Pelatihan
Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL)
Bendahara
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
O utline
Latar Belakang
Dan Konsepsi
Pengaturan/Regulasi
Pelaksanaan dan
Hasil Uji Coba
Langkah Selanjutnya
Latar Belakang dan Konsepsi
Pembayaran Dengan Kartu Kredit
Dalam Rangka Penggunaan Uang
Persediaan
1. Latar Belakang dan Tujuan
Latar Belakang Tujuan
1 Kesepakatan Forum 2
Harmonisasi antara Bank Implementasi Inisiatif
Indonesia dengan Menteri Strategis : Pengelolaan
Keuangan tahun 2016 Likuiditas Keuangan
yang mendiskusikan Negara dengan Meningkatkan
pengembangan Instrumen Keuangan keamanan dalam Mengurangi
pembayaran secara Modern-(Dit. PA, Dit. bertransaksi cost of
cashless dalam transaksi PKN, Dit. SITP) fund/idle cash
Mengurangi dari
APBN potensi fraud penggunaan UP
dari transaksi
Milestone Kementerian
secara tunai
Perlunya modernisasi Keuangan #2
sistem pembayaran APBN Pilot project penggunaan
Meminimalisasi
secara non tunai antara kartu kredit/pinjaman penggunaan uang
lain dengan perbankan dalam tunai dalam
menggunakan kartu kredit dukungan belanja transaksi
pemerintah keuangan negara
3 4
2 . Sejarah Pembayaran APBN
Jawatan Perbendaharaan Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Pada era 1950an, belanja pemerintah yang Satuan kerja atau instansi mengajukan Pada permulaan tahun anggaran, Satuan Kerja menerbitkan Surat Terwujudnya single database dalam
dilakukan unit teknis melibatkan instansi di permintaan pembayaran kepada KPN bendaharawan Satuan Kerja Perintah Membayar (SPM) dan pengelolaan APBN, diimplementasikan
Jawatan Perbendaharaan dalam bentuk Surat Permintaan mengajukan Surat Permintaan mengajukan SPM tersebut kepada dengan implementasi aplikasi Sistem
Pembayaran (SPP) dengan melampirkan Pembayaran penyediaan dana UYHD KPPN dengan dilampiri dokumen Perbendaharaan dan Anggaran
• Central Kantoor Voor de Comptabiliteit (SPP-DU) kepada KPKN. Negara (SPAN) di seluruh KPPN.
asli SKO beserta surat/bukti yang yang dipersyaratkan.
(CKC) Dalam perkembangan diubah
menjadi Kantor Pusat Perbendaharaan
diperlukan.
• Untuk pembayaran langsung, • Selanjutnya setelah melalui • Dengan berlakunya SPAN,
Negara (KPPN). Kantor menerbitkan surat mekanisme pencairan dana
• Kemudian KPN menerbitkan Surat Bendaharawan Satuan Kerja mengajukan pengujian formal oleh KPKN,
perintah bayar (Surat Perintah Membayar
Surat Permintaan Pembayaran Langsung diterbitkan Surat Perintah berjalan secara elektronik dan
Uang/SPMU). Sampai dengan awal tahun Perintah Membayar (SPM). Ada
(SPP-LS) kepada KPKN. Pencairan Dana (SP2D) kepada terotomatisasi, Satuan Kerja
60an, terdapat 15 KPPN di seluruh bagian yang disebut carik giro SPM, • Menindaklanjuti SPP-DU, KPKN
Indonesia. yang dikirim ke Kantor Kas Negara bank operasional untuk menyampaikan SPM dan ADK
menerbitkan Surat Perintah Membayar
• Landkassen - Kantor Kas Negara (KKN) (KKN). melakukan pembayaran sejumlah kepada KPPN untuk kemudian di
(SPM) kepada bendaharawan atas beban
menjalankan wewenang Bendahara Umum • Berdasarkan carik giro SPM tersebut, mata anggaran khusus. Sedangkan nilai yang tertera di SP2D proses melalui Aplikasi SPAN dan
yang melaksanakan pembayaran tunai langsung ke rekening penerima. secara otomatis penolakan dan
KKN membayarkan secara tunai berdasarkan SPP-LS, KPKN menerbitkan
belanja pemerintah. • Terjadi perubahan istilah Uang persetujuan pembayaran atas
kepada Satuan Kerja.. SPM kepada pihak yang berhak
• Administratie Kantoor Voor de Landkassen tagihan tersebut akandisampaikan
• Pada masa tersebut, pola menerima pembayaran langsung Yang Harus
atau dalam Bahasa Indonesia disebut kepada email Satuan Kerja.
pembiayaan dana APBN dikenal tersebut. ipertanggungajawabkan (UYHD)
Kantor Pengawas dan Tata Usaha Kas
• Setelah dana UYHD digunakan, baik menjadi Uang Persediaan (UP). • Pemberian uang persediaan masih
Negara (KPTUKN) menjalankan fungsi dengan nama Beban Tetap dan
sebagian maupun seluruhnya maka Mekanisme pembayaran tetap dilaksanakan untuk belanja
verifikasi dan penatausahaan pengeluaran Beban Sementara. untuk mendapatkan dana UYHD lagi,
negara. langsung masih tetap yang dilakukan secara tunai
bendaharawan Satuan Kerja mengajukan
SPP penggantian dana UYHD (SPP-GU)
dilaksanakan.
kepada KPKN.
5
3. Belanja APBN
Pembayaran atas pengeluaran negara seharusnya secara non tunai langsung ke penerima,
dalam keadaan tertentu dapat dilakukan pembayaran secara tunai dengan menggunakan
Uang Persediaan.
Kas Bendahara
20%
Konsep Pengelolaan UP/TUP UP Kas Kas di
Rp
100% Rekening
Ke Depan UP
90%
TUP UP Kartu Kredit Non Cash
Perubahan
Besaran UP Perubahan
Besaran UP
6. Simulasi UP/TUP...(1)
Sebagian besar Satker menggunakan UP sampai dengan Rp500 Juta, hal tersebut berdampak
langsung pada tingginya dana yang harus disediakan pemerintah.
10. 042 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 155.484.526.631 1,6%
Seandainya ditempatkan
Asumsi suku bunga 6%
Potensi UP/TUP yang akan dikurangi 8.553.036.570.169
Pendapatan bunga 513.182.194.210
7. Alur Pikir Perdirjen
Perjanjian Transaksi dengan Pendebitan
Kerja Sama Penerbitan Verifikasi
Kartu Kredit oleh Rekening
antara Bank Kartu Kredit oleh
Pemegang Kartu Bendahara
dengan oleh Bank Bendahara
Kredit Pengeluaran
Satker
Surat
Perintah
Pendebitan
Rekening
Laporan
Pelaksanaan
Pembayaran
Dengan Kartu
Kredit
Pokok Pengaturan
Pejabat Pembuat Komitmen
membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Bank Penerbit Kartu Kredit
mengusulkan nama Pemegang Kartu Kredit kepada KPA
menyampaikan surat permohonan penerbitan Kartu Kredit kepada
BAB IV Bank Peneribit Kartu Kredit
menguji tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi
ORGANISASI DAN yang dihasilkan oleh sistem perbankan
MANAJEMEN PENGGUNA menerbitkan Daftar Pembayaran Tagihan Kartu Kredit
menerbitkan SPBy
atas nama KPA menerbitkan SPPR
membuat dan menandatangani SPP-GUP/GUP Nihil
membuat dan menandatangani surat penarikan Kartu Kredit
melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA, dan
menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan
Daftar
Pembayaran
Tagihan
Kartu Kredit
Pokok Pengaturan
MANAJEMEN PENGGUNA
Bendahara Pengeluaran
Pokok Pengaturan
menguji SPBy
meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh PPK
pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:
pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran
BAB IV nilai tagihan yang harus dibayar
ORGANISASI DAN jadwal waktu pembayaran
menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
MANAJEMEN PENGGUNA pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara
spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan
barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan
dalam dokumen perjanjian/kontrak
pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode
mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit)
memungut/memotong pajak/bukan pajak atas tagihan
dalam SPBy dan menyetorkan ke kas negara, dan
melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy melalui
pendebitan rekening Bendahara
Pemegang Kartu Kredit Pokok Pengaturan
menandatangani Surat Pernyataan Pemegang
Kartu Kredit
menggunakan Kartu Kredit untuk pembayaran
BAB IV belanja barang
mengumpulkan tagihan/daftar sementara yang
ORGANISASI DAN memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh
sistem perbankan dan bukti-bukti pengeluaran
MANAJEMEN PENGGUNA membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan
Dengan Kartu Kredit/ Daftar Pengeluaran Riil
Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit, dan
menyampaikan Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan
Dengan Kartu Kredit/ Daftar Pengeluaran Riil
Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit kepada
PPK beserta tagihan/daftar sementara yang
memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh
sistem perbankan dan bukti-bukti pengeluaran
Surat
Pernyataan
Pemegang
Kartu Kredit
Petunjuk
Pengisian
Surat
Pernyataan
Daftar
Pengeluaran Riil
Kegiatan Dengan
Kartu Kredit
Daftar
Pengeluaran
Riil Perjadin
Dengan Kartu
Kredit
Bank Penerbit Kartu Kredit Pokok Pengaturan
melakukan verifikasi surat permohonan penerbitan
Kartu Kredit dan Surat Referensi
menerbitkan surat pemberitahuan penolakan
menerbitkan Kartu Kredit
BAB IV menerbitkan rekapitulasi penerbitan Kartu Kredit
ORGANISASI DAN menerbitkan tanda terima Kartu Kredit, dan
menerbitkan tagihan/daftar sementara yang
MANAJEMEN PENGGUNA memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh
sistem perbankan
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Kepdirjen Nomor
648/PB/2017
tgl 18 Desember 2017 Pelaksanaan
Telah diterbitkan 36 kartu Telah diterbitkan 252 kartu Rencana pengajuan Kartu
kredit dengan total limit dengan total limit sebesar Kredit sebanyak 262 kartu
dengan total limit sebesar
sebesar Rp30 miliar Rp11,78 miliar Rp4,5 miliar
Bank Penerbit Kartu Kredit Bank Penerbit Kartu Kredit Jumlah kartu yang telah
adalah BNI adalah BRI diterbitkan sebanyak 14 kartu
dengan total limit Rp250 juta
Bank Penerbit Kartu Kredit
adalah Bank Mandiri
Digunakan untuk kegiatan Menurut laporan semua Menurut laporan, posisi s.d.
Kepresidenan kartu belum dipergunakan Desember 2017, semua
Rencana penggunaan kartu belum dipergunakan
Rencana penggunaan kartu
kartu kredit untuk
kredit untuk Keperluan
Perjalanan Dinas, Sewa sehari-hari Perkantoran,
Kendaraan/Tempat, dan Tiket Perjalanan Dinas, dan
Belanja Bahan Pembayaran Hotel/
Penginapan
2. Penggunaan Pada Setditjen Perbendaharaan, BKF dan Setjen Kemenkeu
SETDITJEN
BKF, KEMENKEU SETJEN
PERBENDAHARAAN,
KEMENKEU KEMENKEU
Jumlah laporan yang diterima dari Jumlah laporan yang diterima dari kanwil 19
KPPN 94 laporan, 32 KPPN sudah laporan, 5 kanwil sudah menggunakan kartu
menggunakan kartu kredit, 62 KPPN kredit, 14 kanwil belum menggunakan kartu
belum menggunakan
Kartu paling banyakkartu kredit
diterbitkan untuk Kartu paling banyak diterbitkan untuk Kanwil
KPPN Kutacane (7 Kartu) dan Jabar (9 Kartu), Sumsel (8 Kartu)
Tanjungpandan (7 Kartu) dan Jateng (8 Kartu)
Total limit paling besar adalah KPPN Palu Total limit paling besar adalah Kanwil Jabar
Limit
dan KPPN Banjarmasin sebesar Rp 150
Rp900 juta dan Kanwil Jateng Rp400juta
juta untuk 1 Kartu, KPPN Pekalongan Rp
150 juta untuk 3 kartu dan KPPN
Pontianak Rp 150 juta untuk 5 kartu
Total limit paling kecil adalah KPPN Limit
Total limit paling kecil adalah Kanwil Kalsel
Makale dan KPPN Ruteng sebesar Rp5 dan kanwil Kalteng Rp 10 juta dan DKI
juta untuk 1 kartu Jakarta Rp20 juta
4. Penggunaan Kartu Pada KPPN dan Kanwil DJPb
Dari 29 KPPN yang melaporkan telah menggunakan kartu Dari 5 kanwil yang melaporkan telah menggunakan kartu
Nilai transaksi paling besar dilakukan oleh Nilai transaksi paling besar dilakukan oleh
KPPN Kotamobagu Rp23.101.619, KPPN R
Kanwil Kalteng Rp1.721.115, Kanwil Sultra
Tanjung Pandan Rp4.072.335 dan KPPN p Rp935.000 dan Kalbar Rp784.000
Wonosari Rp2.758.000
Nilai transaksi paling kecil oleh KPPN Nilai transaksi paling kecil Kanwil DKI Rp
Benteng Rp149.353, KPPN Jakarta IV R 355.884 dan Kanwil Maluku Rp771.000
Rp168.000 dan KPPN Malang Rp180.000 p
Penggunaan paling sering untuk Penggunaan paling sering untuk ATK,
pembelian ATK, Konsumsi, Tiket dan konsumsi, BBM Kendaraan
Hotel, BBM kendaraan, jamuan tamu
5. Permasalahan/Kendala yang Disampaikan
Satker
• Kendala dalam penerbitan kartu,
1. Penerbitan kartu membutuhkan waktu yang lama.
2. Kartu diterima setelah tanggal 15/12/2017 sehingga tidak dipergunakan.
3. Proses penerbitan kartu disamakan dengan proses umum.
• Kendala dalam penggunaan kartu,
1. Merchant mengenakan charge kartu kredit 1,5% - 3%.
2. Kartu dapat digunakan dengan tandatangan dianggap tidak aman.
3. Pada KPPN di kota kecil tidak banyak toko yang menerima pembayaran dengan kartu kredit atau tidak ada
sama sekali (Contoh Kutacane, Curup, Blitar).
4. telah dicoba melakukan transaksi pembelian barang secara online di situs belanja online
www.bhinneka.com namun ditolak dengan alasan penggunaan kartu kredit korporasi tidak dapat dilakukan
untuk kartu kredit yang tidak satu kota dengan situs dimaksud (KPPN Muko Muko).
5. Perlu BIMTEK pengelolaan kartu kredit.
• Kendala dalam pembayaran dan pertanggunjawaban,
1. Penggunaan kartu kredit tidak dapat dipantau secara langsung.
2. Pada aplikasi CMS bendahara tidak terdapat fitur untuk pembayaran kartu kredit.
3. Pembayaran tagihan KK belum bisa melalui internet banking/CMS sehingga pembayaran tagihan dilakukan
dengan pemindahbukuan dari rekening bendahara (dengan menggunakan cek).
4. Sehubungan dengan kewajiban perpajakan agar memperhatikan penyedia barang/jasa yang dapat
memberikan faktur dan/atau bukti pemungutan kewajiban perpajakan.
Langkah Selanjutnya
Pembayaran Dengan Kartu Kredit
Dalam Rangka Penggunaan Uang
Persediaan
1. Langkah Selanjutnya (What Next)
Uji Coba
Tahap I dan
II
Perpanjangan Uji
Coba
Tahap I dan II
3. Langkah-langkah Perluasan Penggunaan Kartu Kredit pada Satker oleh Kanwil DJPb
…(1)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada tahun 2018 akan membatasi penggunaan UP dalam bentuk tunai/giro
Dan memperluas Pelaksanaan Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka Penggunaan UP
STEP1
Dalam hal dilakukan pemberian Persetujuan UP melampaui S-
besaran UP, Kanwil DJPb melakukan langkah-langkah sebagai 339/PB/2018
berikut :
a. Memastikan Satker K/L menyampaikan/melampirkan
Surat Pernyataan berisi komitmen dan kesediaan menjadi Satker
pelaksana implementasi kartu kredit dalam rangka penggunaan
UP.
b. Pemberian dispensasi/persetujuan UP melampaui besaran UP,
tetap mempertimbangkan :
i. Satker telah selesai melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan,
ii. Frekuensi penggantian UP tahun yang lalu lebih dari rata-rata
satu kali dalam satu bulan selama satu tahun, dan
iii. Perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam satu bulan
melampaui besaran UP.
3. Langkah-langkah Perluasan Penggunaan Kartu Kredit pada Satker oleh Kanwil DJPb
…(1)
STEP2 STEP3
d. Melakukan Koordinasi dan monitoring terhadap Satker K/L yang telah diberikan
c. Berkoordinasi dengan pimpinan kantor cabang bank dari persetujuan UP melampaui besaran UP K/L di lingkup wilayah kerjanya dalam
masing-masing penerbit kartu kredit di daerah dalam hal hal memastikan seluruh tahapan-tahapan uji coba kartu kredit telah
memastikan : dilaksanaan sesuai PER-17/PB/2017, meliputi :
i. Bank telah mengetahui adanya regulasi dan implementasi i. Satker K/L telah menetapkan Bank Penerbit Kartu Kredit yang menjadi
pembayaran kartu kredit dalam rangka penggunaan UP, mitra kerjanya,
ii. Kesiapan bank terkait sarana dan layanan yang akan ii. Penandatanganan PKS yang telah distandardisasi dengan Bank Penerbit
diberikan dalam rangka mendukung implementasi kartu Kartu Kredit,
kredit dalam rangka penggunaan UP, iii. Menyampaikan surat permohonan penerbitan kartu kredit ke Bank
iii. Bank telah mengetahui adanya Perjanjian Kerja Sama Penerbit Kartu Kredit,
(PKS) standar yang akan diberlakukan dalam rangka iv. Penggunaan/pembayaran kartu kredit untuk belanja barang pemerintah,
implementasi pembayaran kartu kredit dalam rangka v. Menatausahakan tagihan/daftar sementara dan bukti-bukti pengeluaran,
penggunaan UP, dan
vi. Proses penagihan, penyelesaian, dan pembayaran tagihan yang sesuai
iv. Dukungan dan kerja sama dari bank terkait percepatan ketentuan,
proses penyelesaian PKS, penerbitan kartu kredit, dan
vii. Pertanggungjawaban/penggantian UP, dan
penggunaan kartu kredit.
viii. Melakukan Monev terhadap pelaksanaan uji coba pembayaran dengan
kartu kredit dalam rangka penggunaan UP.
3. Langkah-langkah Perluasan Penggunaan Kartu Kredit pada Satker oleh Kanwil DJPb
…(1)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada tahun 2018 akan membatasi penggunaan UP dalam bentuk tunai/giro
Dan memperluas Pelaksanaan Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka Penggunaan UP
STEP 4
S-339/PB/2018
e. Melakukan monitoring dan koordinasi secara intensif
dengan Satker K/L dan Bank Penerbit Kartu Kredit apabila
terjadi permasalahan dalam pelaksanaan kartu kredit dalam
rangka penggunaan UP di daerah.
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan