Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS TERAPI MUSCONG (MUSIK KERONCONG)

UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN


ARTHITIS RHEMATHOID (STUDI KASUS PANTI WERDHA
SURABAYA TIMUR)
Dede Nasrullah1, Nugroho Ari W2
1
Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya 2 Dosen Universitas
Muhammadiyah Surabaya
Kutipan: Nasrullah, Dede., W, Nugroho Ari. Efektifitas Terapi Muscong (Musik
Keroncong) Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Pasien Arthitis Rhemathoid (Studi
Kasus Panti Werdha Surabaya Timur). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1 (2)
Informasi Abstrak

korespondesi: Pendahuluan Masalah lansia saat ini menjadi perhatian bukan


dede.nasrullah@um- saja dari pihak departemen kesehatan saja, tetapi juga menjadi
perhatian masyarakat pada umumnya. Kesehatan lansia belum
surabaya.ac.id
menjadi suatu trend di kalangan masyarakat secara merata.
Sementara ini orang masih beranggapan bahwa penurunan
kesehatan pada lansia merupakan suatu hal yang wajar, bilamana
kesehatan lansia yang tinggi maka produktivitas lansia pun
meningkat dan menjadi sejahtera. Nyeri arthritis (sendi) pada lansia
merupakan permasalahan yang dapat mempengaruhi aktivitas hidup
sehari-hari, dari hasil penelitian Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes, dan Dinas
Kesehatan DKI Jakarta selama 2006 (Yoga, 2006) menunjukkan
angka kejadian gangguan nyeri musculoskeletal yang mengganggu
aktifitas, merupakan gangguan yang sering dialami dalam kehidupan
sehari-hari sebagian besar responden. Dari 1.645 responden laki-
laki dan perempuan yang diteliti, peneliti menjelaskan sebanyak
Kata Kunci : 70,9 % diantaranya pernah mengalami nyeri sendi.
Tujuan dalam penelitian untuk menganalisis pengaruh teknik music
Imaginasi Terbimbing,
keroncong untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien arthritis
Intensitas Nyeri, rheumatoid.
Arthithis Rhemathoid Metode penelitian yang digunakan dalam penelitan ini menggukan
desain (One Group pretest-posttest) yaitu dengan membandingkan
hasil pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan uji coba terapi
music keroncong. Jumlah populasi pada lansia yang menderita nyeri
rematik sebanyak 20 responden, dengan pengambilan sampel
sebanyak 17 responden menggunakan teknik random sampling.
Setelah data terpenuhi kemudian dilakukan uji Analitik
menggunakan Spearmen Rho.
Hasil penelitan menunjukkan sebagian besar lansia sebelum
diberikan perlakuan kriteria nyeri sedang dan setelah diberikan
perlakuan kriteria nyeri ringan. Didapatkan adanya pengaruh tehnik
music keroncong dalam menurunkan nyeri arthritis rematoid ᵖ =
0,000, ᵖ < α = 0,005.
Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya pengaruh tehnik
imaginasi terbimbing dalam menurunkan nyeri arthritis rematoid,
dengan demikian diharapkan penggunaan imaginasi terbimbing
dapat diterapkan dalam perawatan lanjut usia dengan nyeri, baik
pasien yang ada di panti atau di masyarakat

115
PENDAHULUAN maupun nonfarmakologi. Manajemen
nyeri secara farmakologi lebih efektif
Di Indonesia, data dibanding dengan metode
epidemiologi tentang penyakit RA nonfarmakologi namun metode
masih sangat terbatas. Menurut farmakologi lebih mahal, dan
Survei Kesehatan Rumah Tangga berpotensi mempunyai efek yang
(SKRT) Tahun 2004, penduduk kurang baik. Sedangkan metode
dengan keluhan sendi sebanyak 2 %. nonfarmakologi bersifat murah,
Hasil penelitian yang dilakukan simpel, efektif, dan tanpa efek yang
Departemen Ilmu Penyakit Dalam merugikan. Metode nonfarmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas juga dapat mengontrol perasaannya
Indonesia (FKUI), Badan Penelitian dan kekuatannya. Relaksasi, teknik
dan Pengembangan Kesehatan pernapasan, pergerakan dan
(Balitbangkes) Depkes, dan Dinas perubahan posisi, massage,
Kesehatan DKI Jakarta selama 2006 hidroterapi, terapi panas/dingin,
(Yoga, 2006) menunjukkan angka musik, guided imagery, akupresur,
kejadian gangguan nyeri aromaterapi merupakan beberapa
musculoskeletal yang mengganggu teknik nonfarmakologi yang dapat
aktifitas, merupakan gangguan yang meningkatkan adaptasi nyeri pada
sering dialam dalam kehidupan lansia (Handerson., Jones.2006).
sehari-hari sebagian besar
Musik tradisional di Indonesia
responden. Dari 1.645 responden
sangat beragam, termasuk
laki- laki dan perempuan yang diteliti,
diantaranya adalah musik keroncong
peneliti menjelaskan sebanyak 66,9
yang merupakan warisan budaya
% diantaranya pernah mengalami
Indonesia. Musik keroncong
nyeri
merupakan jenis musik yang lembut,
sendi.
dan irama musik keroncong dirasa
Gangguan utamanya terjadi
dapat menyentuh hati sanubari serta
pada populasi kelompok umur 45 mempunyai nilai estetika tersendiri
tahun ke atas. Data terakhir dari
(Gutawa 2011). Selain itu musik
Poliklinik Reumatologi RSCM
keroncong mempunyai tempo lambat
Jakarta menunjukkan, jumlah
kurang dari 40 BPM (Beat Per Minute)
kunjungan penderita Reumatoid
(Gutawa 2011) dan menurut Avram
Artritis selama periode Januari
Goldstein dari Addiction Research
sampai Juni 2007 sebanyak 203 dari
Center, California dalam Campbell
jumlah seluruh kunjungan sebanyak
(2002, h. 87) menyatakan bahwa
1.346 pasien.
dengan mendengarkan musik yang
Berbagai upaya dilakukan untuk
memiliki tempo lambat seperti musik
menurunkan nyeri pada Arthitis
rohani dan musik tradisional akan
rheumatoid, baik secara farmakologi
116
menstimulasi pelepasan endorfin yang besar dari responden adalah
merupakan hormon anastetik alami. perempuan sebanyak 14 orang
Tujuan penelitian ini adalah (83 %), sedangkan sebagian
kecil responden laki-laki
untuk Mengidentifikasi efektifitas
sebanyak 3 orang (17 %) dari 17
teknik musik keroncong dalam responden.
menurunkan intensitas nyeri pada
pasien yang mengalami nyeri arthritis
rhenathoid.

METODOLOGI PENELITIAN 5.1.3 Data Khusus


1. Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis, Populasi dan Sampel, Waktu Kritera Nyeri Sebelum Diberikan
Perlakuan
Penelitian ini merupakan jenis Tabel 5.2 Distribusi Responden
penelitian penelitian menggunakan pre Berdasarkan Skala Nyeri Sebelum
Diberikan Perlakuan
eksperimental (One Group pretest-
posttest) yaitu dengan membandingkan Kriteria Jumlah Prosentase
hasil pengukuran sebelum dan Nyeri
sesudah dilakukan uji coba terapi Tidak Nyeri 0 0%
imajinasi terbimbing (Azis, 2013). Ringan 0 0%
Sampel dalam penelitian ini adalah Sedang 14 83 %
lansia yang mempunyai penyakit Berat 3 17 %
rhemathoid arthitis. Analisis data Jumlah 17 100 %
menggunakan analisis univariat, dan
bivariat. Analisis bivariat menggunakan 2. Distribusi Responden Berdasarkan
uji spearman rho. Kritera Nyeri Setelah Diberikan
Perlakuan
HASIL PENELITIAN Tabel 5.3 Distribusi Responden
Distribusi Responden Berdasarkan Berdasarkan Skala Nyeri Setelah
Diberikan Perlakuan
Umur Kriteria Jumlah Prosentase
Nyeri
Tabel 5.1 Distribusi Responden Tidak Nyeri 6 35 %
Berdasarkan Umur Ringan 11 65 %
Jenis Jumlah Presentase Sedang 0 0%
Kelamin Berat 0 0%
Laki – Laki 3 17 % Jumlah 17 100 %
Perempuan 14 83 %
Jumlah 17 100 % 3. Distribusi Responden Berdasarkan
Perbedaan Kritera Nyeri antara
Berdasarkan tabel 5.1 Sebelum dan Diberikan Perlakuan
menunjukkan bahwa sebagian
117
Berdasarkan tabel 5.4 Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya pengalihan nyeri dengan imajinasi
perbedaan criteria nyeri antara terbimbing sebelum diberikan
sebelum dan sesudah perlakuan.
pendidikan music keroncong dari 10
Berdasarkan uji analisis speaman rho
didaptkan nilai ᵖ = 0.000 dan α = 0,005 responden tergolong mempunyai
sehingga α < ᵖ . nyeri yang cukup tinggi karena
lanjut usia.
The International Association
For The Study Of Pain (IASP) dalam
Latief 2009, h.76 menjelaskan nyeri
merupakan pengalaman
penginderaan dan emosional
seseorang yang tidak memberikan
kenyamanan disertai oleh
kerusakan jaringan tubuh yang
potensial dan aktual
Teknik musik keroncong
Tabel 5.4 Distribusi Responden
merupakan suatu teknik untuk
Berdasarkan Perbedaan Kritera
Nyeri antara Sebelum dan Diberikan mengkaji kekuatan pikiran saat
Perlakuan sadar maupun tidak sadar untuk
dapat menciptakan bayangan
Krit Sebelum Sesudah gambar yang membawa
eria Jum Prose Jum Prose ketenangan dan keheningan
Nye lah ntase lah ntase (Widyastuti 2003, hlm 91). Musik
ri
keroncong yang diberikan kepada
Tida 0 0% 6 35 %
k responden oleh peneliti memiliki
Nye tempo dibawah 60 BPM (Beat Per
ri Minute). Menurut Gutawa (2011),
Ring 0 0% 11 65 % musik keroncong yang
an berkembang di Indonesia memiliki
Sed 14 83 % 0 0% tempo lambat kurang dari 40 BPM
ang
(Beat Per Minute). Mendengarkan
Ber 3 17 % 0 0%
at musik yang memiliki tempo lambat
Jum 17 100 % 17 100 % seperti musik rohani dan musik
lah tradisional akan menstimulasi
ᵖ = 0,000 sehingga α < 0,005 pelepasan endorfin yang
merupakan hormon anastetik
alami (Avram Goldstein dari
PEMBAHASAN Addiction Research Center,

118
California dalam Campbell 2002, 2007). Sikap sebagai predisposisi
h. 87). Music therapy is a yang dipelajari untuk merespon
beneficial nursing intervention that secara konsisten dalam cara
promotes relaxation and alleviates tertentu berkenaan dengan objek
the perception of pain among the tertentu. Pengalaman akan
patients (Kaliyaperumal, 2010). menghasilkan pemahaman yang
Musik akan lebih efektif sebagai berbeda bagi tiap individu, maka
anastetik alami jika diberikan pengalaman mempunyai kaitan
selama 15 menit pada klien (Potter dengan pengetahuan. Seseorang
& Perry 2006, h. 1532). yang mempunyai pengalaman
Berdasarkan uraian diatas, banyak akan menambah
responden yang mempunyai nyeri pengetahuan (Cherin, 2009).
sebelum intervensi pengalihan Riwayat nyeri sebelumnya pada
nyeri terapi music keroncong responden akan mempengaruhi
karena disebabkan oleh kurangnya kepekaan nyeri yang sekarang
informasi Pengetahuan individu terjadi responden. Nyeri yang terjadi
pada sumber informasi yang pada responden lain juga akan
didapatkan maka perlu adanya mempengaruhi terjadinya nyeri.
sarana untuk menanamkan Deskripsi nyeri pada responden
pengetahuan tentang pengalihan dalam menghadapi nyeri dengan
nyeri, agar lansia bisa mengetahui sikap positif akan lebih memiliki
pentingnya kesehatan pada diri hasil yang memuaskan. Sebaliknya
sendiri. jika dalam menghadapi nyeri yang
Sikap atau Attitude senantiasa terjadi dengan sikap negatif maka
diarahkan pada suatu hal, suatu akan muncul persepsi bahwa nyeri
objek. Tidak ada sikap tanpa tersebut merupakan ancaman
adanya objek. Menurut LaPierre bahkan memiliki persepsi nyeri
sikap sebagai suatu pola perilaku, sebagai awal dari kematian.
tendensi, atau kesiapan antisipatif, Kemampuan memfokuskan diri
predisposisi untuk menyesuaikan pada respoden terhadap nyeri yang
diri dalam situasi sosial, atau secara meningkat, maka respon nyeri akan
sederhana, sikap adalah respon semakin berat. Sedangkan upaya
terhadap stimuli sosial yang telah meningkatkan relaksasi akan
terkondisikan. Definisi Petty & menurunkan respon nyeri.
Cacioppo secara lengkap Berdasarkan uraian diatas,
mengatakan sikap adalah evaluasi sikap positif responden sesudah
umum yang dibuat manusia intervensi pengalihan nyeri dengan
terhadap dirinya sendiri, orang lain, terapi music keroncong disebabkan
objek atau isu-isu (dalam Azwar, oleh pengalaman yang didapat

119
selama pendidikan kesehatan.
Pengalaman yang positif diperkuat
dari lingkungan sekitar tempat
tinggal responden yang sering
lingkungannya mudah terkena
penyakit yang menyebabkan
hipertensi seperti stres saat nyeri.
Pembelajaran dari pengalaman di
lingkungan sekitar menjadikan
responden mengerti akan
pengalihan nyeri sehingga lansia
akan merespon dengan sikap positif
dalam menangani nyeri dalam
kehidupan sehari - hari .

KESIMPULAN
1. Kriteria Nyeri pada Lansia
sebelum dilakukan terapi teknik
musik keroncong sebagian
besar sedang.
2. Kriteria Nyeri pada Lansia
sesudah dilakukan terapi teknik
musik keroncong sebagian
besar ringan.
3. Ada pengaruh teknik musik
keroncong dalam menurunkan
nyeri pada lansia dengan
remathoid artritis

120
DAFTAR PUSTAKA
Ann M. Tomey & Martha R. Alligood. (2002). Nursing Theorist and Their
Work. United State of America : Mosby Elsevie
Brunner&Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta

Cush J. John, Weinblatt Michael E, Kavanaugh Arthur. 2010. Rhemathoid


Arthitis Early Diagnosis and Threatment edisi 3. Medical Publishing Company
: Philadhepia
Dennis, Connie M. 1997. Self care deficit theory of nursing concepts and
applications.. United States of America : Mosby A Times Mirror Company
George, J.B (1995). Nursing Theoris: The Base for Profesional Nursing
Practice. Fourth edition,appleton & Lange,Connecticut
Guyton&Hal. 1997. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta
Louie (2004) The effect of guided imagery relaxation in people with
COPD,
Occupational Therapy International, 11(3), 145-159
Mooth Robert, Jones Nigel. 2004. Rhemathoid Arthithis. Churchil Living
stone: China

Perry,poter.2006. Fundamental keperawatan.EGC: Jakarta

Sitzman, Kathleen. 2011. Undestanding the work of nurses theorists : a


creative beginning second edition. United State of America.
Sue C. Delaune and Praticia K. Ladner. 2002. Fundamental of Nursing
Standards & Practice Second Edition. United States of America: Delmar
Thomson Learning
Wiliiam E, S. David, F. Haynes Barton. 2004. Rhemathoid Arthithis.
Lippicot William : Philadhepia, USA

121

Anda mungkin juga menyukai