Anda di halaman 1dari 13

Diskusiklah dengan serius dan seksama:

1. Fungsi sensor dan actuator pada EMS

Jawab

Signal inputan diproses pada ECU kemudian ECU akan mengeluarkan output yang akan di
kirim ke masing-masing actuator pada seluruh sistem pada engine.

1. Tujuan dari EMS sendiri adalah :


a) Performa engine yang tnggi.
b) Irit dalam penggunaan Bahan bakar.
c) Tingkat emisi gas buang yang ramah lingkungan.
2. Ciri ciri engine yang telah menggunakan Engine Management System adalah
a) Menggunakan sistem injeksi dalam pencampuran udara dan
bahan bakar.
b) Menggunakan sistem pengapian elektronik/ Komputer.
c) Memiliki Pengaturan Idle Speed Control (ISC).
d) Memiliki emisi gas buang yang ramah lingkungan.
e) Memiliki Malfungtion Indicator Light (MIL).
f) Memiliki protocol On Board Diagnosis (OBD).
Engine Management System terdiri dari berbagai sensor yang akan mengirim signal ke
ECU. Kemudian data akan diolah dan diproses pada ECU. Sehingga akan
mengeluarkan output signal/tegangan ke aktuator yang akan mengubah signal / tegangan tersebut
untuk mengatur kerja dari seluruh sistem di engine.
2. Karakteristik sensor dan actuator pada EMS
Actuator merupakan perangkan yang dikontrol oleh ECU sebagai aktualisasi yang didasarkan
pada data-data inputan dari sensor-sensor. Adapun actuator-actuator pada sistem EFI antara
lain :
Injector

Injector berfungsi untuk menyemprotkan atau menginjeksikan bahan bakar menuju ke intake
manifold atau ruang bakar sesuai dengan perintah dari ECU yang didasarkan dari inputan
sensor-sensornya
Sensor
Sensor merupakan input dari sistem ECU dimana akan berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal
sensor terdapat dua jenis, yaitu: sinyal discrete dan sinyal analog. Discrete signal berupa skala
biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, Benar atau salah), contoh nya : push button.
Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara “ nol hingga skala
penuh ”. Contohnya: MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor). Signal
analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai
integer mikrokontroler ECU, contohnya : pembacaan Throttle “ 0 % hingga 100 % “ akan
dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan “ 0 V – 5 V “ dimana nilai ini akan dikonversikan
menjadi nilai integer “ 0 – 32767 ”.
3. Pengukuran sensor dan actuator pada EMS

Ada dua cara yang dikenal dalam pelaksanaan pengukuran sensor dan actuator , seperti
menggunakan Scanner, alat ini sangat memabantu mekanik servis, hasil yang dapat dibaca
dari alat ini secara umum memuat informasi mengenai kecepatan mesin, waktu pengapian,
putaran mesin, kecepatan penyemprotan bahan bakar oleh injector dan sebagainya.
Penggunaan alat ini sangat mudah seperti kita akan menggunakan HP dan menghubungkannya
ke komputer . Kabel connector dari Scanner di
Cara yang kedua dapat digunakan seutas kabel atau lebih dikenal dengan kabel jumper .
namun cara ini diperlukan kehatian hatian dan pengetahuan yang baik mengenai mobil system
EFI sebagai langkah prasyarat sebelum melanjutkan ke EMS. Kabel jumper dihubungkan
dengan connector
4. Komponen sensor dan actutor pada EMS
Berikut adalah komponen sistem EFI atau nama-nama sensor dan aktuator pada mobil Avanza,
xenia, terios, rush beserta letak dan kegunaannya.
1. MAP Sensor, Map sensor terletak di rumah filter udara, memiliki tiga kabel yang berfungsi
untuk mendeteksi kevacuuman pada intake manifol atau camber.
2. TPS atau Throttle Position Sensor, TPS atau Sensor Posisi Throttle terletak di throttle body
atau katup gas, berfungsi untuk mengetahui berapa persen katup gas (throttle valve) dibuka atau
seberapa lebar katup gas terbuka saat pedal gas diinjak.
3. CKP Sensor, CKP sensor atau CrankShaft Posision Sensor terletak di bagian depan mesin
bagian bawah untuk mendeteksi posisi TOP silinder.
4. Camshaft Sensor, Camshaft sensor berfungsi untuk mendeteksi posisi camshaft.
5. ISC atau Idle Speed Control Valve, ISC termasuk aktuator, sesuai dengan namanya ISC valve
adalah sparepart atau komponen yang berfungsi untuk mengatur putaran mesin saat idel atau
stationer.
6. IAT (Intake Air Temperatur) atau Sensor temperatur udara masuk, sensor temperatur udara
masuk berada di filter udara yang berfungsi untuk mendeteksi berapa derajat celsius suhu udara
yang masuk di ruang filter udara sebelum ke mesin.
7. ECT atau Engine coolant Temperature, ECT atau sensor temperatur cairan pendingin mesin
yang bertugas untuk memberi sinyal untuk menghidupkan kipas radiator saat mesin sudah panas.
8. Sensor Knock, berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking pada mesin. Knock sensor
terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan tegangan saat piezo electric element-nya
berubah bentuk, hal ini terjadi pada saat block silinder vibrasi yang disebabkan karena terjadinya
knocking.
9. Vacuum Switching Valve (EVAP) atau VSV, VSV bukanlah sensor tetapi aktuator, fungsi
katup vsv (EVAP) adalah untuk membuka saluran uap bensin dari tanki melalui charcoal
canister, uap bensin dari tanki tersebut akan ikut terbakar didalam mesin. Katup vsv biasanya
bekerja setelah kondisi mesin sudah panas.
10. Oxygen Sensor, O2 sensor adalah sensor gas buang, sensor oksigen berfungsi untuk
mendeteksi oksigen didalam gas buang hasil pembakaran mesin, oksigen sensor terletak di
knalpot atau exhaust manifold.
11. OCV atau Oil Control Valve, OCV termasuk aktuator yang berfungsi untuk mengatur oli
mesin yang masuk ke VVT-i.
12. Injektor Bahan Bakar adalah aktuator yang berfungsi untuk menyemprotkan atau
mengabutkan bensin ke dalam mesin atau ke dalam ruang bakar
13. Pompa Bensin atau pompa bahan bakar. Letak atau posisi pompa bensin berada didalam
tangki. Pompa bensin ini berfungsi untuk menaikan tekanan bahan bakar sebelum dikabutkan
oleh injektor
5. Alasan dasar yang melandasi kebutuhan pengontrolan pada kenderaan
Dalam system control otomotif “Sensor” memegang peranan yang penting, yang mana
tugasnya memberikan informasi ke Kontrol Unit sebagai masukan yang selanjutnya
diproses menjadi suatu kondisi yang harus dilakukan oleh Aktor (Aktuator). Apapun yang
diinformasikan oleh sensor sangat menentukan bagi proses control baik secara open loop
maupun closed loop. Sehinnga dari peranan tersebut pengontrolan dilandasi oleh :
 sistem terotomatisasi mengurangi faktor human error(kesalahan manusia) pada sistem
operasi, sehingga lebih menciptakan sistem kerja yang aman bagi keselamatan manusia.
 sistem terotomatisasi mengurangi jumlah pekerja/operator sehingga dapat menghemat biaya
pekerja.
 sistem terotomatisasi lebih efisien daripada sistem manual, karena sistem kontrol otomatis
lebih cepat merespons dan akurat dibandingksn sistem manual pada saat terjadi perubahan
kondisi proses kerja.
 mampu menempuh jarak tempuh lebih jauh (lebih irit BBM). Karena konsumsi BBM di
proses oleh sebuah chip kecil yang tertanam dalam sistem yang mendapat input berupa
beberapa sensor yang membuat system tersebut dapat bekerja untuk mengatur durasi
pengeluaran BBM. Output dari proses ini berupa Injector yang memiliki kemampuan untuk
mengontrol jumlah BBM dengan presisi dalam skala minimim.
 kendaraan mudah dihidupkan di segala kondisi. Contohnya nih pada kondisi dingin atau jika
motor udah lama gak di nyalakan, kita ga perlu lagi repot-repot menggunakan kick starter tapi
cukup menggunakan starter tangan, mesin pun dengan mudah dihidupkan.
 Komponen-komponen Pengontrolan mudah dirawat. Misalnya Fuel pump, Injector, dan
Throttle body yang tidak perlu dibersihkan secara berkala
 Ramah lingkungan Last, penerapan teknologi Pengontrolan menghasilkan gas buang yang
sangat ramah lingkungan. Karena kadar HC dan Nox yang dikeluarkan oleh knalpot dapat
direduce hingga 80 %.
6. Contoh konsep dan aplikasi penggunaan sensor dan actuator pada kenderaan
 Salah satu konsep dan aplikasi penggunaan sensor IAT (Intake Air Temperature)
IAT sensor berfungsi untuk mengukur atau mendeteksi temperatur udara yang masuk ke
dalam intake manifold. Setelah itu IAT sensor ini akan mengirimkan sinyal output
berdasarkan suhu udara masuk yang dideteksi ke ECU. Sinyal output ini kemudian digunakan
oleh ECU sebagai salah satu dasar untuk mengatur seberapa banyak penginjeksian bahan
bakar yang akan diinjeksikan oleh injektor kedalam ruang bakar.
IAT Sensor pada mesin injeksi tipe L-EFI menyatu dengan Air flow sensor (MAF sensor).
IAT sensor biasanya berada disaluran antara filter udara dan throttle body, sedangkan pada
mesin injeksi tipe D-EFI, IAT sensor biasanya berada setelah air filter.
IAT Sensor ini menggunakan komponen elektronik berupa thermistor yang digunakan sebagai
pendeteksi temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold. Besar kecilnya tahanan
pada komponen thermistor ini berubah-ubah sesuai dengan tinggi rendahnya suhu atau
temperatur udara yang melewatinya.
Thermistor yang digunakan pada IAT sensor adalah thermistor NTC (Negative Temperature
Coeffisien) yang artinya perbandingan antara temperatur udara dan tahanan pada IAT sensor
adalah berbanding terbalik. Semakin tinggi temperatur udara yang masuk ke dalam intake
manifold maka tahanan pada thermistornya akan semakin rendah, dan sebaliknya bila semakin
rendah temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold maka tahanan pada
thermistornya akan semakin tinggi.
Cara Kerja IAT Sensor
ECU akan memberikan sinyal tegangan sebesar 5 volt ke IAT sensor melalui internal resistor
sebagai tegangan input. Nilai tegangan ini akan berubah sesuai dengan kondisi dari
temperatur udara yang masuk ke dalam intake manifold karena sifat IAT sensor yang
memanfaatkan thermistor jenis NTC. Fluktuasi dari tegangan yang ditimbulkan oleh IAT
sensor ini akan dideteksi oleh ECU sebagai perubahan temperatur udara yang masuk pada
sensor dan menjadi sinyal inputan dari ECU yang nantinya sebagai salah satu dasar untuk
menentukan seberapa banyak penginjeksian bahan bakar yang harus diinjeksikan oleh injektor
ke dalam ruang bakar.
 Salah satu konsep dan aplikasi penggunaan actuator adalah Kontrol Relay pompa
bahan bakar
Sistem bahan bakar merupakan point penting dalam sistem EFI. Sistem bahan bakar berfungsi
mensuplay bahan bakar pada engine sesuai kebutuhan tenaga mesin. Bahan bakar dipompa
keluar dari tangki bahan bakar oleh pompa melalui saringan bahan bakar dan kemudian
dikirim ke injector-injektor. Tekanan bahan bakar pada injector dipertahankan konstan (2,9
kg/cm2 atau 2,55 kg/cm2 tergantung pada model mesin), lebih besar dari tekanan intake
manifold. Kemudian bahan bakar diinjeksikan, maka tekanan didalam pipa akan berubah
sidikit. Pada beberapa mesin tertentu dilengkapi dengan pulsation damper untuk mencegah
agar tekanan tidak menurun. Untuk mempermudah pengontrolan sistem pompa dipasangkan
relay pompa bahan bakar. Sistem kendali relay oleh ECU berdasarkan sensor putaran untuk
type D Jetronik, sensor Air flow meter untuk type L jetronik serta sensor starter.
Pompa bahan bakar ada dua type yaitu type di dalam tangki (in-tank type) yaitu pompa bahan
bakar ini dipasang didalam tangki bahan bakar. Type ini lebih halus karena terendam bahan
bakar dan type outline (ex-tank type) yaitu pomba bahan bakar dipasang diluar tangki. Pompa
bahan bakar pada kendaraan dengan mesin EFI, hanya akan bekerja bila mesin dalam keadaan
hidup. Hal ini untuk mecegah bahan bakar dipompakan ke mesin saat kunci kontak ON, tetapi
mesin dalam keadaan mati. Model pengontrolan pompa bahan bakar yang digunakan dewasa
ini adalah jenis control ON-OFF oleh ECU dan Kontrol ON-OFF oleh Fuel Pump Switch.
7. Jelaskan apa apa yang dimaksud dengan Electronic Control Unit (ECU).
ECU adalah singkatan dari Engine Control Unit yang terdapat pada kendaraan yang sudah
menggunakan teknologi terbaru, ECU bekerja tidak sendiri, iya di bantu oleh sensor-sensor yang
saling terhubung dengan satu sama lain untuk membantu kinerja mesin yang telah di kontrol oleh
ECU.
ECU bekerja berdsasarkan sensor sensor yang terhubung dengannya, sehingga dia dapat
mengontrol actuator agar bekerja sesuai dengan keadaan mesin, apabila salah satu dari sensor ini
mengalami kerusakan akan berakibat terhadap kinerja dari kendaraan kita. Apabila kerusakan
sensor tersebut tidak segera di tangani akan menyebabkan kerusakan terhadap sensor sensor yang
lain, sehingga kinerja dari ECU tidak maksimal dan kemampuan mesin kendaraan kita akan
menurun.
Kerusakan pada ECU bisa di bilang kerusakan serius pada kendaraan, selain kinerja mesin
menjadi menurun, mesin bahkan tidak bisa hidup atau mati total. Oleh sebab itu kita harus rutin
melakukan perawatan berkala untuk mengetahui kerusakan-kerusakan pada kendaraan kita sedini
mungkin guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan yang dapat merugikan kita sendiri.

Berikut ini adalah cara kerja dari ECU :

Gambar di atas menjelaskan tentang bagaimana cara kerja dari ECU, gambar diatas adalah
penjelasan cara kerja pada ECU dari mesin Gasoline/kendaraan berbahan bakar premium atau
pertamax.
Untuk jenis ECU pada kendaraan diesel sebenarnya sama saja, hanya ada beberapa sensor
tambahan lagi yang tidak terdapat pada ECU jenis kendaraan Gasoline
Diskusiklah dengan serius dan seksama:
1. Konsep EMS Sepeda Motor

EMS system (engine management system) mengatur secara luas agar operasional mesin bisatetap
bekerja secara optimal setiap saat melalui pengaturan elemen mesin seperti sensor,actuator,
controller, dst.

Sistem EMS terdiri dari intake line, fuel line, ignition line dan control line

1. Intake line

Proses pembakaran memerlukan Intake line dan pengaturan udara, yang terdiri dari air flow
rate sensor (direct detection type) atau intake manifold pressure sensor (indirect detection
type), intake air temperature sensor, ambient pressure sensor, throttle position sensor, throttle
body, air cleaner dan ISC (idle speed control) tergantung dari tipe EMS, alat-alat dan sensor
yang terpasang di dalamnya juga bisa sedikit membedakan.

2. Fuel line

Fuel line atau jalur bahan bakar fungsinya adalah mengsuplai bahan bakar dari fuel tank ke
injector terdiri dari fuel tank, fuel pump, fuel filter, fuel pressure regulator, distribution pipe
dan injector.

3. Ignition line

Mesin bensin merubah energi panas yang dihasilkan dari campuran gas yang terbakar yang
dibangkitkan oleh tekanan piston menjadi energi mekanis. Untuk membakar campuran
udara/bahan bakar tersebut diperlukan adanya energi pengapian secara tepat. Mesin diesel
mengandalkan ledakan natural melalui kompresi yang dapat menyala pada temperatur dan
tekanan tinggi tertentu tanpa sumber pencetus api.
4. Control line

Control line terdiri dari bermacam sensor yang dapat mendeteksi kondisi mesin pada saat itu,
kemudian merubahnya menjadi sinyal listrik untuk dikirim ke microcomputer, input interface
adalah suatu alat yang memproses sinyal masukan dari sensor-sensor termasuk boosting,
konversi A/D, penghilangan noise, pengaturan tegangan, dsb. micro-computer adalah suatu
alat yang menentukan output melalui proses hitungan dan logika berdasarkan data masukan
dan perintah yang tersimpan di dalam memori. Output interface adalah suatu alat yang
fungsinya adalah menguatkan output sinyal. Dan actuator yang melakukan reaksi secara
mekanis berdasarkan sinyal output yang diperbesar.

2. Merawat EMS Sepeda Motor dan memperbaikinya

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merawat komponen-komponen EMS tersebut
adalah dengan memastikan komponen EMS berfungsi dengan baik.
Kendaraan baik menggunakan roda empat maupun roda dua seperti sepeda motor tidak selalu
sehat terus, suatu saat akan mengalami per-masalahan atau gangguan. Hal ini mudah diduga
bahwa pada kendaraan tersebut ada komponen yang mengalami kerusakan yang menyeb abkan
komponen tersebut tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. Komponen mekanik bisa karena
keausan karena penggunaan, seperti camshaft, bushing, silinder dan ring piston dan
sebaginya. Kelistrikan bisa karena kabel atau fuse putus, komponen kelistrikan s udah tidak
berfungsi seperti sensor-sensor, coil ignition, busi, dan sebagainya. Aliran fluida seperti bahan
bakar, oli mesin, oli shockbreaker, minyak rem dan sebagainya biasanya karena bocor,
kotoran,
atau jumlahnya yang tidak mencukupi lagi dan sebagainya. Atau bisa kombinasi dari berbagai
kerusakan. Namun untuk menemukan kerusakan yang menyebabkan gangguan pada
kendaraan tersebut yang relatif sulit. Untuk itu diperlukan kemampuan yang namanya
diagnosis kerusakan, yang diperlukan adalah pemahaman sistem yang ada sepeda motor dan
penggunaan alat diteksi kerusakan komponen. Apabila tidak menguasai sistem maka
diagnosis yang dilakukan dipastikan menggunakan cara trial and error atau istilahnya cara
coba-coba. Cara ini tentunya akan cenderung lama dan mahal, artinya bila tidak ingin
mengalami yang demikian lakukan diagnosis yang benar atau ahlinya. Berikut ini cantohnya
Akibat Kompresi Mesin Lemah
Mesin sukar hidup / tidak dapat hidup sama sekali
Pada mesin dapat hidup tapi tidak ada tenaganya
Pemakaian bahan bakar menjadi boros
Timbul suara menggelitik pada bagian blok silinder ( detonasi )
Gejala gangguan bukan kerusakannya, yang terlihat pertama adalah gejalanya, mesin sukar
hidup, mesin tidak bertenaga, bahan bakar boros dan seterusnya. Bahan bakar boros tidak
hanya karena kompresi rendah, namun bisa akibat filter kotor, angka oktan yang tidak cocok,
dan sebagainya. Kalau ditunjuk seperti cantoh di atas berarti harus turun mesin, atau perbaiki
katup, sementara masih ada kemungkinan yang lain yang sangat sederhana yaitu filter udara
yang kotor, yang cukup dibersihkan atau diganti. Oleh karena itu, perlu hati-hati dalam
menemukan kerusakan kendaraan berdasarkan gejala yang terjadi. Oleh karena macam
gangguan pada sepedamotor cukup banyak, maka pada topik ini hanya akan diambil beberapa
contoh untuk memahami cara pemeriksaan dan perbaikan yang benar.
Sebelum menganalisis permasalahan yang lain, harus diperiksa dulu sistem injeksi berserta
komponennya dalam keadaan baik, yaitu dengan memeriksa bila ada kedipan lampu MIL
(Malfuction Indicator Lamp). Sepeda
motor sistem injection memberikan perangkat untuk menditeksi adanya gangguan pada
sensor-sensor, ECM dan Injektornya. Bila lampu MIL tidak menyala maka permasalahan
motor bukan berasal dari rakaian sistem injeksi. Namun bila menyala/berkedip berarti ada
komponen sistem injeksi yang bermasalah. Untuk mengetahui permaslahan ada dimana, maka
dapat dihitung jumlah kedipannya.

Berdasarkan jumlah kedipan lampu MIL tersebut akan diketahui kerusakan yang terjadi pada
sistem kontrol injeksi. Bila lampu MIL tidak menyala atau berkedip berarti rangkaian dan
komponen Sistem kontrol injeksi dalam keadaan baik. Sehingga gejala kerusakan mesin
bukan dari sistem kontrol injeksinya. Berikut ini beberapa gejala contoh gejala kerusakan dan
cara menanganinya.
1. Mesin dapat distart tapi tidak mau hidup
2. Konsumsi bahan bakar boros
3. Tenaga mesin lemah
Gejala Prosedur Diagnosis Keterangan
Mesin dapat distart tapi tidak mau hidup (MIL tidak berkedip)
1. Periksa kondisi busi
Salah satu unsur pembakaran adalah percikan bunga api, tugas-nya untuk memulai
pembakaran.
2. Periksa sistem pengapian
3. Periksa persedian bensin
Bensin salah satu unsur pemba-karan, maka bensin harus ada dan memenuhi syarat.
4. Periksa kerja pompa bensin
5. Periksa filter bensin
6. Periksa tekanan kompresi mesin
Kompresi untuk menghasilkan panas untuk penguapan bensin sebelum bersenyawa dengan O2
Konsumsi bensin boros (MIL tidak berkedip)
1 Periksa oktan bensin
Kecocokan angka oktan dg mesin, melihat kemungkinan terjadinya knocking
2 Periksa tekanan bensin
Tekanan menentukan kabutan, kabutan menentukan terbentuk-nya HC dan CO
3 Periksa filter udara
Menentukan jumlah udara, yang berdampak kecukupan O2 dan temperatur penguapan bensin
4 Periksa sistem pengapian
Besarnya bunga api pada busi, kemampuan memercik pada udara kompresi
5 Periksa tekanan kompresi
Untuk penguapan bensin dan tekanan awal di dalam silinder
Tenaga mesin lemah (MIL tidak berkedip)
1 Periksa oktan bensin
Kecocokan angka oktan dg mesin, melihat kemungkinan terjadinya knocking
2 Periksa tekanan bensin
Tekanan menentukan kabutan, kabutan menentukan terbentuk-nya HC dan CO
3 Periksa filter udara
Menentukan jumlah udara, yang berdampak kecukupan O2 dan temperatur penguapan bensin
4 Periksa sistem pengapian
Besarnya bunga api pada busi, kemampuan memercik pada udara kompresi
5 Periksa tekanan kompresi
Untuk penguapan bensin dan tekanan awal di dalam silinder
Diskusiklah dengan serius dan seksama:
1. Konsep EMS Motor Bensin

Merawat EMS dan Memperbaiki EMS Motor Bensin


 Air Temperature Sensor (ATS)
Fungsi : Mendeteksi temperatur udara yang akan masuk ke silinder. Di pasang di daerah filter
Sensor temperatur udara masuk biasanya dipasangkan pada saluran masuk atau di rumah
pengukur aliran udara.
Sensor ini berfungsi mengukur suhu adara yang masuk ke dalam silinder motor.
Material sensor berupa thermistor yang bersifat NTC (Negative Temperature Coefesient).
Tegangan referensi 5 Volt dari Kontrol Unit Elektronis/ECU selanjutnya akan berubah
menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk
Pemeriksaan Sensor Temperatur Udara Masuk :
Periksa Tahanan sensor temperatur udara masuk Menggunakan Ohmmeter, ukur tahanan
diantara terminal terminal, tahanan sesuai dengan chart, bila tahanan tidak sesuai dengan
spesifikasi, ganti sensor
 Vacuum Sensor/ MAP (Manifold Absolute Pressure) Sensor
Fungsi: Mengukur jumlah udara yang masuk ke silinder berdasarkan perubahan
kevacuman pada intake manifold

 Water Temperature Sensor

Mendeteksi temperatur air pendingin mesin, WTS merupakan sebuah thermistor Negative
Temperature Coeficiens (NTC), jadi semakin tinggi temperatur mesin semakin rendah nilai
tahanannya Dihubungkan ke ECU dengan sumber tegangan 5 V, Saat mesin dingin ECU
menambah injeksi Bahan Bakar sehingga mesin dapat mudah dihidupkan

 Oxygen Sensor
Fungsi : Mendeteksi kandungan oxygen pada gas buang, agar kontrol jumlah injeksi tepat,
emisi gas buang rendah
 Oksigen sensor dipasangkan pada saluran gas buang sebelum katalitik konverter,
dengan demikian katalitik konverter hanya akan mereduksi kadar racun pada emisi
setelah diperoleh perbandingan campuran yang mendekati ideal.
 Material keramik sangat peka terhadap aliran oksigen yang ditangkap oleh
permukaannya, keramik aktif tersebut mulai bekerja bila suhu disekitarnya sudah
mencapai sekitar 300 derajat Celsius, jika terdapat perbedaan oksigen yang melalui
permukaan keramik maka terdapat beda potensial yang dikeluarkan dan di kirim ke
ECU.
Oksigen yang keluar dari saluran gas buang sangat tergantung pada perbandingan
campuran yang diatur oleh ECU berdasarkan informasi dari berbagai sensor.
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa dengan nilai perbandingan campuran
(lambda)= 0.95 maka akan terdapat volume oksigen sebesar 0.2 – 0.3 % dari volume
emisi/gas buang.
Tegangan yang dapat dibangkitkan oleh oksigen sensor berkisar antara 300 – 1000 mV
bila keadaan campuran gemuk (lihat grafik di atas / lambda > 1) dan apabila campuran
kurus (lambda >1) maka sensor oksigen akan mengirimkan tegangan sinyal sekitar 100
mV.


1. Konsep EMS Common Rail Motor Disel
2. Merawat EMS Common Rail Motor Disel
3. Memperbaiki EMS Common Rail Motor Disel

Anda mungkin juga menyukai