Anda di halaman 1dari 53

Makalah Case 4

Kasus Manajemen Bencana

Kelompok Tutorial : D3

Anggota Tutorial :

1110211150 Piere Hans 1210211034 Kenny Natalia

1210211143 Moch Hargo 1210211062 Fitria Hendrico

1210211095 Paramita 1210211114 Meliany Hutami

1210211057 Nia Nuraini 1210211078 Niko Novian

1210211147 Diary Arina 1210211151 Putra Mahardika

1210211040 Aisdayanti

Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Veteran Jakarta
2015

1
Daftar Isi

Cover……………………………………………………………………………………………..1

Daftar isi………………………………………………………………………………………….2

Kasus (Case)……………………………………………………………………………………...3

I Don’t Know (IDK)……………………………………………………………………………...8

Materi

Bencana…………………………………………………………………………………………..9

Manajemen Bencana……………………………………………………………………………..25

Triage…………………………………………………………………………………………….28

Evakuasi medic…………………………………………………………………………………..32

Wabah Penyakit Saat Bencana…………………………………………………………………...41

Tupoksi
Puskesmas………………………………………………………………………………………..44

Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………………….53

2
Kasus

Page I

Anda seseorang dokter alumni UPN ‘Veteran” Jakarta. Setelah 2 (dua) tahun penugasan di
daerah Kab. Boyolali, karena kinerja yang baik dan berprestasi anda di promosikan sebagai
Kepala Puskesmas Selo, Kab. Boyolali terhotung mulai tanggal 2 Januari 20zz.

Sebagai Kepala Puskesmas, anda segera mempelajari ulang Tupoksi anda, mempelajari data
wilayah serta mengadakan koordinasi dengan pejabat-pejabat terkait.

Data wilayah : Kec. Selo diapit dua gunung. Diutara G.merbabu (3142 mdpl) dan diselatan
G.Merapi (2076 mdpl). Terdiri dari 10 Kelurahan (desa) dengan jumlah penduduk 35.382 jiwa.
Sebagian dari Kelurahan berada dilereng selatan D. Merbabu yang berhutan jati dan sebagian
berada dilereng utara G. Merapi.

Puskesmas anda merupakan Puskesmas Perawatan yang dilengkapi unit rawat inap dengan
kapasitas 10 TT. Sebagai Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan unit-unit yang terkait dengan
kegiatan kuratif, promotif dan preventif. Jarak Kota Kecamatan Selo dengan Kota Boyolli
(Ibukota Kabupaten) 23 km melalui jalan darat beraspal. Kantor Dinkes Kab. Boyolali dan RSU
3
berlokasi dikota tersebut. RSU Boyolli mempunyai Spesialis lengkap termasuk Psiakiater dan
psikolog.

SDM Puskesmas : dokter umum 2 orang (termasuk anda), dokter gigi 1 orang, perawat kesehatan
12 orang, serta 4 orang tenaga administrasi dan laboratorium.

Pada tanggal 1 Februari 20zz anda diundang rapat koordinasi di Dinas Kesehatan Boyolali.
Selain membicarakan program kerja juga dijawadlkan pengarahan dari Bpk Sekda Boyolali
selaku ketua BPBD TK II Boyolali tentang kemungkinan adanya ancaman bencana. Ancaman
bencana yang mungkin terjadi antara lain bencana kekeringan serta bencana lain akibat efek
kemarau panjang (Maret s/d akhir November 20zzz). Meskipun berstatus aktif normal tetapi
karena G. Merapi adalah gunung berapi yang paling aktif di Indonesia ancaman letusan G.
Merapi tidak dapat diabaikan. Tanggal 3 Februari 20zz, Anda segera mengadakan rapat staf
untuk menyusun rencana kerja sebagai penjabaran dari hasil rapat tersebut. Anda mengevaluasi
program kerja yang sudah disusun serta mengadakn perbaikan sesuai Tupoksi Puskesmas selo.
Khusus Rencana Penanggulangan Bencana anda mempedomani Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
serta Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pada tanggal 1 Maret 20zz, Camat selo mengadakan rapat koordinasi penanggulangan bencana
tingkat kecamatan. Dalam rapat tersebut anda selalu coordinator urusan kesehatan memaparkan
rencana kesehatan tentang penanggulangan bencana sekaligus mengkoordinasikan dengan
institusi terkait.

Page II

7 April 20zz, diunit Gadar sedang dilakukan penatalaksanaan 2 orang pemuda korban
pengeroyokan. Kedua korban adalah pemain sepakbola Kec. Selo yang beberapa waktu yang lalu
4
bertanding dengan kesebelasan Kec. Ampel. Korban dikeroyok oleh beberapa pemuda Kec.
Ampel.

Kedua korban telah diberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan tidak membahayakan
jiwanya. Untuk mengantisipasi kejadian lanjutan dari peristiwa tersebut anda segera melaporkan
kejadian tersebut kepada pejabat keamanan Kec.Selo.

Ramalan BMKG tentang kemarau panjang ternyata tepat mulai Maret 20zz hujan tidak pernah
turun sehingga pada tanggal 7 Agustus 20zz, 3 (tiga) kelurahan di lereng G.Merbabu melaporkan
mulai kekeringan dan mulai mengkonsumsi air untuk minum dari sumber-sumber air yang masih
ada. Anda segera menindak lanjuti laporan terebut dan melaporkan kepada kepada Kadinkes
Boyolali untuk mendapat pasokan air bersih. Pada tanggal 12 Agustus 20zz dating ke Puskesmas
anda 11 orang pasien dari Kelurahan A dengan keluhan mual muntah dan diare. Tanggal 12
Agustus dating lagi dari kelurahan yang sama 20 orang pasien dengan keluhan mual, muntah dan
diare. Dari anamnesa ternyata mereka mengkonsumsi air minum yang kurang higienis akibat
keringnya beberapa sumber air di desa mereka. Anda segera melakukan penatalaksanaan sesuai
standar penatalaksanaan yang berlaku. Anda juga melaporkan kejadian tersebut kepad Kadinkes
pada kesemptan pertama untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya KLB.

20 agustus 20zz, BMKG Boyolali mendapat laporan dari pengawas G.Merami bahwa terjadi
peningkatn gempa bumi tremor dari G.Merapi. Ketua BPBD Boyolali menyatakan bahwa
kondisi G.Merapi dinyatakan dalam status waspada serta memerintahkan Camat didaerah
bencana merapi termasuk Camat selo bersama jajarannya untuk mengantisipasi. Camat Selo
beserta jajarannya segera mengantisipasi sesuia tahapan penanggulangan bencana. Anda selaku
coordinator urusan kesehatan segera menyiapkan sarana prasarana kesehatan sesuai Perintah
Camat.

Tanggal 26 Agustus 20zz aktivitas Merapi makin meningkat, frekuensi gempa makim meningkat
dan disertai suara gemuruh dari arah kawah Merapi.Suhu sekitar kawah juga makinmeningkat.
Atas dasr masukkan dari BMKG, Ketua BPPD Boyolali menetapkan bahwa Status Merapi
ditingkatkan menjadi Awas Merapi.
5
Anda mengantisipasi kondisi tersebut sesuai rencana kesehatan dan menyiapkan tempat
pengungsian. Dari data yang ada diperkirakan jumlah pengungsian sebanyak 600 orang. Anda
segera berkoordinasi dengan institusi terkait untuk menyiapkan MCK, kebutuhan air bersih,
penyediaanmakan dan minum pengungsi serta upaya kebersihan lingkungan.

Sesuai rencana kesehatan yang telah anda susun anda menyiapkan bantuan kesehatan untuk
pengungsi. Lokasi tempat pengngsian sekitar 1 km dari Puskesmas dan Anda juga menyiapkan
jalur evakuasi serta jalur rujukan.

Page III

28 Agustus 20zz jam 4.00 WIB terdengar dentuman keras dari puncak Merapi disertai lontaran
awan panas. G.Merapi dinyatakan meletus dan Ketua BPBD Boyolali menyatakan daerah sekitar
Merapi termasuk Kecamatan Selo dalam Tahap Tanggap Darurat Bencana. Camat selaku
coordinator penanggulangan bencana Kec.Selo segera memberlakukan struktur organisasi
tenggap darurat bencana Kec.Selo. Anda beserta seluruh anggota Puskesmas segera
menyesuaokan struktur organisasi Puskesmas seperti organisasi urusan kesehatan dalam kondisi
tanggap darurat.

28 Agustus 20zz jam 06.00 datang 260 pengungsi dan langsung ditempatkan ditempat
pengungsian yang sudah ditetapkan. Tim Bantuan Kesehatan di Pos Kesehatan pengungsi segera
melakukan tugasnya.

28 Agustus 20zz jam 11.20 G.Merapi kembali menyemburkan awan piroklastis yang mengalir
kearah Kabupaten Sleman ( Prop. Daerah Istimewa Yogyakarta). Kec. Selo terkena dampak
berupa hujan abu tipis. Dalam kondisi tersebut anda meemerintahkan Tim Bantuan Kesehatan
Bencana untuk mengadakan upaya preventif akibat kondisi tersebut.

28 Agustus 20zz jam 13.00 datang kelompok pengungsi sebanyak 223 orang yang segera
ditempatkan di area pengungsian. Sebagian besar dari pengungsi adalah kaum rentan.

6
29 Agustus 20zz jam 10.00 dievakuasi ke Unit Gadar, 9 orang relawan yang mengalami
kecelakaan, pada saat patrol kendaraan yang ditumpangi slip dan masuk parit. Anda di Unit
gadar segera melakukan Triage. Dari 9 orang ternyata 5 orang mengalami luka lecet, 2 orang
observasi comotio cerebri dan 1 orang mengalami patah tulang femur Sinistra dextra serta
observasi Contusio Cerebri. Anda segera melapor ke Bpk. Camat serta melakukan
penatalaksanaan sesuai standar prosedur yang sudh ditetapkan.

6 September 20zz, beberapa pengungsi sudah mulai bosan, khususnya anak-anak yang
jumlahnya cukup banyak bahkan ada seorang bpk. Tr 45 tahun yang selalu melamun, termenung
serta bicara sendiri. Dari alloanamnese ternyata bpk. Tr, istrinya menjadi TKI, belum punya anak
dan beberapa sapi peliharannya belum sempat dievakuasi. Tim Bantuan Kesehatan segera
melaporkan kepada anda dan Anda segera berkoordinasi dengan Kadinkes mohon untuk segera
dikirimkan pakar terkait.

Tanggal 10 September 20zz dari pantauan Tim BMKG ternyata aktivitas G.Merapi mulai
menurun dan Tahap Darurat Bencana dinyatakan berakhir untuk masuk tahap penanggulangan
bencana selanjutnya. Namun status G.Merapi masih dalam kondisi Awas Merapi.

Anda segera melakukan konsolidasi serta evaluasi dan melaporkan hasilnya kepada para atasan
anda.

Page IV

Bapak Camat dan Kadinkes mengapresiasi kinerja anda beserta seluruh staf dan relawan yang
bergabung dalam Tim Urusan Kesehatan Penanggulangan Bencana Kec. Selo.

Selanjutnya struktur organisasi penanggulangan bencana tidak diberlakukan ladi dan kembali ke
struktur organisasi Puskesmas sesuai Tupoksinya.

7
I Don’t Know (IDK)

1. Bencana ( All about)


2. Manajemen bencana
3. Triage
4. Evakuasi medic ( Darat, laut, Udara beserta transportasi)
5. Wabah penyakit saat bencana
6. Tupoksi kepala puskesmas
7. Interpretasi Case

8
Bencana

Definisi

Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana


menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:

“Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.”

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan
manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan
mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

o Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

 Klasifikasi Bencana alam :

9
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Bencana alam geologis

Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen).
Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan
tsunami.

2. Bencana alam klimatologis

Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin dan
hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting
beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia). Gerakan tanah (longsor)
termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah faktor klimatologis (hujan),
tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).

3. Bencana alam ekstra-terestrial

Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh :
hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka
akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.

 Macam-Macam Bencana Alam Di Sekitar Kita

1. Banjir

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki
oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

10
Jenis – Jenis Banjir :

Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis
banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.

a. Banjir Sungai : Terjadi karena air sungai meluap.

b. Banjir Danau : Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.

c. Banjir Laut pasang : Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.

Penyebab Terjadinya Banjir :

a) Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :

b) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,

c) Pendangkalan sungai,

d) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,

e) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,

f) Pembuatan tanggul yang kurang baik,

g) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

Dampak Dari Banjir :

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:

a) Rusaknya areal pemukiman penduduk,

b) Sulitnya mendapatkan air bersih, dan

11
c) Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.

d) Rusaknya areal pertanian

e) Timbulnya penyakit-penyakit

f) Menghambat transportasi darat

Cara Mengantisipasi Banjir :

Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :

a) Membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.

b) Mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.

c) Membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa)


sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.

d) Tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.

e) Tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air,
sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung
oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.

f) Membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok


laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam
daratan.

2. Kebakaran Hutan

12
Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran
petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran hutan
menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke banyak daerah di
sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman warga sehingga bisa membakar
habis bangunan-bangunan yang ada.

Penyebab Kebakaran liar, antara lain:

a) Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.

b) Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.

c) Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.

d) Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan
pertanian baru dan tindakan vandalisme.

e) Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut
kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Cara Mengantisipasi Kebakaran Hutan :

Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi, kesatuan
pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung meliputi kegiatan:

a) Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan;

b) Inventarisasi faktor penyebab kebakaran;

c) Penyiapan regu pemadam kebakaran;

d) Pembuatan prosedur tetap;


13
e) Pengadaan sarana dan prasarana; dan

f) Pembuatan sekat bakar.

3. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat rendah
sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat
luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan,
taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi
yang besar.

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang
paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa
bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi.
Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa
gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi
dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia
senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas terinduksi.
14
Mengantisipasi Gempa Bumi :

Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara
menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam
menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut :

Sebelum terjadi gempa :

a) Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita
berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.

b) Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.

c) Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya
kebakaran.

Saat terjadi gempa :

Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari
bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-
tempat yang mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung
yang mungkin akan jatuh menimpa.

Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan,
pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena
tidak mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.

Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar,
meskipun orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak
akan kejatuhan runtuhan.

15
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan
jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada
ketika gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.

Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam
mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan
layang. Jika gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan
yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.

Setelah terjadi gempa :

a) Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan
yang merusak kaki.

b) Periksalah apakah kamu mendapat luka yang memerlukan perawatan segera.

c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan
segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.

d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.

e) Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah,
bila hal ini memungkinkan.

f) Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar


terhindar dari bencana yang lebih parah.

4. Tsunami

16
Tsunami adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di
laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat
berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut
lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak manusia dan makhluk hidup yang
terkena dampak tsunami.

Penyebab terjadinya tsunami :

Skema terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air,
seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun,
90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-
tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai,
kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai
yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa
meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena

17
terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh
dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer.Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga
banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak
lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor
yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami
yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami :

a) Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)

b) Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

c) Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Cara Mengantisipasi Tsunami :

Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:

a) Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke
tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.

b) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.

18
c) Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan
bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke
lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).

d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.

5. Gunung Meletus

Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti debu,
awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya.
Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa
diminimalisir.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung
berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Berbagai Tipe Gunung Berapi :

a) Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)

b) Gunung berapi perisai (shield volcano)

c) Gunung berapi maar

Ciri-ciri gunung berapi akan meletus :

a) Suhu di sekitar gunung naik

19
b) Mata air menjadi kering

c) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

d) Tumbuhan di sekitar gunung layu

e) Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Mengantisipasi Tsunami :

a) Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke
tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.

b) Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.

c) Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan
bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke
lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).

d) Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak
membawa apa-apa.

6. Angin Puting Beliung / Angin Ribut

Angin puting beliung adalah angin dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu daerah
yang dapat merusak berbagai benda yang ada di permukaan tanah. Angin yang sangat besar
seperti badai, tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan
bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.

Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat olehNational Weather Service Amerika
Serikat seperti tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya mencirikan
puting beliung “cuaca sedang” berasal dari puting beliung tornado.

20
Puting beliung cuaca sedang sedikit perusak namun sangat jauh dari umumnya dan memiliki
dinamik yang sama dengansetan debu dan landspout. Mereka terbentuk saat barisan awan
cumulus congestus menjulang di perairan tropis dan semitropis. Angin ini memiliki angin yang
secara relatif lemah, dinding berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat pelan. Angin ini sangat
sering terjadi di Florida Keys.

Puting Beliung Tornado merupakan secara harafiah sebutan untuk “tornado yang melintasi
perairan”. Angin ini dapat terbentuk melintasi perairan seperti tornado mesosiklon, atau menjadi
tornado darat yang melintas keluar perairan. Sejak angin ini terbentuk dari badai petir perusak
dan dapat menjadi jauh lebih dahsyat, kencang, dan bertahan lebih lama daripada puting beliung
cuaca sedang, angin ini dianggap jauh lebih membahayakan.

7. Tanah Longsor

Tanah longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Masalahnya jika ada orang atau pemukiman di atas tanah yang longsor atau di bawah
tanah yang jatuh maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah saja yang longsor karena batu,
pohon, pasir, dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di
bawahnya.

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan asa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi
suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh :

21
Erosi yang disebabkan sungai – sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng
yang terlalu curam lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan
hujan lebat gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng
yang lemah gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran
debu-debu getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju;

8. Pemanasan global atau Global Warming

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratanBumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata
global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan
dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan
yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka
perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas
rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air
lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas
rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan
jumlah dan polapresipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya
hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
22
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih
terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.

9. Kekeringan

Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringanadalah
kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi
kering) diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.

Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan
terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan dampak dari iklim.
Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang musim
bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil pertanian. Pada
musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat kekeringan,sungai dan waduk
tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan
dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen.
Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka
keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya
mengganggu keseimbangan makhluk hidup.

Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:

a) Kekeringan meteorologis (meteorological drought)

b) Kekeringan pertanian (agricultural drought)


23
c) Kekeringan hidrologis (hydrological drought)

d) Kekeringan sosial – ekonomi (socio – economic drought)

e) Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:

f) Membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau. Selain itu
waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan,

g) Membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,

h) Reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih
mudah menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada musim
kemarau,

o Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.

o Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

24
Manajemen Bencana

Manajemen penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau


kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat dan
setelah bencana. Manajemen penanggulangan bencana merupakan suatu proses yang dinamis,
yang dikembangkan dari fungsi manajemen klasik yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pembagian tugas, pengendalian dan pengawasan. Proses tersebut juga melibatkan berbagai
macam organisasi yang harus bekerjasama untuk melakukan pencegahan. mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat. dan pemulihan akibat bencana.

Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3


(tiga) tahapan sebagai berikut:

1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan

ketika sedang dalam ancaman potensi bencana

25
2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi

bencana.

3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana.

Dalam keseluruhan tahapan penanggulangan bencana tersebut, ada 3 (tiga) manajemen


yang dipakai yaitu :

1. Manajemen Risiko Bencana

Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada factor-faktor


yang mengurangi risiko secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada
saat sebelum terjadinya bencana dengan fase-fase antara lain :

- Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
- Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
- Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Dalam fase ini juga terdapat peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

2. Manajemen Kedaruratan

Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-faktor


pengurangan jumlah kerugian dan korban serta penanganan pengungsi secara terencana,
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada saat terjadinya bencana dengan fase nya
yaitu :

26
- Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.

3. Manajemen Pemulihan

Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-faktor


yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena
bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana secara
terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya bencana dengan fase-
fasenya nya yaitu :

- Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan public atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
- Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hokum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

27
Triage

PENGERTIAN

adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yangmemungkinkan
pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisiendengan tujuan
untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongandan
menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk, 2008).

PRINSIP DAN TIPE TRIAGE

Di rumah sakit, didalam triase mengutamakan perawatan pasien berdasarkan gejala.


Perawattriase menggunakan ABCD keperawatan seperti jalan nafas, pernapasan dan sirkulasi,
sertawarna kulit, kelembaban, suhu, nadi, respirasi, tingkat kesadaran dan inspeksi visual untuk
lukadalam, deformitas kotor dan memar untuk memprioritaskan perawatan yang diberikan
kepada pasien di ruang gawat darurat. Perawat memberikan prioritas pertama untuk pasien
gangguan jalan nafas, bernafas atau sirkulasi terganggu.Pasien-pasien ini mungkin memiliki
kesulitan bernapas atau nyeri dada karena masalah jantung dan mereka menerima
pengobatan pertama.Pasien yang memiliki masalah yang sangat mengancam kehidupan
diberikan pengobatan langsung bahkan jika mereka diharapkan untuk mati atau membutuhkan
banyak sumber daya medis. (Bagus,2007).Menurut Brooker, 2008. Dalam prinsip triase
diberlakukan system prioritas, prioritas adalah penentuan/penyeleksian mana yang harus
didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul
dengan seleksi pasien berdasarkan :

1) Ancaman jiwayang dapat mematikan dalam hitungan menit.

2) Dapat mati dalam hitungan jam.

3) Traumaringan.

28
4) Sudah meninggal.

Pada umumnya penilaian korban dalam triage dapat dilakukandengan:

- Menilai tanda vital dan kondisi umum korban


- Menilai kebutuhan medis
- Menilai kemungkinan bertahan hidup
- Menilai bantuan yang memungkinkan
- Memprioritaskan penanganan definitive
- Tag Warna
a. Prinsip dalam pelaksanaan triase :
1. Triase seharusnya dilakukan segera dan tepat waktuKemampuan berespon dengan cepat
terhadap kemungkinan penyakit yang mengancamkehidupan atau injuri adalah hal yang
terpenting di departemen kegawatdaruratan.
2. Pengkajian seharusnya adekuat dan akuratIntinya, ketetilian dan keakuratan adalah elemen
yang terpenting dalam proses interview.
3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajianKeselamatan dan perawatan pasien yang efektif
hanya dapat direncanakan bila terdapatinformasi yang adekuat serta data yang akurat.
4. Melakukan intervensi berdasarkan keakutan dari kondisiTanggung jawab utama seorang
perawat triase adalah mengkaji secara akurat seorang pasiendan menetapkan prioritas
tindakan untuk pasien tersebut. Hal tersebut termasuk intervensiterapeutik, prosedur
diagnostic dan tugas terhadap suatu tempat yang dapat diterima untuk suatu pengobatan.
5. Tercapainya kepuasan pasien.

29
KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS

Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triage didasarkan pada keluhan


utama,riwayat medis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta hasil
pengkajianfisik yang terfokus. Menurut Comprehensive Speciality Standard, ENA tahun 1999,
penentuantriase didasarkan pada kebutuhan fisik, tumbuh kembang dan psikososial selain pada
factor-faktor yang mempengaruhi akses pelayanan kesehatan serta alur pasien lewat sistem
pelayanankedaruratan.Hal-hal yang harus dipertimbangkan mencakup setiap gejala ringan yang
cenderung berulang atau meningkat keparahannya .Prioritas adalah penentuan mana yang harus
didahulukan mengenai penanganan dan pemindahanyang mengacu pada tingkat ancaman jiwa
yang timbul.

Beberapa hal yang mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien
yang meliputi :

a. Gawat

adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan
dengan cepat dan tepat

b. Darurat

adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan penanganancepat dan tepat
seperti kegawatan

c. Gawat darurat

adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC( Airway/ jalan
nafas, Breathing / pernafasan, Circulation / sirkulasi), jika tidak ditolong segeramaka dapat
meninggal / cacat (Wijaya, 2010).

30
Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas ( Labeling )

31
Evakuasi Medik

PENGADAAN TRANSPORT MEDIK

Perencanaan Komunikasi dan koordinasi yang baik diantara team evakuasi dan ambulans dan
staf yang berada di rumah sakit adalah sangat penting. Komunikasi yang kurang, penyebaran
detail informasi yang terbatas menyebabkan staf spesialis mengalami kesulitan dalam
mengendalikan keadaan kritis dari pasien secara adekuat. Saluran telepon dan faksimil yang baik
akan mempermudah personel team evakuasi memperoleh advis dalam melakukan resusitasi serta
evakuasi pasien di tempat kejadian.

Personel

Setiap anggota team harus dapat melakukan diagnostik dan resusitasi. Direkomendasikan setiap
anggota team harus bersertifikasi ATLS. Kemampuan setiap anggota untuk melakukan prosedur
tindakan, komunikasi yang tepat dan benar akan berefek pada outcome pasien. Mabuk perjalanan
(motion sickness) , obstruksi tuba eustasius atau masalah sakit lainnya akan berefek pada pasien
dan staf. Personel team yang memiliki masalah mabuk perjalanan tidak boleh diikutsertakan.
Obat yang paling efektif menangani mabuk perjalanan adalah hyoscine hydrobromide
(scopolamine) diminum 4 jam sebelum perjalanan, sedangkan transdermal patch perlu waktu 8
jam sebelum perjalanan ditempelkan dikulit, efeksampingnya dalah mulut kering dan distonia.
Pemilihan

Pasien

Salah satu hal yang penting mendapat perhatian dalam keberhasilan transportasi pasien kritis
adalah pemilihan pasien yang tepat dengan fasilitas pelayanan ambulans atau evakuasi yang
disediakan. Kriteria pasien yang memerlukan evakuasi medis:

32
• Pasien dengan diagnosis yang potensial kearah perburukan

• Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan intervensi medis segera.

• Pasien yang memerlukan Rumah sakit rujukan dan ambulans servis harus waspada apabila
terjadi kasus perburukan pada pasien saat transport diluar perkiraan team yang merujuk pasien
tersebut. Mekanisme penilaian kelayakan pasien yang akan dirujuk berdasarkan keadaan kritis
yang dialami pasien dengan standar peralatan yang ada di ambulans transport harus sangat
sensitif dan spesifik.

Komunikasi

Pendekatan yang sistematik harus dilakukan untuk memastikan kecepatan dan ketepatan respon
dari team apabila terdapat kasus pasien kritis yang harus segera dirujuk. Nomer telefon bebas
pulsa dengan kemampuan melakukan confrence call paling ideal untuk disediakan. Faksimil dan
kemampuan teleradiologi juga penting untuk disediakan. Pengiriman team transport ketempat
yang memerlukan pertolongan, merujuk pasien ketempat pelayanan medis yang lebih tinggi
sebelumnya sudah harus melalui mekanisme pertimbangan medis klinis dari staf medis setempat.
Singkatnya, pertimbangan klinis sederhana yang meliputi kemampuan rumah sakit perujuk
dalam menangani pasien kritis, team transport medis dan rumah sakit tujuan rujukan merupakan
hal yang paling penting. Walau bagaimanapun cepatnya respon team transport medis, jika tanpa
adanya kemampuan dalam menanggulangi masalah utama jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
maka mustahil pasien akan selamat.

Alat-alat yang harus dipersiapkan

I. Alat bantu pernafasan

1. Intubasi

• Pipa endotrakeal dan konektornya

- untuk dewasa dan anak-anak

33
• Introducer, bougie, forsep magill

• Laringoskop, bilah laringoskop, lampu laringoskop dan betere

• Alat tambahan: syringe untuk mengembangkan cuff, manometer, forsep klip, pipa endotrakeal
leher angsa, jelly untuk pelicin, plester, filter penyerap cairan.

2. Alat bantu nafas lain

• Sederhana : nasofaring dan Guedel

• Supraglotik : laryngeal mask dan combitube

• Infraglotik : krikotirotomi set dan pipa krikotiroid

3. Masker oksigen: (termasuk masker oksigen untuk FiO2 bertekanan tinggi, tubing dan
nebulizer.

4. Alat suction

• Sistem utama: biasanya terpasang pada kendaraan transport

• Portable suction

• Suction tubing, alat pemegang suction, kateter, cadangan alat tersebut.

5.Self inflating hand ventilator, mask dan PEEP (positive end expiratory pressure) valve.

6. Ventilator portable dengan alarm (alarm disconnect dan overpressure).

7. Sirkuit ventilator dan cadangannya.

8. Spirometer dan manometer cuff ( pengukur tekanan cuff pipa endotrakeal)

9. Capnograf (pengkur kadar karbondioksida)

10. Alat drainase pleura :

34
• Kateter interkosta dan kanula-nya.

• Set alat bedah beserta alat dan benang jarit.

• Heimlich type valve dan drainage bags

11. Sistem oksigen utama (biasanya sudah ada di kendaraan transport medis) yang sudah cukup
terisi oksigen dengan flowmeter dengan outlet dinding yang standar.

12. Tabung oksigen cadangan dengan flowmeter dan outlet standar.

II. Alat bantu sirkulasi

1. Defibrilator/monitor/pacu jantung eksterna beserta dengan leads, elektroda dan pads.

2. Peralatan pemberian cairan intravena:

• Berbagai cairan infus : kristaloid isotonik, dekstrose, koloid.

• Infus set dan blood set.

• Kanula intravena berbagai ukuran: perifer dan sentral

• Ekstensi intravena set (three way dan needle free injection system)

• Syringe, jarum

• Alcohol swipes (untuk desinfeksi kulit), plester dan peralatan dressing intravena.

• Pressure infusion bag

• Arteri line.

3. Peralatan monitoring tekanan darah

• Kanula arteri beserta arteri tubing dan transdusernya.

• Monitor tekanan darah invasif dan non invasif.

35
• Sphygmomanometer aneroid (non merkuri) dan cuff berbagai macam ukuran yang kompatibel
dengan monitor elektronik atau manual.

• Oksimeter nadi dengan probe jari dengan berbagai macam jenis serta ukurannya.

4. Syringe / infusion pump (minimal 2 buah) dan tubing yang sesuai.

III Peralatan Lainnya.

1. Kateter urine dan drainase/ bag penampung urine.

2. Gastric tube beserta bag penampungnya.

3. Peralatan bedah minor:

• Kateter interkostal , kateter vena sentral, krikotirotomi.

• Instrumen steril: skalpel, gunting, forsep, tempat jarum.

• Peralatan menjarit dan jarum jarit.

• Antiseptik, peralatan desinfeksi kulit dan perawatan pascatindakan.

• Sarung tangan steril (berbagai macam ukuran), gaun steril dan drapes.

4. Cervical collar, peralatan immobilisasi tulang belakang, splints.

5. Baju pneumatik antisyok (military antishock trousers/MAST).

6. Termometer (non merkuri) dan atau probe temperatur/ monitor.

7. Selimut reflektif dan kain penutup yangberfungsi sebagai penahan panas (thermal insulation
drapes).

8. Perban, plester, gunting heavyduty.

9. Sarung tangan dan kacamata proteksi.

36
10.Wadah penampungan benda tajam dan terkontaminasi.

11.Pulpen dan map tempat tulis-menulis.

12.Lampu senter.

13.Label untuk memberi tanda pada obat dan pulpen marker.

14.Dekongestan nasal (utnuk pencegahan barotitis).

Agen Farmakologi

1. Obat-obatan susunan saraf pusat:


• Golongan narkotika dan non-narkotika analgetika.
• Ansiolitik / sedatif
• Trankuiliser mayor
• Antikonvulsan.
• Hipnotika intravena/ obat anestetik
• Antiemetik
• Anestetik lokal.
2. Obat-obatan jantung:
• Antiaritmia.
• Antikolinergik.
• Inotropik/ vasokonstriktor.
• Nitrat.
• α dan β bloker dan obat hipotensif.
3. Elektrolit dan obat-obatan Renal:
• Sodium bikarbonat.
• Kalsium klorida
• Magnesium
• Antibiotika
• Oksitosin
37
• Potasium
• Loop diuretika
• Osmotik diuretika
4. Obat-obatan metabolik dan endokrin:
• Glukose (konsentrat) dan glukagon
• Insulin
• Steroid
5. Obat-obatan lain:
• Blok neuromuskular : depolarisasi dan non depolarisasi.
• Antikolinesterase ( untuk reverse obat blok neuromuskular).
• Antagonis narkotik dan benzodiazepine.
• Bronkodilator.
• Antihistamin.
• Penghambat reseptor H2 dan penghambat pompa proton.
• Antikoagulan atau trombolitik.
• Vitamin K.
• Tokolitik.
6. Cairan: saline dan air steril. Peralatan Tambahan
1. Pacu jantung dan transvenous temporary pacing kit.
2. Darah (biasanya golongan darah O rhesus negatif dan atau produk darah lain.
3. Infusion pump cadangan dan peralatan pemasangan kanulasi vena cadangan.
4. Peralatan untuk melahirkan.
5. Peralatan khusus pediatrik tambahan.
6. Anti bisa atau anti racun binatang/serangga.
7. Obat-obatan spesifik lain dan antagonisnya.

ALAT-ALAT BANTU LAIN

Alat transcutaneus pacing juga baik untuk disediakan bila ada kasus gawatdarurat yang
memerlukannya. Namun bila dalam keadaan elektif harus disediakan transvenous pacing. Alat-
38
alat lain yang berkaitan dengan terapi khusus lain bila diperlukan juga harus disediakan. Pada
beberapa keadaan misalnya pasien dengan pompa balon intra-aorta (intra aortic ballon-pump)
ukuran alatnya relatif besar dan mempengaruhi pemilihan kendaraan untuk transportasi-evakuasi.
Alat heimlich atau yang serupa yang dipergunakan untuk drainase pleura adalah sangat penting
karena seal (segel pengunci) sistem drainase dalam air tidak cocok untuk transport-evakuasi.
Alat-alat lain misalnya pipa nasogastrik, kateter urine dan drainase luka juga diperlukan.

PILIHAN TRANSPORT-EVAKUASI

Ada 3 buah pilihan transport yang biasanya dipilih: jalan darat, pesawat udara (bersayap) dan
helikopter (baling-baling). Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh alat transport-evakuasi
pasien dalam keadaan kritis ditampilkan di tabel... Kendaraan yang dibuat khusus untuk
transport-evakuasi medis yang harus dipilih, namun tetap ada kendaraan cadangan yang harus
dapat segera dimodifikasi sebagai kendaraan pengganti bila diperlukan. Pilihan kendaaan
transport-evakuasi ini tergantung dari jarak yang ditempuh dari rumah sakit perujuk ke tempat
rujukan, tergantung juga kegawatan kasus pasiennya. Guideline atau petunjuk mengenai
penggunaan kendaraan tersebut harus dibuat, namun tetap ada fleksibilitasnya pada beberapa
keadaan misalnya beban kerja, kemacetan lalu-lintas, cuaca dan keterbatasan pemakaian alat
transport lainnya.

1. Jalan Darat
Ambulans darat adalah yang paling sering dipergunakan sebagai mobil gawatdarurat.
Pada pasien dimana waktu bukan merupakan ancaman kegawatan dan pengawasan pasien
lebih dipentingkan dari kecepatan tiba di tempat tujuan rujukan maka jalan darat yang
paling dipertimbangkan untuk dipilih karena lebih mudah dikerjakan dan pada beberapa
grup pasien justru lebih aman dalam metode transport ini.
2. Pesawat udara bersayap
Pesawat udara bersayap adalah yang palin tepat untuk transport-evakuasi pasien jarak
jauh. Kecepatannya tidak dapat ditandingi oleh metode transport yang lainnya.
Kelebihannya dibandingkan dengan helikopter adalah terdapatnya kabin dengan

39
pengaturan tekanan, kabin yang tenang dibandingkan dengan helikopter dan dapat
dipakai saat segala macam cuaca (termasuk di negara dengan empat musim di saat musim
salju).
3. Pesawat dengan baling-baling.
Pada jenis ini helikopter yang paling sering dipilih, dimana dengan helikopter
memerlukan beberapa jenis pelatihan bagi anggota team transport-evakuasi untuk bisa
beradaptasi dalam menangani pasien saat berada didalam helikopter. Helikopter
berukuran kecil sangat tidak cocok untuk dipilih sebagai air ambulance. Helikopter
dengan ukuran sedang merupakan pesawat yang serbaguna dalam range atau jarak
tempuh mereka yaitu 30 - 50 km. Efisiensi maksimum didapat dengan pilihan transport-
evakuasi medis ini dalam hal waktu, kemampuan beban kerja yang tinggi dan dapat
menghindari kemacetan lalulintas (terutama untuk rumah-sakit yang tersedia fasilitas
helipad).

40
Wabah Penyakit Pada Saat Bencana

Pada saat bencana banjir dan pasca banjir biasanya timbul masalah kesehatan di
berbagai tempat permukiman dan di tempat umum yang terkena genangan. Masalah
Kesehatan yang timbul diantaranya penyakit-penyakit sebagai berikut:
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
2. Diare
3. Penyakit kulit
4. Gastritis
5. Kecelakaan (luka, tersengat listrik, tenggelam dll)
6. Leptospirosis
7. Conjungtivitis
8. Gigitan binatang berbisa
9. Typhus abdominalis

Kasus penyakit tersebut di atas sering meningkat secara signifikan, beberapa


diantaranya bahkan dapat menjadi kejadian luar biasa (KLB) yang tidak jarang disertai
kematian (leptospiosis). Selain terjadinya peningkatan beberapa penyakit, bencana banjir
juga mengakibatkan rusaknya sanitasi lingkungan yang mengakibatkan:
- Kerusakan lingkungan yang parah.
- Tercemarnya sarana sumber air bersih, sehingga sulit untuk mendapatkan air bersih
untuk rumah tangga.
- Luapan air dari got-got dan sungaisungai serta menyebarnya sampah dan limbah.
- Tidak berfungsinya jamban dan meluapnya septic tank.

41
Upaya yang dilakukan saat terjadinya banjir, antara lain:

- Membuka pos kesehatan Pos kesehatan disiapkan berikut dengan peralatan, obat dan
bahan habis pakai, ketenagaan serta identitas baik untuk pos kesehatan maupun petugas.
- Membantu evakuasi korban Melakukan evakuasi melalui rute yang aman menuju posko
yang telah ditentukan sebelumnya. Evakuasi ini diutamakan pada anak-anak, wanita dan
usia lanjut. Pada kegiatan ini melibatkan unsur SAR, Polisi, TNI, Hansip, PMI dan tenaga
kesehatan terlatih, serta masyarakat.
- Memberikan pertolongan pada korban Pertolongan pada pasien diberikan oleh tenaga
kesehatan dengan maksud untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. Sedangkan
pertolongan korban pengungsian akan dilakukan secara lintas sektor yang melibatkan
Dinas Sosial, PMI, Kimpraswil, Hansip, dan sektor lainnya dibawah koordinasi Satlak
PBP. 10 l Memberikan pelayanan kesehatan gratis Pelayanan kesehatan diberikan secara
gratis pada pos pelayanan kesehatan yang buka 24 jam dan pelayanan kesehatan keliling.
- Merujuk penderita jika diperlukan Untuk memberikan pelayanan kesehatan rujukan,
dapat berkoordinasi dengan beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta terdekat. Untuk
itu diperlukan komunikasi dan jalinan kerjasama dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan lebih baik.
- Melakukan penilaian kesehatan secara cepat (rapid health assessment) Penilaian cepat
dilakukan bersamaan dengan pelayanan kesehatan darurat (emergency). Upaya
pertolongan akan berhasil dengan baik apabila kita mengetahui persoalan yang ada di
lapangan. Yang perlu mendapat perhatian dalam penilaian kesehatan secara cepat, antara
lain, jumlah korban (meninggal, luka berat, luka ringan), ketersediaan obat, tenaga,
fasilitas kesehatan dll. l Melakukan surveilans penyakit berpotensi kejadian luar biasa

42
(KLB) Surveilans dilakukan untuk mengantisipasi adanya peningkatan kasus, khususnya
beberapa penyakit yang potensial menjadi KLB, antara lain:
a. ISPA
b. Diare
c. Leptospirosis
- Membuat pencatatan dan pelaporan Untuk memudahkan evaluasi kegiatan dibutuhkan
ketertiban dan kerapian dalam pencatatan dan pelaporan. Pelaporan juga dipakai sebagai
bukti adanya suatu kegiatan.

43
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PUSKESMAS

Sub Pokok Bahasan :

1. Fungsi dan peran Puskesmas dalam sitem kesehatan masyarakat


2. Organisasi Puskesmas
3. Program Pokok Puskesmas
4. Peran dokter di Puskesmas

Pendahuluan

Pengertian
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalm bentuk kegiatan pokok.
Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab ats
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalm wilayah kerjanya.

Wilayah Kerja Puskemas


Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari
kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap
Puskesmas.
44
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan
unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja
Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan. Puskesmas di ibukota Kecamatan dengan
jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan “ Puskesmas Pembina “ yang
berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi
koordinasi. Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring
dengan diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan desentralisasi.
Dengan Otonomi, setiap daerah tingkat II punya kesempatan mengembangkan Puskesmas
sesuai Rencana Strategis ( renstra ) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah ( RPJMD ) Bidang Kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah
Tingkat II. Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi kesehatan serta tugas
pokok dan fungsi yang menggambarkan lebih dominannya aroma kepentingan daerah
tingakt II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan penentuan skala prioritas upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di tiap daerah tingkat II, dengan catatan setiap
kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain daerah tingkat
II dituntut melakukan akselerasi di semua sektor penunjang upaya pelayanan kesehatan.

Pelayanan Kesehatan Menyeluruh


Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
yang meliputi pelayanan:
- Kuratif (pengobatan)
- Preventif (upaya pencegahan)
- Promotif (peningkatan kesehatan)
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamain
dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

45
Pelayanan Kesehatan Integratif
Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai Pengobatan,
Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hyegiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan
Penyakit Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan
langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi di BKIA, begitu juga
petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas Hygiene Sanitasi dan
sebaliknya.
Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat yakni
Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah
satu koordinasi dan satu pimpinan.

Fungsi dan peran Puskesmas


Fungsi Puskesmas:
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:


a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
46
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas

Peran Puskesmas:
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital
sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui
sistem perencanaan yang matang dan realisize, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi,
serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian maajerial di atas
bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam
menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke
depan, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait
upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.

Kedudukan Puskesmas:
1. Kedudukan secara administratif:
Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung
jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan:
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka Puskesmas berkedudukan
pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.

Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas, sedangkan dalam
hal pengembangan pelayanan kesehatan, Puskesmas dapat meningkatkan dan
mengembangkan diri ke arah modernisasi sistem pelayanan kesehatan di semua lini, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis
daerah tingkat II di bidang kesehatan.
Sebagai contoh:
47
Di bidang promotif, Puskesmas dimungkinkan menggunakan LCD Proyektor sebagai
sarana penyuluhan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi terkini yang bersifat
interaktif menggunakan perangkat audiovisual multimedia.
( baca makalah penulis berjudul : Pemanfaatan Multimedia Audiovisual Sebagai Media
Penyuluhan Kesehatan Interaktif )
Di bidang penunjang kuratif, Puskesmas dapat mengembangkan Laboratorium modern
menggunakan Elektro Fotometri, USG, EEG dan lain-lain secara bertahap, agar mutu
pelayanan meningkat dan masyarakat dapat menikmati berbagai pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
Di bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan Puskesmas dapat mengupayakan
medical review dan prosedur tetap pelayanan medis, agar upaya kuratif lebih bermutu
dan dapat dipertanggung jawabkan.
( lihat preview penulis dalam kemasan CD multimedia : Medical Review seri 1 )
Di bidang preventif, Puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk pembuatan
brosur semisal Brosur jadwal imunisasi, brosur DBD, Diare dan lain-lain sesuai skala
priotitas dan kondisi tiap Puskesmas.
Di bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan kepada
khalayak berupa brosur, semisal brosur jadwal makan Diabetes saat Puasa dan lain-lain.

Organisasi Puskesmas
Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari:
a. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
b. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha
c. Unsur Pelaksana :
1. Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam jabatan fungsional
2. jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah
3. Unit terdiri dari: unit I, II, III, IV, V, VI dan VII
Ringkasan Uraian Tugas: Kepala Puskesmas:

48
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan
Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Kepala Urusan Tata Usaha:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang kepegawaian, keungan, perlengkapan dan
surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
Unit I:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesejahteraan Ibu dan
Anak, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi.
Unit II:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.
Unit III:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut,
Kesehatan tenaga Kerja dan Lansia ( lanjut usia ).
Unit IV:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan
kesehatan khusus lainnya.
Unit V:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Unit VI:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat Inap ( Puskesmas Perawatan ).
Unit VII:
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan pengelolaan Farmasi.
Ringkasan Tata Kerja

49
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan
organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kepala Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam
lingkungan Puskesmas, memberikan bimbngan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas
masing-masing petugas bawahannya.
Setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dari dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal
Departemen Kesehatan RI.

50
Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya,
karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda.
Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan
adalah sebagai berikut :

1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )


2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
19. Dan masih terus bertambah

51
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa ( PKMD ).
Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di
atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan
tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal
demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah.
Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah
penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas
bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.

52
DAFTAR PUSTAKA

https://adipawapeling.wordpress.com/2014/01/04/makalah-bencana-alam/

http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/definisi-dan-jenis-bencana

http://bpbd.banyuwangikab.go.id/docpub/Modul_Pengantar_Manajemen_Bencana.pdf

http://www.academia.edu/4293016/TRIAGE_Keperawatan_Gawat_Darurat

http://fk.unud.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/Medical-Evacuation-2015.pdf

www.depkes.go.id/download.php?file=download/penanganan

http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/moon/PublicPolicy-Service/moki_yankesread.pdf

53

Anda mungkin juga menyukai