Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Maluku, memiliki kebiasaan atau tradisi-tradisi yang

diturunkan oleh orang totua (nenek-moyang atau leluhur) yang masih di

pertahankan sampai sekarang, seperti ‘Masohi’ yaitu gotong royong,

masyarakat saling membantu untuk membersihkan desa,

pembangunan rumah, pembangunan masjid atau gereja dan

pembangunan balai desa. Di saat masyarakat ‘’Masohi’’ pasti ada istilah

‘satu sloki, dua sloki’ yaitu tradisi minum sopi bersama untuk

membangkitkan semangat dalam bekerja. Selain sopi digunakan ketika

‘Masohi’ sopi juga biasa digunakan pada saat upacara adat panas pela

atau pada saat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam satu

keluarga, marga atau konflik yang terjadi antara satu desa dengan desa

yang lain.

Sopi adalah minuman tradisional khas Maluku, yang berasal dari

bahasa Belanda, zoopje, yang berarti alkohol cair. Sopi mengandung

50% kadar alkohol, Untuk menghasilkan sopi, biasanya dilakukan

proses penyulingan dari buah pohon enau atau dari buah pohon kelapa

(Latief,2011).
2

Peraturan Daerah (PERDA) Maluku NOMOR : 16 TAHUN 2008

telah mengatur tentang Pengawasan,Pengendalian, dan Peredaran

Minuman Beralkohol. Pada pasal 18 alinea 1 dan 2 menyatakan bahwa

sopi (minuman tradisional) dilarang untuk diperjual belikan dan minuman

tradisional (sopi) hanya dapat digunakan untuk keperluan upacara-

upacara adat dan selagi tidak mengganggu ketertiban serta

kenyamanan masyarakat dan mendapat izin dari pihak kepolisian,

namun pada kenyataannya sopi di Ambon masih beredar luas dan

bebas di kalangan masyarakat karena harganya yang begitu terjangkau

yaitu berkisar Rp.25.000 sampai 30.000 per botol aqua dan 150.000

sampai 250.000 untuk 1 gen sopi, Selain itu orang mengkonsumsi sopi

di ruang publik seperti di pangkalan ojek, emperan rumah, gang-gang

dan kalau dilihat ini merupakan pemandangan yang tidak baik dan

mengganggu kenyamanan warga setempat.

Pada zaman dulu sopi lebih banyak dipakai pada saat acara-acara

adat tertentu, dan menjadi tradisi yang masih dipertahankan hingga

sekarang di daerah Maluku. Tradisi minum sopi dilakukan dengan tujuan

mempererat hubungan persaudaraan, menjaga persatuan dan

musyawarah. Berbeda dengan zaman sekarang tuak atau sopi lebih

terkenal di kalangan remaja pria daripada di kalangan orang tua.

Remaja lebih sering meminum sopi bukan dalam kegiatan adat atau

dalam kegiatan bersama dengan warga, tetapi meminum sopi bagi

remaja merupakan rutinitas mereka sehari-hari jika berkumpul dengan


3

teman-teman. Menurut penelitian Nadesul (2006) yang dalam

penelitiannya mendukung argumen diatas menyebutkan bahwa pria 4

kali lebih mudah untuk menjadi pecandu alkohol dibandingkan wanita,

karena wanita akan cepat mabuk jika mengkonsumsi alkohol.

Penyalahgunaan minuman keras saat ini di kalangan remaja

merupakan suatu masalah yang meningkat dari tahun ke tahun, yang

akibatnya munculnya kenakalan, perkelahian, geng-geng remaja,

perbuatan asusila, dan premanisme pada kalangan remaja. Data dari

WHO tercatat 91 juta orang mengkonsumsi alkohol. Dari jumlah

tersebut 41 persennya pengguna alkohol adalah remaja. Penyebab

utama terjadinya kecelakaan dan tindak kriminal di dunia adalah akibat

konsumsi alkohol (WHO,2002).

Purnomowardani dan Koentjoro (2000) mengemukakan bahwa

sebagian besar remaja merupakan korban dari narkotika dan minuman

keras, yang terbagi dalam umur 14–16 tahun (47,7%), golongan umur

17–20 tahun, golongan umur 21–24 tahun (31%). Sesuai dengan studi

pendahuluan yang dilakukan oleh Verdian Nendra Dimas Pratama

(2012) di Desa Jatinangor kecamatan Kunir kabupaten Lumajang

berjumlah 4.510 jiwa dan remaja berjumlah 642 berdasarkan klasifikasi

umur 11-24 tahun. Setelah peneliti melakukan pendekatan dengan 48

orang remaja didapatkan hasil bahwa remaja mengenal minuman keras

akibat pergaulan dan juga karena ikut-ikutan supaya dapat dikatakan


4

hebat. Remaja mengatakan dengan meminum-minuman keras mereka

jadi mendapatkan banyak teman, mudah bergaul, kepercayaan diri

bertambah, masalah yang dihadapi terasa ringan, dan menghilangkan

stres.

Data awal yang didapatkan dari hasil wawancara dengan salah

seorang remaja di Skip Yaitu ‘’R’’ bahwa dirinya mengetahui secara

pasti dampak mengkonsumsi sopi bagi kesehatan salah satunya dapat

terkena penyakit jantung (kardiovaskuler), namun disisi lain dirinya tetap

mengkonsumsi sopi karena sopi membuat kepercayaan dirinya

bertambah dan tidak merasa malu, ragu atau takut dalam melakukan

sesuatu. Dia juga beranggapan bahwa dengan meminum sopi dapat

melupakan sejenak masalah dengan pacar, ujian, tugas-tugas sekolah

yang sedang dihadapi dan merasa dirinya hebat.

Menurut komandan intel di polres pulau Ambon mengatakan

bahwa 3 kasus atau kejadian terbesar di Ambon yang penyebabnya

adalah sopi yaitu KDRT, perkelahian bersama dan penganiayaan.

Komandan intel juga mengatakan bahwa pihak kepolisian selalu

melakukan razia sopi, khususnya sopi yang berasal dari pulau Seram

karena sopi dari sana sudah dicampur dengan alkohol dan dalam 1

minggu sopi yang dirazia bisa 2 sampai 5 ton, namun pada

kenyataanya para penjual tetap berisikeras untuk menjual sopi buatan

mereka ke kota Ambon.


5

Di daerah Skip para warga tidak memproduksi sopi sendiri namun

para warga mendapatkan sopi dengan cara membeli dari ‘orang gunung’

yaitu orang yang tinggal di dataran tinggi untuk dikonsumsi bersama. Di

wilayah Skip sendiri penulis secara langsung melihat kekerasan yang

terjadi akibat pengaruh negatif minuman sopi di kalangan remaja, yaitu

kejadian seperti ‘Baku Pukul’ yaitu berkelahi, ‘Bamaki’ yaitu

mengeluarkan kata-kata kotor bahkan ada 2 remaja yang ‘Baku Potong’

yaitu saling potong menggunakan pedang yang mengakibatkan salah

satu remaja harus dilarikan ke rumah sakit karena terkena sayatan

pedang di bagian lengan.

Pengetahuan dan perilaku Remaja Terkait Sopi Serta Dampaknya

Bagi Kesehatan di Skip-Ambon,Maluku perlu diteliti karena terlalu

banyak kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat khususnya di Skip

terkait dengan kebiasaan mengkonsumsi sopi. Peneliti memfokuskan

pada pengetahuan dan perilaku remaja karena jika seorang remaja

mengkonsumsi sopi dalam jumlah yang banyak akan berakibat mabuk

sehingga remaja tersebut akan sulit mengontrol emosi dan mudah

marah. Jika ada orang yang datang menggangu dirinya maka dia akan

marah dan akan muncul pertentangan bahkan perkelahian yang

berujung pertumpahan darah.


6

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

meneliti mengenai Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi Serta

Dampaknya Bagi Kesehatan di Skip Kota Ambon,Maluku.

1.2 FOKUS PENELITIAN

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan

perilaku remaja terkait sopi serta dampaknya bagi kesehatan di

Skip,Ambon-Maluku. Fokus ini diambil karena peneliti ingin mengetahui

mengenai pengetahuan remaja mengenai sopi serta dampak sopi bagi

kesehatan remaja dan perilaku yang ditimbulkan remaja setelah dan

pada saat remaja mengkonsumsi sopi di Skip, Ambon-Maluku.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui pengetahuan remaja mengenai sopi serta dampak

sopi bagi kesehatan di Skip, Ambon-Maluku

2. Mengetahui perilaku remaja terkait minuman beralkohol (Sopi)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Profesi Keperawatan

Menambah pengetahuan perawat, baik pada saat pendidikan

maupun saat berada di tempat pelayanan kesehatan, dan juga

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam

proses mengurangi kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi.


7

1.4.2 Praktik Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perawat mengenai pentingnya melakukan penanganan atau program-

program sejak dini terkait kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi.

1.4.3 Kurikulum Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan manfaat kepada kurikulum

keperawatan sebagai dasar dalam mengembangkan program-program

pembelajaran yang berkualitas.

1.4.4 Masyarakat

Dapat memberikan masukan bagi masyarakat agar membuat

program-program atau kegiatan bersama yang dapat mengurangi

kebiasaan remaja mengkonsumsi sopi.

1.4.5 Klien/Partisipan

Memberikan pengetahuan yang baik bagi klien untuk mengetahui

lebih dalam lagi mengenai bahaya mengkonsumsi sopi.

1.4.6 Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai

Pengetahuan dan Perilaku Remaja Terkait Sopi Serta Dampaknya Bagi

Kesehatan di Skip,Ambon-Maluku.

Anda mungkin juga menyukai