Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada proyek
pembangunan JLNT Antasari yang dibatasi pada dampak fisik dan kimiawi yang terjadi selama
proyek tersebut berlangsung.

Permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan Proyek Pembangunan


Jalan LayangNon Tol Antasari adalah :

1. Perubahan kestabilan tanah pada saat proses pemancangan (Land subsidence), Pengaruh kestabilan
tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah vibrasi saat pemancangan pile
terhadap kestabilan tanahdikhawatirkan terjadi gangguan tanah yang dapat menyebabkan
kelongsoran setempat.

2. Air tanah yang berkurang karena selama proses konstruksi air akan disedot keluar ketika pembuatan
pondasi.

3. Pencemaran udara karena operasional alat berat, proses pembangunan dan penebangan pohon.

4. Kemacetan lalu lintas yang diakibatkan pembangunan proyek ini,antara lain :

PEKERJAAN POTENSI

BORED PILE

Alat berat membutuhkan area 8 m

Pengeboran Keluar masuk kendaraan pengangkut material

Kotoran akibat pekerjaan di lapangan

Pengecoran Alat berat membutuhkan area 3 m (1 lajur)

Alat berat membutuhkan area 8 m


Keluar masuk kendaraan pengangkut material
Penggalian dan
Pembuangan tanah
Kotoran akibat pekerjaan di lapangan

Pengecoran Alat berat membutuhkan area 3 m (1 lajur)

Concrete mixer dan concrete pump


Pengecoran
membutuhkan area 3 m (1 lajur)

Pelaksanaan erection Alat berat membutuhkan area 8 m

5. Kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh pekerjaan pemancangan dan pengoprasian alat-alat
berat pada proses pembangunan,

BAB III

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

3.1 Penyelesaian Masalah

Untuk mengatasi masalah yang timbul karena proyek ini maka dibuat Rencana Pengelolaan
Lingkungan yang kemudian akan di evaluasi setiap 3 bulan sekali dan dilihat sampai sejauh mana
perbaikan yang terjadi saat pembangunan konstruksi. Rencana penggelolaan lingkungan tersebut
meliputi :
1. Rencana Pengelolaan Tanah (Kestabilan Lahan)

Agar tidak terjadi perubahan kestabilan tanah ketika melakukan pekerjaan pemancangan
dilakukan perhitungan struktur tanah sehingga dapat diketahui kedalaman tanah keras. Sehingga
tidak terjadi kelongsoran/amblas pada pondasi. Untuk underpass dibuat dinding penahan tanah
yang terbuat dari beton.

2. Rencana Pengelolaan Air Tanah

Untuk mengatasi berkurangnya air tanah pada saat proses konstruksi akan dibuat sumur
resapan di sekitar Jalan layang ini. Dinas PU bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Energi
akan membuat sumur resapan berukuran l x l meter dengan kedalaman 1,75 meter.
3. Rencana Pengelolaan Pencemaran Udara

Dalam mengatasi pencemaran udara saat proyek berlangsung dapat dilakukan beberapa
cara yaitu, melakukan perawatan rutin kendaraaan operasional dan alat berat, selayaknya
kendaraan operasional proyek sudah lolos uji emisi kendaraaan. Untuk mengurangi debu-debu
yang berterbangan ketika pekerjaan di siang hari maka dilakukan penyiraman air di sekitar proyek.

4. Rencana Pengelolaan Kemacetan Lalu Lintas


a) Solusi untuk mengatasi potensi kemacetan

PEKERJAAN POTENSI SOLUSI WAKTU

Pelaksanaan
Alat berat
pekerjaan pada
membutuhkan area 8
malam hari jam
m
22.00 – 05.00

Pengeboran Keluar masuk


Pemasangan rambu
kendaraan
dibantu flagman
pengangkut material

Kotoran akibat
Segera dibersihkan
pekerjaan di lapangan

Pelaksanaan
Alat berat pekerjaan pada siang
membutuhkan area 3 hari, pada jalur yang
m (1 lajur) volume lalu
lintasnya tidak padat
Pengecoran
Pelaksanaan
Concrete mixer dan
pekerjaan pada siang
concrete pump
hari, pada jalur yang
membutuhkan area 3
volume lalu
m (1 lajur)
lintasnya tidak padat
Pelaksanaan
Alat berat
pekerjaan pada
membutuhkan area 8
malam hari jam
m
22.00 – 05.00

Penggalian dan
Pembuangan Keluar masuk
Pemasangan rambu
tanah kendaraan
dibantu flagman
pengangkut material

Kotoran akibat
Segera dibersihkan
pekerjaan di lapangan

Pelaksanaan
Alat berat
Pelaksanaan pekerjaan pada
membutuhkan area 8
erection malam hari jam
m
22.00 – 05.00

b) Manajemen lalu lintas

Bekerjasama dengan instasi yang terkait yaitu Polda Metro Jaya. Diadakan pengalihan lalu
lintas dari/menuju Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, atau ke Jalan Dr. Satrio, Casablanca.
Pengalihan jalan ini melalui :

a. Jalan Medan Merdeka Barat-Patung Air Mancur-lampu merah Kebon Sirih, belok kiri Tugu Tani -
Menteng Raya - Taman Suropati - Jalan Imam Bonjol - Jalan Rasuna Said - dan seterusnya.

b. Jalan Medan Merdeka Barat - Patung Air Mancur - Lampu Merah Sarinah belok kiri -Jalan Wahid
Hasyim - lampu merah Cemara belok kanan - Jalan Cemara- lampu merah Sam Ratulangi belok
kanan - dan seterusnya.

c. Jalan Medan Merdeka Barat - Bundaran Air Mancur - MH Thamrin - Bundaran HI -Jalan Imam
Bonjol - lampu merah Taman Surapati berputar - Jalan Imam Bonjol belok kiri- Rasuna Said - dan
seterusnya.

d. Jalan Medan Merdeka Barat - Bundaran Air Mancur - Jalan MH Thamrin - Bundaran HI - Jalan
Jenderal Sudirman - Jalan Blora - Jalan Latuharhari - Jalan Cimahi - Jalan Cianjur - Jalan HR
Rasuna Said - dan seterusnya.

e. Jalan Medan Merdeka Barat - Bundaran Air Mancur - Jalan MH Thamrin - Bundaran HI - Jalan
Jenderal Sudirman - Jalan Dukuh Atas - lampu merah Dukuh Atas belok kiri -Jalan Karet Pasar
Baru (Depan Hotel Shangrila) - lampu merah Karet belok kiri - Jalan KH Mas Mansyur - flyover
Sudirman - Jalan Dr Satrio - dan seterusnya.
f. Jalan Medan Merdeka Barat - Jalan MH Thamrin - Bundaran HI - Jalan Jenderal Sudirman -
Jembatan Semanggi berputar ke arah Utara - Jalan Jenderal Sudirman - Gedung Darmala belok
kiri - Jalan KH Mas Mansyur - berputar di depan Menara Batavia - Jalan KH Mas Manysur -
flyover Sudirman - Jalan Dr Satrio - dan seterusnya.

g. Jalan Medan Merdeka Barat - Bundaran Air Mancur belok kanan - Jalan Budi Kemuliaan - Jalan
Abdul Muis-Jalan Fachrudin - Jalan KH Mas Mansyur - Jalan DR Satrio - dan seterusnya.

h. Jalan Medan Merdeka Barat - Jalan MH Thamrin - Bundaran HI - Jalan Jenderal Sudirman - Jalan
Dukuh Atas - Jalan Setiabudi Tengah - Jalan Galunggung - lampu merah Halimun putar balik -
Jalan Galunggung - Jalan Halimun - Jalan HR Rasuna Said -dan seterusnya

Traffic Manajemen pada saat pekerjaan siang hari:

Rambu-rambu yang harus ada : Jalan menyempit, Kecepatan Dikurangi, Tidak boleh
Menyalip, Awas ada pekerjaan , Hati-hati,

a. Petugas/flagman menggunakan Bendera Merah dan Hijau.

b. Rubber Cone ditempatkan untuk mengarahkan arah traffic yang dikendalikan.

Traffic Manajemen pada saat pekerjaan malam hari:

a. Petugas/flagman menggunakan rompi (spot-light) dan flash light ( merah dan hijau )

b. Rubber cone dipasang untuk mengarahkan arah traffic yang dikendalikan,

c. Rambu-rambu yang harus ada : jalan menyempit, kecepatan dikurangi, tidak boleh menyalip, awas
ada pekerjaan , hati-2 .
5. Rencana Pengelolaan Kebisingan

Untuk mengatasi kebisingan akibat pemancangan digunakan alat bored pile karena sistem
kerja alat ini tidak menimbulkan suara yang bising. Sehingga cocok digunakan di daerah padat
penduduk atau perkotaan. Untuk mengatasi masalah kebisingan yg ditimbulkan alat
berat dilakukan pengukuran kebisingan pada saat proyek berlangsung. Hal lain yang dapat
dilakukan adalah dengan pembuatan sound barrier yang berfungsi untuk meredam suara bising
yang cukup menggangu.
BAB IV

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Pada proyek pembangunan JLNT. Antasari pihak-pihak yang ikut andil dalam identifikasi,
pengendalian, dan pemantauan aspek lingkungan diantaranya :

1 Kementrian Lingkungan Hidup.

2 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

3 Kementrian Pekerjaan Umum.

4 Kontraktor pelaksana proyek (SHE-O).

5 Masyarakat umum dan Media.

Pada makalah ini dampak yang ditinjau adalah dampak fisik dan dampak kimiawi yang
terjadi pada saat proses konstruksi, diantaranya :

1 Pemantauan Debu

Pemantauan debu proyek dilaksanakan setiap hari dan pada saat bongkar muat barang, dan
yang bertanggung jawab kegiatan ini adalah SOM proyek.

Gambar 1.3. Pemantauan kualitas udara

2 Pemantauan kemacetan

Kemacetan yang terjadi di lokasi proyek dapat diantisipasi oleh satpam proyek yang
mengatur traffic management kendaraan proyek yang keluar masuk proyek. Untuk memantau
kemacetan lalu lintas jalan raya yang terjadi, pihak pelaksana bekerjasama dengan National Traffic
Management Center Polda Metro Jaya (NTMC Polda Metro Jaya).

3 Pemantauan Kebisingan

Untuk memantau masalah kebisingan dilakukan pengukuran tingkat kebisingan.


Pengukuran itu meliputi pengukuran kebisingan alat dan kebisingan proyek. Pengukuran
kebisingan proyek dilakukan dengan metodePengukuran Kebisingan 7 Waktu. Yaitu
pengukuran yang dilakukan pada beberapa titik yang telah ditentukan, pada rentang waktu tertentu
dan waktu pengukuran yang telah ditentukan. Kemudian nilai kebisingan tersebut akan
dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas sesuai dengan SK Gubernur DKI Jakarta No. 551/2001.
Gambar 1.4. Pengujian Kebisingan

Tabel 2.1. Contoh Tabel pengukuran kebisingan

NILAI AMBANG BATAS


NILAI KEBISINGAN DALAM
dB(A)
SK . GUB DKI
JARAK
RENTANG WAKTU
No. PENGUKURAN
WAKTU PENGUKURAN
(m)
N0.551/2001
TITIK TITIK TITIK TITIK
1 2 3 4
dB(A)

1 06.00 - 09.00 07.15 65

2 09.00 - 11.00 10,00 65

3 14.00 - 17.00 15,00 65

4 17.00 - 22.00 20,00 65

5 22.00 - 24.00 23,00 65

6 24.00 - 03.00 02.00 65

7 03.00 - 06.00 04.00 65

Leq Siang (Ls) 65

Leq
dalam Leq Malam (Lm) 65
dB (A)

Leq Siang Malam (Lsm) 65


4 Pemantauan Getaran

Untuk memantau masalah getaran dilakukan pengukuran tingkat getaran yang kemudian
akan dibandingkan dengan nilai ambang batas getaran yang diizinkan.

Gambar 1.5. Pengukuran Kebisingan

Tabel 3.1. Contoh tabel pengukuran tingkat kebisingan

BAKU MUTU

Kecepatan Getaran JARAK


No. WAKTU NAMA ALAT KEP.49
(mm/det) PENGUKURAN (m)

MENLH 11/96

1 10 – 40

2 10 – 40

3 10 – 40

4 10 – 40

5 10 – 40

Anda mungkin juga menyukai