PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus,time schedule
telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Gambar kerja.Pekerjaan pendahuluan yang
dilakukan dalam proyek ini meliputi
Direksi Keet.
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang disediakan terdiri dari Kantor,Ruang
rapat,gudang serta Toilet. Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja,
kursi, gambar kerja, timeschedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam
kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.Ruang ini digunakan sebagai
kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.
Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam
proses bongkar muat material yang akan digunakan.
Pekerjaan Pengukuran.
Dalam pekerjaan pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini
dilakukan oleh tenaga Juru Ukur.Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan, terlebih
dahulu diadakan Pengukuran Mutual Check 0 % (MC-0) berikut pembuatan Gambar MC-0,
tujuannya adalah sebagai dasar acuan untuk pelaksanaan fisik agar didapatkan
volume/kwantitas secara akurat yang dibutuhkan, sehingga dapat dilakukan metoda-metoda
yang tepat agar pekerjaan nantinya dapat dilakukansecara efektif,ekonomis dan efesien.
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan 100% dilanjutkan dengan Pengukuran Mutual Check
100% (MC-100) berikut pembuatan Gambar MC-100, hal ini diperlukan untuk
mendapatkanbesarnya volume/kwantitas pekerjaan yang telah dikerjakan. Dalam
pelaksanaan nantinya PIHAK PERTAMA akan membentuk Panitia yang akan meneliti
terhadap pelaksanaan MC-0 dan MC-100.
Seiring dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas, dibuat papan nama proyek, papan nama
proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat pada awal dan akhir lokasi pekerjaan
dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek,pekerjaan,lokasi,nilai
proyek,waktu pelaksanaan,dll atau sesuai dengan arahan Direksi.
Semua pekerjaan umum diatas direncanakan dilaksananakan pada minggu ke-1 atau
pekerjaan ini direncanakan selesai dalam 1 minggu.Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan diatas
dapat dilihat pada Kurva S
Aspek K3 :
- Sarung tangan
- Helm
- Baju Rompi
- Sepatu Safety
Tindakan Keselamatan
- Kontrol keamanan selama pelaksanaan pekerjaan
- Keselamatan personil, menggunakan helm, sepatu,rompi,sarung tangan dan lainnya
Tahapan Pelaksanaan :
1. Menyiapakan DMF dan JMF agregat
2. Mengajukan Request pekerjaan kepada direksi
3. Penyiapan Tempat Kerja
- Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
- Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah
rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan
dan penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian
permukaan atas dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
- Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng
lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan timbunan
baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga
dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan perlaratan pemadat dapat
beroperasi. tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4%
dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk
kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60cm untuk kelandaiannya
yang sama atau lebih besar dari 15%.
- Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif
Penghamparan Timbunan
- Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
- Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan
tanah timbunan untuk persediaan, terutama selama musim hujan. biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan.
- Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di
antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis
yaag sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.
- Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa struktur. Akan
tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari
3 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur
beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di skitar struktur penahan tanah dari beton,
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14
hari
- Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru
akan terkunci pada timbuan lama sedmikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis
sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga
bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan
demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
- Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian atau
pembersihan dan pengupasan oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat
dihampir satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter
sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Pemadatan Timbunan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan
- Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air
optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
- Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5
cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut lapis penutup ini harus dilalsanakan sampai mencapai kepadatan timbunan
tanah yang disyaratkan.
- Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan,
diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
- Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat
dilewatkan di atas pekerjan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
- Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana disyaratkan,
dalam Kontrak atau pada jembatan, harus membuat timbunan tersebut sama tinggi
pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali
atau timbunan pada satu sisi lebih tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada
sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh
Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur tersebut telah
berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di
laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur
tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang
ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya
kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
- Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat
normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
manual dengan berat statis minimum 10 kg. pemadatan di bawah maupun di tepi pipa
harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan
untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
Gambar Material diturunkan dari Dum Truk Gambar Penghamparan Agregat Base B
3 4
Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek konsultan pengawas. Hal ini dilakukan untuk
menjamin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek, apakah
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam spesifikasi.
Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai
berikut :
• Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak
boleh mempunyai ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
• Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari
20 cm dalam keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan
sehingga pemadatan yang dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
• Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat
menggenang akibat permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk
kerataan permukaan adalah 1 cm.
• Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal
rencana.
• Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu
kurang dari 1% atau lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan
cara menggali dan mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat kadar air
tersebut.
Perkerasan Beton Semen
I. Pekerjaan Baja Tulangan
1.1. Pemotongan dan Pembengkokkan Baja Tulangan
1. Memasang bekisting
Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :
- Bekisting harus terbuat dari triplek dan rangka yang kokoh terbuat dari
kayu keras, sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai rangka
bekisting.
- Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
- Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis
minyak yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan
pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa
dibenarkan.
- Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai
harus atas seijin Direksi/ Pengawas.
- Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas
terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan
memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang
dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran-
ukurannya.
-
9. Perawatan Beton
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari
permukaan atau setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh
permukaan beton harus segera ditutup dan dipelihara, perawatan dilakukan
selama 7 hari atau waktu yang lebih pendek apabila 70 % kekuatan tekan
atau lentur telah tercapai lebih awal. Permukaan dan bidak tegak beton
harus seluruhnya ditutup dengan lembar terpal/pelindung, sebelum ditutup
lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan
menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum
beton cukup mengeras untuk mencegah pelekatan.
Prosedur PHO :
- Pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item, Kontraktor
mengajukan tertulis (request PHO) kepada Konsultan Pengawas untuk PHO.
Prosedur:
- Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor
memberitahukan kepada Pemberi Tugas.
- Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas
mengadakan pemeriksaan ulang.
- Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau
cacat lagi, maka Panitia Penilai membuat Berita Acara pemeriksa hasil
pekerjaan yang disampaikan pada Pemberi Tugas.
- Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antara pemilik, kontraktor dan
konsultan tentang:
- Personel pengawas yang dipertahankan
- Personel kontraktor yang dipertahankan
- Daftar peralatan yang masih akan digunakan.
Prosedur
- Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/FHO untuk
melaksanakan proses FHO.
- Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar
pekerjaan yang harus diperbaiki
- Panitia Penilai akan memeriksa pekerjaan-pekerjaan dan mendokumentasikan
semua kerusakan
- Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan
Pengawas akan memberikan rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi
keputusan dan mengeluarkan berita acara FHO.
WS.WISANG RINAWAN
Direktur