Anda di halaman 1dari 3

HUKUM PERDATA

A. HUKUM TENTANG PERIKATAN


1. Pengertian Hukum Perikatan
Hubungan hukum di dalam lapangan harta kekayaan antara 2 orang atau lebih,
dimana pihak yang satu berhak atas suatu pretasi (kreditur) dan pihak lain (debitur)
wajib menjalankan/memenuhi prestasi
2. Tempat pengaturan dan Sistemnya
Mengenai definisi dari perikatan sendiri diatur dalam pasal 1233 KUHPerdata.
Perikatan terbagi menjadi dua, yaitu perikatan yang terjadi karena perjanjian
(Pasal 1313 KUHPerdata) dan perikatan yang terjadi karena Undang-Undang (1352
KUHPerdata).
Sedangkan perikatan yang terjadi karena undang-undang sendiri terbagi menjadi
dua lagi, yaitu yang terjadi hanya karena Undang-Undang (104, 321, 625 KUHPerdata),
dan yang terjadi karena perbuatan manusia (1353 BW)—perbuatan manusia ini
kemudian terbagi lagi menjadi perbuatan melawan hukum (1365 KUHPerdata) dan
perbuatan sesuai hukum (1354 dan 1359 KUHPerdata).
3. Sumber Sumber Perikatan
 Perjanjian
 Undang-Undang
 Putusan Pengadilan
4. Unsur-Unsur Perikatan
1. Suatu perbuatan hukum pengurusan kepentingan orang lain.
2. Dilakukan secara sukarela
3. Dilakukan dengan dan tanpa adanya perintah (kuasa atadiurus (dominus) dapat
mengerjakan sendiri kepentingannya tersebut.u kewenangan) yang diberikan oleh
pihak yang berkepentingannya diurus.
4. Dilakukan dengan tanpa sepengetahuan dari orang yang berkepentingan
5. Pihak yang melakukan pengurusan (gestor) dengan dilakukannya pengurusan,
berkewajiban untuk menyelesaikan pengurusan tersebut hingga selesai
2. Jenis Jenis Perikatan
 Perikatan murni
 Perikatan bersyarat
Adalah perikatan yang lahir maupun berakhirnya digantungkan pada suatu
peristiwa yang belum dan tidak tentu akan terjadi. Dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Syarat tangguh
Perikatan yang lahirnya digantungkan kepada terjadinya peristiwa itu.Artinya
apabila syarat tersebut dipenuhi, maka perikatannya menjadi berlaku.
b. Syarat batal
Suatu perikatan yang sudah ada, yang berakhirnya digantungkan kepada
peristiwa itu. Artinya apabila syarat tersebut dipenuhi, maka perikatannya
menjadi putus atau batal.
 Perikatan dengan ketetapan waktu
Perikatan yang pelaksanaannya ditangguhkan sampai pada suatu waktu
yang ditentukan yang pasti akan tiba.
 Perikatan alternatif/mana suka
Perikatan dimana debitur dibebaskan untuk memenuhi satu dari dua atau
lebih prestasi yang disebutkan dalam perjanjian.
 Perikatan tanggung renteng
Perikatan dimana debitur dan/atau kreditur terdiri dari beberapa orang.
Dengan dipenuhinya seluruh prestasi oleh salah seorang debitur kepada
kreditur, maka perikatannya menjadi hapus.
 Perikatan yang dapat dibagi dan yang tak dapat dibagi
 Perikatan dengan ancaman hukuman
 Perikatan generik
Perikatan dimana obyeknya hanya ditentukan jenis dan jumlah barang
yang harus diserahkan debitur kepada kreditur.
 Perikatan spesifik
Perikatan dimana obyeknya ditentukan secara terinci, sehingga tampak ciri-
ciri khususnya.
 Perikatan perdata
Perikatan dimana pemenuhan hutangnya dapat dituntut pelaksanaannya
dimuka pengadilan.
 Perikatan alami
Perikatan dimana pemenuhan hutangnya tidak dapat dituntut
pelaksanaannya dimuka pengadilan.
3. Ketentuan Umum Dalam Hukum Perikatan
 Somasi
Somasi adalah sebuah teguran terhadap pihak calon tergugat pada proses
hukum.
 Wanprestasi
tidak dilaksanakannya oleh debitur apa yang telah diperjanjikan
 Ganti Rugi
pengertian ganti rugi perdata lebih menitikberatkan pada ganti kerugian
karena tidak terpenubinya suatu perikatan, yakni kewajiban debitur untuk
mengganti kerugian kreditir akibat kelalaian pihak debitur melakukan wanprestasi.
 Overmacht (force majeure) atau keadaan memaksa
Keadaan memaksa adalah debitur terhalang dalam mempengaruhi prestasinya
karena keadaan yang tidak terduga lebih dulu tidak dapat dipertanggungjawabkan
kepadanya. Maka debitur dibebaskan untuk mengganti biaya rugi dan bunga.
 Risiko
Menurut R. Subekti, risiko adalah kewajiban menanggung atau memikul suatu
kerugian sebagai akibat suatu peristiwa di luar kesalahannya, yang menimpa
barang yang menjadi objek perjanjian.
4. Berakhirnya Perikatan
 Pembayaran
 Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan
 Novasi
Adalah perjanjian antara kreditur dengan debitur dimana perikatan yang sudah
ada dihapuskan dan kemudian suatu perikatan yang baru.
 Perjumpaan utang/kompensasi
penghapusan utang masing-masing dengan jalan saling memperhitungkan utang
yang sudah dapat ditagih secara timbal balik antara debitur dan kreditur.
 Konfusio/percampuran utang
Adalah percampuran kedudukan sebagai orang yang berutang dengan kedudukan
sebagai kreditur menjadi satu.
 Pembebasan utang
 Musnahnya barang terutang

SOAL

1. Jelaskan syarat sahnya perjanjian menurut pasal 1320 BW!


2. Bagaimana akibat hukum terhadap perjanjian jika syarat sahnya perjanjian tidak
terpenuhi?
3. Aplikasikan 1320 BW dalam jual beli!
4. Sebut dan jelaskan macam-macam benda!
5. Bedakan antara benda tetap dan benda bergerak ditinjau dari aspek bezit,
levering, bezwaring dan verjaring!
6. Jelaskan unsur-unsur perikatan!
7. Jelaskan perbedaan antara perikatan dan perjanjian!
8. Sebut dan jelaskan macam-macam perikatan yang sesuai undang-undang!
9. Apakah yang dimaksud dengan wanprestasi, overmacht dan resiko?
10. Sebut dan jelaskan macam-macam overmacht disertai dengan contoh!
11. Jelaskan syarat-syarat pembatalan perjanjian menurut pasal 1266 BW!
12. Jelaskan pembatalan perjanjian karena terjadinya dwang, dwaling, dan bedrog!
13. Sebut dan jelaskan 5 cara hapusnya perikatan yang saudara ketahui!
14. Apa perbedaan antara novasi subyektif aktif dengansubrogasi? Jelaskan!
15. Jelaskan hukum waris apa saja yang berlaku di Indonesia? Dan jelaskan bagi
siapa berlakunya masing-masing hukum waris tersebut!

Anda mungkin juga menyukai