Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

PENYESUAIAN SOSIAL PADA EKS-PSK

Nuzulunni’mah

Program Magister Psikologi


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Nuzulunnikma@gmail.com

Purpose of this study was to determaine the reletionship beetwen self concept and social
support with social adjustment of Eks-PSK who live in UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Susila
Kota Kediri. The subjects were 60 client who are rehabilitions. The variable of the study are
measured by using social adjustment, self concept and social support. The result analyzing
regretions show F = 22,109 and p = 0,000 (p<0,005), the result show self concept and social
support does have relation with social adjustment. Parsial correlations show are t = 3,651 and
p = 0,001 (p<0,005), the result show self concept does have relation with social adjustment,
and t = 3,721 and p = 0,000 (p < 0,000), the resukt show social support does have reltion with
social adjustment. Retrived R2 = 0,437 means of social adjustment explained by variable self
concept and social support with value 43,7%. To improve social adjustment abilities for the
subject, additional classes are needed to motivate the subject to form a positive self-concept
and conduct joint activities to become better acquainted with one another, thereby
establishing a social interaction.

Keywords: Social Adjustment, Self Concept, Social Support


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan
dukungan sosial dengan penyesuaian sosial pada Eks-PSK yang tinggal di UPT Rehabilitasi
Sosial Tuna Susila Kota Kediri. Subjek penelitian ini adalah 60 klien yang sedang menjalani
rehabilitasi. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan Skala Penyesuaian Sosial, Skala
Konsep Diri dan Skala Dukungan Sosial. Analisis statistik menggunakan analisis regresi dan
korelasi parsial. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai F regresi sebesar 22,109 dengan p =
0,000 (p < 0,005), hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep
diri dan dukungan sosial dengan penyesuaian sosial. Analisis korelasi parsial antara konsep
diri dengan penyesuaian sosial ditemukan nilai t = 3,651 dengan nilai p = 0,001 (p < 0,005),
hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan penyesuain
sosial. Sedangkan korelasi parsial antara dukungan sosial dengan penyesuaian sosial
ditemukan nilai t = 3,721 dengan p = 0,000 (p < 0,005), hasil ini menunjukkan ada hubungan
yang signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian sosial. Diperoleh R2 = 0,437,
artinya penyesuaian sosial dijelaskan dengan variabel konsep diri dan dukungan sosial
sebesar 43,7 %. Untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian sosial bagi subjek, perlu
diadakan kelas tambahan untuk memotivasi subjek membentuk konsep diri yang positif dan
mengadakan kegiatan bersama untuk bisa lebih mengenal satu sama lain, sehingga terjalin
sebuah interaksi sosial.

Kata kunci : Penyesuaian Sosial, Konsep Diri, Dukungan Sosial


PENDAHULUAN mengalami perubahan sosial dan kesadaran
Maraknya bisnis prostitusi yang ada yang berbeda ketika sebelum berada dalam
di Indonesia, membuat pemerintah dinas panti rehabilitasi. Perubahan tersebut
provinsi khususnya Jawa Timur membuat membuat mereka terpaksa melakukan
sebuah tim gabungan yang dinamakan identifikasi lingkungan sekitar untuk
sebagai TAR (Tim Asuhan Rembulan) menyesuaikan sosial di lingkungan yang
yang anggotanya terdiri dari jajaran baru.
Kepolisian, Dinas Sosial serta Dinas Penyesuaian sosial menurut
kependudukan dan olahraga (dalam Schneiders (1960) adalah kemampuan
http://www.enciety.co/pantau-psk-di- yang dimiliki seseorang untuk bereaksi
surabaya-bentuk-tim-asuhan-rembulan/ secara efektif dan sehat terhadap situasi,
diakses, 28 September 2017). TAR ini realitas dan mampu menjalin relasi
diharapkan mampu mengurangi sehingga tuntunan hidup bermasayarakat
pertumbuhan kembali bisnis prostitusi di dapat dipenuhi, diterima dan memuaskan.
wilayah Jawa Timur. TAR akan melakukan Dari hasil penelitian (observasi dan
penangkapan paksa atau razia di tempat wawancara dengan beberapa klien dan
yang rawan terjadi bisnis prostitusi dan pembina), Eks-PSK yang tidak bisa
selanjutnya diserahkan ke UPT menyesuaikan sosialnya dengan baik akan
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kota terus merasa menolak apa yang sudah
Kediri yang berada di bawah naungan diberi oleh pihak panti, menjadi orang
Dinas Provinsi Jawa timur. Di tempat yang terus menyendiri atau menarik diri
rehabilitasi ini, semua PSK harus tinggal dari fungsi sosialnya dan marah-marah
dan mengikuti segala aturan dan jadwal pada orang disekitarnya. Tentu saja hal ini
yang berlaku. PSK menjalani pembinaan akan merugikan dirinya sendiri dan orang
dan ketrampilan selama empat bulan. lain. Namun jika para eks-PSK yang sudah
PSK yang sudah masuk dalam panti bisa menyesuaikan sosial dengan baik
rehabilitasi sosial dinamakan sebagai eks- akan lebih terlihat tenang dan siap
PSK karena mereka sudah tidak lagi introspeksi diri serta siap untuk merubah
bekerja menjadi PSK yang melayani tamu. perilakunya yang menyimpang dari norma
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan hukum.
oleh eks-PSK ini sudah terstruktur dan Untuk mengatasi masalah-masalah
harus dijalankan oleh semua eks-PSK yang dihadapi oleh eks-PSK tersebut
tanpa terkecuali. Para Eks-PSK diberikan mereka harus memiliki sikap, perasaan dan
pembinaan sesuai dengan ketrampilan tingkah laku yang menunjang dirinya dan
yang dimiliki atau yang diminati. harus mampu untuk menyesuaikan diri
misalnya; rias manten, salon, tata boga, berperilaku sesuai dengan kelompok atau
menjahit dan sablon. Selain itu, eks-PSK lingkungan sekitarnya dan dapat
juga diberikan wawasan keagamaan dan menjalankan fungsi sosialnya. Konsep diri
pengetahuan bisnis. Kegiatan-kegiatan ini dan dukungan sosial berperan penting agar
dilakukan dengan besar harapan untuk mereka bisa menyesuaikan sosial dengan
memberdayakan lagi para eks-PSK agar baik. Menurut Caplan (dalam Cohen,
tidak lagi kembali bekerja menjadi WTS. 1985) menegaskan bahwa kehadiran
Penangkapan yang membawanya ke sumber-sumber dukungan yang sesuai
tempat rehabilitasi membuat seorang PSK merupakan determinan utama bagi
penyesuaian diri, sementara itu ketidak hubungan sosial antar individu terjalin
hadiran dukungan dapat menimbulkan dengan harmonis dan memuaskan.
kesepian dan kehilangan serta dapat 2) Participation
mengganggu proses penyesuaian diri. Melibatkan diri dalam berelasi
Penyesuian sosial ini juga penting sosial. individu yang tidak mampu
untuk dilakukan agar tidak terjadi konflik membangun hubungan dengan orang
antar Eks-PSK dan pengasuh di panti, lain dan menutup diri akan
karena bisa saja dalam lingkungan yang menghasilkan penyesuaian diri yang
baru akan muncul beragam konflik karena buruk. Sedangkan bentuk penyesuaian
berada di tengah-tengah orang dengan yang baik apabila individu mampu
karakter yang berbeda. Selain itu, menciptakan relasi yang sehat dengan
penyesuaian sosial juga memberikan orang lain, mengembangkan
dampak yang signifikan dalam kelancaran persahabatan, berperan aktif dalam
dan kesuksesan proses rehabilitasi. kegiatan sosial, serta menghargai nilai-
Pentingnya membentuk konsep diri nilai yang berlaku di masyarakat.
3) Social Approval
positif dan dukungan sosial dari pengasuh,
Minat dan simpati terhadap
pembina dan teman pada eks-PSK
kesejahteraan orang lain serta bersedia
sehingga mereka mempunyai keyakinan
membantu meringankan masalahnya.
diri dan pandangan positif bagi perubahan 4) Altruisme
dirinya dari yang menjadi PSK menjadi Memiliki sifat rendah hati dan
eks-PSK dan mampu melakukan tidak egois. Bentuk dari sifat altruisme
penyesuaian sosial di lingkungan panti yaitu memiliki rasa kemanusiaan,
rehabilitasi menjadi tujuan dari penelitian rendah diri dan kejujuran. Individu
ini. yang memiliki sifat tersebut akan
memiliki kestabilan mental, emosi yang
Penyesuaian Sosial sehat dan penyesuaian yang baik.
Penyesuaian sosial menurut 5) Conformity
Schneiders (1960) adalah kemampuan Menghormati dan mematuhi nilai-
yang dimiliki seseorang untuk bereaksi nilai hukum, tradisi dan kebiasaan.
secara efektif dan sehat terhadap situasi, Kesadaran untuk mengikuti dan
realitas dan mampu menjalin relasi menghormati peraturan dan tradisi yang
sehingga tuntunan hidup bermasayarakat berlaku akan membuat individu
dapat dipenuhi, diterima dan memuaskan. diterima dengan baik di lingkungan
Menurut Schneiders (1960), penyesuaian sosial.
sosial memiliki beberapa aspek sebagai
berikut : Konsep Diri
1) Recognition Konsep diri merupakan gambaran
Menghormati dan menghargai yang dimiliki seseorang tentang dirinya,
hak-hak orang lain. Menurut Schneiders dibentuk melalui pengalaman-pengalaman
ketika individu dapat menghargai dan yang diperoleh dari interaksi sosial. konsep
menghormati hak-hak orang lain maka diri individu ini menjadi dasar yang
orang lain akan menghormati dan mempengaruhi tingkah laku. Pendapat
menghargai hak-hak kita sehingga tersebut diperkuat oleh William H. Fitts
(1971) yang mengatakan konsep diri
adalah aspek yang sangat penting untuk individu memerlukan adanya dukungan
ada dalam diri seseorang, karena konsep sosial dari orang lain. House dan Khan
diri menjadi acuan pokok bagi seseorang (dalam Cohen, 2004) mendefinisikan
dalam berinteraksi dengan lingkungan dukungan sosial sebagai suatu bentuk
sosial. hubungan sosial yang bersifat menolong
Dalam proses terbentuknya konsep dengan melibatkan aspek-aspek emosi,
diri ada beberapa aspek yang informasi, bantuan instrumen dan
mempengaruhi. Aspek-aspek yang penilaian.
dikemukakan oleh William, H. Fitts (1971) House (dalam Smet, 1994)
sebagai berikut : membedakan dukungan sosial menjadi
1) Diri Fisik, yaitu persepsi seseorang empat jenis, antara lain;
terhadap keadaan dirinya secara fisik, 1) Dukungan Emosional
meliputi penampilan fisik, kesehatan Merupakan ekspresi dari afeksi,
fisik dan keadaan atau bentuk tubuhnya. kepercayaan, perhatian dan perasaan
2) Diri Keluarga, aspek ini membahas didengarkan. Kesediaan untuk
mengenai perasaan dan harga diri mendengarkan keluhan seseorang akan
individu terhadap peran dan memberikan dampak positif sebagai
tanggungjawab dirinya terhadap sarana pelepasan emosi, mengurangi
keluarga. kecemasan, membuat individu merasa
3) Diri Pribadi, yaitu perasaan atau nyaman, tenteram, diperhatikan, serta
penilaian seseorang terhadap dirinya dicintai saat individu menghadapi
sendiri. Diri pribadi ini menilai dari berbagai tekanan dalam hidup.
seberapa puas individu tersebut 2) Dukungan Penghargaan
terhadap kepribadiannya dan sejauh Terjadi melalui ungkapan
mana individu tersebut merasa dirinya penghargaan yang positif untuk
adalah pribadi yang baik. individu, dorongan maju atau
4) Diri Moral Etik, yaitu penilaian persetujuan dengan gagasan atau
seseorang terhadap dirinya sendiri dari perasaan individu dan perbandingan
standar pertimbangan moral dan etika. positif individu dengan individu lain.
Termasuk juga mengenai bagaimana Dengan adanya dukungan ini akan
hubungan manusia dengan Tuhan, membantu individu merasa dirinya
kepuasan seseorang akan perjalanan berharga dihadapan orang lain.
keagamaannya dan nilai-nilai moral 3) Dukungan Instrumental
yang dipegangnya. Mencakup bantuan langsung
5) Diri Sosial, yaitu penilaian seseorang bagi individu yang dapat berupa jasa,
terhadap interaksi dirinya dengan orang waktu atau uang. Misalnya memberikan
lain dan lingkungan sosial disekitarnya. pinjaman atau pekerjaan bagi orang
yang memerlukan. Dukungan jenis ini
Dukungan Sosial membantu individu dalam
Manusia terlahir sebagai makhluk melaksanakan aktifitasnya.
sosial yang selalu membutuhkan orang lain 4) Dukungan Informatif
dalam rentan kehidupannya. Dalam Merupakan dukungan yang berupa
banyak hal, individu memerlukan pemberian nasehat, informasi,
keberadaan orang lain. Oleh sebab itu, pengetahuan dan saran atau umpan balik.
Dukungan ini membantu individu 60 ada beberapa subjek yang tidak bisa
mengatasi masalah dengan cara menjadi sampel (misalnya, sedang sakit)
memperluas wawasan dan pemahaman maka peneliti mengambil gantinya dengan
individu terhadap masalah yang dihadapi. nomor yang selanjutnya, yaitu nomor
absen 61, 62 dan seterusnya sampai
Hipotesis penelitian peneliti mendapatkan 60 sampel untuk
Berdasarkan landasan pemikiran di penelitian.
atas, peneliti mengajukan beberapa
hipotesis penelitian, di antaranya: Instrumen Penelitian
1. Ada hubungan antara konsep diri dan
Pengambilan data pada penelitian ini
dukungan sosial dengan penyesuaian
menggunakan skala. Adapun skala
sosial pada Eks-PSK.
2. Ada hubungan positif antara konsep diri penelitian yang digunakan pada penelitian
dengan penyesuaian sosial pada Eks- ini terdiri dari Skala Konsep Diri,
PSK. Dukungan Sosial dan Penyesuaian Sosial.
3. Ada hubungan positif antara dukungan Hasil uji coba skala konsep diri
sosial dengan penyesuaian sosial pada menunjukkan bahwa alat ukur tersebut
Eks-PSK. dinilai valid dan reliabel dengan koefisien
reliabilitas sebesar 0,922. Sementara itu
skala dukungan sosial menunjukkan bahwa
Metode alat ukur tersebut dinilai valid dan reliabel
Desain penelitian dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,929,
sedangkan skala penyesuaian sosial
Penelitian ini merupakan penelitian menunjukkan bahwa alat ukur tersebut
yang menggunakan pendekatan kuantitatif dinilai valid dan reliabel dengan koefisien
deskriptif assosiatif atau hubungan, yang reliabilitas sebesar 0,915.
bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang Teknik analisis data
lainnya.
Teknik analisis data yang digunakan
Partisipan dalam penelitian ini adalah;
Populasi dalam penelitian ini adalah 1. Analisis Regresi Ganda untuk menguji
seluruh klien eks-PSK yang tinggal di Unit hipotesis hubungan konsep diri dan
Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna dukugan sosial dengan penyesuaian
Susila Kota Kediri. (di Jalan Semeru No. sosial.
292 desa Campurejo Kecamatan Mojoroto 2. Korelasi Parsial untuk menguji
Kota Kediri) yang berjumlah 73 subjek. hipotesis hubungan konsep diri dengan
Adapun tahap-tahap pengambilan penyesuaian sosial.
3. Korelasi Parsial untuk menguji
sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah
hipotesis hubungan dukungan sosial
1) meminta buku absensi atau data klien
dengan penyesuaian sosial.
yang dimiliki oleh pihak panti, 2)
mengambil sampel dengan cara
mengurutkan dari nomor 1 sampai nomor
60, 3) Jika diantara nomor 1 sampai nomor
Hasil
Uji asumsi (normalitas dan linieritas) berkorelasi linier dengan variabel
tergantung penyesuaian sosial.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Uji hipotesis 1
Kons Dukung Penyesuai Variabel F p
ep an an Sosial Konsep Diri, Dukungan 22, 0,000
Diri Sosial Sosial dan Penyesuaian 109
Kolmogor Sosial
ov- 0,859 0,578 0,801
Smirnov Z Berdasarkan tabel di atas dapat
Asymp. diketahui hasil perhitungan diperoleh Fhitung
Sig. (2- 0,878 0,892 0,543
tailed) sebesar 22.109 sedangkan Ftabel dengan df1
Hasil analisis menunjukkan = 2 dan df2 = 57 diperoleh 3.16. Nilai
koefisien Kolmogorov-Smirnov variabel Fhitung (22.109) > Ftabel (3.16) dengan p =
konsep diri menunjukkan nilai Z = 0,859 0,000 (p < 0,05), maka ada hubungan yang
dan p = 0,878 (p > 0,05), hal tersebut sangat signifikan antara konsep diri dan
menunjukkan distribusi sebaran varaibel dukungan sosial dengan penyesuaian
konsep diri dinyatakan normal. Koefisien sosial.
Kolmogorov-Smirnov variabel dukungan
sosial menunjukkan nilai Z = 0,578 dan p Uji hipotesis 2
= 0,892 (p > 0,05), hal tersebut Variabel t p Ket
menunjukkan distribusi sebaran variabel Konsep Diri 3, 0, 001 Sangat
dengan 651 (p < Signifikan
dukungan sosial dinyatakan normal.
Penyesuaian 0,05)
Sedangkan Koefisien Kolmogorov- Sosial
Smirnov variabel penyesuaian sosial
menunjukkan nilai Z = 0,801 dan p = Berdasarkan tabel di atas dapat
0,543 (p > 0,05), hal tersebut menunjukkan diketahui nilai thitung dari setiap variabel
distribusi sebaran variabel penyesuaian yang nantinya akan dibandingkan dengan
sosial dinyatakan normal. nilai ttabel. Jika thitung > ttabel maka bisa
variabel tersebut memiliki hubungan yang
Hasil uji linieritas signifikan. Diperoleh thitung untuk konsep
Variabel F p Status diri sebesar 3.651, dengan df 59 dan taraf
Konsep Diri 24,870 0,000 Linier signifikasi (α) 5% diperoleh sebesar 1.67.
dan
Nilai thitung (3.651) > ttabel (1.67) maka ada
Penyesuaian
Sosial hubungan yang sangat signifikan antara
Dukungan 49,733 0,000 Linier konsep diri dengan penyesuaian sosial.
Sosial dan
Penyesuaian Uji hipotesis 3
Sosial Variabel t p Ket
Kaidah uji linieritas hubungan Dukungan 3, 0, Sangat
menggunkan besaran harga F dan p < 0.05. Sosial dengan 721 000 Signifikan
Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa Penyesuaian (p <
semua variabel bebas, yaitu variabel Sosial 0,05)
konsep diri dan variabel dukungan sosial
Dari tabel di atas, didapat thitung untuk Namun bukan berarti manusia tidak
dukungan sosial sebesar 3.721, dengan df memiliki konflik dengan manusia yang
59 dan taraf signifikasi (α) 5% diperoleh lain. Justru dengan keberagaman karakter
sebesar 1.67. Nilai thitung (3.721) > ttabel yang dimiliki oleh masing-masing manusia
(1.67) maka ada hubungan yang sangat kadang kala memunculkan konflik dan
signifikan antara dukungan sosial dengan tidak tercapainya kehidupan yang
penyesuaian sosial. harmonis. Keadaan yang seperti inilah
yang membuat manusia harus memiliki
Uji determinasi sebuah kemampuan penyesuaian sosial
Variabel R R F yang baik untuk kehidupan yang
Square bermasyarakat.
Konsep Diri, 0, 0, 437 22, Seorang Eks-PSK yang berada di
Dukungan Sosial 661 109 panti rehabilitasi, yang keberadaanya di
dengan
panti tidak pernah dibayangkan dan
Penyesuaian
Sosial diharapkan pastinya akan memunculkan
tekanan yang bisa membuat stres. Eks-
Berdasarkan tabel 23, menunjukkan PSK dituntut untuk mengikuti segala
nilai korelasi antara konsep diri dan aturan, tata tertib dan bertemu dengan
dukungan sosial dengan penyesuaian sosial orang-orang yang baru. Eks-PSK juga
yaitu sebesar 0.661 yang artinya tingkat tidak diperbolehkan pulang selama masa
hubungan antara konsep diri dan dukungan rehabilitasi kurang lebih empat bulan. Dari
sosial dengan penyesuaian sosial sebesar masalah-masalah ini tidak jarang terjadi
66,1%. Sedangkan, besar presentase konflik antara Eks-PSK satu dengang Eks-
pengaruh (koefisien determinasi) variabel PSK yang lain, bahkan juga dengan
konsep diri dan dukungan sosial dengan pembina yang ada di panti.
penyesuaian sosial sebesar 43.7 %. Artinya Konflik-konflik terseut harus
variabel penyesuaian sosial dipengaruhi dihindari agar proses pembinaan dan
oleh konsep diri dan dukungan sosial pendidikan ketrampilan bisa berjalan
sebesar 43.7 % sedang 56.3 % dipengaruhi sesuai dengan target. Untuk itu, Eks-PSK
oleh variabel lain. harus memiliki sebuah kemampuan
penyesuaian sosial yang baik. Dalam
Diskusi membantu membentuk kemampuan
Hasil uji analisis regresi diperoleh penyesuaian sosial yang baik diperlukan
nilai F = 22,109 dengan nilai p = 0,000, sebuah cara atau kemampuan-kemampuan
hasil ini menunjukkan bahwa ada yang dapat mendukung pencapaian
hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian sosial.
konsep diri dan dukungan sosial dengan Dalam penelitian ini, menunjukkan
penyesuaian sosial pada Eks-PSK. bahwa konsep diri dan dukungan sosial
Manusia merupakan makhluk yang memberikan konstribusi dalam membantu
memag diciptakan menjadi makhluk sosial penyesuaian sosial. Konsep diri positif
yang artinya selalu hidup berdampingan akan membuat individu mampu menilai
dengan orang lain dan selalu dirinya dan orang lain dengan baik serta
membutuhkan kehadiran orang lain. mampu untuk menerima keberadaan orang
lain. Menerima keberadaan orang lain
menjadi sangat penting ketika berada penyesuaian sosial. Hal inilah yang juga
dalam sebuah komunitas baru, karena memudahkan Eks-PSK untuk melakukan
individu akan dihadapakan pada orang- penyesuaian sosial di panti rehabilitasi,
orang yang baru. karena mereka merasa tetap memiliki
Calhoun dan Acoccela (1990) teman, diperhatikan dan tidak merasa asing
menambahkan tentang konsep diri positif berada di lingkungan yang baru.
bukan hanya sekedar memberikan Hasil penelitian ini mendukung
gambaran tentang dirinya baik atau tidak, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
bangga atau tidak terhadap dirinya, Maharani, Indarwati dan Effendi (2012)
melainkan dapat memahami dan menerima yang menunjukkan bahwa semakin tinggi
sejumlah kenyataan yang bermacam- dukungan sosial yang diperoleh, maka
macam tentang dirinya dan juga dapat semakin positif konsep diri yang dimiliki
menerima keberadaan orang lain. oleh individu. Selain itu semakin baik atau
Kemampuan dalam memahami diri dan positif konsep diri individu akan semakin
dapat menerima keberadaan orang lain baik pula kemampuan individu untuk
inilah yang membantu individu cepat melakukan proses penyesuaian sosial.
dalam melakukan penyesuaian sosial. Hasil uji korelasi parsial antara
Begitupun juga dengan para Eks- konsep diri dengan penyesuaian sosial
PSK, ketika mereka mempunyai konsep didapatkan nilai t = 3,651 dengan p =
diri yang positif akan lebih memudahkan 0,001 (p < 0,05), hasil ini menunjukkan
untuk menjalin relasi dan melakukan bahwa ada hubungan yang signifikan
penyesuaian sosial, karena mereka mampu antara konsep diri dengan penyesuaian
menerima keberadaan orang lain. Jika sosial.
dalam sebuah komunitas yang baru, Konsep diri yang positif memberikan
mislanya di panti rehabilitasi ini mereka penilaian positif akan diri dan kemampuan
enggan untuk berbaur dengan teman dan yang dimilikinya. Apabila Eks-PSK
pembina pastinya tidak akan terjadi proses mampu menilai dirinya bisa mencapai
penyesuaian sosial yang membuat mereka target tertentu (misalnya, mampu
selalu menyendiri. instrospeksi diri untuk menjadi pribadi
Selain itu, faktor yang yang lebih baik, mampu menjalankan
mempengaruhi individu dalam melakukan proses pendidikan dan ketrampilan
proses penyesuaian sosial adalah adanya sehingga nantinya mendapatkan keahlian
dukungan sosial dari orang lain. Dukungan dan ketrampilan yang bermanfaat untuk
sosial menurut House (dalam Smet. 1994) dirinya nanti setelah keluar dari panti),
adalah bentuk hubungan sosial yang menjalankan hidup sehari-hari dengan baik
sifatnya menolong dengan melibatkan dan menyenangkan, maka hal tersebut
aspek emosi atau perhatian, informasi, mudah dilakukan oleh seseorang.
bantuan instrumen dan penilaian. Sebaliknya jika Eks-PSK tetap
Dukungan sosial juga bisa diartikan merasa dirinya buruk dan tidak
sebagai pendampingan yang diberikan oleh mempunyai kemampuan dalam proses
orang lain untuk individu ketika bersosialisasi, maka hal inipun akan
menghadapi suatu permasalahan. membuat dirinya sulit menjalani
Pendampingan dan perhatian ini akan kehidupan sehari-hari di panti termasuk
membuatnya mudah untuk melakukan dalam proses pendidikan dan
ketrampilannya. Menurut Dariyo (2004) Hasil uji korelasi parsial diperoleh nilai t =
konsep diri positif akan mempengaruhi 3,651 dengan p = 0,001 (p < 0,05), hasil
kemampuan individu dalam penyesuaian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
sosial, sebaliknya konsep diri yang negatif yang signifikan antara konsep diri dengan
akan menghambat dalam penyesuaian penyesuaian sosial. Selain itu uji korelasi
sosial dengan lingkungan. parsial antara dukungan sosial dengan
Hasil uji korelasi parsial antara penyesuaian sosial diperoleh nilai t =
dukungan sosial dengan penyesuaian sosial 3,721 dan p = 0,000 (p < 0,05), hasil ini
diperoleh nilai t = 3,721 dan p = 0,000 (p < menunjukkan ada hubungan yang
0,05), hasil ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan
yang signifikan antara dukungan sosial penyesuaian sosial. Konsep diri dan
dengan penyesuaian sosial. dukungan sosial memberikan konstribusi
Eks-PSK yang mendapatkan sebesar 43,7% terhadap penyesuaian
dukungan sosial dari teman maupun sosial, sedangkan 56,3% dipengaruhi oleh
pembina tidak terlepas dari kemampuan variabel lain.
mereka dalam menjalin relasi terhadap
orang lain. Jika Eks-PSK ini tidak mampu SARAN
untuk bersosialisasi dengan semua Bagi pihak UPT Rehabilitasi
keluarga besar di panti rehabilitasi, mereka diharapkan lebih memperhatikan
akan lebih sedikit mendapat dukungan keberhasilan penyesuaian sosial para klien
sosial dari orang lain. Eks-PSK akan dengan meningkatkan konsep diri positif
sangat membutuhkan dukungan sosial dari dan memberikan dukungan sosial yang
orang lain, karena mereka berada di efektif bagi klien. Misalnya dengan
lingkungan yang berbeda dan pastinya konseling kelompok maupun individu dan
semua kebiasaan berbeda dengan dengan memperbanyak tugas yang bisa dilakukan
apa yang dijalani sebelum mereka masuk bersama-sama. Pembina dan pengasuh
ke panti rehabilitasi. Hal inilah yang panti juga diharapkan tidak memberikan
terkadang membuat Eks-PSK merasa rasa trauma kepada klien karena memang
tertekan dan stres. Untuk menghindari panti tersebut digunakan untuk
stres yang berkepanjangan ini, mereka merehabilitasi dan memberdayakan
membutuhkan dukungan sosial dari orang kembali para klien agar mampu bekerja
lain. Cutrona (1996) menyatakan bahwa yang tidak menyeleweng dari moral.
dukungan sosial yang baik dapat Bagi Eks-PSK yang berada di panti,
membantu individu dalam mengatasi diharapkan tempat rehabilitasi ini bisa
permasalahan dan menghadapi masa dijadikan sebagai instrospeksi diri atas
transisinya dengan baik, khususnya dalam pekerjaan yang menyeleweng dari moral
proses penyesuaian sosial. dan juga sebagai konsekuensi yang harus
diterima dan dijalani.
KESIMPULAN Bagi peneliti, bisa lebih
Penelitian ini membuktikan bahwa memperdalam kajian-kajian riset terkait
ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan variabel-
konsep diri dan dukungan sosial dengan variabel yang lebih komperhensif,
penyesuaian sosial pada Eks-PSK, dengan misalnya kompetensi sosial, kontrol diri,
nilai F = 22,109 dengan nilai p = 0,000. kecerdasan emosional, interaksi sosial,
religiusitas, dan variabel-variabel Keperawatan Universitas
demografi (usia, pendidikan, lamanya Airlangga.
bekerja).
Schneiders, A.A. (1960). Personal
DAFTAR PUSTAKA Adjustment and Mental Health.
Holt, Rinchart and Winston. New
Calhoun, J.F & Acocella, JR. (1990). York.
Psychology of Adjustment and
Human Relationship Third Edition. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. PT.
Mc. Graw-Hill Publishing
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Company. University of Georgia.
Jakarta.
Cutrona, C. E. (1994). Peceived Parental
Social Support and Achievement:
an Attachment Theory Perspective.
Journal of Personality and Social
Psychology. No. 66. Vol. 2. 369-
378.

Cohen, S. (1985). Social Support and


Health. London: Academic Press
Inc.

---------. (2004). Social Relationships and


Health. Carngie Mellon University:
American Psychologist.

Dariyo, A. (2004). Psikologi


Perkembangan Dewasa Muda. PT
Grasindo Jakarta.

Fitts, WH. (1971). The Self Concept and


Self Actualization. Western
Psychological Service: California.

http://www.enciety.co/pantau-psk-di-
surabaya-bentuk-tim-asuhan-
rembulan/ diakses, 28 September
2017).

Maharani, R., Indarwati R. & Effendi F.


(2012). Hubungan dukungan sosial
dengan konsep diri pada anak
jalanan di rumah singgah sanggar
alang-alang Surabaya. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Fakultas

Anda mungkin juga menyukai