Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hdayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hubungan
Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan” ini denga baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami juga berterimakasih pada Bapak Arip Febrianto M.Pd.I. yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat ?
2. Apa hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan filsafat.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan filsaft pendidikan.
3. Untuk mengetahui hungan filsafat dengan filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2006, hlm.
2
2
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka,
Yogyakarta , 2016, hlm. 1
3
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 2
b. Aristoteles (483-322 SM)
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika. Kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebabdan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
c. Al Farabi
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakekat
yang sebenarnya.
d. Rene Descartes
Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan
manusia menjadi pokok penyelidikan.
e. Francis Bacon
Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua
pengetahuan sebagai bidangnya.
f. Johann Gotlich Fickte (1762-1814)
Filsafat sebagai ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala
ilmu. Ilmu membicarakan suatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat
memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari
seluruh kenyataan.
g. Ir. Poedjawijatna
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
h. Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang
mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat.
i. Prof. Mr. Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal (menyeluruh), integral dan radikal untuk mencapai
dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan dan kearifan atau
kebenaran yang sejati).
j. Immanuel Kant Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok
pangkal dari segala pengetahuan, yang didalamnya tercakup masalah
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat
kita ketahui4.
4
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 3
Sementara itu Sudarsono (1993) menyatakan bahwa ciri-ciri berfikir
filosofis yaitu sebagai berikut:
1) Metodis
Menggunakan metode dan cara yang lazim digunakan oleh filsuf
dalam proses berpikir
2) Universal
Artinya pemikiran filsafat meliputi pengalaman umum manusia.
Muatan kebenarannya bersifat universal, mengarah pada realita s
kehidupan manusia secara keseluruhan
3) Koheren dan konsisten (runtut)
Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpokir logis,
diantara unsur-unsur yang dipikirkan tidak terjadi sesuatu yang
bertentangan dan tersusun secara logis. Sedangkan konsisten
artinya tidak mengandung kontadiksi
4) Sistematis
Berfikir dalam suatu keterkaitan antar unsur-unsur dalam suatu
keseluruhan sehingga tersusun suatu pola pemikiran filosofis
5) Komprehensif
Berfikir tentang sesuatu dari berbagai sudut pandang
(multidimensi)
6) Rasional
Mendasarkan pada kaidah berfikir yang benar dan logis (sesuai
dengan kaidah logika)
7) Radikal
Berfikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya atau sampai
pada esensi yang sedalam-dalamnya
8) Bertanggungjawab
Artinya seorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir
sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling
tidak terhadap hati nuraninya sendiri.
Namun dimikian semua filsafat itu akan menjawab tiga pertanyaan pokok
sebagai berikut : (Ateng Sutisna, 1990)
Filsafat yang dianut oleh suatu Negara bagaimanapun akan mewarnai tujuan
pendidikan di negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan suatu negara akan
5
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 9
6
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan.. PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm 84
berbeda dengan negara lainya, disesuaikan dengan filsafat yang dianut oleh negara-
negara tersebut. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang
komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Tujuan itu memuat pernyataan-
pernyataan (statement) mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki oleh siswa selaras dengan sistem nilai dan falsafah yang dianut. Hal ini
menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara filsafat yang dianut dengan
tujuan pendidikan yang dirumuskan.
Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa filsafat terhadap
lapangan pendidikan. John Dewey mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum
dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan (Bernadib,
1990: 14-15). Pemikiran sesuai cabang-cabang filsafat turut mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan. Metafisika merupakan cabang filsafat yang mengkaji
hakikat: hakikat dunia, hakikat manusia termasuk hakikat anak. Anak adalah manusia
yang terdiri dari jasmani atau rohani atau keduanya. Metafisika memiliki implikasi
penting untuk pendidikan karena kurikulum sekolah berdasarkan apa yang kita
ketahui mengenai realita (Sadullah, 2007: 76-77). Kenyataannya apa yang harus
diajarkan di sekolah, selalu memiliki pandangan mengenai realita.
1. Ontologi dan Pendidikan
a) Teologi
Masyarakat Indonesia memiliki keyakinan bahwa pencipta alam
semesta adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Keyakinan seperti itu akan
mempengaruhi sistem pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.
Pendidikan akan selalu mempertimbangkan hubungan manusia dengan
Tuhannya. Sebagai implikasinya mata pelajaran agama menjadi mata
pelajaran pokok dalam kurikulum. Sebaliknya pada masyarakat yang
berkeyakinan bahwa manusia hanya jasad yang terdiri dari unsur-unsur kimia
dan tidak akan ada kehidupan lain setelah mati, maka pendidikan pada
masyarakat seperti itu tidak akan mempertimbangkan kehidupan rohani.
Tujuan pendidikan yang dipertimbangkan hanyalah kehidupan duniawi, tidak
akan dipertimbangkan kehidupan setelah mati7.
b) Kosmologi
7
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 12
Implikasi kosmologi terhadap pendidikan adalah kosmologi akan
mengisi kepribadian manusia dengan realita fisik. Siswa harus mengenal alam
yang menjadi tempat hidup, mengenal lingkungan, mengenal hukum-hukum
alam, hukum-hukum kausal, sehingga mengerti akan keteraturan di jagad raya
ini8.
c) Manusia
Pendidikan merupakan kegiatan khas manusiawi. Hanya manusia yang secara
sadar melakukan pendidikan untuk sesamanya. Pendidikan merupakan
kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu
pembicaraan mengenai pendidikan tidak bisa lepas dari pembicaraan
mengenai manusia9.
2. Epistemologi dan Pendidikan
Epistemologi diperlukan dalam menyusun kurikulum. Kurikulum lazimnya
diartikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, dapat diumpamakan
sebagai jalan yang perlu dilewati siswa dalam usahanya mengenal dan memahami
pengetahuan. Epistemologi memberikan sumbangan bagi filsafat pendidikan.
Pengetahuan apa yang harus diberikan pada siswa, bagaimana cara memperoleh
pengetahuan serta bagaimana cara menyampaikan pengetahuan merupakan
epistemologi dalam pendidikan.
3. Aksiologi dan Pendidikan
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas nilai baik dan buruk
serta indah dan jelek. Nilai terkait erat dengan pendidikan. Nilai selalu menjadi
pertimbangan dalam merumuskan tujuan pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan tidak hanya sekedar bersifat
insidental, tetapi merupakan suatu keharusan. Dewey (1946:38) menyatakan
bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua
pemikiran mengenai pendidikan. Lebih dari itu, memang filsafat mengajukan
8
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 12
9
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 13
pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang
banyak terdapat dalam lapangan pendidikan10.
Sama halnya dengan pengertian dalam filsafat, maka dalam ilmu pendidikan,
sistem yang dapat disusun adalah bersendikan adanya gagasan-gagasan mengenai
pendidikan atau prinsip-prinsip yang merupakan keseluruhan dan saling
berhubungan. Filsafat sebagai suatu ilmu yang mengadakan tinjauan dan
mempelajari obyeknya dari sudut hakikat, berhadapan dengan problem utama
yang meliputi:
10
Kristiawan, Muhammad. Filsafat Pendidikan : The Choice Is Yours. Penerbit Valia Pustaka, Yogyakarta ,
2016, hlm. 14
tepat, definisi yang jelas, dan sebagainya. Sesudah itu barulah disusun secara
sistematis, diintegrasikan satu sama lain, sehingga menjadi suatu teori pendidikan
yang utuh.11
11
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan.. PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm 89
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada
secara mendalam dan menyeluruh dengan mempergunakan akal sampai pada
hakekatnya dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan. Secara praktis berfilsafat
yaitu berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Filsafat pendidikan ialah
hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai
pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan.
Filsafat pendidikan pada hakekatnya adalah penerapan analisa filsafat terhadap
lapangan pendidikan. Hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan tidak hanya
sekedar bersifat insidental, tetapi merupakan suatu keharusan. Dewey (1946:38)
menyatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari
semua pemikiran mengenai pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Imam. 2013. Filsafat Pendidikan: Sistem dan Metode. Yogyakarta : Penerbit
Ombak
Surajiyo. 2010. Filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2006. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat dan Teknologi. Jakarta : PT Rineka Cipta