Disusun oleh :
Kelompok 2 / XI-MIPA 3
B. Tujuan :
Mengkaitkan hubungan antara variasi berat badan (ukuran tubuh) dengan
kebutuhan oksigen.
D. Cara kerja :
1. Menimbang kecambah 10 gram,
2. Memasukkan NaOH kristal yang telah dibungkus dengan kapas ke tabung
respirometer,
3. Memasukkan kecambah 10 gram kedalam tabung respirometer,
4. Menutup ujung tabung dengan memasukkan eosin melalui pipet dan
membiarkan eosin mencapai kedudukan 0 pada skala respirometer,
5. Setelah mencapai skala 0, mencatat perubahan skala setiap satu menit,
hingga eosin mencapai dekat kecambah (skala tak terbaca),
6. Mengulangi cara diatas dengan merubah berat kecambah mengulangi hingga
tiga kali, demikian pula mencatat perubahan skalanya,
7. Mengulangi cara diatas tetapi kecambah diganti dengan jangkrik,
8. Memasukkan hasilnya dalam tabel pengamatan,
9. Menarik kesimpulan.
E. Tabel pengamatan :
F. Pertanyaan :
1. Jelaskan fungsi eosin dalam percobaan!
Jawab : Fungsi dari eosin itu sendiri adalah sebagai indikator oksigen yang
dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada respirometer. Jadi pada
saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam
respirometer sehingga eosin bergerak masuk kearah respirometer. Eosin
juga sebagai penanda laju pernapasan jangkrik dan untuk memudahkan
pembacaan skala respirometer.
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut :
KOH + CO2 -> K2CO3 + H2O
Demikian juga dengan NaOH, NaOH juga dapat bereaksi dengan CO2
membentuk Na2CO3 dengan reaksi :
NaOH + CO2 -> Na2CO3 + H2O
Alasan kenapa CO2 harus diikat oleh KOH / NaOH adalah sebagai berikut ini :
Didalam tabung respirasi yang ditempatkan makhluk hidup misalnya jangkrik
akan terjadi proses pernapasan. Saat oksigen dipakai oleh jangkrik, maka
larutan detektor yang ada di pipa respirometer akan ikut bergerak kearah
tabung berisi jangkrik. Jika CO2 tidak diikat dengan KOH / NaOH maka larutan
detector ini tidak dapat bergerak sehingga oksigen yang dipakai oleh jangkrik
tidak dapat diukur.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin berat kecambah yang
digunakan dalam praktikum semakin cepat waktunya. Atau dengan kata lain
kecambah yang berat membutuhkan lebih banyak oksigen.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak dan semakin
berat jangkrik yang digunakan dalam praktikum maka semakin cepat
waktunya. Atau dengan kata lain jangkrik yang lebih berat membutuhkan
oksigen yang lebih banyak.
G. Kesimpulan :
Kesimpulan dari percobaan berdasarkan hasil pengamatan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa NaOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada
jangkrik dan terdapat hubungan antara berat (ukuran/besar) serangga dengan
kecepatan pernapasannya. Semakin berat (besar) tubuh jangkrik maka semakin
banyak oksigen yang dibutuhkan sehingga semakin cepat pernapasannya. Semakin
ringan tubuh jangkrik maka semakin sedikit oksigen yang dibutuhkan sehingga
semakin lambat pernapasannya.
Aktivitas dari jangkrik itu sendiri juga mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kemudian dalam hal respirasi, respirasi hewan lebih cepat dan membutuhkan lebih
banyak oksigen daripada respirasi tumbuhan karena hewan bergerak aktif
sedangkan tumbuhan bergerak pasif. Terlihat dari hasil percobaan yang kami lakukan
dimana pergerakan kedudukan eosin lebih cepat pada saat percobaan menggunakan
jangkrik, sedangkan pada saat menggunakan kecambah pergerakan eosin terlihat
bergerak lambat.