Oleh :
Rizki Kurniawan Rangkuti
(NIM : 8136171045)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Sejarah Perkembangan Teori Bilangan 4
2.1.1 Teori Bilangan pada Masa Prasejarah (SM) 4
2.1.1.1 Teori Bilangan Bangsa Babilonia 5
2.1.1.2 Teori Bilangan Bangsa Mesir Kuno 6
2.1.1.3 Teori Bilangan Bangsa India 7
2.1.2 Teori Bilangan pada Masa Sejarah (Masehi) 10
2.2 Definisi Bilangan 11
2.3 Bilangan dan Himpunan Bilangan 11
2.4 Macam-Macam Bilangan 13
2.4.1 Bilangan Asli (N) 13
2.4.2 Bilangan Cacah (C) 13
2.4.3 Bilangan Bulat (I) 13
2.4.4 Bilangan Rasional (H) 13
2.4.5 Bilangan Irasional (Q) 14
2.4.6 Bilangan Riil (R) 14
2.4.7 Bilangan Imajiner 14
2.4.8 Bilangan Kompleks 15
2.4.9 Bilangan Nol 15
2.4.10 Bilangan Sempurna 16
2.4.11 Bilangan Bersekawan 16
DAFTAR PUSTAKA 27
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayahNya berupa ilmu pengetahuan serta limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Makalah ini berjudul “Sejarah Teori Bilangan” disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas perkuliahan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian makalah ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi ilmu maupun tata bahasa,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
demi sempurnanya makalah ini. Kiranya makalah ini bermanfaat dalam memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi dunia pendidikan. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih, semoga Allah swt senantiasa meridhoi niat baik kita semua. Amin.
Sejarah perkembangan teori bilangan dapat dikelompokkan menjadi dua masa, yaitu :
2.1.1 Teori Bilangan pada Masa Prasejarah (Sebelum Masehi)
Konsep bilangan dan proses berhitung berkembang dari zaman sebelum ada sejarah
(artinya tidak tercatat sejarah kapan dimulainya). Mungkin bisa diperdebatkan, tapi diyakini
sejak zaman paling primitif pun manusia memiliki “rasa” terhadap apa yang dinamakan
bilangan, setidaknya untuk mengenali mana yang “lebih banyak” atau mana yang “lebih
sedikit” terhadap berbagai benda.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya benda matematika tertua, yaitu tulang
Lebombo di pegunungan Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35.000 SM.
Tulang ini berisi 29 torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula
baboon. Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat siklus
haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda.
Selain itu, ditemukan juga artefak prasejarah di Afrika dan Perancis, dari tahun 35.000 SM
dan berumur 20.000 tahun, yang menunjukkan upaya dini untuk menghitung waktu. Tulang
Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil (timur laut Kongo), berisi sederetan tanda
lidi yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah bahwa
tulang Ishango menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui tentang barisan bilangan
prima.
Vertical staff
Heel Bone ( tulang lutut )
Scrool ( gulungan surat )
Bilangan yang bukan merupakan bilangan real disebut “bilangan imajiner” dan
biasanya diberi nama dengan huruf i atau i = √−1 . Dengan dikenalnya bilangan imajiner
maka kita akan mengenal bilangan kompleks dan diberi nama C, yang dinyatakan sebagai
𝐶 = {𝑎 + 𝑏𝑖| 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅}.
Hubungan antara ketujuh himpuan N, I, Q, H, R, M, dan C ditunjukan oleh diagram
venn, tampak bahwa N ⊂ I ⊂ Q ⊂ R ⊂ C, H ⊂ R ⊂ C, M ⊂ C, Q ∩ H = ∅ dan M ∩ R = ∅.
2.4 Macam-Macam Bilangan
2.4.1 Bilangan Asli ( N )
Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang bukan nol, yaitu unsur himpunan
N={1, 2, 3, 4, ...}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep matematika yang paling
sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia,
bahkan beberapa penelitian menunjukan beberapa jenis kera besar (inggris:apes) juga bisa
mempelajarinya. Bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan yang digunakan untuk
membilang, menghitung, membagi dsb. Bilangan asli dapat digunakan untuk mengurutkan
dan mendefinisikan sifat terhitung suatu himpunan.
bulat dan b tidak sama dengan 0. Bilangan rasional merupakan bilangan yang mempunyai
jumlah kurang atau lebih dari utuh, terdiri dari pembilang dan penyebut. Pembilang
merupakan bilangan yang terbagi, sedangkan penyebut merupakan bilangan pembagi.
𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈
𝑷𝒆𝒄𝒂𝒉𝒂𝒏 =
𝑷𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒖𝒕
Contoh :
4 pembilang 𝟒
𝑷𝒆𝒄𝒂𝒉𝒂𝒏 =
5 penyebut 𝟓
2 pembilang 𝟐
𝑷𝒆𝒄𝒂𝒉𝒂𝒏 =
3 penyebut 𝟑
direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan. Definisi popular dari bilangan
riil meliputi kelas ekivalen dari deret Cauchy rasional, irisan Dedekind, dan deret Arhimides.
2.5.7 Johan Carl Friedrich Gauss (30 April 1777 . 23 Februari 1855)
Gauss adalah matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman yang memberikan
beragam kontribusi. Ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa
selain Archimedes dan Isaac Newton. Dilahirkan di Braunschweig, Jerman, saat umurnya
belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya.
Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan
memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa penghitungan
deret 1+2+3+...+100. Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya
sebenarnya lebih sulit dari itu.
2.5.8 Johann Peter Gustav Lejeune Dirichlet (13 Februari 1805-5 Mei 1859)
Dirichlet ialah matematikawan Jerman yang dihargai karena definisi "formal" modern
dari fungsi. Keluarganya berasal dari kota Richelet di Belgia, dari yang nama belakangnya
"Lejeune Dirichlet" ("le jeune de Richelet" = "anak muda dari Richelet") diturunkan, dan di
mana kakeknya tinggal.
Dirichlet lahir di Duren, di mana ayahnya merupakan kepala kantor pos. Ia
mendapatkan pendidikan di Jerman, dan kemudian Prancis, di mana ia belajar dari banyak
matematikawan terkemuka saat itu. Karya pertamanya ialah pada teorema akhir Fermat.
Inilah konjektur terkenal (kini terbukti) yang menyatakan bahwa untuk 𝑛 > 2, untuk
persamaan 𝑥 𝑛 + 𝑦 𝑛 = 𝑧 𝑛 tak memiliki solusi bilangan bulat, selain daripada yang trivial
yang mana 𝑥, 𝑦, atau 𝑧 itu 0. Ia membuat bukti parsial untuk kasus n = 5, yang dilengkapi
oleh Adrien-Marie Legendre. Dirichlet juga melengkapi pembuktiannya sendiri hampir di
saat yang sama; kemudian ia juga menciptakan bukti penuh untuk kasus n = 14. Setelah
kematiannya, ceramah Dirichlet dan hasil lain dalam teori bilangan dikumpulkan, disunting
dan diterbitkan oleh kawannya dan matematikawan Richard Dedekind dengan judul
Vorlesungen uber Zahlentheorie (Ceramah pada Teori Bilangan).
2.5.9 Benjamin Peirce (4 April 1809 . 6 Oktober 1880)
Benjamin Peirce ialah seorang matematikawan Amerika yang mengajar di Universitas
Harvard selama kira-kira 50 tahun. Dia bersumbangsih dalam bidang mekanika benda langit,
teori bilangan, aljabar, dan filsafat matematika.
Setelah tamat dari Harvard, dia menjadi seorang asisten dosen (1829), dan kemudian
diangkat menjadi dosen matematika pada 1831. Di dalam teori bilangan, dia membuktikan
bahwa tidak ada bilangan sempurna ganjil yang kurang dari empat faktor prima. Di dalam
aljabar, dia dikenal atas pengkajiannya pada aljabar asosiatif. Dia pertama mengajukan istilah
idempoten dan nilpoten pada 1870 untuk menjelaskan unsur-unsur aljabar ini, dan dia juga
memperkenalkan penguraian peirce.
Dari waktu Plato, harmoni dianggap sebagai cabang dasar fisika, sekarang dikenal
sebagai musik akustik. Awal teori India dan Cina menunjukkan pendekatan serupa. Semua
berusaha untuk menunjukkan bahwa hukum-hukum matematika dari harmonisa dan ritme
yang fundamental tidak hanya untuk pemahaman kita tentang dunia tetapi untuk
kesejahteraan manusia. Konfusius, seperti Pythagoras, menganggap nomor kecil 1,2,3,4
sebagai sumber semua kesempurnaan.
Untuk hari ini matematika lebih berkaitan dengan akustik dibandingkan dengan
komposisi, dan penggunaan matematika dalam komposisi secara historis terbatas pada
operasi sederhana penghitungan dan pengukuran. Upaya untuk struktur dan
mengkomunikasikan cara-cara baru penyusunan dan mendengar musik telah menyebabkan
aplikasi musik teori himpunan, aljabar abstrak dan teori bilangan. Beberapa komposer telah
memasukkan rasio Emas dan angka Fibonacci ke dalam pekerjaan mereka
Bentuk musik
Formulir Musik adalah rencana dimana sepotong pendek musik diperpanjang. The
“Rencana” istilah juga digunakan dalam arsitektur, yang membentuk musik sering
dibandingkan. Seperti arsitek, komposer harus memperhitungkan fungsi yang pekerjaan
dimaksudkan dan sarana yang tersedia, berlatih ekonomi dan memanfaatkan pengulangan
dan ketertiban. Jenis umum dikenal sebagai bentuk biner dan terner (“dua kali lipat” dan
“tiga”) sekali lagi menunjukkan pentingnya nilai-nilai integral kecil terhadap kejelasan dan
daya tarik musik.
Bilangan pada awalnya hanya dipergunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan simbol dan
kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan dan mengembangkan konsep-konsep
matematika menjadi lebih luas, maka matematika menjadi hal yang sangat penting bagi
kehidupan dan tak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan selalu
bertemu dengan konsep bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi,
sains, ekonomi ataupun dalam dunia musik, filosofi dan hiburan serta banyak aspek
kehidupan lainnya.
Sejarah telah membuktikan bahwa matematika, khususnya sistem bilangan pada
awalnya tidak seragam, berbeda di tiap suku bangsa. Jadi matematika dalam kasus ini sistem
bilangan, sangat mirip dengan bahasa, yakni berbeda di tiap suku bangsa, tapi pada
prinsipnya bisa diterjemahkan satu sama lain. Dan sebagaimana bahasa inggris mendominasi
bahasa yang digunakan di dunia, maka sistem bilangan basis 10 adalah yang paling banyak
disepakati suku bangsa dan menjadi sistem bilangan internasional. Tapi seperti bahasa juga,
sistem bilangan ini juga mengalami asimilasi, jadi walaupun menggunakan sistem bilangan
basis 10 (desimal), 1 tahun tetap 12 bulan dan 1 jam tetap 60 menit. Kenapa tidak
diseragamkan? Hal ini karena perbedaan akan membuat dunia lebih hidup dan indah.
DAFTAR PUSTAKA