Isi Hipertensi
Isi Hipertensi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah
salah satu jenis penyakit yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800
juta orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap
Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita
hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi
mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada
tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun
2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di Indonesia,
mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.(wir-
nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html) Di
Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya
4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa,
50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan
tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.
Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini
ditetapkan oleh WHO sejak 2005.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi ?
2. Apa saja gejala hipertensi ?
3. Apa penyebab hipertensi ?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi ?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung
dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi
(hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat
meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena
hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada
waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah
adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan
darah menurut WHO
Klasifikasi Sistolik Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan
3
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2
tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1
tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2
tingkat 1 bulan.
Anjurkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1
tingkat 2 bulan
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera
tingkat 3 dalam 1 minggu
berdasarkan kondisi medis
B. GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang
di maksud adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan
dan kelelahan .
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul
gejala berikut :
4
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang
memerlukan penanganan segera.
C. PENYEBAB HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhi seperti genetik,lingkungan,hiperativitis susunan
simpatis,system renin-angiotensis,defek dalam ekskresi Na,peningkatan Na dan
Ca intraselular,dan factor-faktor yang meningkatkan risiko,seperti obesitas,
alcohol,merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya
diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,
hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositomo, koarktasio
aorta, hipertensi yang berhubung dengan kehamilan, dan lain-lain.
D. PENGOBATAN HIPERTENSI
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi,
karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah
raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi
5
asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam
lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
a. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi
diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara
pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih
baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau
hipnosis dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
6. Perbanyak maknan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
7. Perbanyak makanan yg mengandung serat
8. Menjaga berat badan
9. Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
6
b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
- Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
- Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
- Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat
rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat
gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat
harus hati-hati.
- Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari
pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
- Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II
(zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
7
- Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
8
Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik
napas dalam-dalam dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua
ketegangan.
3. Pilih produk kaya kalium
Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran
merupakan bagian penting dalam program penurunan tekanan darah. Usahakan
untuk mendapatkan asupan kalium dari 2.000 sampai 4.000 mg per hari," kata
Linda Van Horn, PhD, RD, profesor kedokteran preventif di Northwestern
University Feinberg Schoolof Medical.
Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk,
kentang, pisang, kacang merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-
buahan kering seperti kismis.
9
5. Makan cokelat hitam
Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah
menjadi lebih elastis. Dalam sebuah penelitian, 18% pasien yang makan cokelat
hitam setiap hari mengalami penurunan tekanan darah. Ada baiknya memakan 1/2
ons cokelat hitam setiap hari-hari. Pastikan coklat hitam yang dimakan
mengandung setidaknya 70% kakao.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim
Q10 mengurangi tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan
diperlukan untuk memproduksi energi dan melebarkan pembuluh darah.
Konsultasikan dengan dokter tentang pemakaian suplemen 60 mg sampai 100 mg
untuk 3 kali sehari.
10
8. Minum kopi tanpa kafein
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan
darah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak mempengaruhi
tekanan darah, tapi suatu penelitian dari Duke University Medical Center
menemukan bahwa konsumsi kafein 500 mg atau sekitar tiga 8 ons cangkir kopi,
dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 4 mmHg. Efeknya berlangsung hingga
menjelang tidur.
"Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dengan mengencangkan
pembuluh darah dan mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung
memompa darah lebih banyak dan meningkatkan tekanan darah. Dan kafein akan
memperkuat efek itu," kata sang peneliti Jim Lane, PhD, profesor riset di Duke
University.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa dengan
kopi tanpa kafein untuk melindungi jantung. Sebagai perbandingan, 8 ons kopi
biasa mengandung 100 sampai 125 mg. Dalam jumlah yang sama, teh
mengandung 50 mg kafein dan cola sekitar 40 mg kafein.
9. Minum teh herbal
Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3
cangkir teh hibiscus setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 7
poin dalam rata-rata 6 minggu. Hasil ini setara dengan obat resep. Peserta yang
meminum minuman plasebo hanya mengalami penurunan tekanan darah sebesar
satu poin.
Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat
banyak mengurangi tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak terkandung
kembang sepatu. Lihatlah campuran bahan-bahan yang terkandung dalam produk
teh, dan pilihlah produk yang banyak mengandung kembang sepatu dalam setiap
porsinya.
11
10. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan
risiko hipertensi sebesar 15%, demikian menurut penelitian oleh University of
California, Irvine terhadap 24.205 orang warga California.
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan
sehat. Usahakan menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat
mengunjungi pusat kebugaran atau lebih sering memasak makanan sehat.
12
E. CARA MENCEGAH HIPERTENSI
Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita
mencegahnya terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1.Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung
berdenyut
lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan
jantung
terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kita
2.Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat
menyebabkan
lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi
tinggi
3.Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh
darah
dan menjadikannya tebal dan kaku
4.Pertahankan berat badan ideal
5.Olahraga secara teratur
6.Hindari konsumsi alkohol
7.Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit
yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer
atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik
tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit
koartasio aorta.
14
15