PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kematian bayi secara signifikan. Pada tahun 1960, angka kematian bayi mencapai
128 kematian per 1.000 kelahiran. Pada tahun 2000, angka tersebut turun menjadi
35 kematian dari 1.000 kelahiran. Namun, angka kematian anak tetap menjadi
kesehatan yang baik, kualitas perawatan kelahiran, nutrisi, dan juga penanganan
penyakit pada masa-masa awal kehidupan dengan baik. Di samping itu perlu
didukung kesehatan lingkungan yang baik, misalnya dengan penyediaan air dan
sanitasi yang bersih, pengawasan penyakit menular, dan terutama nutrisi ibu yang
baik. 1
Bayi dapat diartikan sebagai anak yang baru lahir hingga berumur 1 tahun
dan mengalami proses tumbuh kembang.2 Bayi usia 3-6 bulan dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi dari ASI.3
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan ideal bagi bayi, baik kualitas maupun
WHO, yang menilai ASI sebagai sumber gizi terbaik bagi bayi.4
1
(WHA) dan banyak negara menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan.5
ASI eksklusif telah menurun selama dekade terakhir. Hari ini, hanya sepertiga
bulan pertama. 6
pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup
mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum
menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan
bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. Selain itu, pertumbuhan dan
pada tahun 2018 pada bayi usia 0 bulan (52,7%), 1 bulan (48,7%), 2 bulan (46%),
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadi penurunan pemberian ASI seiring
bertambahnya usia anak namun persentasi pemberian ASI tahun 2018 mengalami
2
Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Puskesmas Pekauman Kota
Banjarmasin Bulan Februari 2019 diketahui bahwa bayi yang mendapat ASI
Eksklusif sebanyak 224 bayi dari 289 bayi dan bila dinyatakan dalam bentuk
bayi yang diberi ASI eksklusif. Pada suatu penelitian di Brazil Selatan
meninggal karena mencret 14,2 kali lebih banyak daripada bayi ASI eksklusif.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit
tentang Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kembang pada Anak Usia 3
Peterongan Jombang pada tahun 2016 diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan
mendapat ASI eksklusif memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan bayi
yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Rata-rata IQ bayi ASI Eksklusif 128,3
3
dengan rentang IQ 112-142, sedangkan rata-rata IQ bayi ASI non-eksklusif 114,4
Oleh karena itu, rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi
tumbuh kembang anak. Usia 0-2 tahun merupakan masa pertumbuhan dan
(golden periode) sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila
pada masa ini anak memperoleh gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang.
Sebaliknya, apabila pada masa ini anak tidak memperoleh makanan sesuai
kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang
akan mengganggu tumbuh kembang anak, baik pada saat ini maupun masa
selanjutnya. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, empat hal penting
harus dilakukan, yaitu (1) Memberikan ASI kepada bayi segera setelah bayi lahir;
(2) Memberikan ASI eksklusif (ASI saja) selama 6 bulan; (3) Memberikan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6-24 bulan; (4)
4
B. RUMUSAN MASALAH
penelitian ini yaitu pentingnya asupan nutrisi pada awal kehidupan. Satu-satunya
asupan nutrisi yang dianjurkan hingga bayi berusia 6 bulan adalah Air Susu Ibu
(ASI).
diperlukan, sehingga perbedaan pola pemberian ASI pada tahap ini sering
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
D. MANFAAT PENELITIAN
a) Peneliti
tentang cara pemberian ASI eksklusif, dan manfaat ASI bagi ibu dan bayi,
c) Institusi
d) Masyarakat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
metabolik. Namun, untuk bayi dan anak, tujuan dasar pemberian nutrisi adalah
defisiensi. Nutrisi yang baik membantu mencegah penyakit akut dan kronis dan
stress. Hanya air susu ibu (ASI) yang merupakan satu-satunya sumber nutrisi
untuk waktu yang lama bagi bayi hingga berusia hingga 6 bulan.
Menurut Soetjiningsih (2012), air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi
lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi
oleh kedua belah kelenjar susu ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.13,14
a. Kolostrum
alveoli dan ductus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa
puerperium.
7
Stadium kolostrum ini berlangsung 3 sampai 4 hari setelah ASI
1) Cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning daripada ASI
matur.
4) Kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah dari pada ASI matur.
ASI matur.
ASI matur, sedangkan vitamin yang larut air dapat lebih tinggi atau
lebih rendah.
Air susu ibu (ASI) peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum
sampai menjadi ASI matur. ASI peralihan berlangsung dari hari keempat
peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan
8
karbohidrat lebih tinggi dibandingkan kolostrum serta volume ASI
Komposisi ASI menurut penelitian dari Kleiner IS dan Osten JM, yaitu
sebagai berikut.
ASI relatif konstan baru mulai pada minggu ketiga sampai minggu kelima.
Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI merupakan
makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
berumur 6 bulan.
dalamnya.
9
3) Terdapat faktor antimikrobial, antara lain (1) antibodi terhadap
bakteri dan virus; (2) sel (fagosit, granulosit dan makrofag, serta
ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih
enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan yang mempunyai
keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu simfoni nutrisi bagi
buatan manusia.15
a. Lemak
yang cukup tinggi yaitu seberat 50%. Salah satu keunggulan lemak ASI
adalah lemak esensial.13 Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali
lebih tinggi daripada kadarnya dalam air susu sapi (ASS). Asam lemak tak
jenuh yang terdapat dalam kadar tinggi akan mempengaruhi rasio asam
linoleik dimana oleik yang cukup akan memacu absorpsi lemak dan
kalsium, dan adanya kalsium dari asam lemak ini akan memacu
10
perkembangan otak bayi dan mencegah terjadinya hipokalsemia. Asam
b. Protein
air susu sapi, sedangkan kadar sistin pada ASI kadarnya lebih tinggi. Hal
akan mengubah methionin menjadi sistin pada bayi sangat rendah atau
tidak ada. Sistin ini merupakan asam amino yang sangat penting untuk
fenilalanin pada ASI rendah, suatu hal yang sangat menguntungkan untuk
bayi terutama pada bayi prematur karena kadar tirosin yang tinggi juga
c. Karbohidrat
Laktosa ini juga relatif tidak larut sehingga waktu proses digesti di dalam
usus bayi lebih lama tetapi dapat diabsorpsi dengan baik oleh usus bayi.
Selain laktosa yang merupakan 7% dari total ASI terdapat juga glukosa,
11
dan medulla spinalis, oleh karena pembentukan mielin di medulla spinalis
ASI merupakan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah
sehingga tidak merusak fungsi ginjal bayi. Berikut beberapa mineral yang
1) Zat Besi
Jumlah zat besi dalam ASI termaksud sedikit dan mudah diserap
oleh bayi.
2) Seng
Selain itu juga diperlukan untuk mencegah penyakit kulit dan sistem
kebutuhan bayi akan nutrien selama periode sekitar 6 bulan, kecuali jika ibu
mengalami keadaan gizi kurang yang berat. Komposisi ASI akan berubah
Air Susu Ibu (ASI) yang pertama kali dihisap oleh bayi (menit pertama)
dibandingkan ASI pada menit terakhir adalah berbeda. ASI pada menit pertama
lebih cepat encer, kemudian akan menjadi lebih kental dimana kadar lemak dan
12
protein pada ASI di menit terakhir 4-5 kali dan 1½ kali lebih banyak
Dikatakan bahwa volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu, dimana
pada tahun pertama volume ASI sekitar 400-700 ml / 24 jam, pada tahun kedua
volume ASI sekitar 200-400 ml / 24 jam, dan sesudah itu volume ASI sekitar
200 ml / 24 jam. Juga terbukti tidak ada perubahan yang bermakna pada
konsentrasi protein dari ASI antara bulan keenam sampai tahun kedua dari
13
5. Pengaruh Individu Terhadap Komposisi ASI
Psikologis dari ibu akan mempengaruhi produksi ASI nya, dimana ibu
yang cemas akan lebih sedikit mengeluarkan ASI dibandingkan dengan ibu
yang tidak cemas. Selain itu, faktor umur ibu juga mempengaruhi produksi ASI
dari ibu tersebut, dimana ibu dengan umur yang lebih muda lebih banyak
memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu dengan umur yang sudah tua.
yang wajar dan mulia dari seorang ibu harus betul-betul tertanam pada ibu-
ibu.14
kesehatan yang setara pada bayi dan bahwa pemberian ASI eksklusif
B. ASI EKSKLUSIF
Definisi dari ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan bubur nasi. Pemberian ASI
secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya sampai 6 bulan.
padat.15
14
2. Manfaat ASI Eksklusif
berikut.17
atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat
saat mencapai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar immunoglobulin
dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum
kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi
15
c. ASI Eksklusif Mengembangkan Kecerdasan
anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak terutama saat
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui dapat
merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram dan
C. PERKEMBANGAN
1. Definisi Perkembangan
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil
16
intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan
serabut saraf.
Anak sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
tetap, yaitu :
17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
lain :4
2) Keluarga
3) Umur
4) Jenis kelamin
5) Genetik
6) Kelainan kromosom.
1) Faktor Prenatal
psikologi ibu.
2) Faktor Persalinan
18
endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, obat-
obatan.
dan sebagainya. 4
lingkungan.4
5. Skrining Perkembangan
19
perkembangan secara periodik. Sedangkan bayi atau anak dengan risiko
rendah dimulai dengan kuesioner praskrining yang diisi atau dijawab oleh
yang terdiri dari beberapa dokter spesialis anak, psikiater anak, neurolog,
THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986. Kuesioner ini untuk skrining
pendahuluan bayi umur 3 bulan sampai anak umur 6 tahun yang dilakukan
menit. Jika jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai ada
dengan Denver II. Jika jawaban ya sebanyak 7-8, perlu diperiksa ulang 1
pelaksanaan tes pada lebih dari 2000 anak. Soal tes digambarkan pada
lembaran tes dengan tanda yang menunjukkan pada usia berapa 25%,
20
50%, 75%, dan 90% anak di dalam sampel standar mampu mengerjakan
setiap soal dengan sukses. Soal yang harus dikerjakan oleh seorang anak
berada di sebelah kiri garis usia anak (berarti lebih dari 90% pada sampel
standar dapat mengerjakan soal itu pada usia anak tersebut), dianggap
mampu dilakukan oleh 75% sampai 90% sampel standar pada usia anak
Hasil tes yang dicurigai adalah jika dijumpai satu atau lebih
BAYI
Tumbuh kembang sangatlah dipengaruhi oleh faktor genetik (oleh anak itu
sendiri) dan faktor lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk
memberikan nutrisi yang terbaik bagi anak sejak awal kehidupannya. Di awal
diperlukan tumbuh kembang anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap oleh
21
tubuh bayi, menjadikan nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk
E. KERANGKA TEORI
c. Pasca Bersalin
PERKEMBANGAN BAYI (1) Gizi; (2) Kelainan bawaan (kongenital);
(3) Lingkungan pengasuhan; (4) Psikologis;
(5) Stimulasi; dan (6) Obat-obatan
22
BAB III
KERANGKA KONSEP
bersamaan (point time approach).22 Variabel yang akan diteliti yaitu hubungan
antara pola pemberian ASI terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan di
berikut.
B. KERANGKA KONSEP
konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.21
Dalam kerangka konsep ini akan diteliti hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen.
1. Variabel Dependen
23
2. Variabel Independen
Sampel
Perkembangan Bayi
24
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Banjarmasin.
Banjarmasin.
D. DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel Dependen
a. Perkembangan Bayi
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
Hasil Ukur :
25
2. Variabel Independen
Dinyatakan sebagai ASI Eksklusif bila ASI diberikan pada bayi tanpa
adanya makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-
obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan,
peneliti
Hasil Ukur:
26
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
menganalisis perkembangan bayi usia 3-6 bulan berdasarkan pola pemberian ASI.
Desain penelitian yang akan digunakan adalah studi cross sectional, dimana
pengukuran terhadap pola pemberian ASI dan perkembangan bayi dilakukan pada
titik yang sama, dimana perkembangan bayi dinilai pada usia bayi 3-6 bulan pada
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3-6 bulan di wilayah
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3-6 bulan yang
Maret 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penarikan sampel
27
untuk kasus dan kontrol dilakukan dengan metode non-probability sampling,
a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
b) Kriteria Eksklusi
3) Bayi yang tidak ditemani oleh ibunya pada saat berada di posyandu
ataupun puskesmas.
28
Keterangan :
Q2 : 1- P2 = 1-0.5 = 0.5
Maka :
2
1.282 2𝑥0.6𝑥0.4 + 0.824 0.7x0.3 + 0.5x0.5
𝑛=⃒ ⃒
0.7 - 0.5
0.88 + 0.56 2
= ⃒ ⃒
0.2
1.44 2
= ⃒ ⃒
0.2
2
= ⃒7.2 ⃒
= 51.84 ≈ 52
inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk menetukan dapat
29
tidaknya sampel tersebut digunakan, tujuannya agar sampel yang ada dapat
D. PENGUMPULAN DATA
Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Data Primer
pertanyaan, yang diberikan kepada ibu yang bersedia menjadi responden dan
bulan Maret 2019. Kuesioner yang digunakan telah dilakukan uji validitas dan
kurang dari 5%. Interpretasi uji reabilitas, yaitu nilai Cronbach’s Alpha > 0,50.
Dari hasil uji validitas dan reabilitas yang telah dilakukan, didapatkan hasil
2. Data Sekunder
tentang jumlah bayi berusia 3-6 bulan di wilayah kerja puskesmas, jadwal
terhadap perkembangan bayi usia 3-6 bulan dengan menggunakan uji statistik Chi
square dan akan diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS).
30
Pada penelitian ini tahap-tahap pengolahan data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
yang salah
bersifat kategori
analisis.
F. ANALISIS DATA
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
31
Kemudian akan dilakukan uji statistik untuk menyimpulkan hubungan antara
Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square (X2) dengan derajat
kemaknaan 95%. Bila nilai p < 0,05, berarti hasil perhitungan statistik
bermakna (signifikan) dan nilai p > 0,05, berarti hasil perhitungan statistik
tidak bermakna. Jika tidak memenuhi syarat maka akan dilakukan uji Fisher.
G. ETIKA PENELITIAN
1. Informed Consent
untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan
3. Confidentially
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
hingga 30 Maret 2019 tentang Pola Pemberian ASI terhadap Perkembangan Bayi
sebanyak 52 sampel.
Subjek dalam penelitian ini adalah bayi berusia 3-6 bulan serta memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai sampel yang secara acak diperoleh peneliti.
dan juga lembar penialain KPSP. Data diperoleh berdasarkan jawaban yang
terdapat pada kuesioner yang telah diisi oleh responden dan ceklis pada Lembar
Penilaian KPSP sesuai umur bayi pada saat dilakukan pengukuran perkembangan.
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi dan tabulasi silang sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi
B. ANALISIS UNIVARIAT
33
1. Distribusi Subjek Berdasarkan Karakteristik Demografi
antara lain adalah jenis kelamin bayi, umur bayi, umur ibu, tingkat pendidikan
laki-laki sebesar 52.7% (29 subjek) dan persentase terendah subjek adalah
terlihat bahwa persentase tertinggi subjek adalah berusia 4 bulan, yaitu sebesar
29.1% (16 subjek) dan persentase terendah subjek adalah berusia 6 bulan,
34
Tabel 5.3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Umur Ibu
Umur Ibu (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)
< 20 tahun 5 9.1
20-35 tahun 44 80
> 35 tahun 6 10.9
Jumlah 55 100.0
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 5.3. menunjukkan bahwa persentase tertinggi umur ibu adalah pada
kategori umur 20-35 tahun, yaitu sebesar 80% (44 orang). Sebagian kecil
lainnya berada pada kategori umur < 20 tahun, yaitu sebesar 9.1% (5 orang)
dan pada kategori umur > 35 tahun, yaitu sebesar 10.9% (6 orang).
pendidikan SMA/ SMK, yaitu sebesar 56.3% (31 subjek), dan persentase
terendah subjek adalah tingkat pendidikan S1, yaitu sebesar 7.3% (4 subjek).
35
Tabel 5.5. Karakteristik Subjek Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Pekerjaan Ibu Frekuensi (n) Persentase (%)
IRT 46 83.63
Wiraswasta 7 12.73
PNS 2 3.64
Jumlah 55 100.0
Sumber : Data Primer, 2019
bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT), yaitu sebesar 83.63% (46 orang),
diikuti oleh persentase ibu yang bekerja sebagai wiraswasta sebesar 12.73% (7
orang), dan persentase terendah adalah bekerja sebagai pegawai negeri sipil
ASI, dimana terlihat bahwa persentase tertinggi subjek adalah ASI Eksklusif,
yaitu sebesar 50.9% (28 subjek) dan persentase terendah subjek adalah Non-
36
3. Distribusi Subjek Berdasarkan Perkembangan Bayi
normal, yaitu sebesar 74.5% (41 subjek), persentase terendah subjek adalah
perkembangan meragukan, yaitu sebesar 25.5% (14 subjek), dan tidak terdapat
C. ANALISIS BIVARIAT
Syarat uji Chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang
dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Pada penelitian ini, setelah variabel
dimasukkan ke dalam diagram uji hipotesis tabel 2x2, tidak ada sel yang
mempunyai nilai expected kurang dari 5, sehingga uji statistik yang digunakan
37
Adapun hasil analisis bivariat mengenai hubungan antara pola pemberian
Tabel 5.8. Analisis Hubungan Antara Pola Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Bayi
Perkembangan
CI 95%
Pemberian Susu Meragukan Normal p Value POR
N % N % Upper Lower
Non-ASI Eksklusif 12 44.4 15 55.6
0.001 10.4 52.88 2.04
ASI Eksklusif 2 7.1 26 92.9
Jumlah 14 41
Sumber : Data Primer, 2019
meragukan pada subjek yang diberi ASI Eksklusif, yaitu sebesar 7.1% (2
bayi yang meragukan lebih banyak, yaitu sebesar 44.4% (12 subjek). Sedangkan
bayi yang perkembangannya normal lebih banyak terdapat pada kategori bayi
yang diberi ASI Eksklusif, yaitu sebesar 92.9% (26 sampel) bila dibandingkan
dengan bayi yang diberi Non-ASI Eksklusif, yaitu sebesar 55.6% (15 sampel).
0.001 yang berarti nilai p lebih kecil dari nilai α (0.05), dengan nilai Prevalence
Odds Ratio (POR) adalah 10.4 dengan batas bawah (lower) dan batas atas (upper)
nilai Confidence Interval 95% (CI 95%) adalah 2.04 dan 52.88. Dengan demikian
H0 ditolak dan Ha diterima dan hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan
38
BAB VI
PEMBAHASAN
inklusi dan kriteria eksklusi sehingga dijadikan sampel penelitian, yaitu sebanyak
A. ANALISIS UNIVARIAT
bulan. Sedangkan lembar KPSP usia 6 bulan diperuntukkan menilai bayi yang
berusia 6 hingga 8 bulan. Sedangkan bayi yang berumur kurang dari 3 bulan
39
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa distribusi subjek penelitian
umur ibu kebanyakan berada di kategori umur 20-35 tahun, dimana usia 20 –
pula bahwa pekerjaan ibu subjek kebanyakan adalah sebagai ibu rumah tangga
(IRT).
dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara tidak eksklusif (non-ASI
eksklusif). Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur
orang tua, terutama ibu dalam pemberian nutrisi pada bayi, balita, ataupun
dengan ibu-ibu yang sudah tua.14 Produksi ASI ibu tentulah akan
40
Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa jalur, baik secara formal
Pekerjaan ibu juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
menyatakan bahwa pekerjaan ibu juga merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi produksi ASI ibu, dimana diketahui bahwa produksi ASI ibu
tentu akan berpengaruh terhadap pola pemberian ASI pada bayinya. Hal ini
dikaitkan dengan psikis ibu, dimana ibu yang cemas ataupun kelelahan
produksi ASInya akan lebih sedikit.14 Semua ibu yang memberi ASI, harus
memiliki nutrisi yang baik dan juga istirahat yang cukup untuk laktasi yang
sebagian besar didominasi oleh bayi dengan perkembangan normal dan sesuai
tugas pada penilaian aspek motorik kasar. Hal ini dapat disebabkan kurangnya
stimulasi oleh orang tua, terutama ibu, pada aspek motorik kasar bayinya.
41
mengenai tugas-tugas perkembangan bayi yang seharusnya telah dapat
dilakukan oleh bayinya ketika berusia tertentu. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa pada masa bayi, anak-anak masih sangat tergantung
Otak orang dewasa berbeda dengan otak balita, otak balita (bawah 5 tahun)
lebih plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif.
Sisi positifnya, otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan
utamanya, lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak
tumbuh kembang terjadi bila ada faktor genetik dan atau faktor lingkungan
tinggal, dan lain-lain) dan kebutuhan psikososial/ ‘ASIH dan ASAH’ (kasih
ASI, umur ibu juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
42
dan paling erat sejak janin di dalam kandungan (bahkan sampai remaja)
tua umur anak, maka semakin luas dan semakin kompleks pengaruh bio-
semakin matang usia seseorang, maka dalam memahami suatu masalah akan
lebih muda dan dapat menambah pengetahuan. Semakin tua umur ibu asalkan
perkembangan balitanya.26
B. ANALISIS BIVARIAT
dengan kata lain terdapat hubungan antara pola pemberian ASI terhadap
Banjarmasin. Selain itu didapatkan bahwa nilai Prevalens Odds Ratio (POR)
adalah 10.4 dengan batas bawah (lower) dan batas atas (upper) serta nilai
43
Confidence Interval 95% (CI 95%) adalah 2.04 dan 52.88 yang berarti bahwa
bayi yang diberi ASI Eksklusif 10.4 kali lebih besar kemungkinan
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made
sebagian besar terdiri dari bayi yang diberi ASI eksklusif. Kesimpulan dalam
bulan.4
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Suyati dkk di Dusun Klagen Peterongan Jombang pada tahun 2012
Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Dian Insana
Menurut Ahmad Susanto (2011), gizi yang tidak seimbang maupun gizi
44
merekonstruksi informasi. Disamping itu, rendahnya gizi akan menghambat
pertumbuhan fisik dan motorik yang juga berlangsung sangat cepat pada
pertumbuhan fisik dan motorik pada periode pertama kehidupan anak, sulit
untuk diperbaiki pada periode berikutnya, dan jika kondisi ini terus berlanjut,
C. KETERBATASAN PENELITIAN
penelitian ini dalam memperoleh hasil yang lebih tepat dan akurat, antara lain:
kondusif.
mengenai perkembangannya.
45
BAB VII
A. KESIMPULAN
ASI ekslusif dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI secara tidak
46
B. SARAN
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Linkages. Facts for Feeding : Feeding Infants and Young Children During
and After Illness. Washington : Academy for Educational Development; 2016.
48
11. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM, editor. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics) Vol. 1 Edisi 15.Wahab AS,
translator. Jakarta : Penerbit EGC; 2012.
13. Utami R. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda;
2018.
14. Muliada RT. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif di Posyandu Delima II Desa Baru Dusun II Batang Kuis [skripsi].
Medan: FKM USU; 2017.
16. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L, editor. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Widyastuti P, Hardiyanti EA, translator. Jakarta : Penerbit EGC;
2016.
18. Putra DSH, Prasetyo H, Santuso H, Muhsi FI, Anwar HC, Alfian, dkk.
Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang (Pengkajian dan Pengukuran).
Yogyakarta : Nuha Medika; 2016.
20. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta : Penerbit Salemba Medika; 2013.
49
22. Soejatmiko. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari Pediatri.
2001; 3(3): 175-88.
24. Wong DL, Eaton MH, Wilson D, dkk. Wong-Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Volume 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
25. Marmi. Tumbuh Kembang Bayi dan Balita. Jakarta : Salemba Medika; 2012.
26. Dian IF, Eva C, dan Rima S. Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh
Kembang Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggalo [skripsi]. Padang :
Universitas Andalas; 2013.
28. Rakhmat J. Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak. Bandung: MLC; 2005.
50