Pengantar Hukum Kontrak Internasional
Pengantar Hukum Kontrak Internasional
Pendahuluan
Blacks Law Dictionary mengartikan kontrak sebagai suatu perjanjian antara dua orang atau
lebih yang menciptakan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindak pidana
tertentu. Kontrak Internasional adalah suatu kontrak yang didalamnya ada atau terdapat
unsur asing. Sudargo Gautama sendiri mengungkapkan bahwa kontrak internasional pada
umumnya adalah sebuah kontrak nasional yang memiliki unsur luar negeri atau foreign
element.
Secara Teoritis, unsur asing yang dapat menjadi indikatorsuatu kontrak adalah kontrak
nasional yang ada unsur asingnya adalah :
Sebagaimana dijelaskan oleh Sudargo Gautama, kontrak internasional tidak terlepas dari
kontrak kontrak nasional. Artinya hukum nasional pun memiliki peranan penting dalam
menjalankan sebuah kontrak internasional. Peraturan-peraturan nasional berlaku penuh dan
mengikat setiap orang, benda atau peristiwa hukumdiwilayah negara, termasuk didalamnya
adalah para pihak yang membuat kontrak pelaksanaan kontrak tersebut. Aturan-aturan
nasional aquo adalah aturan mengenai pelestarian lingkungan , hukum perburuhan, kesehatan
, perizinan usaha, kepabbeanan, perpajakan dan sebagainya.
Perlu diperhatikan pula bahwa kontrak internasional berbeda dengan perjanjian internasional,
meskipun terkadang istilah kontrak acapkali disamakan dengan perjanjian. Titik Pembedanya
adalah apabila kontrak tunduk pada aturan-aturan hukum perperdata (kontrak nasional),
sedangkan perjanjian internasional sifat muatannya di bidang publik dan otomatis tunduk
pada hukum publik. Hal tersebut dapat dianalisis dari difinisi perjanjian internasional dalam
UU Nomor 24 Tahun 2000 yang menyatakan : “Perjanjian internasional adalah perjanjian
dalam bentukdan nama tertentu, yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara
tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik”.
Salah satu karakteristik yang kuat pada hukum kontrak internasional adalah bahwa bidang
hukum ini bersifat multidisiplin atau yang dikenal pula sebagai interdisipliner. Badan hukum
yang terkait dengannya pun cukup luas. Berikut ini adalah hubungan-hubungan hukum
kontrak internasional dengan bidang hukum lainnya :
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya pada dasarnya sulit membedakan kontrak
nasional dan internasional karena keduanya selalu berkaitan dalam menentukan klausul-
klausul kontrak yang ada
Peranan penting hukum perdata internasional disini adalah bidang hukum ini memberi
penjelasan mengenai pengertian elementer dan prinsip dalam hukum kontrak
internasional. Contohnya : pilihan hukum, kompetensi peradilan dan sebagainya
Perbandingan hukum
Pengkajian hukum kontrak internasional tidak bisa lepas dari pengkajian terhadap hukum
kontrak negara lain. Uraian atau sudut pandang hukum negara lain tentu berpengaruh
terhadap kontrak internasional yang akan dibuat oleh suatu perusahaan
Filsafat menurutRoscoe Pound tidak saja memberi penjelasan mengapa aturan hukum
kontrak itu mengikat dan dasar-dasar yang menjadi pengikat kontrak, tetapi filsafat hukum
jugadapat menghidupkan prinsip-prinsip yang telah lama ada.
Cabang ilmu hukum lainnya yang bersifat publik seperti HTN, HKI, Hukum
Ketenagakerjaan, Lingkungan, Perpajakan dan sebagainya tentu berhubungan erat dalam
pembuatan sebuah kontrak internasional.
Mengikatnya suatu kontrak dapat dijelaskan oleh beberapa aliran atau mazhab dalam filsafat
hukum :
Menjelaskan hakikat mengikatnya hubungan privat dengan teoti hukum alam. Dikatakan
oleh Grotius bahwa kekuatan mengikah=t suatu kontrak berasal dari hukum alam.
Menurut hukum alam, kontrak tidak lain adalah kesepakatan timbal balik para pihak yang
memiliki daya mengikat dari hukum alam.
Mazhab Wiena
Hans Kelsen menjelaskan bahwa doktrin transaksi atau tindakan hukum akan menjelaskan
dari hakikat mengikatnya kontrak internasional. Transaksi hukum adalah suatu tindakan
dimana individu diberi wewenang oleh tertib hukum untuk mengatur tindakan-tindakan
tertentu secara sah. Tindakan tersebuk terlahirkan hak dan kewajiban pada para pihak
yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Rudolf von Jhering menjelaskan bahwa satu-satunya hukum yang diterima sebagai hukum
merupakan tata hukum, sebeb hanya hukum inilah yang dapat dipastikan kenyataannya.
Jhering melihat kontrak tidak lain daripada janji dan janji memiliki kekuatan hukum. Tanpa
adanya kekuatan mengikat janji ini maka perjanjian pinjaman tidak ada artinya dalam
hubungan bisnis.
Secara umum, hukum kontrak internasional dapat digolongkan ke dalam dua bagian prinsip
pengaturan, pertama prinsip fundamental dan yang kedua adalah prinsip hukum kontrak
internasional.
Para pihak bebas untuk membuat kontrak. Pengakuan tegas terhadap prinsip ini temuat
dalam prinsip UNIDROIT yang pada pasal 1-1nya ditegaskan bahwa “The parties are free to
enter into contract and determine its content”. Namun tetap dalam hal ini ada batas-batas
yang memagarinya seperti tidak boleh menyimpangi aturan-aturan hukum nasional yang
bersifat publik
Menegaskan tentang para pihak dimana merupakan otonomi atau kewenangan dari para
pihak untuk menentukan syarat-syarat yang berlaku untuk transaksi yang mereka buat
dan mereka tuangkan ke dalam kontrak. Otonomi disini termasuk di dalamnya
kewenangan untuk menentukan pilihan forum atau pilihan hukum.
Prinsip itikad baik ini harus dianggap ada pada waktu negosiasi, pelaksanaan kontrak
hingga penyelesaian sengketa. Penting karena dengan hanya adanya prinsip inilah rasa
percaya yang sangat dibutuhkan dalam bisnis dapat direalisasikan. Karena sebegitu
pentingnya, kadang kala para pihak dengan tegas mencantumkan aturan itikad baik dalam
kontrak internasional.
Prinsip Resiprositas
Bahwa para pihak dalam kontrak harus melaksanakan hak dan kewajibannya masing-
masing secara timbal balik. Menurut prinsip ini, pelaksanaan kontrak harus memberi
keuntungan timbal balik. Salah satu pihak tidak boleh semata-mata melakukan presentasi
yang tidak seimbang, dimana ada hak suatu pihak disana ada kewajiban pihak tersebut,
semikian pula sebaliknya.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari bahwa terdapat berbagai sistem berbeda di dubia
ini. Menurut Fox, sistem hukum di dunia tersebut aiatas memiliki kesamaan aturan pokok
berikut :