Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan diskusi kelompok?
2. Apakah tujuan diskusi kelompok?
3. Bagaimanakah manfaat metode diskusi kelompok ?
4. Bagaimanakah prinsip pelaksanaan diskusi kelompok?
5. Apa saja komponen diskusi kelompok?
6. Bagaimanakah kelebihan dan kelemahan metode diskusi kelompok?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pengertian diskusi kelompok.
2. Mengetahui tujuan dilaksanakannya metode diskusi kelompok.
3. Mengetahui manfaat pelaksanaan diskusi kelompok bagi siswa.
4. Mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi kelompok.
5. Mengetahui komponen diskusi kelompok.
6. Mengetahui kelemahan dan kelebihan metode diskusi kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DISKUSI KELOMPOK


Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79) diskusi kelompok adalah suatu
proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Usman (2005:94) diskusi kelompok
adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman dan informasi, pengambilan
kesimpulan/pemecahan masalah.
Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil adalah
suatu proses yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap
muka secara informal untuk berbagi informasi dan pengalaman serta mengambil
kesimpulan atau pemecahan masalah.
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil
orang dapat disebut sebagai diskusi. Metode diskusi dalam pembelajaran terdapat
berbagai macam diskusi. Ditinjau dari bentuknya, metode diskusi dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Whole Group, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal,
paripurna).
2. Buzz Group, merupakan suatu diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (3-6)
orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan
untuk memudahkan pertukaran pendapat.
3. Panel, merupakan suatu diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang dianggap ahli
untuk mendiskusikan objek tertentu dengan cara duduk melingkar yang dipimpin
oleh seorang moderator.
4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing
melakukan tugas-tugas yang berbeda. Guru menjelaskan garis besar masalah
dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek
tertentu yag berbeda dengan kelompok lainnya dan membuat kesimpulan untuk
dilaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
5. Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan membahas
berbagai aspek dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan ini sering menggunakan
sidang paralel, karena ada beberapa orang penyaji. Setiap penyaji menyajikan
karyanya dalam waktu 5-20 menit diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari
audience/peserta. Bahasan dan sanggahan dirumuskan oleh panitia sebagai hasil
simposium.
6. Brainstorming, merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas
menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu, di bawah seorang
ketua dan dilaksanakan dengan cepat (waktu pendek). Semua ide yang sudah
masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu.
Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk
dikembangkan.
7. Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2
kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan
dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan
kedalamannya tinggi.
8. Seminar, pada umumnya merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah.
Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan
umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok
untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan
kerja kelompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh
panitia perumus yang ditinjau.
9. Colloqinin, merupukan suatu kegiatan dimana siswa dihadapkan pada nara sumber
untuk mengajukan pertanyaan. selanjutnya mengandung pertanyaan-pertanyaan
tambahan dari siswa-siswa yang lain. Dengan maksud untuk memperjelas bahan
pelajaran yang telah diterima.
10. Fish Rowt, diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang
ketua. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong
menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk.
Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi
kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali
ketempat semula.
Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus
dipenuhi:
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota
kelompok berkesempatan saling melihat,mendengar,serta beromunikasi secara
bebas dan langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama
untuk mencapainya.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada
tercapainya tujuan kelopok.

B. TUJUAN DISKUSI KELOMPOK


Tujuan membimbing diskusi kelompok kecil menurut Mulyasa dalam Suwarna
(2006:80) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2. Mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir
dan komunikasi.
3. Mahasiswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Dengan kegiatan diskusi setiap orang diharapkan mempunyai pendirian dan


arah yang jelas tentang persoalan yang didiskusikan. Hal ini berguna ketika terjun di
masyarakat, banyak persoalan yang harus segera ditangani dengan pemikiran yang
rasional, runtut dan mudah dipahami dan diterima masyarakat.
Dadang Sukirman mengutarakan tujuan dan manfaat kegiatan diskusi antara
lain:
1. Memupuk sikap toleransi
2. Memupuk kehidupan demokrasi
3. Mendorong pembelajaran secara aktif
4. Menumbuhkan rasa percaya diri.
C. MANFAAT DISKUSI KELOMPOK BAGI SISWA
Diskusi kelopok kecil bermanfaat bagi mahasiswa untuk:
1. Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
2. Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
3. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4. Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
5. Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan bertanggung
jawab.

D. PRINSIP-PRINSIP DISKUSI KELOMPOK


Hasibuan dalam Suwarna (2006:81-82) mengemukakan ada dua prinsip yang
digunakan dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu sebagai berikut:
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan
hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topic diskusi
dan kesediaan menghargai pendapat orang lain.
Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk
dikenal dan dihargai dapat merasa merasa aman dan bebas mengemukakan
pendapat.
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Perencanaan dan persiapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Topic yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat,
dan kemampuan siswa
b. Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban
tunggal
c. Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut agar
para siswa memiliki latar belakang pebgetahuan yang sama
d. Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator
sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.
E. KOMPONEN DISKUSI KELOMPOK
Dalam diskusi kelompok kecil, guru berperan sebagai pemimpin dan
pembimbing diskusi. Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan dengan
optimal. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin diskusi
adalah:

1. Memusatkan perhatian
Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok sampai duduk
di kelompoknya masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi yang
ditarik membuat kelas menjadi berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi dengan
selingan omongan lain di luar topik diskusi, atau bercanda antar anggota
kelompok. Kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama, guru harus
segera mengatasi masalah tersebut.
Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi
dengan memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan
guru, antara lain dengan:
a. Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara mencapainya.
Untuk membantu siswa memahami topik diskusi guru dapat membantu dengan
mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan. Pertanyaan
harus focus dan bersifat menantang siswa untuk tahu banyak hal tentang topik
tersebut.
b. Menyampaikan masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat
melenceng, guru mengingatkan kembali tentang hal tersebut.
c. Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu mengingatkan
supaya setiap kelompok kembali pada rambu-rambu yang telah disepakati.
d. Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk menghimpun
pendapat-pendapat siswa tentang subtopik tersebut. pendapat dan gagasan
siswa di dalam kelompok bisa dimanfaatkan guru untuk meningkatkan hasil
diskusi kelompok.
2. Memperjelas masalah dan memberikan urunan
Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat antar anggota.
Guru mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok tersebut.
Bila perdebatan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, maka itu pertanda bagus
untuk berkembangnya kemampuan komunikasi antar siswa. Tapi apabila menurut
guru menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah konsep, maka guru
harus mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada topik yang benar.
Memperjelas ide, pendapat, atau gagasan siswa dapat dilakukan dengan cara:
a. Menguraikan kembali atau merangkum sumbangan pikiran dari siswa tersebut
sehingga menjadi jelas.
b. Meminta siswa untuk memberi komentar, dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang membantu siswa memperjelas ide yang dimaksud dan
mengembangkannya.
c. Menguraikan gagasan siswa dengan memberi ulasan dan tambahan informasi,
atau contoh-contoh yang tepat, sehingga semua anggota kelompok
memperoleh pengertian yang sama terhadap konsep yang sedang dibicarakan.

3. Menganalisis pandangan siswa


Diskusi kelompok kecil membuka kesempatan partisipasi baik dalam
mengemukakan pendapat, gagasan, maupun menyanggah pendapat teman di
dalam kelompoknya. Kadang-kadang antar anggota kelompok terjadi perdebatan.
Perdebatan menandakan iklim interaksi sudah berkembang. Namun sebagai
control, guru perlu mengawasi jalannya perdebatan tersebut. Bila siswa tidak
menemukan jalan keluar dari perbedaan pendapat tersebut, maka harus
menganalisis pendapat siswa, apakah pendapat atau gagasan tersebut dilandasi
oleh argumentasi yang kuat. Guru juga dapat menengahi dengan cara kembali
memperjelas hal-hal yang sudah disepakati sebelum diskusi.

4. Meningkatkan urunan siswa


Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi belum tentu
pendapat itu tepat atau benar. Diskusi kelompok menfasilitasi anak untuk saling
melengkapi dan saling mengkoreksi satu sama lain. Sehingga gagasan yang bagus
dari siswa terjaring pada diskusi kelompok dan bermanfaat bagi siswa lain di
dalam kelompoknya, dengan kata lain meningkatkan sumbangan terhadap
kelompok. Untuk meningkatkan urunan pendapat siswa guru sebagai
pembimbing dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk
berpikir, sehingga memunculkan ide baru.
b. Memberikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal pada waktu yang
tepat. Contoh non verbal misalnya gambar, grafik, diagram, dan cerita atau
narasi.
c. Menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat
d. Mengembangkan suasana kondusif di dalam kelompok, melalui pertanyaan-
pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.
e. Memberi waktu yang cukup kepada anggota kelompok untuk berpikir, tanpa
diganggu oleh komentar-komentar guru.
f. Memberi dukungan nyata terhadap pendapat siswa dengan cara
mendengarkan dengan penuh perhatian, memberiikan komentar positif,
menampilkan mimik senang dan bangga terhadap mereka, serta menampilkan
sikap bersahabat. Semua yang dilakukan oleh guru tersebut memberii dampak
psikologis yang mendorong siswa menemukan gagasan baru.

5. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi


Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang dicapai secara
bersama-sama. Tugas guru pada saat siswa berdiskusi adalah memantau jalannya
diskusi. Mengamati apakah ada siswa yang pasif di dalam kelompok, karena tidak
diberi kesempatan atau memang karena pemalu atau tidak punya keberanian
untuk mengemukakan pendapat.
Guru harus menganalisis penyebab ada siswa yang tidak berkontribusi
terhadap kelompoknya. Karena di dalam diskusi kelompok semua siswa bebas
menyampaikan pendapat. Tidak boleh ada dominasi oleh anggota kelompok
tertentu. Karena dominasi berarti tidak terjadi diskusi, maka tujuan diskusi tidak
tercapai bila diskusi didominasi oleh siswa tertentu saja.
Tugas guru sebagai pemimpin diskusi adalah mengaktifkan semua anggota
kelompok. Memfasilitasi agar semua siswa berkontribusi terhadap kelompok.
Upaya yang dapat dilakukan guru mengatasi masalah ini antara lain:
a. Mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan siswa bahwa dia pasti bisa.
Bahwa dia pasti punya gagasan, bila disampaikan akan bermanfaat bagi
teman-temannya di kelompok.
b. Mengatasi kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu orang bicara sacara
bersamaan). Memberi kesempatan pertama untuk menyampaikan pendapat
pada siswa yang pendiam.
c. Mencegah monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.
d. Mendorong siswa memberi komentar terhadap gagasan temannya, sehingga
suasana diskusi menjadi hidup.
e. Apabila siswa di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan dari apa
yang mereka debatkan, guru dapat menengahi dengan cara memilih salah satu
pendapat, dan meyakinkan siswa dengan berbagai alasan bahwa pendapat
inilah yang paling tepat.

6. Menutup diskusi
Agar diskusi memberikan makna bagi siswa dan guru dapat gambaran apakah
tujuan diskusi tercapai atau tidak, sebagai pemimpin diskusi guru harus menutup
diskusi. Aktivitas penutupan diskusi adalah:
a. Membuat rangkuman hasil diskusi, dapat dilakukan oleh guru dengan
menghimpun pendapat siswa dari semua kelompok. Ini juga dapat dilakukan
guru dengan menunjuk satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka. Guru berperan sebagai narasumber yang menarik benang
merah dari apa yang disampaikan oleh siswa. Sehingga semua siswa di kelas
mendapatkan konsep yang benar.
b. Memberikan gambaran tindak lanjut atau menyampaikan topik diskusi
berikutnya.
c. Bertukar pendapat dengan siswa tentang proses diskusi yang sudah
berlangsung, untuk mengetahui pendapat siswa atau kepuasan mereka terhadap
proses diskusi. Hasil diskusi ini menjadi masukan berharga bagi guru untuk
merencanakan diskusi berikutnya lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.

F. HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI SELAMA DISKUSI KELOMPOK


Dalam melaksanakan diskusi kelompok pada peserta didik, ada beberapa hal
yang harus dihindari oleh guru selama keberlangsungan diskusi kelompok, hal
tersebut antara lain:
1. Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
2. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
3. Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan
yang tidak relevan.
4. Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
5. Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa
6. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif

G. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN DISKUSI KELOMPOK


1. Kelebihan metode diskusi kelompok adalah :
a. Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
b. Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
c. Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
e. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap
demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
f. Siswa dapat belajar bermusyawarah.
g. Termotivasi oleh kehadiran teman.
h. Mengurangi sifat pemalu.
i. Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
j. Meningkatkan pemahaman diri anak.
k. Melatih sisa untuk berfikir kritis.

2. Kelemahan metode diskusi kelompok adalah :


a. Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar berbicara.
b. Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari
tanggung jawab.
c. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
d. Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
e. Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).
f. Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
g. Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
h. Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti
kegiatan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka secara informal untuk
berbagi informasi dan pengalaman serta mengambil kesimpulan atau pemecahan
masalah.
 Tujuan Diskusi
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan
komunikasi.
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
 Manfaat Diskusi
1. Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
2. Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
3. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4. Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
5. Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan
bertanggungjawab.
 Prinsip-prinsip Diskusi Kelompok
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
 Komponen-komponen dalam Diskusi Kelompok
1. Memusatkan perhatian siswa
2. Memperjelas masalah
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Meningkatkan urunan siswa
5. Menyebar kesempatan
6. Menutup diskusi
 Hal-hal yang harus dihindari dalam diskusi
1. Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
2. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
3. Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan
yang tidak relevan.
4. Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
5. Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa
6. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif
 Kelebihan Diskusi
1. Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
2. Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
3. Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
4. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
5. Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap
demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
 Kelemahan Diskusi
1. Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar berbicara.
2. Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari
tanggung jawab.
3. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
4. Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
5. Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).

B. SARAN
Metode diskusi merupakan metode yang sebenarnya cukup bagus dalam proses
pembelajaran. Karena melalui metode diskusi, siswa mampu belajar secara aktif dan
dapat saling menyumbangkan pendapat antara siswa satu dengan siswa yang lain.
Namun pada saat ini, metode ini belum dapat diterapkan secara maksimal oleh guru.
Hal ini disebabkan karena guru belum dapat memfasilitasi atau mengarahkan siswa
melalui metode pembelajaran diskusi kelompok ini. Oleh karena itu guru perlu
meningkatkan kemampuan dan daya kreativitas untuk menemukan ide-ide atau
terobosan baru agar metode semacam diskusi ini dapat terlaksana secara maksimal dan
dapat berhasil dalam penerapannya.
DAFTAR PUSTAKA

Andri.2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok, (Online),


(http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html, diakses 1
Mei 2014).
Rudyunismuh. 2010. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil, (Online)
(http://rudyunismuh.blogspot.com/2010/11/penerapan-metode-diskusi-kelompok-kecil.html,
diakses 1 Mei 2014).
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program
Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html, diakses 1
Mei 2014).
Tyanuari. 2013. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html , diakses 1
Mei 2014)
http://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/keterampilan-membimbing-diskusi-kelompok-
kecil/

Anda mungkin juga menyukai