Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Arip Febrianto


Guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

1. Adechea Annisa Noor (17144600136)


2. Retno Pratiwi (17144600152)
3. Eka Nur Istiyantari (17144600163)
4. Tri Waluyo (17144600165)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hdayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hubungan
Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan” ini denga baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami juga berterimakasih pada Bapak Arip Febrianto M.Pd.I. yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.

Bantul, 11 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ....................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5

A. APA ITU FILSAFAT ?............................................................................................................... 5


B. APA HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ? ............................. 10
BAB III ................................................................................................................................................. 15

A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Filsafat berasal dari bahasa arab ‘falsafah’, yang berasal dari bahasa yunani,
‘philosophia’, yang berarti ‘philos’= cinta, suka (loving), dan ’sophia’ = pengetahuan.
Jadi ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.
Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat diharapkan menjadi bijaksana. Menurut
Aristoteles (384-322 SM): Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika. Kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas
segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat ?
2. Apa hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan filsafat.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan filsaft pendidikan.
3. Untuk mengetahui hungan filsafat dengan filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. APA ITU FILSAFAT ?


Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia. Philos yang artinya
adalah cinta dan Sophia yang artinya kebijaksanaan. Cinta dapat dikatakan sebagai
sebuah hasrat yang membara sedangkan kebijaksanaan mengandung arti mempunyai
insight, pengetian yang mendalam meliputi seluruh kehidupan manusia dalam segala
aspek dari seluruh dunia dan hubungan antar semuanya. Bijaksana juga dapat
dimaknai sebagai sikap hidup yang benar, baik, dan tepat, serta memikirkan hakekat
dari kebenaran. Jadi secara sederhana dan secara bahasa filsafat mempunyai arti yaitu
cinta kebijaksanaan1.
Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara Etimologi dan
Terminologi.
1. Arti Filsafat secara Etimologi
Kata filsafat dalam bahasa Arab falsafah dan dalam bahasa Inggris yang dikenal
dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia2.
Sehingga secara Etimologi filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan yang sedalam-
dalamnya. Seorang filsuf adalah seorang pencari kebijaksanaan. Kata filsafat
pertama kali digunakan oleh Pythagoras pada 582-496 sebelum masehi. Arti
filsafat peda saat itu belum begitu jelas, kemudian diperjelas sehingga sekarang
banyak dipakai sekarang ini oleh para kaum sophist dan Socrates (470-399 SM)3.
2. Arti Filsafat secara Terminologi
Dalam arti Terminologi maksudnya yaitu arti yang dikandung oleh istilah filsafat.
a. Plato (428-348 SM)
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli. Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala hal yang ada.

1
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2006, hlm.
2

2
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka,
Yogyakarta , 2016, hlm. 1

3
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 2
b. Aristoteles (483-322 SM)
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika. Kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebabdan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
c. Al Farabi
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakekat
yang sebenarnya.
d. Rene Descartes
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan
manusia menjadi pokok penyelidikan.
e. Francis Bacon
Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua
pengetahuan sebagai bidangnya.
f. Johann Gotlich Fickte (1762-1814)
Filsafat sebagai ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala
ilmu. Ilmu membicarakan suatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat
memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari
seluruh kenyataan.
g. Ir. Poedjawijatna
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
h. Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang
mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat.
i. Prof. Mr. Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal (menyeluruh), integral dan radikal untuk mencapai
dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan dan kearifan atau
kebenaran yang sejati).
j. Immanuel Kant Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok
pangkal dari segala pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat
kita ketahui4.

Dengan memperhatikan batasan-batasan yang tentunya masih banyak


yang belum dicantumkan, dapat diambil kesimpulan dari berbagai pendapat
para ahli diatas. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dan menyeluruh dengan mempergunakan akal sampai pada hakekatnya dari
berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan. Secara praktis berfilsafat yaitu
berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Filsafat dapat menjadikan
orang untuk berfikir kritis sistematis dalam menyelesaikan suatu permasalahan
yang dihadapi, memikirkan jawaban atas permasalahan tersebut dan, jawaban
tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga filsafat menjadikan manusia
untuk mempunyai kemauan, kesadaran, kemampuan sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk hidup yang berakal. Filsafat bukan
mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi mencari hakekat dari suatu
fenomena yaitu meliputi rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan.
Hakekat adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa sesuatu adalah
sesuatu itu sendiri. Filsafat merupakan suatu usaha untuk mengetahui segala
sesuatu. Tujuan filsafat adalah mencari hakekat dari sesuatu objek/gejala
secara mendalam. Adapun pada ilmu pengetahuan empiris hanya
membicarakan gejala-gejala. Membicarakan gejala untuk masuk ke hakekat
itulah dalam filsafat. Untuk sampai ke hakekat harus melalui suatu metose
yang khas dari filsafat. Filsafat itu integral berarti mempunyai kecenderungan
untuk memperoleh pengetahuan secara utuh sebagai suatu keseluruhan. Jadi,
filsafat ingin memandang objeknya secara integral.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah sebagai dasar dalam
bertindak melakukan sesuatu, sebagai dasar dalam mengambil sebuah
keputusan, mengurangi salah paham dan konflik, mencari jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan atas persoalan atau masalah yang timbul, persiapan
menghadapi situasi atau kondisi dunia yang selalu berubah, dan menjawab
keraguan-keraguan.

4
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 3
Sementara itu Sudarsono (1993) menyatakan bahwa ciri-ciri berfikir
filosofis yaitu sebagai berikut:

1) Metodis
Menggunakan metode dan cara yang lazim digunakan oleh filsuf
dalam proses berpikir
2) Universal
Artinya pemikiran filsafat meliputi pengalaman umum manusia.
Muatan kebenarannya bersifat universal, mengarah pada realita s
kehidupan manusia secara keseluruhan
3) Koheren dan konsisten (runtut)
Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpokir logis,
diantara unsur-unsur yang dipikirkan tidak terjadi sesuatu yang
bertentangan dan tersusun secara logis. Sedangkan konsisten
artinya tidak mengandung kontadiksi
4) Sistematis
Berfikir dalam suatu keterkaitan antar unsur-unsur dalam suatu
keseluruhan sehingga tersusun suatu pola pemikiran filosofis
5) Komprehensif
Berfikir tentang sesuatu dari berbagai sudut pandang
(multidimensi)
6) Rasional
Mendasarkan pada kaidah berfikir yang benar dan logis (sesuai
dengan kaidah logika)
7) Radikal
Berfikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya atau sampai
pada esensi yang sedalam-dalamnya
8) Bertanggungjawab
Artinya seorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir
sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling
tidak terhadap hati nuraninya sendiri.

Adapun cabang-cabang utama dalam Filsafat


1) Logika
Cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran
kitadengan mempelajari logika maka diharapkan kita dapat
menarik kesimpulan dengan benar dan tepat
2) Epistemologi
Filsafat yang membicarakan tentang terjadinya suatu pengetahuan,
sumber pengetahuan, asal muasal pengetahuan, batas-batas
pengetahuan, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan.dengan
belajar epistemilogi dan filsafat ilmu diharapkan dapat
membedakan antara pengetahuan dan ilmu serta dapat mengetahui
dan menggunakan metode yang tepat untuk memperoleh suatu ilmu
serta mengetahui kebenaran suatu ilmu tersebut ditinjau dari isinya.
3) Etika
Cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Dengan belajar
etika diharapkan dapat membedakan istilah yang sering muncul
seperti etika, norma, dan moral. Selain itu juga dapat mengetahui
dan memahami tingkah laku yang baik menurut teori-teori tertentu,
dan sikap yang baik sesuatu dengan kaidah-kaidah etika. Objek
material etika adalah tingkah laku manusia.
4) Estetika
Cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan. Objek dari
estetika adalah pengalaman akan keindahan. Dengan belajar
estetika diharapkan dapat membedakan antara estetika filsafat
dengan estetika ilmiah, berbagai teori-teori keindahan, pengertian
seni, penggolongan seni, nilai seni, aliran dalam seni dan teori
pencipta seni.
5) Metafisika
Cabang filsafat yang membicarakan tentang sesuatu yang ada.
Dengan belajar metafisika maka orang justru akan mengenal akan
Tuhan dan mengetahui berbagai macam aliran yang ada dalam
metafisika.
B. APA HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ?

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam


sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang
digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Filsafat akan
menentukan ”mau dibawa kemana” siswa kita. Filsafat merupakan perangkat nilai-
nilai yang melandasi dan membimbing ke arah pencapaian tujuan tujuan pendidikan.
Oleh sebab itu, filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat
tertentu atau yang dianut oleh perorangan (dalam hal ini Dosen/Guru) akan sangat
mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai5.

Namun dimikian semua filsafat itu akan menjawab tiga pertanyaan pokok
sebagai berikut : (Ateng Sutisna, 1990)

1. Apakah pendidikan itu ?


2. Apa yang hendak ia capai ?
3. Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan-tujuan itu ?
Masing-masing pertanyaan ini dapat dirinci lebih lanjut.
Berbagai pertanyaan yang bertalian dengan apakah pendidikan itu, antara
lain :
1. Bagaimana sifat pendidikan itu ?
2. Apakah pendidikan itu merupakan sosialisasi ?
3. Apakah pendidikan itu sebagai pengembang individu ?
4. Bagaimana mendefinisikan pendidikan itu ?
5. Apakah pendidikan itu berperan penting dalam membina perkembangan anak
?
6. Apakah pendidikan itu mengisi perkembangan atau mengarahkan
perkembangan siswa ?6

Filsafat yang dianut oleh suatu Negara bagaimanapun akan mewarnai tujuan
pendidikan di negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan suatu negara akan

5
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 9
6
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan.. PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm 84
berbeda dengan negara lainya, disesuaikan dengan filsafat yang dianut oleh negara-
negara tersebut. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang
komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Tujuan itu memuat pernyataan-
pernyataan (statement) mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki oleh siswa selaras dengan sistem nilai dan falsafah yang dianut. Hal ini
menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara filsafat yang dianut dengan
tujuan pendidikan yang dirumuskan.
Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa filsafat terhadap
lapangan pendidikan. John Dewey mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum
dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan (Bernadib,
1990: 14-15). Pemikiran sesuai cabang-cabang filsafat turut mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan. Metafisika merupakan cabang filsafat yang mengkaji
hakikat: hakikat dunia, hakikat manusia termasuk hakikat anak. Anak adalah manusia
yang terdiri dari jasmani atau rohani atau keduanya. Metafisika memiliki implikasi
penting untuk pendidikan karena kurikulum sekolah berdasarkan apa yang kita
ketahui mengenai realita (Sadullah, 2007: 76-77). Kenyataannya apa yang harus
diajarkan di sekolah, selalu memiliki pandangan mengenai realita.
1. Ontologi dan Pendidikan
a) Teologi
Masyarakat Indonesia memiliki keyakinan bahwa pencipta alam
semesta adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Keyakinan seperti itu akan
mempengaruhi sistem pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.
Pendidikan akan selalu mempertimbangkan hubungan manusia dengan
Tuhannya. Sebagai implikasinya mata pelajaran agama menjadi mata
pelajaran pokok dalam kurikulum. Sebaliknya pada masyarakat yang
berkeyakinan bahwa manusia hanya jasad yang terdiri dari unsur-unsur kimia
dan tidak akan ada kehidupan lain setelah mati, maka pendidikan pada
masyarakat seperti itu tidak akan mempertimbangkan kehidupan rohani.
Tujuan pendidikan yang dipertimbangkan hanyalah kehidupan duniawi, tidak
akan dipertimbangkan kehidupan setelah mati7.
b) Kosmologi

7
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 12
Implikasi kosmologi terhadap pendidikan adalah kosmologi akan
mengisi kepribadian manusia dengan realita fisik. Siswa harus mengenal alam
yang menjadi tempat hidup, mengenal lingkungan, mengenal hukum-hukum
alam, hukum-hukum kausal, sehingga mengerti akan keteraturan di jagad raya
ini8.
c) Manusia
Pendidikan merupakan kegiatan khas manusiawi. Hanya manusia yang secara
sadar melakukan pendidikan untuk sesamanya. Pendidikan merupakan
kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu
pembicaraan mengenai pendidikan tidak bisa lepas dari pembicaraan
mengenai manusia9.
2. Epistemologi dan Pendidikan
Epistemologi diperlukan dalam menyusun kurikulum. Kurikulum lazimnya
diartikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, dapat diumpamakan
sebagai jalan yang perlu dilewati siswa dalam usahanya mengenal dan memahami
pengetahuan. Epistemologi memberikan sumbangan bagi filsafat pendidikan.
Pengetahuan apa yang harus diberikan pada siswa, bagaimana cara memperoleh
pengetahuan serta bagaimana cara menyampaikan pengetahuan merupakan
epistemologi dalam pendidikan.
3. Aksiologi dan Pendidikan
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas nilai baik dan buruk
serta indah dan jelek. Nilai terkait erat dengan pendidikan. Nilai selalu menjadi
pertimbangan dalam merumuskan tujuan pendidikan.

Hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan tidak hanya sekedar bersifat
insidental, tetapi merupakan suatu keharusan. Dewey (1946:38) menyatakan
bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua
pemikiran mengenai pendidikan. Lebih dari itu, memang filsafat mengajukan

8
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 12
9
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 13
pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang
banyak terdapat dalam lapangan pendidikan10.

Sama halnya dengan pengertian dalam filsafat, maka dalam ilmu pendidikan,
sistem yang dapat disusun adalah bersendikan adanya gagasan-gagasan mengenai
pendidikan atau prinsip-prinsip yang merupakan keseluruhan dan saling
berhubungan. Filsafat sebagai suatu ilmu yang mengadakan tinjauan dan
mempelajari obyeknya dari sudut hakikat, berhadapan dengan problem utama
yang meliputi:

a. Realita, yaitu berupa kenyataan yang menjurus kepada masalah kebenaran.


Kebenaran akan timbul apabila orang dapat menarik kesimpulan bahwa
pengetahuan yang dimilikinya memang benar-benar ada (nyata).
b. Pengetahuan, yaitu berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, apakah
pengetahuan bagaimana cara memperolehnya. Pengetahuan ini dipelajarai
dalam epistemology.
c. Nilai, yaitu yang dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dicari jawabannya antara lain seperti nilai-nilai
yang dikehendaki oleh manusia yang akan dipakai sebagai dasar hidupnya.

Brubacher (1950:35-40) berpendapat bahwa filsafat dan pendidikan


mempunyai hubungan yang erat satu sama lain, karena problema-problema tersebut
berada dalam lingkungan dua disiplin ini. Pendidikan dalam pengembangan
konsep-konsepnya antara lain menggunakan dasar-dasar dari kedua konsep tersebut
yaitu filsafat dan pendidikan. Dalam menyelenggarakan pendidikan diperlukan
pendirian mengenai pandangan dunia yang bagaimanakah yang kita perlukan saat
sekarang ini.
Filsafat pendidikan juga mengingatkan kepada kita agar sangat hati-hati
menyusun suatu teori. Struktur teori itu harus jelas, tidak boleh tumpang tindih.
Suatu teori yang akan dibangun perlu dianalisis bagian-bagiannya, cabang-
cabangnya, dan ranting-rantingnya, termasuk pengertian pendidikan itu sendiri,
tujuan pendidikan, dan cara-cara mecapai tujuan. Masing-masing bagian perlu
divalidasi terlebih dahulu agar bebas dari salah tafsir, memakai terminologi yang

10
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 14
tepat, definisi yang jelas, dan sebagainya. Sesudah itu barulah disusun secara
sistematis, diintegrasikan satu sama lain, sehingga menjadi suatu teori pendidikan
yang utuh.11

11
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan.. PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm 89
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada
secara mendalam dan menyeluruh dengan mempergunakan akal sampai pada
hakekatnya dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan. Secara praktis berfilsafat
yaitu berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Filsafat pendidikan ialah
hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai
pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan.
Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa filsafat terhadap
lapangan pendidikan. Hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan tidak hanya
sekedar bersifat insidental, tetapi merupakan suatu keharusan. Dewey (1946:38)
menyatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari
semua pemikiran mengenai pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Barnadib, Imam. 2013. Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode. Yogyakarta : Penerbit
Ombak

Kristiawan, Muhammad. 2016. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Yogyakarta :


Penerbit Valia Pustaka

Surajiyo. 2010. Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2006. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat dan Teknologi. Jakarta : PT Rineka Cipta

Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan.Jakarta : PT Rineka Cipta

Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Teras

Anda mungkin juga menyukai