Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan pembangkit yang paling besar
perannya dalam memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia terutama wilayah JAMALI.
Salah satu PLTU yang yang berada di Jawa adalah PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B.
PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B terdiri dari 2 unit beroperasi sebesar 2x660 MW dan
2 unit dalam proses pengerjaan sebesar 2x660 MW, yang ditargetkan akan beroperasi
(COD) pada bulan Oktober 2011 dan Januari 2012. Sampai saat ini PLTU Pembangkitan
Tanjung Jati B membantu pasokan daya listrik kedalam sistem JAMALI sampai dengan
9%, jika 4 unit beroperasi akan meningkat menjadi 11%. Melihat besarnya kontribusi
PLTU Pembangkitan Tanjung Jati B terhadap keandalan sistem JAMALI, maka kondisi
pembangkit diharuskan andal juga. Untuk menjaga keandalan pembangkit, kondisi
penyebab matinya (shut down) pembangkit harus dikurangi seoptimal mungkin.

Penyebab berhentinya (shut down) suatu pembangkit bisa disebabkan oleh faktor
kesengajaan atau ketidaksengajaan. Faktor kesengajaan disebabkan oleh adanya
program pemeliharaan pembangkit yang merupakan suatu keharusan untuk menjaga
agar kondisi mesin tetap andal dan beroperasi secara optimal, dimana kondisi shut down
tidak dapat dihindari. Penyebab lainnya adalah faktor ketidaksengajaan, berhenti
beroperasinya suatu pembangkit lebih disebabkan oleh gangguan-gangguan yang tidak
terduga. Faktor gangguan ini dapat dikurangi pengaruhnya terhadap keandalan
pembangkit setelah gangguan ini terjadi. Artinya gangguan dapat dikurangi atau
dihilangkan melalui analisa penyebab gangguan untuk mendapatkan pemecahan
masalah tersebut.

Salah satu faktor ketidaksengajaan yang pernah terjadi di PLTU Pembangkitan Tanjung
Jati B unit 1 adalah gangguan kerja pada wall sootblower (sootblower IR 881B)
disebabkan oleh patahnya coupling pin yang mengakibatkan bocornya pipa dinding boiler
(boiler wall tube). Sootblower berfungsi membersihkan jelaga pada dinding boiler

1
dengan menyemprotkan media uap. Ketika proses pembersihan selesai, sootblower
kembali ke posisi semula. Dalam perjalanannya menuju posisi semula, coupling pin patah
sehingga nozzle masih tersangkut di dalam boiler dan terus menyemprotkan uap. Akan
tetapi kondisi gangguan ini tidak terdeteksi oleh operator di CCR (Central Control Room).
Sootblower terus menyemprotkan uap sampai mengakibatkan kebocoran pada pipa
dinding boiler yang menyebabkan forced outage pada pembangkit untuk perbaikan.
Berdasarkan gangguan tak terduga tersebut, perlu adanya suatu kajian pemecahan
masalah untuk mencegah gangguan tidak terulang kembali.

1.2 Tujuan
 Mengembangkan sistem pengendalian sootblower IR 881B yang memungkinkan DCS
untuk mendeteksi semua modus kegagalan
 Meningkatkan keandalan unit dan citra perusahaan
 Memperkecil biaya perbaikan dan pemeliharaan

1.3 Metodologi
1.3.1 Lingkup
Karya Inovasi ini difokuskan pada pengembangan sistem pengendaliani sootblower untuk
mencegah terjadinya kegagalan kerja (tersangkut tanpa bisa dimonitor) sehingga
kejadian kebocoran pipa dinding boiler dapat dihindari.
1.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam proses pembuatan karya inovasi ini diperoleh dari studi
perpustakaan, laporan dan data operasi dan pemeliharaan PLTU, observasi lapangan dan
wawancara langsung dengan personil terkait.

2
BAB II

DASAR TEORI

Sootblower
Sootblower adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan jelaga pada dinding boiler
dengan cara menyemprotkan uap panas, dan alat ini didesain untuk beroperasi 3 kali sehari.
Sootblower dapat dioperasikan melalui perintah dari DCS melalui PLC dengan rangakaian
pengendali sebagai penggeraknya.

Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup.
Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian dari
rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen atau
komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana disusun dengan
cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan kata lain hanya dengan
satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu rangkaian.
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari titik
yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang
seberapa jauh atau dekat lintasan yang ditempuh.

SWITCH LAMPU

AC

Gambar 2.1 Rangkaian tertutup

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kronologi Kebocoran Pipa Boiler


Pada tanggal 4 november 2010, diketahui bahwa sootblower IR 881B pada riser wall sisi
utara Unit 1 tersangkut pada posisi menyemprot. Setelah sootblower dikembalikan
kepada posisi menutup secara manual, masih terdengar suara dari daerah sootblower
yang diduga merupakan kebocoran pipa boiler. Setelah dikonfirmasi akan adanya
kebocoran, maka pada tanggal 5 November 2010 pukul 00:29, Unit 1 de-sinkron dari
sistem jawa bali (TJBPS Distrubance Report TJB-PR-0632-ROO). Observasi visual boiler
dalam kondisi shutdown menujukkan terjadinya kebocoran pada pipa dinding boiler tepat
disamping sootblower IR 881B. Setelah air di boiler dikosongkan, maka dimulai
pemotongan pipa boiler, tanggal 5 November 2010 malam hari. Dari pipa yang telah
dilepas, terdapat 4 lubang yang berasal dari penipisan pipa dinding boiler akibat
kegagalan kerja sootblower.

Gambar 3.1 Kebocoran Riser Walltube sisi utara (5 november 2010)

4
3.2 Proses Operasi Sootblower

Gambar 3.2 Sootblower tipe IR 881B yang mengalami malfungsi

Gambar 3.3 Skema Mekanisme Motor penggerak sootblower

5
IR887B CONTROL ELEMENTARY

POWER BUS 3380VAC, 3ø 50hZ

FUSE

P176
F R START D176 LSF R
LSF F

F
F
LSR R
LSR
G176

MOTOR

A1

Gambar 3.4 Rangkaian daya dan pengendali sootblower existing

Sootblower beroperasi dengan menyemprotkan uap air bertekanan kedalam pipa dinding
boiler untuk membersihkan abu akibat hasil pembakaran batu bara. Mekanisme
penyemprotan sootblower adalah sebagai berikut:
1. Saat tombol “start” ditekan, arus listrik akan mengalir melalui limit switch forward
(LFR) dan mengaktifkan koil F (forward) sehingga kontaktor F motor akan tertutup
dan Motor akan berputar menggerakkan screw tube dan cam, maka nozzle akan
masuk kedalam ruang boiler.
2. Bersamaan dengan masuknya nozzle kedalam ruang boiler, maka cam akan
membuka trigger, dan poppet valve terbuka, sehingga uap panas tersalurkan melalui
gooseneck, dan disemprotkan oleh nozzle menuju pipa dinding boiler.
3. Dan ketika motor berputar maju dan trip pin mengenai limit switch forward (LSF) ,
maka LSF akan terbuka sedangkan LSR tertutup sehingga arus listrik mengalir
melalui LSR dan mengaktifkan koil R (rear) sehingga kontaktor R motor akan tertutup
dan motor akan berputar berlawanan menarik kembali nozzle, trigger akan terlepas
dari cam sehingga aliran uap air berhenti. Sedangkan motor akan berhenti ketika trip

6
pin mengenai limit switch rear (LSR) sehingga memutus arus listrik yang melewati
rangkaian pengendali.
Operator akan menerima informasi bahwa motor dan sootblower telah berhenti
bekerja melalui kondisi sinyal listrik yang tidak terkirim ke PLC dan DCS dikarenakan
limit switch rear (LSR) terbuka.

3.3 Kegagalan Kerja Sootblower


Pada salah satu siklus operasi sootblower IR 881B yaitu proses motor menarik
sootblower setelah selesai membersihkan jelaga boiler, terjadi patah pada coupling pin
penghubung antara gear reducer shaft dan blower drive shaft. Meskipun motor terus
berputar, blower drive shaft akan tetap diam. Hal ini menyebabkan tertinggalnya nozzle
didalam boiler dalam posisi terus menyemprotkan uap. Akan tetapi status sootblower
terdeteksi normal dengan kondisi posisi limit switch rear (LSR) terbuka. Terbukanya LSR
disebabkan motor terus berjalan normal sampai trip pin mengenai (mengaktuasi) LSR.
Posisi nozzle yang terus menyemprot uap panas mengakibatkan erosi pada pipa dinding
boiler.

Tabel 3.1 Logika sistem pengendalian sootblower yang terpasang

RETRACT CIRCUIT LOGIC TABLE


Kondisi Aktual Soot Retract Retract pin patah Extend Pin patah Extend Normal
blower Normal (Tersangkut Posisi (Tersangkut Posisi
Extend) Retract)
Existing LSR (NC) Open Open Closed Closed
Kondisi Retract circuit Open Open Closed Closed

CCR Reading Circuit active Circuit Active Circuit Inactive Circuit Inactive
FORWARD CIRCUIT LOGIC TABLE
Existing L.S (NC) Closed Closed Open Open
Kondisi Extend Circuit Closed Closed Open Open

CCR Reading Circuit Circuit Inactive Circuit Active Circuit Active


Inactive
CCR SOOTBLOWER Retract / Stop Retract / Stop Extend / Run Extend / Run
STATUS
Efek Kepada Boiler Normal Erosi Pipa Sootblower fail start Normal
TIDAK TERDETEKSI TIDAK TERDETEKSI

7
Kesimpulan dari bocornya pipa dinding boiler adalah sistem pengendalian kerja dari
sootblower kurang memadai. Sistem pengendalian yang ada lebih fokus pada putaran
timing gear (motor) yang mengaktuasi limit switch. Padahal bagian paling utama dari
sootblower adalah pergerakan nozzle (screw tube&cam) yang berfungsi utama
mengalirkan uap panas.

3.4 Aplikasi Proximity Switch dan Relay


Metode yang telah dilakukan untuk memonitor kegagalan kerja sootblower ini adalah
penambahan proximity switch dan relay. Proximity switch ini berfungsi untuk memonitor
pergerakan nozzle melalui pembacaan lempengan yang ikut bergerak bersama nozzle.
Penambahan proximity switch ini memungkinkan DCS untuk mendeteksi semua modus
kegagalan kerja sootblower .

Jenis : Proximity Switch


Tipe NBB5-18GM60-WO
Spesifikasi : I = 200mA V = 230 VAC

Gambar 3.5 Pemasangan proximity switch pada sootblower

Proximity tipe induksi ini merupakan jenis Normally Closed, dan akan berubah status
ketika mendeteksi metal dalam radius lebih 5 mm dari muka detektor.

Gambar 3.6 Relay yang ditambahkan pada LSR

8
IR887B CONTROL ELEMENTARY

POWER BUS 380VAC, 3ø, 50Hz

FUSE

P176
F R START D176 LSF R
LSF F

F
F
LSR R
LSR
G176

MOTOR
P

P
A1

P
PS

Gambar 3.7 Modifikasi rangkaian daya dan pengendali sootblower

Perbedaan antara rangkaian existing dengan modifikasi adalah adanya penambahan


proximity switch (PS) dilengkapi dengan 2 kontaktor relay (P) yang dipasang seri.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, rangkaian modifikasi mampu mendeteksi
modus-modus kegagalan kerja sootblower sebagai berikut :

1. Couple pin patah ketika nozzle akan bergerak maju, maka kondisi LSR tertutup dan
kedua kontaktor relay (P) terbuka maka rangkaian sinyal akan selalu terbuka. Kondisi
ini dapat termonitor sebagai fail to start oleh operator di CCR. Kegagalan ini dapat
mengambat proses pembersihan jelaga pada pipa dinding boiler.
2. Couple pin patah ketika nozzle tertinggal dan masih menyemprotkan uap panas.
Kondisi rangkaian sinyal adalah posisi LSR terbuka akan tetapi kedua kontaktor relay
(P) tertutup maka rangkaian sinyal akan tertutup. Jika dalam waktu 3 menit (elapsed
time) rangkaian sinyal masih tertutup, operator akan menganggap ini sebagai kondisi
yang abnormal.
3. Jika terjadi kerusakan pada proximity switch (PS) tertutup, kondisi LSR terbuka dan
kedua kontaktor relay (P) selalu tertutup maka rangkaian sinyal akan selalu tertutup.
Kondisi ini dapat termonitor sebagai elapsed time oleh operator di CCR.

9
Tabel 3.2 Logika kerja sootblower dengan proximity switch dan relay

RETRACT CIRCUIT LOGIC TABLE


Kondisi Aktual Retract Retract pin patah Retract Normal Extend Pin patah Extend Extend Normal
Soot blower Normal (Tersangkut (Kabel P.S (Tersangkut Normal (Kabel L.S
Posisi Forward) putus) Posisi Retract) Putus)
Existing L.S Open Open Open Closed Closed Closed
(NC)
Relay 1 (NC) Open Closed Closed Open Closed Closed
Relay 2(NC) Open Closed Closed Open Closed Closed
Proximity Energized De-Energized De-Energized Energized De- De-Energized
Switch Energized
Kondisi Open Closed Closed Open Closed Closed
Retract circuit
CCR Reading Circuit Circuit Inactive Circuit Inactive Circuit Inactive Circuit Circuit Inactive
active Inactive
EXTEND CIRCUIT LOGIC TABLE
Existing L.S Closed Closed Closed Open Open Open
(NC)
Kondisi Closed Closed Closed Open Open Open
Extend Circuit
CCR Reading Circuit Circuit Inactive Circuit Inactive Circuit Active Circuit Circuit Active
Inactive Active
CCR Retract / Elapsed time Elapsed Time Failed To Start Forward / Forward
SOOTBLOWER Stop Alarm Alarm Alarm Run
STATUS
Efek Kepada NORMAL Erosi Pipa Sootblower Sootblower tidak NORMAL Alarm akan
Boiler (Penyebab Tidak Beroperasi muncul pada
Bocor) termonitor TERDETEKSI kondisi retract
TERDETEKSI TERDETEKSI TERDETEKSI

Dari analisa dan percobaan, disimpulkan bahwa modifikasi sistem pengendalian ini dapat
mendeteksi status-status abnormal sebagai berikut :

1. Sootblower tersangkut pada posisi maju (forward)


2. Sootblower tersangkut pada posisi mundur (retract)
3. Kegagalan kerja proximity switch

10
BAB IV

MANFAAT DAN ANALISA RESIKO

4.1 Manfaat Non Finasial


Modifikasi sistem pengendalian sootblower IR881B memiliki manfaat non finansial antara
lain :

1. Meringankan proses pekerjaan operator


Yang semula operator harus melakukan pengecekan tiap sootblower di area lokal
boiler ketika terjadi kegagalan kerja sootblower (tiap unit pembangkit ada 32
sootblower). Dengan adanya modifikasi sistem pengendalian ini, semua modus
kegagalan kerja akibat couple pin patah dapat langsung termonitor di CCR. Operator
dapat langsung menuju ke salah satu sootblower yang mengalami kegagalan.
2. Loss aviability pembangkit turun. Akibat kegagalan kerja sootblower ini, faktor
ketersediaan pembangkit menjadi berkurang sebesar 7,49%. Jika Loss aviability
pembangkit turun maka akan meningkatkan keandalan unit dan citra perusahaan.
3. Kesempatan produksi kWh meningkat
Akibat kegagalan kerja sootblower ini, unit pembangkit mengalami kehilangan
produksi kWh sebesar 35.636,94 MWh. Dengan adanya modifikasi sistem
pengendalian ini, kesempatan produksi kWh akan meningkat.

4.2 Manfaat Finansial


Kegagalan kerja sootblower IR 801B ini menyebabkan kerugian-kerugian terhadap
kondisi finansial PLTU Tanjung Jati B. Berasarkan kondisi ini, akan dibandingkan antara
kerugian yang dialami dengan biaya investasi untuk modifikasi sistem pengendalian kerja
sootblower adalah sebagai berikut :
1. Biaya modifikasi sistem pengendalian kerja sootblower IR 801B
Biaya modifikasi meliputi biaya pengadaan proximity switch, relay dan biaya
pemasangan. Biaya modifikasi tiap sootblower mencapai sekitar Rp 3.000.000,-. Total
biaya yang dikeluarkan untuk modifikasi sistem pengendalian kerja sootblower IR
801B 2 unit pembangkit mencapai Rp. 216.000.000,-
1 unit pembangkit = 36 sootblower

11
Jumlah biaya modifikasi = jumlah unit x jumlah sootblower per unit x Rp. 3.000.000,-
= 2 x 36 x Rp. 3.000.000,-
= Rp. 216.000.000,-

Start

Coupling Pin Kerusakan Coupling Pin


Patah pada pada proximity Patah pada
Posisi Forward switch Posisi Retract

Elapsed time Failed to Start


Alarm @ DCS Alarm @ DCS

Sootblower
dinonaktifkan

Reparasi Lokal
Sootblower
(BIAYA)

Normal
Operation
Gambar 4.1 Flowchart jika terjadi kegagalan pada modifikasi sistem pengendalian

sootblower IR 881B

2. Kerugian – kerugian akibat kegagalan kerja sootblower IR 801B


 Produksi energi yang tidak terjual
Selama proses perbaikan pipa dinding boiler yang bocor akibat kegagalan kerja
sootblower, kesempatan produksi energi yang hilang sebesar 35.636,94 MWh.
Kerugian finansial = kWh yang hilang x harga listrik per kWh
= 35.636.940 kWh x Rp. 500,-/kWh
= Rp. 17.818.470.000,-

12
 Biaya perbaikan
Yang dimaksud biaya perbaikan disini adalah biaya yang dibutuhkan untuk
perbaikan pipa dinding boiler yang bocor akibat semprotan uap panas yang terus
menerus. Total biaya perbaikan sebesar Rp. 50.000.000,-.
 Pemakaian solar untuk start-up
Setelah proses perbaikan pipa dinding boiler selesai, mesin pembangkit siap
dioperasikan kembali (start-up). Proses start-up sendiri membutuhkan solar
sebanyak 80,82 ton atau 94,35 m3 atau 94350 Liter.
Biaya pemakaian solar = Volume solar x Harga solar industri
= 94350 Liter x Rp. 8.000,-/Liter
= Rp. 754.800.000,-

Karena unit mengalami shut down, maka terdapat batu bara yang tidak terbakar
selama shutdown. Hal ini menjadi biaya yang tidak dikeluarkan, sehingga menjadi
faktor pengurang dalam perhitungan kerugian.

Batu bara yang tidak terbakar = Pemakaian Batu Bara x Lama Shutdown x Harga
Batu bara

= 281.25 Ton/Jam x 54 Jam x Rp750.000/ Ton


= Rp 11.390.625.000

Total kerugian = Produksi energi yang tidak terjual + Biaya perbaikan +


Pemakaian solar untuk start-up – Batu Bara yang tidak
terbakar
= Rp. 17.818.470.000+ Rp. 50.000.000 + Rp. 754.800.000 -
Rp 11.390.625.000
= Rp 7.232.645.000

13
Start

Coupling Pin
Coupling Pin Patah pada
Patah pada Posisi Retract
Posisi Forward
Sootblower tidak aktif
karena tersangkut pada
Sootblower terus posisi Istirahat
menyemprot karena
tersangkut posisi Semprot
Terjadi slagging pada
walltube, menghambat
transfer panas, dan terjadi
Walltube thermal stress
mengalami Erosi,
terjadi Kebocoran
Walltube Retak
dan bocor akibat
thermal stress

Pemakaian
Make Up
Water naik

Terdeteksi
kebocoran

Shutdown
(KERUGIAN)

Pekerjaan
Reparasi
(BIAYA)

Start Up
(BIAYA)

Normal
Operation
Gambar 4.2 Flowchart jika terjadi kegagalan pada sistem pengendalian

sootblower IR 881B existing

14
4.3 Analisa Resiko
Modifikasi sistem pengendalian ini dapat bekerja lebih baik, dan dapat mendeteksi
kegagalan kerja sootblower IR 801B yang tidak dapat dideteksi oleh sistem
penngendalian yang sudah ada (existing).

Resiko yang diberikan oleh modifikasi ini rendah, karena modifikasi merupakan
pertambahan sistem pengendalian yang sudah ada tanpa mengubah sistem existing.

Berikut adalah tabel perbandingan skenario kegagalan kerja sootblower IR 801B antara
sistem pengendalian modifikasi dengan existing.

Tabel 5.1 Analisa resiko kegagalan kerja

Kejadian Modifikasi sistem Sistem pengendalian


pengendalian existing
Patah couple pin Elapsed Time Alarm Erosi Pipa boiler yang
sootblower pada posisi @ DCS dapat menyebabkan bocor
maju (forward) dan shutdown bila tidak
terdeteksi
Patah couple pin Elapsed Time Alarm Bocor boiler akibat thermal
sootblower pada posisi @ DCS stress yang tidak terdeteksi
mundur (retract)
Malfungsi alat Failed to Start -
pengaman Sootblower Alarm @ DCS

15
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penyebab shutdown Unit 1 pada tanggal 4 November 2010 adalah kegagalan kerja
sootblower yang tidak terdeteksi lebih awal akibat sistem pengendalian sootblower IR
881B yang kurang memadai. Hal ini menyebabkan unit shutdown selama 54 Jam, hilang
produksi energi sebesar 35,636.94 MWh, dan kehilangan availability sebesar 7,49%
(TJBPS Disturbance report TJB-PR-0632-R00). Shutdown akibat kebocoran pipa dinding
boiler tersebut dapat dihindari dengan melakukan modifikasi sistem pengendalian
sootblower IR 881B. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan menambahkan proximity
switch dan relay pada rangkaian pengendalian. Berdasarakan hasil pengujian yang telah
dilakukan, modifikasi ini mampu mendeteksi semua modus kegagalan kerja sootblower
IR 881B secara cepat akibat couple pin patah. Dari segi finansial, biaya modifikasi 2 unit
pembangkit hanya sebesar Rp. 216.000.000,- jauh lebih murah dibandingkan dengan
kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan kerja sootblower IR 881B sebesar
Rp.7.232.645.000,-.

5.2 Saran

Modifikasi sistem pengendalian kerja sootblower IR 881B merupakan salah satu solusi
akibat dari couple pin patah. Untuk kedepannya, sistem pengendalian dapat
dikembangkan lebih lanjut menyesuaikan gangguan lain yang terjadi pada sootblower IR
881B.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kevin R. Sullivan. Understanding Relays. Autoshop101.com, Allright Reserved

17
LAMPIRAN A

TIM INOVASI PLTU TANJUNG JATI B :

1. M. ARIF SUSETYO 8510765-Z


2. SUTOMO 8510223-Z

1. NAMA/NIP : M. ARIF SUSETYO / 8510765-Z

2. Tempat, tgl lahir : Jakarta, 9 Juli 1985

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Pendidikan terakhir : S-1 Teknik Mesin

5. Jabatan/Peringkat : Assistant Engineer Operasi Pembangunan Proyek

PT.PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B

1. NAMA/NIP : SUTOMO / 8510223-Z

2. Tempat, tgl lahir : Lamongan, 04 Oktober 1985

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Pendidikan terakhir : S-1 Teknik Fisika (Instrumentasi & Kontrol)

5. Jabatan/Peringkat : Assistant Engineer Operasi Pembangunan Proyek

PT.PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B

18
LAMPIRAN B

Proses Perbaikan Boiler Walltube yang bocor dan Sootblower IR 811B

1 2 3

BOILER WALLTUBE BOCOR SOOTBLOWER DILEPAS

WALLTUBE DIPOTONG
6

SOOTBLOWER DENGAN PROXIMITY


SWITC

5 4

WALLTUBE DIGANTI LUBANG PADA WALLTUBE WALLTUBE YANG RUSAK

19

Anda mungkin juga menyukai