Anda di halaman 1dari 5

Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi Leukosit, Granulosit, Sistem Makrofag

Monosit, Inflamasi, Dan Imunitas Bawaan


1. Leukosit (Sel darah putih)
Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel
darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.Sel darah putih tidak berwarna,
memiliki inti,dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding
kapiler/diapedesis. Normalnya kita memiliki 4x109 hingga 11x109 sel darah putih
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.
Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Ada beberapa jenis sel darah putih, yaitu:
a) Basofil
b) Eosinofil
c) Sel batang
d) Sel segmen
e) Limfosit
f) Monosit.
Tabel 1. Tipe sel darah putih dan persentasi jumlahnya di dalam tubuh manusia

2. Granulosit
Granulosit Neutrofil, atau sering hanya disebut neutrofil adalah sel darah putih
terbanyak yang terkandung dalam darah manusia, berkisar 65% sampai 70%.
Kegunaan neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri
serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri aktivitas dan matinya neutrofil dalam
jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Granula berwarna merah
kebiruan memiliki 3 inti sel.
Gambar 2. Bercak darah menunjukkan granulosit neutrofil, di mana tiga lobus
nukleusdapat terlihat.
3. Sistem makrofag monosit
Proses fagositosis adalah sebagian dari respons imun non spesifik dan yang
pertama kali mempertemukan tuan rumah dengan benda asing. Istilah endositosis
lebih umum dan mempunyai dua arti yaitu fagositosis (pencernaan partikel) dan
pinositosis (pencernaan nonpartikel, misalnya cairan). Sel yang berfungsi menelan
dan mencerna partikel atau substansi cairan disebut sel fagositik, terdiri dari sel
fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Sel ini pada janin berasal dari
sel hematopoietik pluripotensial yolk sac, hati, dan sumsum tulang.
Proses menelan dan mencerna mikroorganisme dalam tubuh manusia
diperankan oleh dua golongan sel yang disebut oleh Metchnikoff sebagai mikro-
(sel polimorfonuklear) dan makrofag. Istilah retikuloendotelial untuk monosit dan
makrofag telah diganti dengan sistem fagosit mononuklear karena fungsi
fundamental kedua sel ini adalah fagositosis. Dalam perkembangannya sel fagosit
mononuklear dansel granulosit dipengauhi oleh hormon.
Kedua sel ini berasal dari unit sel progenitor yang membentuk granulosit dan
monosit (colony forming unit-granulocyte macrophage = CFU-GM). Hormon
tersebut adalah glikoprotein yang dinamakan faktor stimulasi koloni (colony
stimulating factor = CSF), seperti faktor stimulasi koloni granulosit-makrofag (
granulocyt macrophagecolony stimulating factor = GM-CSF), faktor stimulasi
koloni makrofag (macrophagecolony stimulating factor = M-CSF) dan interleukin-
3 (IL3) yang merangsang diferensiasi sel CFU-GM menjadi sel monoblast yang
kemudian menjadi sel promonosit dan sel mieloblast menjadi sel progranulosit. Sel
promonosit dapat mengadakan endositosis tetapi daya fagositnya kurang
dibandingkan dengan monosit. Sel monosit lebih kecil dari prekusornya tetapi
mempunyai daya fagositosis dan mikrobisidal yang kuat. Perkembangan seri
mononuklear sampai berada di darah perifer memakan waktu 6 hari dan mempunyai
masa paruh di sirkulasi selama 3 hari.
Terdapat dua jenis fagosit di dalam sirkulasi yaitu neutrofil dan monosit, yaitu
seldarah yang datang ke tempat infeksi kemudian mengenali mikroba intraselular
danmemakannya (ingestion). Neutrofil (disebut juga leukosit polimorfonuklear /
PMN) adalah leukosit terbanyak di dalam darah yaitu berjumlah 4.000-10.000 per
mm3. Apabila terjadi infeksi, produksi neutrofil di sumsum tulang meningkat
dengan cepathingga mencapai 20.000 per mm3 darah. Produksi neutrofil distimulasi
oleh sitokin yang disebut colony-stimulating factor. Sitokin ini diproduksi oleh
berbagai sel sebagai respons terhadap infeksi dan bekerja pada sel stem sumsum
tulang untuk menstimulasi proliferasi dan maturasi prekursor neutrofil. Neutrofil
merupakan sel yang pertama berespons terhadap infeksi, terutama infeksi bakteri
dan jamur. Neutrofil memakan mikroba di dalam sirkulasi, serta dapat memasuki
jaringan ekstraselular ditempat infeksi dengan cepat kemudian memakan mikroba
dan mati setelah beberapa jam.
Neutrofil dan monosit bermigrasi ke jaringan ekstravaskuler di tempat infeksi
akibat berikatan dengan molekul adhesi endotel dan sebagai respons terhadap
kemoatraktan. Jika mikroba infeksius dapat melewati epitelium dan masuk jaringan
subepitel, makrofag akan mengenali mikroba dan memproduksi sitokin. Dua dari
sitokin ini, yaitu tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin-1 (IL-1), bekerja pada
endotel pembuluh darah kecil di tempat infeksi. TNF dan IL-1 menstimulasi endotel
untuk mengekspresikan 2 molekul adhesi yang disebut E-selectin dan P-selectin.
Sel makrofag akan menjadi aktif atas pengaruh sitokin sehingga selnya lebih
besar, membran plasmanya berlipat-lipat, banyak pseudopodia serta mempunyai
kesanggupan membunuh mikroorganisme dan sel tumor.
Sel monosit dan makrofag berperan sebagai sel yang mempresentasikan antigen
(antigen presenting cell = APC). Mikroba bakteri dan antigen protein terlarut
dipecah dalam fagolisosom menjadi partikel berukuran kecil. Partikel ini kemudian
akan ditampilkan di permukaan sel berikatan dengan molekul peptida MHC kelas
II danakan dikenal oleh sel Th. Peristiwa ini disebut antigen processing. Protein
asings eperti virus dan antigen tumor juga akan diproses, tetapi akan bergabung
dengan molekul MHC kelas I yang kemudian akan ditampilkan di permukaan sel
APC danakan dikenal oleh sel limfosit Ts.
Faktor seperti faktor CSF, IL-2, IL-3, IL-4, dan interferon akan merangsang
dan memperbanyak jumlah glikoprotein MHC pada sel monosit sehingga sel ini
lebih efisien untuk mempresentasikan antigen. Jadi dapat disimpulkan bahwa
monosit dan makrofag penting dalam memulai dan mengatur respons imun. Fungsi
lain makrofag adalah untuk menghancurkan mikroorganisme seperti
Mycobacterium tuberculosis ,listeria, leismania, toksoplasma dan beberapa fungi.
Peranan makrofag dalamp enolakan sel kanker belum jelas, mungkin sel tumor
dihancurkan oleh enzim metabolit oksigen seperti hidrogen peroksidase, proteinase
sitolitik, atau faktornekrosis tumor (TNF) yang dihasilkan oleh sel makrofag.
Sebagai sel perlindungan, makrofag dengan kesanggupan diapedesisnya dapat
menembus endotel pembuluh darah menuju tempat invasi mikroba. Faktor
kemotaktik monosit antara lain produk komplemen reaktan yang dihasilkan
neutrofil, limfosit dan sel kanker. Fungsi lain adalah eliminasi sel mati dan sisa sel.
Makrofag di dalam limpa akan memusnahkan eritrosit tua, sedangkan di dalam paru
akan mengeliminasi debu dan asap rokok yang masuk ke paru. Aktivitas metabolik
makrofag aktif akan meningkatkan sel aksi mikrobisidal dan tumorisidal.
4. Inflamasi
Inflamasi atau radang adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan
yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Bagian tubuh yang
mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
a) Tumor atau membengkak
b) Calor atau menghangat
c) Dolor atau nyeri
d) Rubor atau memerah
e) Functio laesa atau daya pergerakan menurun
Inflamasi merupakan proses yang vital untuk semua organisme dan berperan
baik dalam mempertahankan kesehatan maupun dalam terjadinya berbagai
penyakit. Secara mikroskopis, inflamasi menunjukkan gambaran yang kompleks
seperti dilatasi arteriol, kapiler dan venul; peningkatan permeabilitas dan arus
darah; eksudasi cairan, termasuk protein plasma; migrasi leukosit ke fokus
inflamasi. Akumulasi leukosit yang disusul dengan aktivasi sel merupakan kejadian
sentral dalam patogenesis hampir semua inflamasi. Bila reaksi inflamasi tidak
terjadi, pejamu akan menjadi imunokompromais. Sekarang kita sudah mengetahui
inflamasi pada tingkat molekuler dan seluler.
Bentuk inflamasi akut dan kronis terbanyak ditimbulkan oleh pengerahan
komponen humoral dan seluler dari sistem imun. Eliminasi bahan asing secara
imunologis terjadi dalam berbagai tahap yang terintegrasi.
5. Imunitas bawaan
Mikroorganisme yang berhasil memasuki organisme akan bertemu dengan sel
dan mekanisme sistem imun bawaan. Respon bawaan biasanya dijalankan ketika
mikroba diidentifikasi oleh reseptor pengenalan susunan, yang mengenali
komponen yang diawetkan antara grup mikroorganisme. Pertahanan imun bawaan
tidak spesifik, berarti bahwa respon sistem tersebut pada patogen berada pada cara
yang umum. Sistem ini tidak berbuat lama-penghabisan imunitas terhadap patogen.
Sistem imun bawaan adalah sistem dominan pertahanan seseorang pada
kebanyakan organisme.
1) Perisai selular sistem imun bawaan
Leukosit (sel darah putih) bergerak sebagai organisme selular bebas dan
merupakan "lengan" kedua sistem imun bawaan. Leukosit bawaan termasuk fagosit
(makrofag, neutrofil, dan sel dendritik), sel mast, eosinofil, basofil dan sel
pembunuh alami. Sel tersebut mengidentifikasikan dan membunuh patogen dengan
menyerang patogenyang lebih besar melalui kontak atau dengan menelan dan lalu
membunuh mikroorganisme. Sel bawaan juga merupakan mediator penting pada
kativasi sistemimun adaptif.
Fagositosis adalah fitur imunitas bawaan penting yang dilakukan oleh sel yang
disebut fagosit. Fagosit menelan, atau memakan patogen atau partikel. Fagosit
biasanya berpatroli mencari patogen, tetapi dapat dipanggil ke lokasi spesifik oleh
sitokin. Ketika patogen ditelan oleh fagosit, patogen terperangkap di vesikel
intraselular yang disebut fagosom, yang sesudah itu menyatu dengan vesikel
lainnya yang disebut lisosom untuk membentuk fagolisosom. Patogen dibunuh oleh
aktivitas enzim pencernaan atau respiratory burst yang mengeluarkan radikal bebas
ke fagolisosom. Fagositosis berevolusi sebagai sebuah titik pertengahan penerima
nutrisi, tetapi peran ini diperluas di fagosit untuk memasukan menelan patogen
sebagai mekanisme pertahanan. Fagositosis mungkin mewakili bentuk tertua
pertahanan, karena fagosit telah diidentifikasikan ada pada vertebrata dan
invertebrata.
Neutrofil dan makrofag adalah fagosit yang berkeliling di tubuh untuk mengejar
dan menyerang patogen. Neutrofil dapat ditemukan di sistem kardiovaskular dan
merupakan tipe fagosit yang paling berlebih, normalnya sebanyak 50% sampai 60%
jumlah peredaran leukosit. Selama fase akut radang, terutama sebagai akibat dari
infeksi bakteri, neutrofil bermigrasi ke tempat radang pada proses yang disebut
chemotaksis, dan biasanya sel pertama yang tiba pada saat infeksi. Makrofag adalah
sel serba guna yang terletak pada jaringan dan memproduksi susunan luas bahan
kimia termasuk enzim, protein komplemen, dan faktor pengaturan seperti
interleukin 1. Makrofag juga beraksi sebagai pemakan, membersihkan tubuh dari
sel mati dan debris lainnya, dan sebagai sel penghadir antigen yang mengaktivasi
sistem imun adaptif.
Gambar3. Darah manusia dari mikroskop elektron.
Dapat terlihat sel darah merah, dan juga terlihat sel darah putih termasuk limfosit,
monosit, neutrofil dan banyak platelet kecil lainnya.
Sel dendritik adalah fagosit pada jaringan yang berhubungan dengan
lingkungan luar oleh karena itu, mereka terutama berada di kulit, hidung, paru-paru,
perut, dan usus. Mereka dinamai untuk kemiripan mereka dengan dendrit, memiliki
proyeksi mirip dengan dendrit, tetapi sel dendritik tidak terhubung dengan sistem
saraf. Sel dendritik merupakan hubungan antara sistem imun adaptif dan bawaan,
dengan kehadiran antigen pada sel T, salah satu kunci tipe sel sistem imun adaptif.
Sel Mast terletak di jaringan konektif dan membran mukosa dan mengatur
responperadangan. Mereka berhubungan dengan alergi dan anafilaksis. Basofil
daneosinofil berhubungan dengan neutrofil. Mereka mengsekresikan perantara
bahankimia yang ikut serta melindungi tubuh terhadap parasit dan memainkan
peran padareaksi alergi, seperti asma. Sel pembunuh alami adalah leukosit yang
menyerang dan menghancurkan sel tumor, atau sel yang telah terinfeksi oleh virus.

Anda mungkin juga menyukai