Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi Bahan Kedokteran Gigi

Beberapa contoh aplikasi biomaterial dalam bidang kedokteran gigi antara lain :
1. Bahan Cetak
Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga
mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya.
Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada 2 jenis bahan cetak,
yakni bahan cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak non elastis dibagi lagi
menjadi bahan cetak non elastis yang irreversible dan bahan cetak non elastis yang reversible.
Sedangkan bahan cetak elastis (elastomer), dapat dibagi lagi menjadi bahan cetak hidrokoloid
dan bahan cetak elastomer tanpa air.
Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid
yang direaksikan dengan air, sehingga disebut hidrokoloid. Bahan cetak hidrokoloid sendiri
dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak hidrokoloid irreversible, dan bahan cetak
hidrokoloid reversible. Bahan cetak hidrokoloid irreversible dapat dicontohkan dengan alginat.
Bahan ini disebut irreversible, sebab bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud dasarnya
setelah bereaksi membentuk wujud sol. Bahan cetak hidrokoloid lainnya, yakni bahan cetak
hidrokoloid jenis reversible. Bahan ini dipengaruhi oleh suhu, sehingga bahan ini dapat kembali
ke bentuk semula (reversible). Bahan ini leleh pada temperatur 70-100o C, sedangkan pada
temperatur 37-50o C, bahan ini dapat menjadi gel. Contoh bahan cetak jenis ini ialah agar.
Bahan cetak lainnya yakni bahan cetak non elastis. Bahan cetak ini dapat dibedakan
menjadi irreversible dan reversible. Contoh dari bahan cetak jenis ini yang irreversible ialah
plaster of paris dan zinc oxyde eugenol. Sedangkan contoh dari yang reversible ialah malam
dan compound. Bahan cetak jenis ini memiliki sifat keras. Bahan cetak tidak elastis ini
digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan agar. Meskipun bahan tersebut
sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastis ini memiliki keunggulan dalam
pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi. Sebenarnya bahan cetak zinc oxyde eugenol dan
plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan
selama perlekatan cetakan. (Anusavice, 2004: 94)
Compound, juga disebut modeling plastic, dilunakkan dengan pemanasan, dimasukkan
dalam sendok cetak, serta diletakkan pada jaringan sebelum bahan mengeras. Indikasi utama
penggunaannya adalah untuk mencetak linggir tanpa gigi. Zink oksid tersedia dalam bentuk
pasta, Bahan ini biasanya dipergunakan dalam bagian tipis (2-3 mm) sebagai wosh impression.
Agar adalah koloid hidrofilik organik (polisakarida) diekstrak dari rumput laut jenis tertentu.
2. Dental Waxes
Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan organis
dan bahan alami sehingga membuatnya sebagai bahan dengan sifat-sifat yang sangat berguna.
Malam atau wax merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di ilmu bidang
Kedokteran Gigi. Malam atau wax dipergunakan pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar
abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi.
Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat yang harus
dipenuhi dalam penggunaannya dalam rongga mulut, sebagai berikut :
1.Stabil pada suhu mulut
2. Dapat mengisi rongga cetak
3. Non iritan dan Non toxic
4. Tidak meninggalkan residu
(Combe,1992)
3. Gypsum
Gips dalam bidang ilmu material kedokteran gigi aplikasi bahan ini banyak sekali
dijumpai, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium.
Bahan yang berasal dari Gips dapat digunakan sebagai :
• Model dan die
• Bahan cetak
• Bahan tanam
Gipsum merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Gypsum yang dihasilkan
untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat ( CaSO4.2H2O ) murni. Produk
gypsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga mulut serta
struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran
gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi(Hatrick dkk, 2003)
4. Resin Akrilik
Acrylic berasal dari bahasa latin yaitu acrolain yang berarti bau yang tajam. Bahan ini
berasal dari Asam Acrolain atau gliserin aldehida. Secara kimia dinamakan polymetil metakrilat
yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan untuk
kedokteran gigi berupa cairan (monomer) monometil metakrilat dan dalam bentuk bubuk
(polimer) polimetil metakrilat.
Resin acrylic adalah resin termoplastis, merupakan persenyawaan kompon non metalik
yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan organic. Resin ini dapat dibentuk selama masih
dalam keadaan plastis dan mengeras apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polymerisasi adisi
antara polymer dan monomer. Penggunaan resin akrilik ini biasa dipakai sebagai bahan denture
base, basis gigi tiruan, pembuatan anasir gigi tiruan (artificial teeth) dan sebagai bahan restorasi
untuk mengganti gigi yang rusak.
5. Crown and bridge / Gigi Tiruan Cekat
Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi dan tidak dapat
dilepas dan dipasang oleh pasien yang terdiri dari gigi tiruan cekat anterior (mahkota) dan
posterior (jembatan) (Cahyanto, 2009).
6. Bahan tumpatan.
a. Amalgam, terdiri dari campuran amalgam alloy dan merkuri mempunyai warna seperti
logam.
b. Composite dan glass ionomer, memiliki macam warna yang serupa dengan gigi.
c. Inlay, yang terbuat dari logam atau porselen mempunyai daya kunyah yang baik. Cara
pembuatannya lebih rumit harus dilakukan di luar mulut, kemudian dicetakan dengan semen
pada gigi yang bersangkutan.
7. Bahan Penghalus dan Pemoles (finishing dan polishing material)
Polishing merupakan rangkaian prosedur yang berfungsi untuk mengurangi atau
menghilangkan goresan-goresan yang terjadi dari proses pekerjaan sebelumnya. Pekerjaan ini
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan permukaan restoratif yang mengkilat
(Hussain, 2004).
Finishing merupakan suatu proses yang menghasilkan bentuk akhir dan kontur dari
restorasi. Bahan-bahan abrasi yang di gunakan dalam proses penghalusan dan pemolesan adalah
1) Kapur
Merupakan salah satu bentuk mineral dari calcite. Kapur adalah abrasif putih yang terdiri
atas kalsium karbonat, digunakan sebagai pasta abrasif ringan untuk memoles email gigi,
lembaran emas, amalgam, dan bahan plastis.
2) Pasir
Campuran partikel mineral kecil yang terutama terdiri atas silika. diaplikasikan dengan
tekanan udara untuk menghilangkan bahan tanam dari logam campur pengecoran. Juga dapat
dilapiskan pada disk kertas untuk mengasah logam campur dan bahan plastik.
3) Cuttle
Merupakan bubuk putih calcareus yang digunakan untuk prosedur abrasi yang halus seperti
memoles tepi logam dan restorasi amalgam gigi.
4) Aluminium oxide
Adalah abrasif sintetik kedua yang dikembangkan setelah silikon karbid. Aluminium oxide
berupa bubuk berwarna putih, dapat lebih keras daripada korundum (alumina alami) karena
kemurniannya. Aluminium oxide banyak digunakan untuk merapikan email gigi, logam
campur, maupun bahan keramik (Hussain, 2004).
2.7 Efek Samping Biomaterial
Efek samping biomaterial
 Iritasi : Semen seng fosfat, semen resin(mengiritasi pulpa), semen oksida seng eugenol
(reaksi pulpa ringan), asam dan resin(reaksi pulpa nyata).
 Alergi : Amalgam(merkuri), restorasi logam(reaksi galvanisme-lesi putih elektrogalvanik).
Alergi kimia tergantung dosis, tetapi seringkali dosis rendah bahan kimia sudah terjadi
sensitasi.
 Toksik : Amalgam(merkuri),GTL/S(akrilik-monomer sisa) hanya sedikit kalaupun ada.
 Nyeri : Semen polikarboksilat.

Tidak ada alat kedoktrean gigi (termasuk bahan restorasi) yang benar-benar aman. Keamanan
adalah relatif dan pemilihan serta penggunaan alat atau bahan kedokteran gigi didasarkan pada
asumsi bahwa keuntungan penggunaanya jauh melebihi resiko biologis yang diketahui.
Paracelsus(1493-1541),seorang dokter dan ahli kimia Swiss, mengatakan bahwa “semua subtansi
adalah racun, tidak ada satupun yang tidak beracun. Dosis yang tepat membedakan racun dari obat
munjarab.
Anusavice,K.J.,2003.Philips Science4 of Dental Material,11th Ed.,W.B Saynders
Company,Philadelphia
Anusavice, Kenneth J. 2004. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.

Hal: 3-6

Hussain, Sharmila. 2004. Textbook of Dental Materials. New Delhi: JBM Publishers. Hal 1-2

Anda mungkin juga menyukai