TINJAUAN PUSTAKA
Surgery Patient Safety adalah usaha untuk mengurangi risiko cedera yang
tidak diharapkan dalam pelayanan kesehatan sampai nilai terendah yang bisa
diterima. Batas terendah ini ditentukan oleh pengetahuan terkini, fasilitas yang
dimiliki, sumber daya yang ada, dan prosedur yang dijalankan harus bernilai lebih
Surgery Patient Safety adalah suatu sistem pada rumah sakit untuk membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asessment risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi di kamar operasi. Salah-lokasi,
biasa terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang
tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim bedah, tidak melibatkan pasien
di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk
13
antibiotik profilaksi dan pencegahan deep vein thrombosis sudah diberikan
(Weiser, 2008).
tujuh langkah keselamatan pasien yang harus dijalankan di tiap rumah sakit,
berpotensial bermasalah.
1.1.3.4 Kembangkan sistem pelaporan, pastikan semua staf agar dengan mudah
14
1.1.3.5 Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, dorong staf untuk melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu
timbul.
1.1.3.6 Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien, gunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah yang untuk melakukan
Kohn tahun 2009 menyusun lima prinsip untuk merancang safety system di
keselamatan.
4. Menyediakan sumber daya manusia dan untuk analisis error dan redesign
sistem.
5. Mengembangkan mekanisme yang efektif untuk mengidentifikasi “unsafe”
dokter.
1.1.4.2 Memperhatikan keterbatasan manusia dalam perencanaan proses
1. Design job for safety.
2. Menyederhanakan proses.
3. Membuat standar proses.
1.1.4.3 Mengembangkan tim yang efektif.
1.1.4.4 Antisipasi untuk kejadian tidak terduga
1. Pendekatan proaktif.
2. Menyediakan antidotum.
3. Training simulasi.
1.1.4.5 Menciptakan atmosfer “Learning”.
1.1.5 Enam Sasaran Patient Safety
rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
15
Penyusunan sasaran ini mengacu pada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions
dihampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Maksud sasaran ini
adalah untuk melakukan dua kali pengecekkan yaitu pertama, untuk identifkasi
pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan, kedua,
pasien ketika pemberian obat, darah atau produk darah, pengambilan darah atau
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis atau pemberian pengobatan atau tindakan
lain. Kebijakan dan atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
tanggal lahir, gelang identitas pasien dan lain-lain. Nomor kamar pasien atau
lokasi tidak dapat digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan prosedur juga
rumah sakit, seperti pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau ruang operasi
termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif
16
Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah
diberikan secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti
untuk perintah lisan dan telepon. Kebijakan dan prosedur juga menjelaskan bahwa
memungkinkan, seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat di IGD dan
ICU.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang
sering menyebabkan terjadi kesalahan atau kesalahan serius (sentinel event), obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. (adverse event)
sepeti obat-obatan yang terlihat mirip (Nama obat, rupa dan ucapan mirip), obat-
obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian
elektrolit konsentrat secara tidak sengaja. Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat
tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila
17
perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan atau
dalam keadaan darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau
Salah operasi, salah prosedur, pasien salah pada operasi adalah sesuai yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah
akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota
tim bedah, kurang atau tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi operasi
(site marking) dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Disamping
itu assessment pasien yang tidak adekuat, penelaahan catatan medis tidak adekuat,
budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah,
permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca dan
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan pada tanda yang
mudah dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan
harus dibuat oleh operator atau orang yang akan melakukan tindakan, dilaksnakan
pada saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai
akan disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
18
(laterality), multiple struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang
dibutuhkan.
Tahap sebelum insisi (time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang
dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi
pada aliran darah (blood steam infection) dan pneumonia (seringkali dihubungkan
dengan ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi
lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Rumah sakit mempunyai
19
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cidera bagi pasien
rawat inap. Dalam kontek populasi atau masyarakat yang dilayani, pelayanan
yang disediakan dan fasilitasnya. Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien
jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cidera bila sampai jatuh.
Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol,
gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang dipergunakan oleh
pasien.
pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak
yang dapat dicegah pada pasien. Insiden keselamatan pasien juga merupakan
melibatkan semua bagian dalam sistem yang berlaku di rumah sakit. Jenis insiden
20
Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pada
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Kejadian tersebut dapat terjadi disemua tahapan dalam perawatan dari diagnosis,
cedera.
pasien. Misalnya suatu obat dengan over dosis lethal akan diberikan, akan tetapi
staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan kepada pasien.
cedera serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata
21
‘sentinel’ terkait dengan keseriusan cidera yang terjadi (misal amputasi pada kaki
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
petugas kamar operasi sebelum penutupan luka, dikoordinasi oleh salah satu
Fase Sign Out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah
pemberian label pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu
ditangani. Langkah akhir yang dilakukan tim bedah adalah rencana kunci dan
Sign Out dilakukan oleh perawat sirkuler dan dihadiri seluruh orang yang
22
2. Tanyakan kepada perawat kamar operasi bilamana jumlah instrumen, sponge,
dan jarum telah dihitung dengan benar, tulislah dalam kolom yang sesuai.
3. Tanyakan kepada perawat kamar operasi apakah spesimen telah diberi label
(minimal dengan nama, alamat, nomer RM pasien dan asal jaringan spesimen).
4. Tanyakan kepada seluruh orang yang terlibat dalam tindakan operasi adakah
3 Tanyakan dan tulis pesan khusus dari dokter operator, dokter anestesi dan
4 Dokter operator, dokter anestesi, perawat sirkuler dan perwakilan perawat yang
ada di kamar operasi memberikan tanda tangan dan nama terang pada kolom
yang tersedia apabila seluruh rangkaian Sign in, Time Out dan Sign Out telah
penandaan lokasi prosedur pasien operasi dan Checklist Sign in, Time out dan
Sign Out dalam rekam medis pasien (Surgery & Lives, 2008).
Langkah-langkah surgery patient safety pada fase sign out menurut Surgery
apa prosedur yang telah dilakukan, dapat dilakukan dengan pertanyaan, “apa
prosedur X, benar?”
23
2.2.3.2 Penghitungan instrumen, spons, dan jumlah jarum
spons, dan jarum, dalam kasus rongga terbuka jumlah instrumen dipastikan harus
lengkap, jika jumlah tidak lengkap maka tim harus waspada sehingga dapat
mengambil langkah (seperti memeriksa tirai, sampah, luka, atau jika perlu
menjadi salah satu penyebab error pada laboratorium. Perawat sirkuler harus
2.2.3.5 Ahli bedah, ahli anastesi, dan perawat meninjau rencana pemulihan dan
pengelolaan pasien
24
Sebelum pasien keluar dari ruang operasi maka anggota tim bedah
ruang pemulihan (recovery room), tujuan dari langkah ini adalah transfer efisien
komunikasi: tim layanan kesehatan di 1 lokasi, antar berbagai lokasi, antar tim
layanan dengan pekerja non klinis, dan antar staf dengan pasien. Arus informasi
yang tidak adekuat. Ketersediaan informasi yang kritis saat akan merumuskan
keputusan penting, komunikasi tepat waktu dan dapat diandalkan saat pemberian
hasil pemeriksaan yang kritis, koordinasi instruksi obat saat transfer antara unit,
untuk setiap pasien pada saat diperlukan Hal- hal yang berhubungan dengan
pasien. Idenifikasi pasien yang tidak tepat, asesmen pasien yang tidak lengkap,
25
pengetahuan di rumah sakit. Kekurangan pada orientasi atau training, tingkat
dirancang secara buruk bias sebabkan pasien cedera. Kegagalan alat tidak
teridentifikasi secara tepat sebagai dasar cederanya pasien, dan diasumsikan staf
yang buat salah. RCA yang lengkap, sering tampilkan kegagalan teknis, yang
banyak medical errors. Kegagalan dalam proses layanan dapat ditelusuri sebabnya
pada buruknya dokumentasi, bahkan tidak ada pencatatan, atau SOP klinis yang
adekuat.
Instalasi Bedah Sentral merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit yang penting dalam hal memberikan pelayanan kepada
terencana (elektif) maupun untuk kasus-kasus bedah darurat atau segera (cito).
Untuk itu, perawat yang bertugas di instalasi bedah sentral harus selalu siap 24
26
jam sehari untuk selalu dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat
(Lingard, 2008).
Sarana dan fasilitas modern yang biasanya tersedia di instalasi bedah sentral
2.3.2.1 Pesawat C-Arm (Toshiba) suatu unit alat untuk melihat benda-benda asing
tubuh.
2.3.2.4 Electro Cauter (Valley Lab dan Erbe) merupakan suatu alat untuk
dalam vena yang terletak di bagian atas kaki di pangkal paha atau di
27
lengan. Zat pewarna (tinta) dimasukkan ke dalam kateter. X-ray dilakukan
usus besar. Sedangkan untuk tindakan terapi dapat berupa tindakan ligasi
luka operasi dibuat sangat kecil (0,5-1 cm) untuk memasukkan alat-alat
bedah khusus ke dalam rongga perut seperti alat untuk kerja (alat operasi),
kamera dan sumber cahaya (lampu) untuk melihat dan mengangkat bagian
28
Bedah onkologi menangani kasus dapat berupa excisi tumor jinak (lipoma
acesoir.
2.3.3.5 Bedah Plastik
Kasus yang dapat dilakukan antara lain labioplasty, palatoplasty,
hidung terbuka.
2.3.3.9 Mata
Kasus yang ditangani antara lain pterigium, granuloma, tarsotomy, corpus
kecil, parasentesis, scraping, konjungtiva flap, jahit palpebra, katarak dengan IOL
excisi dan jahit kornea, ablasio retina, rekonstruksi dan vitrectomy. Bedah
29
appendictomy perforasi, colostomy, illeustomy, laparatomy, reseksi usus,
30