi
serta solusi atas insiden yang dilaporkan.
3. TKPP melaporkan hasil kegiatannya kepada kepala
puskesmas
4. Puskesmas melaporkan insiden, analisis, rekomendasi
dan solusi KPC secara tertulis kepada Dinas Kesehatan.
5. Dinas Kesehatan melakukan pengkajian dan
memberikan umpan balik dan solusi atas laporan
insiden.

2. PENCEGAHAN
1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien dengan benar
3. Lakukan komunikasi yang efektif, tepat
waktu, akurat, lengkap dan jelas antar
pemberi layanan serta yang mudah dipahami
pasien.
4. Perhatikan nama obat, rupa obat dan ucapan
mirip (look-alike, sound-alike and medication
names). Amankan obat-obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
5. Lakukan tindakan yang benar pada sisi
tubuh yang benar.
6. Lakukan cuci tangan yang tepat untuk
mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
7. Kurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Bagan Alur
Petugas Identifikasi
cuci tangan dengan Benar
benar pasien pasien
n
Identifikasi
dengan Tidak Ya
benar pasien
Tindakan Keamanan Komunikasi
yang benar obat efektif

Kurangi
Kurangi risiko
risiko infeksi cedera

KTC
Didokumenta
Arsip
sikan (CTH)

Hal-hal yang Lakukan identifikasi pasien dengan tepat agar tidak terjadi KPC
perlu dan mengurangi resiko yang dapat mencedrai petugas dan
diperhatikan pasien
Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas dan jejaringnya.
Dokumen SK TKPP, Bukti pencatatan KPC
Terkait
Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal
historis berlaku
perubahan 1 Tujuan Keyword : Sama dengan
Sebagai acuan SK
penerapan
langkah-langkah
2 Referensi Menggunakan
referensi terbaru
3 Bagan alur Tambahan
bagan alur
PENANGANAN KEJADIAN NYARIS
CEDERA (KNC)
No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/ 11 /WTK/ /08 /2018
No Revisi : 001
Tanggal Terbit :
Halaman :1/3
PUSKESMAS Martinus Vinsensius Ndona,S.Kep.Ns.,MSc
WATUKAPU NIP:19820304 200012 1 003
Pengertian  Penanganan KNC adalah suatu tindakan yang dilakukan
kepada pasien setelah mengalami KNC.
 Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden
yang belum terpapar ke pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas
dalam melakukan tindakan saat terjadi insiden KNC serta
untuk mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Watukapu tentang
PENANGANAN KEJADIAN NYARIS CEDERA NOMOR :
Ksr 032.1/11/WTK/ / 08 /2018
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
Prosedur 1. Setiap Puskesmas wajib membentuk Tim Keselamatan
Pasien Puskesmas (TKPP) yang ditetapkan oleh kepala
puskesmas sebagai pelaksana kegiatan keselamatan
pasien Rumah Sakit.
2. TKPP bertanggungjawab kepada kepala puskesmas
Keanggotaan TKPP terdiri dari manajemen puskesmas
dan unsur dari profesi kesehatan puskesmas.
3. TKPP melaksanakan tugas:
a. Mengembangkan program keselamatan pasien di
puskesmas ssesuai dengan kekhususan
puskesmas tersebut.
b. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan
program keselamatan pasien puskesmas
c. Melakuakn motivasi, edukasi, konsultasi,
monitoring dan evaluasi tentang terapan program
keselamatan pasien puskesmas
d. Melakukan pelatihan internal keselamatan pasien
puskesmas
e. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden,
analisa insiden serta mengembangkan solusi
untuk pembelajaran
f. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada
puskesmas dalam rangka pengambilan kebijakan
keselamatan pasien puskesmas.
g. Membuat laporan kegiatan kepada kepala
puskesmas.
Langkah- 1. PELAKSANAAN
langkah 2. Setiap insiden KTD, KPC dan KNC harus dilaporkan
secara internal kepada TKPP dalam waktu paling lambat
2x24 jam.
3. TKPP melakukan analisis dan memberikan rekomendasi
serta solusi atas insiden yang dilaporkan.
4. TKPP melaporkan hasil kegiatannya kepada kepala
puskesmas
5. Puskesmas melaporkan insiden, analisis, rekomendasi
dan solusi KTD, KPD dan KNC secara tertulis kepada
Dinas Kesehatan.
6. Dinas Kesehatan melakukan pengkajian dan
memberikan umpan balik dan solusi atas laporan
insiden.

7. PENCEGAHAN
1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien dengan benar
3. Lakukan komunikasi yang efektif, tepat
waktu, akurat, lengkap dan jelas antar
pemberi layanan serta yang mudah dipahami
pasien.
4. Perhatikan nama obat, rupa obat dan ucapan
mirip (look-alike, sound-alike and medication
names). Amankan obat-obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
5. Lakukan tindakan yang benar pada sisi
tubuh yang benar.
6. Lakukan cuci tangan yang tepat untuk
mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
7. Kurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Bagan Alur
Petugas Identifikasi
cuci tangan dengan Benar
benar pasien pasien
n
Identifikasi
dengan Tidak Ya
benar pasien
Tindakan Keamanan Komunikasi
yang benar obat efektif

Kurangi
Kurangi risiko
risiko infeksi cedera

KTC
Didokumenta
Arsip
sikan (CTH)

Hal-hal yang Lakukan identifikasi pasien dengan tepat agar tidak terjadi KTD
perlu dan mengurangi resiko yang dapat mencedrai petugas dan
diperhatikan pasien
Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas dan jejaringnya.
Dokumen SK TKPP, Bukti pencatatan KTD
Terkait
Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal
historis berlaku
perubahan 1 Tujuan Keyword : Sama dengan
Sebagai acuan SK
penerapan
langkah-langkah
2 Referensi Menggunakan
referensi terbaru
3 Bagan alur Tambahan
bagan alur
PENYUSUNAN LAYANAN KLINIS
No Dokumen :
Standar Ksr.032.1/WTK/ / / /2018
Operasional
Prosedur No Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS Martinus Vinsensius Ndona


NIP: 19820304 200012 1 003
WATUKAPU

Pengertian Suatu langkah yang teratur dan sistematis dalam pembuatan suatu panduan
yang memuat pengelolaan penyakit mulai dari penjelasan hingga
penatalaksanaan penyakit tersebut.
Tujuan Untuk menghasilkan suatu panduan yang dapat membantu dokter layanan
primer ataupun petugas kesehatan layanan primer dalam meningkatkan mutu
pelayanan sekaligus menurunkan angka rujukan dengan cara:
1. Memberikan pelayanan sesuai bukti sahih terkini yang cocok dengan
kondisi pasien
2. Menyediakan fasilitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan standar
pelayanan
3. Meningkatkan mawas diri untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan professional sesuai dengan kebutuhan pasien dan
lingkungan
4. Mempertajam kemampuan sebagai gatekeeper pelayanan kedokteran
dengan menapis penyakit dalam tahap dini untuk dapat melakukan
penatalaksanaan secara cepat dan tepat sebagaimana mestinya layanan
primer.

Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Watukapu No: Ksr 032.1/WTK/ / / /2018,


Tentang Penyusunan Layanan Klinis
Referensi Peraturan Mneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014
tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
Prosedur/Langkah- A. Perhimpunan profesi dan Dinas Kesehatan menyepakati bersama
langkah perihal waktu dan tempat penyusunan pedoman layanan klinis
B. Pedoman layanan klinis disusun bersama berdasarkan sistematika
sebagai berikut:
1. Menentukan Judul Penyakit
a. Berdasarkan daftar penyakit terpilih di SKDI 2012. Beberapa
penyakit dengan karakterisktik yang hampir sama dikelompokkan
menjadi satu judul penyakit.
b. Kode penyakit menggunakan ketentuan kode International
Classification of Diseases (ICD) 10. Merupakan kodifikasi yang
dirancang untuk rumah sakit. Kodifikasi dalam bentuk
nomenklatur berdasarkan system tubuh, etiologi dan lain-lain.
c. Tingkat kompetensi berdasarkan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi
Dokter Indonesia.
2. Menentukan Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan berisi pengertian singkat serta prevalensi
penyakit di Indonesia. Substansi dari bagian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan awal serta gambaran kondisi yang
mengarah pada penegakan diagnosis penyakit tersebut.
3. Hasil Anamnesis (subyektif)
Hasil anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta
yang sering disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien.
Penelusuran riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit lain
yang merupakan factor resiko, riwayat keluarga, riwayat sosial
dan riwayat alergi menjadi informasi lainnya pada bagian ini.
4. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(obyektif)
Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang spesifik, mengarah kepada diagnosis penyakit
(pathognomonis). Meskiput tidak memuat rangkaian pemeriksaan
fisik lainnya, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik
menyeluruh tetap harus dilakukan oleh dokter layanan primer
untuk memastikan diagnosisi serta menyingkirkan diagnosis
banding.
5. Penegakan Diagnosis
Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit
membutuhkan hasil pemeriksaan penunjang untuk memastikan
diagnosis atau karena telah menjadi standar algoritma penegakkan
diagnosis. Bagian ini juga memuat klasifikasi penyakit, diagnosis
banding dan komplikasi penyakit.
6. Rencanan Penatalaksanaan Komprehensif
Bagian ini berisi sitematika rencana penatalaksanaan berorientasi
pada pasien yang terbagi atas dua bagian yaitu penatalksanaan non
farmakologi dan farmakologi. Bagian ini juga berisi tentang
edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga, aspek
komunitas lainnya serta kapan dokter perlu merujuk pasien
(criteria rujukan).
Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari
kriteria berikut:
 Time: jika perjalanan penyakit dapat digolongkan pada
kondisi kronis atau melewati Golden Time Standard
 Age: jika usia pasien masuk dalam kategori yang
dikhawatirkan meningkatkan resiko komplikasi serta
resiko kondisi penyakit lebih berat
 Complication: jika komplikasi yang ditemui dapat
memperberat kondisi pasien
 Comorbidity: jika terdapat keluhan atau gejala penyakit
lain yang memperberat kondisi pasien.
Kondisi fasilitas pelayanan juga dapat menjadi dasar dokter untuk
melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan
penatalaksanaan dengan persetujuan pasien.
7. Sarana Prasarana
Bagian ini berisi komponen fasilitas pendukung spesifik dalam
penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit tersebut.
Penyedian sarana prasarana tersebut merupakan kewajiban
fasilitas pelayanan kesehatan.
8. Prognosis
Kategori prognosis sebagai berikut:
a. Ad vitam menujuk pada pengaruh penyakit terhadap proses
kehidupan
b. Ad functionam menujuk pada pengaruh penyakit terhadap
fungsi organ atau fungsi manusia dalam melakukan tugasnya
c. Ad sanationam menujuk pada penyakit yang dapat sembuh
total sehingga dapat beraktifitas seperti biasa.
Prognosis digolongkan sebagai berikut:
a. Sanam: sembuh
b. Bonam: baik
c. Malam: buruk/jelek
d. Dubia: tidak tentu/ragu-ragu
Penentuan prognosis dilakukan saat diagnosis ditegakkan.
Bagan alir
Menysusun bersama menyepakati
Dinkes mengundang
OP

Unit terkait Profesi Kesehatan, Dinas kesehatan dan jejaringnya


PEMBAHASAN UMPAN BALIK

No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/WTK/11/…. / /2018
No Revisi : 001
Tgl Terbit : - 2018
Halaman :½
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Martinus Vinsensius Ndona
WATUKAPU Puskesmas: NIP:1982

Pengertian Pembahasan umpan balik merupakan suatu kegiatan yang


dilaksanakan dalam menanggapi keluhan, usul serta saran
pengguna layanan kesehatan, untuk perbaikan layanan
kesehatan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pembahasan umpan balik hasil identifikasi keluhan, saran dan
harapan masyarakat.
Kebijakan 1. Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Permenkes no 44 tahun 2018 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
Referensi Manual mutu Puskesmas Waeapana tahun 2015.
Prosedur/ Langkah- 1. Mengumpulkan keluhan dan saran masyarakat dan
langkah pengguna layanan Puskesmas yang diperoleh melalui
kotak saran, kuesioner pengunjung puskesmas dan
penyampaian lisan
2. Melakukan pemilahan berdasarkan urgensi masalah untuk
mendapatkan penanganan
3. Menyampaikan permasalahan pada petugas kesehatan
saat pertemuan Puskesmas.
4. Menentukan prioritas penyelesaian masalah berdasarkan
tingkat urgensinya
5. Mendukung dan memfasilitasi penyelesaian segera
masalah-masalah yang bersifat urgensi dan masalah yang
kurang urgensi dibawa saat minilok bulanan tingkat
Puskesmas
6. Masalah yang tidak dapat diselesaikan pada tingkat
Puskesmas akan dibawa dan dibahas saat minilok lintas
sektor
7. Mendokumentasikan semua hasil pelaksanaan kegiatan.
Bagan alir
Memilah Menyampaikan
Mengumpulka
tingkat urgensi permasalahan ke
n umpan balik
masalah petugas kes

Menentukan prioritas
penyelesaian

Sangat Menfasilitasi
Ya penyelesaian masalah
Urgensi

Tidak

Membahas pada miniloka Mendokumentasika


Puskesmas n hasil kegiatan

Masalah tidak
terselesaikan dibawa ke
Lintas sektor

Hal-hal yang perlu Pemilahan masalah serta penentauan tingakat urgensi harus
diperhatikan dilakukan dengan jeli, agar prioritas penyelesaian masalah
tepat dan cepat dilaksanakan
Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas dan jejaringnya serta
lintas sector
Dokumen terkait Agenda persuratan, notulen pertemuan pemabahasan umpan
balik, daftar hadir kegiatan.
Rekaman historis
perubahan Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi perubahan
diberlakukan
1 Tujuan Membuat kata kunci: Sebagai 1 Maret 2018
acuan penerapan langkah-langkah
2 Bagian hal yang Pemilahan dan penentuan 1 Maret 2018
diperhatikan prioritas masalah
3 Dokumen terkait Memperhatikan agenda, notulen 1 Maret 2018
pertemuan pembahasan umpan
balik dan daftar hadir kegaiatan.

SOP :Pembahasan Umpan Balik. 2/2


PENGATURAN JADWAL,
PERUBAHAN WAKTU DAN
TEMPAT PELAKSANAAN
KEGIATAN
No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/WTK/11/…./ /2018
No Revisi : 001
Tanggal Terbit : 2018
Halaman : 1/2
PUSKESMAS
WATUKAPU Martinus Vinsensius Ndona
NIP:1982
Pengertian Pengaturan jadwal adalah tindakan yang dilakukan oleh
kepala Puskesmas dan jajarannya untuk mengupayakan
kemudahan bagi sasaran dalam mengakses informasi tentang
kegiatan, bila terjadi perubahan jadwal ataupun tempat
pelaksanaan kegiatan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengaturan
jadwal saat ada perubahan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan sehingga sasaran/ masyarakat mudah memperoleh
informasi tersebut.
Kebijakan 1. Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Permenkes no 44 tahun 2018 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
Referensi Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
Prosedur/ Langkah- 1. Mengkonfirmasi kebenaran informasi sehingga terjadi
langkah perubahan jadwal kegiatan
2. KTU membuat konsep perubahan jadwal
3. KTU melakukan konsultasi konsep perubahan jadwal
tersebut ke kepala Puskesmas
4. Setelah mendapat persetujuan Kepala Puskesmas, KTU
mendistribusikan perubahan jadwal tersebut ke pihak-
pihak terkait.
5. Jika belum mendapat persetujuan, segera lakukan
perbaikan konsep perubahan jadwal
6. Melaksanakan kegiatan sesuai perubahan jadwal yang
telah ditentukan.
Bagan alir
Konfirmasi Membuat konsep
Informasi perubahan jadwal

Konsultasi
konsep perubahan
jadwal

Tidak
Disetuj Membuat
ui perbaikan

Ya

Memproses Mendokument
surat yang akan asikan
didistribusikan perubahan
jadwal

Mendistribusik
an perubahan
jadwal

Pelaksanaan
kegiatan

Hal-hal yang perlu Pengaturan perubahan jadwal hendaknya dilaksanakan untuk


diperhatikan kemudahan layanan bagi sasaran, serta memperhatikan usul
dan masukan sasaran.
Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas serta jejaringnya dan
sector terkait
Dokumen terkait Agenda persuratan, arsip jadwal yang direvisi.
Rekaman historis
perubahan Tanggal
No Yang dirubah Isi perubahan diberlaku
kan
1 Tujuan Membuat kata kunci: Sebagai 1 Maret
acuan penerapan langkah- 2018
langkah
2 Bagian hal yang Perubahan jadwal 1 Maret
diperhatikan memperhatikan kemudahan bagi 2018
sasaran kegiatan.
3 Dokumen terkait Agenda persuratan dan arsip 1 Maret
jadwal yang dilakukan revisi 2018
SOP :Pengaturan jadwal, perubahan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.2/2
PENYUSUNAN JADWAL SESUAI
KESEPAKATAN BERSAMA
SASARAN DAN ATAU
MASYARAKAT
No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/WTK/11/…./ /2018
No Revisi : 001
Tgl Terbit : 2018
Halaman : 1/2
PUSKESMAS
WATUKAPU Martinus Vinsensius Ndona
NIP:1982
Pengertian Penyusun jadwal sesuai kesepakatan bersama sasaran dan
atau masyarakat adalah upaya penjadwalan pelaksanaan
kegiatan UKM Puskesmas disepakati bersama dengan
memperha kan masukan sasaran dan atau masyarakat.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyusun
penjadwalan kegiatan sesuai kesepakatan yang telah
dibangun bersama sasaran dan atau masyarakat.
Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Watukapu No: Ksr
032.1/WTK/11/…../ /2018, Tentang penyusunan jadwal
sesuai kesepakatan bersama sasaran dan atau masyarakat.
Referensi
Prosedur/ Langkah- 1. Melakukan pertemuan bersama sasaran/masyarakat
langkah 2. Menjelaskan proses kegiatan serta keterlibatan sasaran
atau masyarakat dalam penyusunan jadwal
3. Membahas permasalah terjadi atau kegiatan yang akan
dilaksanakan
4. Membuka ruang diskusi dengan merangsang sasaran
atau masyarakat terlibat memberikan usul serta saran
5. Mengajak sasaran dan atau masyarakat membuat
kesepakatan bersama pihak Puskesmas dan jajarannya
terkait permasalahan atau perencanaan kegiatan yang
akan dilaksanakan.
6. Menyusun kesepakatan secara jelas dan detail agar
mudah dipahami
7. Menetapkan kesepakatan yang telah dibuat bersama
8. Menempatkan salinan kesepakatan bersama pada area
(tempat kegiatan) yang mudah dilihat oleh sasaran dan
atau masyarakat.
Bagan alir

Pertemuan Penjelasan Pembahasan


bersama kegiatan yang masalah dan
sasaran dilaksanakan rencana keg

Menyusun Diskusi terkait


kesepakatan masalah &
bersama rencana

Menetapkan Pendokument
kesepakatan asian

Menempatkan salinan
kesepakatan bersama
pada area yg mudah
diakses

Unit terkait Semua unit di Puskesmas serta jejaringnya dan sasaran dan
atau masyarakat
SOP :Penyusunan jadwal sesuai kesepakatan bersama sasaran dan atau
masyarakat..2/2
4.2.3.f

PENYUSUNAN JADWAL SESUAI


KESEPAKATAN BERSAMA
LINTAS PROGRAM DAN LINTAS
SEKTOR
No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/WTK/11/…./ /2018
No Revisi : 001
Tanggal Terbit : 2018
Halaman : 1/2
PUSKESMAS
WATUKAPU Martinus Vinsensius Ndona
NIP:1982
Pengertian Penyusunan jadwal sesuai kesepakatan bersama lintas
program dan lintas sektor adalah penjadwalan pelaksanaan
kegiatan UKM Puskesmas yang disepakati bersama dengan
memperhatikan masukan Lintas Program dan Lintas sektor
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penyusunan jadwal sesuai kesepakatan bersama yang telah
dibuat oleh Lintas program dan lintas sektor
Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Watukapu No: Ksr
032.1/WTK/11/…../ /2018, Tentang penyusunan jadwal
sesuai kesepakatan bersama Lintas Program dan Lintas
Sektor
Referensi 1. Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Permenkes no 44 tahun 2018 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
Prosedur/ Langkah- 1. Kepala Puskesmas mengundang Lintas Program dan
langkah atau Lintas sektor dalam pertemuan terkait permasalahan
serta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Menjelaskan proses kegiatan serta keterlibatan Lintas
Program dan lintas sektor
3. Membahas permasalah terjadi atau kegiatan yang akan
dilaksanakan
4. Membuka ruang diskusi dengan merangsang keterlibatan
Lintas Program dan Lintas Sektor terlibat dalam
memberikan usul serta saran
5. Mengajak Lintas Program dan Lintas Sektor membuat
kesepakatan bersama pihak Puskesmas dan jajarannya
terkait permasalahan atau perencanaan kegiatan yang
akan dilaksanakan.
6. Menyusun kesepakatan secara jelas dan detail agar
mudah dipahami
7. Menetapkan kesepakatan yang telah dibuat bersama
8. Mendokumentasikan hasil kesepakatan
9. Menyerahkan salinan kesepakatan bersama pada lintas
program dan lintas sektor terkait.
Bagan alir
Mengundan Menjelaskan Membahas
g LS dan LP proses dan masalah/
keterlibatan kegiatan

Menyusun Diskusi
kesepakatan
bersama

Menetapkan Mendokumentasi
kesepakatan kan kesepakatan

Menyerahkan
salinan kesepakatan
bersama ke LP dan
LS terkait

Unit terkait Puskesmas sertajejaringnya, Lintas Program dan lintas


sektor
SOP :Penyusunan jadwal sesuai kesepakatan bersama yang telah dibuat oleh Lintas
program dan lintas sektor.2/2
MONITORING PELAKSANAAN
KEGIATAN

No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/WTK/11/…./
/2018
No Revisi : 001
Tanggal Terbit : 2018
Halaman :1/2
PUSKESMAS
WATUKAPU Martinus Vinsensius Ndona
NIP:1982
Pengertian Monitoring adalah suatu proses pengamatan serta
pengukuranterhadap kemajuan penyelenggaraan kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang telah
disusun.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
monitoring pelaksanaan kegiatan sesuai kesepakatan bersama
Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Watukapu No: Ksr
032.1/WTK/11/…../ /2018, Tentang monitoring pelaksanaan
kegiatan
Referensi
Prosedur/ Langkah- 1. Penanggung jawab UKM Puskesmas menentukan
langkah kegiatan yang akan dimonitoring
2. Penanggung jawab UKM melaporkan ke kepala
Puskesmas tentang kegiatan monitoring yang akan
dilakukan
3. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan monitoring
4. Melaksanakan monitoring sesuai jadwal yang telah
ditentukan
5. Mencatat hasil kegiatan monitoring
6. Memberikan umpan balik, masukan dan saran terkait
hasil monitoring yang dilaksanakan.
7. Melaporkan hasil kegiatan monitoring kepada kepala
Puskesmas
8. Mendokumentasikan hasil kegiatan monitoring.
Bagan alir Melaporkan Menentukan
Menentukan
monitoring rencana ke ka tempat &
Puskesmas waktu

Mencatat hasil Melaksanak


kegiatan an
monitoring Monitoring

Memberikan Mendokum
umpan balik, entasikan
saran, masukan hasil
kegiatan

Melaporkan
hasil kegiatan
monitoring
Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas dan jejaringnya.
SOP: Monitoring pelaksanaan kegiatan. 2/2
EVALUASI PELAKSANAAN
KEGIATAN
SESUAI KESEPAKATAN

No Dokumen :
SOP Ksr.032.1/WTK/11/…./ /2018
No Revisi : 001
Tanggal Terbit : 2018
Halaman : 1/2
PUSKESMAS
WATUKAPU Martinus Vinsensius Ndona
NIP:1982
Pengertian Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah kegiatan atau
pengukuran terhadap kemajuan kegiatan yang telah
dilaksanakan secara menyeluruh dan sistemik apakah sesuai
dengan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kesepakatan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan sesuai kesepakatan.
Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Watukapu No: Ksr
032.1/WTK/11/…../ /2018, Tentang evaluasi pelaksanaan
kegiatan
Referensi 1. Pedoman manajemen Puskesmas no 44 tahun 2018
Prosedur/ Langkah- 1. Penanggung jawab UKM Puskesmas membuat laporan
langkah hasil monitoring pelaksanaan kegiatan
2. Membandingkan hasil monitoring dengan kesepakatan
yang dibuat
3. Membuat evaluasi terhadap ketepatan waktu, ketepatan
sasaran dan tempat pelaksanaan kegiatan
4. Menyusun hasil evaluasi dan Melaporkan hasil evaluasi
kepada kepala Puskesmas
5. Panggung jawab UKM bersama kepala Puskesmas
menentukan langkah bimbingan terhadap kendala dan
masalah yang ditemui
6. Bila terdapat penyimpangan Kepala Puskesmas
memberikan pembinaan kepada petugas yang melakukan
penyimpangan.
7. Mendokumentasikan hasil evaluasi.
Bagan alir
Membuat Membandingka Evaluasi
laporan n hasil ketepatan waktu,
monitoring monitoring sasaran & tempat

Klarifikasi hasil Menyusun hasil


evaluasi evaluasi &
melaporkan

Mendokument
Perlu asikan hasil
pembinaan evaluasi
Tidak
Ya
Penguatan
Pembinaan kapasitas
tenaga

Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas dan jejaringnya.


SOP :Evaluasi Pelaksanaan kegiatan. 2/2
PENYUSUNAN JADWAL SESUAI
KESEPAKATAN BERSAMA SASARAN
DAN ATAU MASYARAKAT
No Dokumen :
Standar Ksr.032.1/WTK/11/…./ /2018
Operasional
Prosedur No Revisi : 001
Tanggal Terbit : 2018
Halaman :1/2
PUSKESMAS Martinus Vinsensius Ndona
WATUKAPU NIP:1982
Pengertian
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
Kebijakan
Referensi 1. Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Permenkes no 44 tahun 2018 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
Prosedur/ Langkah- 1. Kepala Puskesmas
langkah

Bagan alir
Memilih & Menentukan
Mengundang
menentukan lokasi survey
Kader & BPP
Tim survey

Melakukan uji Membuat Menyusun


coba kerangka acuan instrument
instrument survey survey
survey

Menindaklanjut Melaporkan Pertemuan


i hasil survey hasil ke Camat lintas sektor
Lintas sektor Soa

Unit terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas dan jejaringnya.


SOP :Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat 2/2

Anda mungkin juga menyukai