BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Index
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM
yang sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan pembangunan
kesehatan. Pembangunan Kesehatan merupakan satu hak dasar masyarakat
yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan telah dilakukan perubahan cara
pandang (mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma sehat (Profil
Puskesmas Bandarharjo, 2018).
Angka Kematian Ibu tahun 2015 mencapai 305 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Hal ini mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun 2012 dengan angka kematian ibu sebanyak 359 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Sehubungan dengan menurunnya angka
kematian ini di bantu dengan adanya program dari pemerintah Indonesia
yaitu EMAS (Expanding Maternal and Neonatal survival) yang diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25 %
(Kemenkes RI, 2017).
Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah (2017) angka kematian ibu
tahun 2017 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun
2017 angka kematian sebanyak 88 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian ini disumbangkan oleh nifas dengan persentase terbesar ( 60 % )
diikuti dengan kematian masa hamil ( 26,32 % ) dan sebesar 12,68 % pada
waktu persalinan. Kelompok umur 20 tahun ikut menyumbang sebesar
4,42 % angka kematian ibu di Jawa Tengah.
Berdasarkan Laporan Puskesmas se Kota Semarang, angka
kematian ibu pada tahun 2017 sebanyak 88 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yaitu sebesar 121 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
2
kematian ibu ini disumbangkan terbanyak pada saat masa nifas sebesar 70
% dan sebanyak 30 % disebabkan pada masa hamil.
Angka kematian yang terjadi di Kota Semarang ini juga
disumbangkan oleh kasus ibu beresiko tinggi dengan faktor risiko usia <20
tahun, yang terhitung masih masa-masa remaja. Hal ini perlu adanya
perhatian khusus untuk penanganannya.
Kematian ibu di wilayah Puskesmas Bandarharjo pada tahun 2017
tidak ada kasus dari jumlah kelahiran hidup sebanyak 1086 KH. Walaupun
tidak ada kasus kematian ibu, tetapi Puskesmas Bandarharjo tetap
berupaya untuk mencegah kematian ibu terus dilakukan dengan berbagai
kegiatan yaitu : pendataan dan penjaringan ibu hamil dan ibu nifas,
pendampingan ibu hamil dan ibu nifas bersama kader, peningkatan
jejaring kesehatan, meningkatkan sosialisasi dan koordinasi, dan kelas ibu
hamil, senam hamil, serta melakukan Pemantauan Wilayah setempat
(Profil Puskesmas Bandarharjo, 2018).
Pada tahun 2018 jumlah kematian bayi yang terjadi di wilayah
Puskesmas Bandarharjo sebanyak 2 dari 771 kelahiran hidup, sehingga
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 1,3 per 1.000 KH. Jika
dibandingkan dengan target SDGs yang menetapkan bahwa pada 2030,
mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh
negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya
hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH,
maka AKB Puskesmas Bandarharjo telah mencapai target (Profil
Puskesmas Bandarharjo, 2018).
Berdasarkan data yang didapatkan di Puskesmas Bandarharjo, ibu
hamil yang usianya di bawah 20 tahun, pada bulan November sebanyak 6
orang, pada bulan Desember sebanyak 11 orang dan pada bulan Januari
sebanyak 6 orang. Data tersebut harusnya berjumlah 0 % atau tidak ada
ibu hamil yang usianya di bawah 20 tahun.
Menurut Kemenkes (2014) kasus kesehatan reproduksi yang tidak
sehat pada remaja sebagian didominasi oleh beberapa kasus ini,
3
diantaranya seks pra nikah, pernikahan usia dini, dan kehamilan pada
remaja. Seks aktif pra nikah berisiko terhadap kehamilan remaja dan
penularan penyakit menular seksual. Kehamilan yang tidak direncanakan
pada remaja perempuan dapat berlanjut pada abortus dan pernikahan
remaja.
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kemenkes dalam menyajikan
bentuk pencatatan dan pelaporan pemantauan kesehatan ibu dan anak
melalui suatu program system informasi terpadu. PWS KIA memiliki 13
indikator, yaitu capaian K1 dan K4, capaian persalinan tenaga kesehatan,
KF 1, KF 2, KF 3, KF 4, KF lengkap, KN 1, KN lengkap, Deteksi Resti,
Penanganan Komplikasi, Kunjungan Bayi lengkap, Pelayanan Balita dan
MTBS serta KB aktif.
Hasil pemantauan wilayah setempat di wilayah Puskesmas
Bandarharjo Kota Semarang, menunjukkan bahwa ibu hamil, ibu nifas dan
ibu bersalin resiko tinggi dan factor risiko usia < 20 tahun sebesar 18,76 %
sehingga hal ini bisa menyumbangkan angka kematian ibu yang tinggi di
Kota Semarang.
Pemberian asuhan kebidanan komunitas pada masyarakat dengan
memperlihatkan aspek budaya yang berfokus pada upaya promotif,
preventif, deteksi dini dan rujukan serta berorientasi pada pemberdayaan
masyarakat yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan, serta
pemantau wilayah setempat ibu dan anak. Kejadian angka kematian ibu
maupun kasus-kasus berisiko tinggi lainnya yang terjadi pada remaja
sebenamya bisa dicegah, dengan adanya asuhan kebidanan komunitas. Jika
remaja bisa dicegah maka kasus kasus berisiko juga bisa dicegah
Salah satu pencegahan adanya penyimpangan pada remaja,
pemerintah bisa membentuk posyandu remaja yang di bina langsung oleh
Puskesmas wilayah masing-masing. Memberikan materi-materi yang
inovatif, menarik dan memberikan efek yang cukup memotivasi untuk
hidup sehat pada remaja.
4
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip managemen
pemantauan pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja
Puskesmas Bandarharjo.
b. Mampu mengintegrasikan kebijakan pemerintah dalam
mengevaluasi pemantauan pelayanan kesehatan ibu dan anak di
wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengumpulkan data pelayanan kesehatan ibu dan anak di
wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
b. Mampu membuat grafik hasil pelayanan kesehatan ibu dan anak di
wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
c. Mampu menganalisa hasil pelayanan kesehatan ibu dan anak di
wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
d. Mampu merencanakan perbaikan pelayanan kesehatan ibu dan anak
di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
e. Mampu melaksanakan perencanaan perbaikan pelayanan kesehatan
ibu dan anak di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
5
C. MANFAAT
1. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keluarga sesuai dengan
masalah yang ada dengan asuhan yang holistic, dapat mengkaji data
PWS KIA dan menganalisa masalah pelayanan kesehatan ibu dan anak,
dapat melaporkan permasalahan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta
rencana pemecahan masalah tersebut dalam survey audit sosial.
2. Masyarakat
Menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan ibu dan anak bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat
diperlukan.
3. Puskesmas Bandarharjo
Laporan dan usulan tentang perencanaan perbaikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak ini dapat diaplikasikan dan dilaksanakan di
Puskesmas Bandarharjo
4. Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bagian dari gambaran pelaksanaan pemberian asuhan
komunitas selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Kependudukan
a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
Kecamatan Semarang Utara mayoritas suku Jawa ada sebagian kecil
Tiongkok dan lain-lain, dengan jumlah penduduk menurut BPS pada
Tahun 2018 sebesar 76.670 jiwa dengan laju pertumbuhan 40,15 %
pertahun dengan jumlah laki-laki 37,281 jiwa dan perempuan 39,389
jiwa (Profil Puskesmas Bandarharjo, 2019).
b. Penyebaran dan Kepadatan Penduduk
Dengan luas wilayah yang besar, penduduk di wilayah Puskesmas
Bandarharjo mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kelurahan Tanjungmas
: 9,419jiwa/km2. Bila dikaitkan dengan banyaknya keluarga atau
rumah tangga, maka rata-rata setiap keluarga di wilayah Puskesmas
Bandarharjo memiliki 5,18 anggota keluarga dan kondisi ini terjadi
pada hampir seluruh kelurahan yang ada. Rasio jenis kelamin
sebesar 99 yang berarti setiap 100 penduduk perempuan, penduduk
laki-laki ada sekitar 99 jiwa (Profil Puskesmas Bandarharjo, 2019).
B. Kebidanan Komunitas
1. Definisi Kebidanan Komunitas
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan
pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
teerfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga
berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa
secara paripurna (Meilani N dkk, 2009).
Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan
membangujn dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau
keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga
diperlukan bidan di masyarakat. Bidan melaksanakan tugas di keluarga
8
2. PWS KIA
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS
KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program
KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA yang dimaksud
meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru
lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Kegiatan PWS KIA terdiri
dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data serta
penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi
terkait untuk tindak lanjut (Kemenkes RI, 2010).
13
K1
12
9.4 9.7
10
7.9 7.9 7.9
7.4
8
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
K1 TARGET 7.9 7.9 7.9
K1 CAPAIAN 7.4 9.4 9.7
K1 TARGET K1 CAPAIAN
K4
12
9.3 9.7
10
7.5
7.3 7.5 7.5
8
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
K4 TARGET 7.5 7.5 7.5
K4 CAPAIAN 7.3 9.3 9.7
K4 TARGET K4 CAPAIAN
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat
diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan
dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam
pertolongan persalinan sesuai standar (Kemenkes RI, 2010).
Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah :
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Berdasarkan pengamatan cakupan PN di wilayah Puskesmas Bandarharjo di
dapatkan grafik berikut :
PN
10 8.9 9.2
9
7.5 7.5
7.3 7.5
8
7
6
5
4
3
2
1
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
PN TARGET 7.5 7.5 7.5
PN CAPAIAN 8.9 7.3 9.2
PN TARGET PN CAPAIAN
KF
9
7.8 7.5 7.5
7.4
8
7 7.5 6.2
6
5
4
3
2
1
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
K F TARGET 7.5 7.5 7.5
K F CAPAIAN 7.8 6.2 7.4
K F TARGET K F CAPAIAN
KB AKTIF
11.2 10.8
12 10.2
10
8
5.8 5.8 5.8
6
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
KB AKTIF TARGET 5.8 5.8 5.8
KB AKTIF CAPAIAN 11.2 10.8 10.2
Grafik 2.6 Cakupan Ibu Hamil dengan Faktor Resiko oleh Masyarakat Bulan
November, Desember, Januari 2019 Puskesmas Bandarharjo
21
Grafik 2.7 Cakupan Ibu Hamil dengan Faktor Resiko oleh Nakes Bulan
November, Desember, Januari 2019 Puskesmas Bandarharjo
Berdasarkan grafik 2.7 Cakupan Ibu Hamil dengan Faktor Resiko oleh
Nakes, sasaran bulanan didapatkan dari estimasi 20% dari total ibu hamil
disatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun. Sehingga didapatkan target
bulanan sebesar 1,7%. Cakupan pada bulan November 2018 sebanyak
10,5% kasus yang ditemukan, bulan Desember 2018 sebanyak 18,1%
kasus yang ditemukan, dan pada bulan Januari 2019 sebesar 14,5% kasus
yang ditemukan.Hal ini menunjukan bahwa deteksi resti oleh masyarakat
sudah baik karena sudah melebihi target bulanan puskesmas Bandarharjo.
h. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (PK)
Adalah cakupan Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian
tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus
komplikasi kebidanan.
23
KOMPLIKASI OBSTETRI
40 34.2
32.2
35
30
25
20 14.1
15
10
1.7 1.7 1.7
5
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
KOMPLIKASI OBSTETRI
1.7 1.7 1.7
TARGET
KOMPLIKASI OBSTETRI
32.2 14.1 34.2
CAPAIAN
KN 1
9.4 9.2
10
9 8.3 8.3 8.3
7.6
8
7
6
5
4
3
2
1
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
KN 1 TARGET 8.3 8.3 8.3
KN 1 CAPAIAN 9.4 7.6 9.2
KN 1 TARGET KN 1 CAPAIAN
KN LENGKAP
9.4 9.2
10
9 8.3 8.3 8.3
7.6
8
7
6
5
4
3
2
1
0
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
KN LENGKAP TARGET 8.3 8.3 8.3
KN LENGKAP CAPAIAN 9.4 7.6 9.2
Grafik 2.10 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
bulanan sebesar 8,3 % Capaian pada bulan November 2018 sebesar 9,4% ,
Pada bulan desember mengalami penurunan menjadi 7,6% serta pada
bulan desember kembali meningkat menjadi 9,2 %.
Grafik 2.13 Cakupan Kunjungan Bayi Bulan November, Desember, Januari 2019
Puskesmas Bandarharjo
14
12
10
0
ANEMIA RINGAN ANEMIA BERAT KEK PU + GD >140G/DL HEPATITIS B HEPATITIS DIOBATI
NOVEMBER 13 0 10 3 0 2 0
DESEMBER 9 1 10 2 0 4 0
JANUARI 9 0 14 9 1 3 0
Berdasarkan grafik tersebut didapatkan bahwa kasus komplikasi ibu hamil yang terus meningkat adalah KEK
(Kekurangan Energi Kronik). Selain itu terdapat kasus yang melonjak tinggi yaitu ibu hamil dengan protein urin +, GD >
140/DL.
31
Bersadarkan grafik tersebut didapatkan bahwa ibu hamil umur <20 tahun, ibu hamil dengan preeklamsia, , ibu hamil
dengan hipertensi kronis, ibu hamil dengan HbsAg positif, ibu hamil dengan penyakit/risiko mengalami tren yang fluktuatif.
Ibu hamil umur >35 tahun, ibu hamil dengan paritas >4, hamil dengan jarak kehamilan <2 tahun, ibu hamil dengan BB <38 kg,
32
hamil dengan lingkar lengan < 22,5 cm, ibu hamil dengan TB ≤ 145 cm mengalami peningkatan setiap bulan. Ibu hamil dengan
perdarahan, ibu hamil dengan Hb <11gr% menurun.
Ibu hamil dengan infeksi, ibu hamil dengan eklamsia, ibu hamil dengan malaria, ibu hamil dengan TB, ibu hamil dengan sifilis
positif (laboratorium), ibu hamil dengan HIV positif tidak ada dalam 3 bulan terakhir.
p Penggunaan Alat Kontrasepsi
Grafik 2.16 Penggunaan Kontrasepsi
PENGGUNAAN KONTRASEPSI
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
IUD Implan Tubektomi Vasektomi Suntik Pil Kondom
BULAN NOVEMBER 47 10 2 0 1147 37 10
BULAN DESEMBER 17 2 0 0 1133 24 12
BULAN JANUARI 17 2 2 0 1060 24 7
Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi yang menempati urutan pertama adalah
suntik, kedua adalah IUD, ketiga adalah PIL, keempat adalah kondom, kelima adalah Implant, Keenam adalah Tubektomi, dan
yang terakhir adalah Vasektomi.
34
BAB III
ANALISIS
B. UNSUR PROSES
Proses asuhan kebidanan dilakukan di Puskesmas Bandarharjo, oleh bidan
dan berkolaborasi dengan Dokter (jika ada indikasi tertentu). Jumlah
tenaga kebidanan dan jumlah pasien tidak memenuhi kriteria ideal.
C. UNSUR OUTPUT
Hasil penerapan asuhan kebidanan di Puskesmas Bandarharjo sesuai
dengan SOP Puskesmas Bandarharjo.
2. ANALISIS SEDERHANA
A. Cakupan K1 Puskesmas Bandarharjo
Tabel 3.1 Cakupan K1
Berdasarkan tabel 3.9 Cakupan pelayanan noenatus pertama (KN1) pada bulan
Desember kurang dan mengalami peningkatan status pada bulan Januari menjadi
baik.
4. ANALISA NARASI
Pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo baik
yang dilaksanakan di puskesmas, PMB,dan Klinik/RS yang
bekerjasama dengan Puskesmas Bandarharjo telah memenuhi prinsip
ANC terintegrasi (10T) dan memberikan KIE serta pemberian terapi
sesuai kebutuhan ibu hamil. Berdasarkan sumberdaya manusia, dengan
5 bidan yang bekerja dapat melaksanakan pencatatan dan pelaporan
PWS KIA dengan baik. Pelaporan PWS KIA bisa tepat sesuai waktu.
41
BAB IV
POA DAN IMPLEMENTASI
A. Analisa Masalah
1. Cakupan KB setiap bulan menurun [A]
2. Penanganan komplikasi neonatus yang belum memenuhi target [B]
3. Ibu hamil Risiko Tinggi usia < 20 tahun [C]
B. Prioritas Masalah
1. Urgency (U)
Masalah A B C Horisontal
A - - 0
B - 0
C 0
Vertikal 0 1 2
Horisontal 0 0 0
Total 0 1 2
2. Seriousness (S)
Masalah A B C Horisontal
A - - 0
B - 0
C 0
Vertikal 0 1 2
Horisontal 0 0 0
Total 0 1 2
44
3. Growth (G)
Masalah A B C Horisontal
A + + 2
B - 0
C 0
Vertikal 0 0 1
Horisontal 2 0 0
Total 2 0 1
C. POA
5. Meningkatkan 5. Puskes
pengetahuan mas dan
46
D. Implementasi
1. Masalah : Ibu Hamil Risiko Tinggi dibawah 20 tahun
Implementasi : 25 Februari – 6 Maret 2019
a) Melakukan pendampingan pada Ibu hamil Risiko Tinggi
Hasil : pendampingan dilakukan saat kunjungan keluarga binaan
dan ibu beserta keluarga bersedia untuk menangani risiko
tinggi. Pada risiko tinggi anemia dan kek, ibu beserta
keluarga bersedia untuk memperbaiki status gizi ibu hamil.
b) Melaksanakan Posyandu Remaja
Hasil : posyandu remaja telah dilaksanakan pada tanggal 2 Maret
2019 di kelurahan Bandarharjo yang diikuti oleh 20 remaja.
c) Melakukan Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
Hasil : penyuluhan tentang kesehatan reprodusi dilaksanakan
pada saat posyandu remaja di kelurahan Bandarharjo pada
tanggal 2 Maret 2019, dan di kelurahan Tanjungmas pada
tanggal 3 Maret 2019.
d) Membuatan konsep aplikasi kesehatan reproduksi remaja
Hasil : konsep aplikasi kesehatan reproduksi remaja telah
disusun.
e) Merencanaan Pembentukan Konselor Remaja Sebaya
Hasil : rencana pembentukan konselor remaja telah disusun dan
telah dibuat modul serta telah dikonsulkan.