Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
■ Dinoflagellata pada dasarnya adalah organisme motil uniseluler dan berflagel dua
(biflagella), bewarna cokelat keemasan, serta termasuk protista fotosintetik.
Meskipun warna dominan adalah cokelat keemasan, tetapi ada juga yang bewarna
kuning, hijau, cokelat bahkan biru. Beberapa di antaranya tida motil, tidak memiliki
flagel, ameboid, dan berserabut.
■ Sel umumnya ditutupi oleh mantel atau lempeng kaku terbuat dari selulosa yang
tersusun artistik seperti pahatan. Susunan lempeng ini disebut dengan armor
plate atau lempeng baju baja.
■ Dinoflagelata memiliki dua celah atau alur yaitu alur longitudinal (membujur)
yang disebut sulcus (sulkus) dan alur melingkar (melintang) yang dikenal
sebagai cingulum atau anulus atau korset.
■ Dua flagela pada Dinoflagellata berbeda (heterokon), yaitu flagel transversal dan
flagel longitudinal. Flagela longitudinal lebih kecil dan halus serta mengarah ke
posterior dan terletak pada sulcus. Sedangkan flagela transversal berbentuk seperti
pita dan terletak pada cingulum. Dua jenis flagel ini bergerak dalam arah yang
berbeda sehingga mengakibatkan terjadinya pusaran air saat Dinoflagellata
bergerak.
■ Nukleus berukuran besar dan dinamakan mesokaryon oleh Dodge (1966). Bagian
kromosom tidak memiliki histon atau RNA.
■ Plastida atau kromatofor memiliki klorofil a dan klorofil c.
■ Vesikula terletak di bagian bawah memberan sel.
■ Vakuola non-kontraktil yang disebut pusule terletak di dekat dasar
flagella. Pusule ini berguna untuk mengapung di permukaan air dan osmoregulasi.
Pada Dinoflagellata tidak ditemukan vakuola kontraktil.
Ketika terjadi gelombang merah, ribuan ikan mati lemas akibat insang mereka
tersumbat atau kekurangan oksigen oleh miliaran Dinoflagellata yang mati dan
membusuk. Akan tetapi, tiram dan remis “berpesta” dengan menyaring jutaan
makanan mereka di air. Dalam proses ini, tubuh mereka akan mengumpulkan
racun saraf yang diproduksi Dinoflagellata dalam jumlah yang cukup besar.
Pada keadaan ini, racun Dinoflagellata dapat terkumpul pada tubuh tiram atau
remis tanpa menyebabkan kematian hewan tersebut. Namun, jika moluska tersebut
termakan oleh manusia, dapat terjadi keracunan pada manusia yang memakannya.
Oleh karena itu, dalam mengkonsumsi kerang-kerangan sering dihindari pada saat
musim panas, yaitu musim ketika populasi Dinoflagellata jumlahnya meningkat
tajam.
Alga pirang yang hidup di darat sering ditemui sebagai selaput seperti beludru di
tepi kolam, tepi perairan, atau di tanah yang lembab. Selain laminarin,
Chrysophyta menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk minyak sehingga
merupakan komponen penting dalam pembentukan minyak bumi. Filum
Chrysophyta terdiri atas sekitar 5.300 jenis, dan 5.000 di antaranya adalah diatom
yang sekarang sudah dimasukkan dalam Filum tersendiri yaitu Bacillariophyta.
Ciri-Ciri Chrysophyta (Alga Keemasan)
Ganggang keemasan (Chrysophyta) mempunyai ciri atau karakteristik secara
umum sebagai berikut.
■ Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
■ Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel banyak).
Ganggang yang uniseluler di perairan berperan sebagai komponen fitoplankton.
■ Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Namu
adapula yang bersifat heterotrof dengan menyerap makanan.
■ Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut dan ada
juga yang hidup darat terutama di tempat-tempat yang basah.
■ Ada yang memiliki dinding sel dan ada yang tidak.
■ Dinding sel mengandung selulosa, pektin atau silika.
■ Sebagian besar Chrysophyta mempunyai flagela untuk bergerak terutama yang
memiliki dinding sel. Namun ada juga yang bersifat amoeboid (bergerak merayap
seperti Amoeba) bagi Chrysophyta yang tidak berdinding sel.
■ Memiliki pigmen karoten, xantofil, klorofil a dan klorofil c.
■ Sebagian besar bersifat mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata
telanjang).
■ Hidup soliter atau berkoloni.
■ Menyimpan cadangan makana dalam bentuk laminarin atau minyak.
Saat ini telah dikenal sekitar 2.500 jenis yang kebanyakan hidup di laut terutama
daerah tropis dan sering disebut dengan nama rumput laut (sea weed) karena
bentuk tubuhnya seperti rumput. Rhodophyta tumbuh pada bebatuan di daerah
pasang hingga kedalaman mencapai 90 meter di bawah permukaan laut di mana
gelombang cahaya tertentu dari sinar matahari masih mampu mencapainya.
Talus Rhodophyta relatif besar, namun jarang yang panjangnya melebihi 90 cm.
Beberapa jenis berbentuk filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks
yang bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar menyerupai pita.
Umumnya, Rhodophyta multiseluler, namun terdapat juga Rhodophyta yang
uniseluler. Alga merah multiseluler umumnya makroskopis dan struktur tubuhnya
menyerupai tumbuhan (talus). Talus pada Rhodophyta berupa helaian atau seperti
tumbuhan.
Ciri-Ciri Rhodophyta (Alga Merah)
Ganggang merah (Rhodophyta) memiliki ciri atau karakteristik secara umum,
antara lain sebagai berikut.
■ Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
■ Sebagian besar multiseluler (bersel banyak).
■ Umumnya makroskopis (dapat dilihat dengan kasat mata) dengan panjang dapat
mencapai 1 meter.
■ Satu-satunya alga yang tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya.
■ Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
■ Kloroplas mengandung pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis.
■ Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung fluoride (sejenis karbohidrat),
floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes minyak. Floridosid akan
bewarna kemerah-merahan jika ditambah dengan iodium.
■ Bentuk talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
■ Talus bewarna merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau kemerah-
merahan.
■ Tubuhnya diselimuti kalsium karbonat (CaCO3).
■ Dinding sel terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam
tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat lendir.
■ Memiliki pigmen klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin (biru) dan pigmen
dominan fikoeritrin (merah).