Anda di halaman 1dari 21

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus,time schedule
telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Gambar kerja.Pekerjaan pendahuluan yang
dilakukan dalam proyek ini meliputi

Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi.


Pertama-tama melakukan Survey Lapangan yang dilakukan oleh tenaga ahli, Pekerjaan
dilaksanakan pada saat awal dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondi sifisik
existingyang akan dikerjakan (sesuaidengan dokumen kontrak)Sedangkan Mobilisasi
bertujuan
untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, danperlengkapan untuk
melaksanakan
semua item pekefaan di lapangan, dan mengembalikan padakeadaan yang diinginkan sesuai
dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri
dari:
- Motor Grader>110 HP; 1 unit
- Tandem Roller 6-8 T; 1 unit.
- Water Tanker truck; 1 unit.
- Concrete Vibratory 4 HP; 1 unit.
- Tamper ; 1 unit.
- Concrete Cutter ; 1 unit.

Sedangan untuk Personil terdiri dari :


- Manager Pelaksana
- Manager Teknik
- Manager Keuangan
- Petugas K3
Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer, Trailer yang digunakan
harus memiliki perlengkapan yang memadai.
Demobilisasi. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan
sebagaitempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke
kondisi awal.

Direksi Keet.
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang disediakan terdiri dari Kantor,Ruang
rapat,gudang serta Toilet. Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja,
kursi, gambar kerja, timeschedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam
kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.Ruang ini digunakan sebagai
kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.
Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam
proses bongkar muat material yang akan digunakan.

Pekerjaan Pengukuran.
Dalam pekerjaan pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini
dilakukan oleh tenaga Juru Ukur.Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan, terlebih
dahulu diadakan Pengukuran Mutual Check 0 % (MC-0) berikut pembuatan Gambar MC-0,
tujuannya adalah sebagai dasar acuan untuk pelaksanaan fisik agar didapatkan
volume/kwantitas secara akurat yang dibutuhkan, sehingga dapat dilakukan metoda-metoda
yang tepat agar pekerjaan nantinya dapat dilakukansecara efektif,ekonomis dan efesien.
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan 100% dilanjutkan dengan Pengukuran Mutual Check
100% (MC-100) berikut pembuatan Gambar MC-100, hal ini diperlukan untuk
mendapatkanbesarnya volume/kwantitas pekerjaan yang telah dikerjakan. Dalam
pelaksanaan nantinya PIHAK PERTAMA akan membentuk Panitia yang akan meneliti
terhadap pelaksanaan MC-0 dan MC-100.

Seiring dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas, dibuat papan nama proyek, papan nama
proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat pada awal dan akhir lokasi pekerjaan
dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek,pekerjaan,lokasi,nilai
proyek,waktu pelaksanaan,dll atau sesuai dengan arahan Direksi.
Semua pekerjaan umum diatas direncanakan dilaksananakan pada minggu ke-1 atau
pekerjaan ini direncanakan selesai dalam 1 minggu.Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan diatas
dapat dilihat pada Kurva S

Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas.


Penyedia Jasa akan menyediakan perlengkapan jalan sementara dan tenaga manajemen
keselamatan lalu lintas untuk mengendalikan dan melindungi pekerja dan pengguna jalan
yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan,
sesuai dengan spesifikasi.
Tahapan Pelaksanaan :
- Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan jalan sementara dan
menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas
lainnya sepanjang zona kerja saat diperlukan selama periode kontrak.
- Menerapkan metode buka tutup jalan sehingga diharapkan pekerjaan bisa terus
berjalan dan pengguna lalu lintas juga bisa lewat.
- Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode
konstruksi sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak
- Bilamana jembatan lama tidak dapat difungsikan sebagaimana jembatan sementara
atau yang disebutkan lain dalam gambar, maka dilakukan penyediaan dan
pemasangan jembatan sementara.
- Penyedia jasa akan meminta Direksi Pekerjaan untuk mengkaji semua pengaturan
lalu lintas sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
Tenaga/Personil:
- Pekerja (Flagman)
- Koordinator/pengatur Manajemen dan keselamatan lalu lintas
Peralatan Keselamatan Lalu lintas :
- Rambu panah berkedip
- Rambu suar berkedip portabel
- Rambu tetap informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas
- Rambu penghalang lalulintas jenis plastik
- Rambu penghalang lalulintas jenis beton
- Rambu peringatan
- Rambu petunjuk
- Peralatan Bantu lainnya

Aspek K3 :
- Sarung tangan
- Helm
- Baju Rompi
- Sepatu Safety

Tindakan Keselamatan
- Kontrol keamanan selama pelaksanaan pekerjaan
- Keselamatan personil, menggunakan helm, sepatu,rompi,sarung tangan dan lainnya

Masalah Sosial dan Lingkungan


Pada pekerjaan ini tidak memiliki masalah lingkungan dan sosial yang rumit, jika ada
masalah, diskusi bisa dilakukan dengan masyarakat.
Timbunan Biasa
Timbunan biasa merupakan material timbunan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan untuk
pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis
kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan

Ilustrasi penggunaan alat pada pekerjaan timbunan

Tahapan Pelaksanaan :
1. Menyiapakan DMF dan JMF agregat
2. Mengajukan Request pekerjaan kepada direksi
3. Penyiapan Tempat Kerja
- Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
- Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah
rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan
dan penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian
permukaan atas dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
- Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng
lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan timbunan
baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga
dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan perlaratan pemadat dapat
beroperasi. tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4%
dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk
kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60cm untuk kelandaiannya
yang sama atau lebih besar dari 15%.
- Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif

Penghamparan Timbunan
- Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
- Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan
tanah timbunan untuk persediaan, terutama selama musim hujan. biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan.
- Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di
antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis
yaag sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.
- Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa struktur. Akan
tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari
3 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur
beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar
gravity. Sebelum penimbunan kembali di skitar struktur penahan tanah dari beton,
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14
hari
- Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru
akan terkunci pada timbuan lama sedmikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis
sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga
bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan
demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
- Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian atau
pembersihan dan pengupasan oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat
dihampir satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter
sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

Pemadatan Timbunan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan
- Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air
optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
- Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5
cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut lapis penutup ini harus dilalsanakan sampai mencapai kepadatan timbunan
tanah yang disyaratkan.
- Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan,
diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
- Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat
dilewatkan di atas pekerjan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
- Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana disyaratkan,
dalam Kontrak atau pada jembatan, harus membuat timbunan tersebut sama tinggi
pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali
atau timbunan pada satu sisi lebih tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada
sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh
Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur tersebut telah
berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di
laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur
tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang
ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya
kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
- Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat
normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
manual dengan berat statis minimum 10 kg. pemadatan di bawah maupun di tepi pipa
harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan
untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.

Pengujian Kepadatan Tanah


Pengujian Sand Cone
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air dilapangan. Juga
bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan dengan
perencanaan pekerjaan.

Gambar Titik Pengambilan Sampel


Lapis PondasiAgregat Kelas B.
Lapis pondasi agregat kelas B merupakan lapisan pondasi bawah dari lapis pondasi pada
perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material
Job mix design) agregat kelas B yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai
spesifi kasi teknik yang disyaratkan.
- Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader
dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material
agregat diangkut kelokasi pekerjaan. Kemudian wheel Loader memuat agregat
tersebut dump truck untuk kemudian diangkut kelokasi pekerjaan.
- Selanjut nya agregat B dihampar dengan menggunakan alat Motor grader dengan
ketebalan hamparan sesuai dengan yang dipersyaratkan,kemudian sekelompok
pekerja akan membantu merapikan hasil hamparan agregat B tersebut dengan
menggunakan alat bantu
- Hamparan Pondasi Agregat tersebut kemudian disiram dengan air menggunakan
Water Tank Truck baru selanjutnya di padatkan dan diratakan dengan mesin gilas
dengan kapasitas 5 - 8 T,proses pemadatan dan perataan ini dilakukan berulang-ulang
sekitar l2 lintasan atau hingga mencapai kepadatan yang dipersyaratkan.
- Selama proses pemadatan tersebut diatas sekelompok pekerjan akan membantu
meratakan hamparan agregat dengan menggunakan alat bantu.
I 2

Gambar Material diturunkan dari Dum Truk Gambar Penghamparan Agregat Base B

3 4

Gambar Proses Penyiraman Agregat B Gambar Pemadatan Agregat Base B

Bahan dan Material


Agregat baru pecah kelas B yang sesuai dengan persyaratan (table agregat base B)
Tabel Gardasi Agregat Kelas A dan Kelas B

Nomor Mm Kelas A Kelas B


2 in 50 100 100
11/2 in 37.5 100 88 - 95
1 in 25 65 - 81 70 - 85
3/8 in 9.5 42 - 60 30 - 65
#4 4.75 27 - 45 25 - 55
# 10 2 Nop-25 15 - 40
# 40 0.425 6 – 16 8 – 20
# 200 0.075 0-8 2–8
Tabel Karakteristik Agregat Kelas A dan Kekas B

Sifat Material Sifat Kelas A Sifat Kelas B


Nilai Abrasi Agregat Kasar ( AASTHO T 96 - 87 ) 0 - 40% 0 - 40%
Plasticity Index ( AASTHO T 90 - 87 ) 0-6 4 – 10
Batas Cair ( AASTHO T 89 - 90 ) 0 – 25 -
CBR ( AASTHO T180 ) 90 min 35 min
Hasil Kali PI dengan % lolos ayakan no. 200 25 maksimum -

Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek konsultan pengawas. Hal ini dilakukan untuk
menjamin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai pelaksana proyek, apakah
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam spesifikasi.

Ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi adalah sebagai
berikut :
• Penghamparan lapis pondasi agregat, baik kelas A maupun kelas B tidak
boleh mempunyai ketebalan kurang dari dua kali ukuran maksimum bahan.
• Penghamparan lapis pondasi kelas A maupun kelas B tidak boleh lebih dari
20 cm dalam keadaan loose, hal ini dapat mempengaruhi proses pemadatan
sehingga pemadatan yang dilakukan tidak mencapai keadaan optimal.
• Permukaan lapis pondasi agregat harus rata sehingga air tidak dapat
menggenang akibat permukaan yang tidak rata. Deviasi maksimum untuk
kerataan permukaan adalah 1 cm.
• Toleransi terhadap tebal total lapis pondasi agregat adalah 1 cm dari tebal
rencana.
• Lapis pondasi yang terlalu kering atau terlalu basah untuk pemadatan yaitu
kurang dari 1% atau lebih dari 3% pada kadar air optimum, diperbaiki dengan
cara menggali dan mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat kadar air
tersebut.
Perkerasan Beton Semen
I. Pekerjaan Baja Tulangan
1.1. Pemotongan dan Pembengkokkan Baja Tulangan

Gambar 1.1 Potongan Baja Tulangan (ilustrasi)

Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:


1. Memotong baja tulangan sesuia dengan ukuran yang direncanakan.

Gambar 1.2 Pemotongan Baja Tulangan

2. Membengkokkan seluruh baja tulangan secara dingin, menggunakan mesin


pembengkok

Gambar 1.3 Pembengkokkan Baja Tulangan


1.2 Penempatan dan Pengikatan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagia berikut:
1. Membersihkan tulangan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan
adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan
dengan beton.
2. Menempatkan tulangan akurat sesuai dengan gambar dan dengan
kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.
3. Mengikat batang tulangan kencang dengan menggunakan kawat
pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan
tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik
utama tidak diperkenankan.

Gambar 1.4 Perakitan Baja Tulangan

II. Pekerjaan Perkerasan Beton Semen Ready Mix K - 300


Tahapan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen Ready Mix K – 300 adalah sebagai
berikut:

1. Memasang bekisting
Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :
- Bekisting harus terbuat dari triplek dan rangka yang kokoh terbuat dari
kayu keras, sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai rangka
bekisting.
- Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
- Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis
minyak yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan
pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa
dibenarkan.
- Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai
harus atas seijin Direksi/ Pengawas.
- Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas
terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan
memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang
dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran-
ukurannya.
-

Gambar 2.1. Pemasangan Bekisting

2. Setelah Bekisting terpasang dilanjutkan dengan memasangan bond breaker


berupa plastik tipis.

Gambar 2.3. Pemasangan Plastik Tipis

Plastik dipasang di atas permukaan beton lean concrete secara tumpang


tindih tidak kurang 10 cm ke arah lebar dan 30 cm pada arah memanjang.
3. Mempersiapkan tulangan dowel & tie bar ujung dirapikan, pengikatan
tulangan sambungan dengan batang pemegang harus lepas tidak fix atau
tidak dilas.
4. Memasangan Dowel dan tie bar harus rapi, tepat lokasi, tidak overlap. Pada
dowel, setengah panjang harus dicat aspal atau dibungkus plastik agar loose
(tidak lekat) dari beton sehingga slidingnya baik.

Gambar 2.4. Pemasangan Baja Tulangan

5. Menuangkan cor beton K-300 pada lahan yang tersedia.


6. Menghampar cor beton menggunakan concrete paver finisher.

Gambar 2.5 Cor Rigid Pavement dengan Menggunakan


Concrete Paver Finisher
Gambar 2.6 Pekerjaan Pengecoran Rigid Pavement K-300

7. Memadatkan beton dengan Concrete Vibrator.

Gambar 2.7 Pemadatan Menggunakan


Concrete Vibrator

8. Finishing Rigid Pavement


 Grooving/ Brushing Tekstur Permukaan, agar permukaan jalan
tidak licin.

Gambar 2.8 Grooving Tekstur Permukaan


 Melaksanakan Cutting Beton sebelum retak awal muncul pada
permukaan jalan yaitu pada sekitar jam ke 4 s/d ke 24 dan
disarankan pada jam ke 18.

Gambar 2.9 Cutting Beton

9. Perawatan Beton
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari
permukaan atau setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh
permukaan beton harus segera ditutup dan dipelihara, perawatan dilakukan
selama 7 hari atau waktu yang lebih pendek apabila 70 % kekuatan tekan
atau lentur telah tercapai lebih awal. Permukaan dan bidak tegak beton
harus seluruhnya ditutup dengan lembar terpal/pelindung, sebelum ditutup
lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan
menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum
beton cukup mengeras untuk mencegah pelekatan.

Gambar 2.10 Curring Beton dengan Penyiraman


10. Pekerjaan Joint Sealant
Bagian atas sambungan muai dan sambungan yang digergaji harus ditutup
dengan bahan penutup yang memenuhi persyaratan spesifikasi sebelum lalu
lintas diijinkan melewati perkerasan.

Gambar 2.11 Pemasangan Joint Sealant

11. Membongkar bekisting acuan 8 jam setelah penghamparan beton


RENCANA MASA PEMELIHARAAN
1. DEMOBILISASI ALAT
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal ( Pra
PHO ) maka peralatan kerja yang dipergunakan untuk bekerja yang sudah
dipergunakan untuk Pekerjaan Pemeliharan ditarik kembali dari lokasi pekerjaan
menuju gudang / bengkel kontraktor.
2. PEMBERSIHAN LOKASI
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari
sisa sisa material, kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat
menggangu kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang diluar lokasi pekerjaan
3. PENYERAHAN PEKERJAAN
Setelah pekerjaan selesai maka kontraktor mengajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan pekerjaan dalam rangka penyerahan yang pertama
kalinya ( PHO ).
Kegiatan Provisional Hand Over (PHO)
- Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima awal dari seluruh pekerjaan
fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar.
- Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat diusulkan oleh kontraktor jika
pekerjaan major sudah mencapai prestasi 100%.
- Tujuan : Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh
Kontraktor, secara prinsip telah dapat diterima, namun secara total Kontraktor
masih harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang masih belum terselesaikan dan
harus terus memeliharanya sampai batas FHO dinyatakan selesai.

Prosedur PHO :
- Pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major item, Kontraktor
mengajukan tertulis (request PHO) kepada Konsultan Pengawas untuk PHO.

- Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan tersebut kepada


Pemberi Tugas dalam tempo paling lama 10 hari sejak hari permohonan
Kontraktor.
- Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas tentang usulan PHO
yang diajukan oleh kontraktor.
- Pemberi Tugas memproses pembentukan Panitia Penilai PHO
- Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan kekurangan dari pekerjaan
dan hasil pengujian yang relevan harus dilampirkan pada proses verbal PHO.
- Untuk perbaikan penyimpangan-penyimpangan dan kerusakan-kerusakan,
Panitia Penilai hanya memberi ijin satu periode penundaan tidak lebih dari 30
hari sejak terakhir penyelesaian pelaksanaan pekerjaan (atau perpanjangannya).
- Dibuat Berita Acara PHO jika seluruh persyaratan telah dipenuhi.
Pengendalian Pemeliharaan Pekerjaan pada ”Warranty Period”
Perbaikan Selama Masa Jaminan Pemeliharaan
Kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan yang sudah di-PHO-kan
- Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang
dihitung dari mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100 % konstruksi berdasarkan
rekomendasi Konsultan Pengawas sampai dengan berakhirnya kontrak
pekerjaan yang sudah disetujui.
- Memberikan waktu kepada kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan
hasil pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan Tim Panitia Penilai
Serah Terima pada waktu Provisional Hand Over, mengenai kualitas atau
kuantitas
- Memberikan waktu kepada kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor
yang belum selesai dan lain-lain

Prosedur:
- Setelah berakhir waktu perbaikan atau penyempurnaan, Kontraktor
memberitahukan kepada Pemberi Tugas.
- Tim Panitia Penilai serah terima yang sudah ditunjuk oleh Pemberi Tugas
mengadakan pemeriksaan ulang.
- Apabila menurut Tim Panitia Penilai serah terima tidak ada kekurangan atau
cacat lagi, maka Panitia Penilai membuat Berita Acara pemeriksa hasil
pekerjaan yang disampaikan pada Pemberi Tugas.
- Selama masa pemeliharaan harus ada kesepakatan antara pemilik, kontraktor dan
konsultan tentang:
- Personel pengawas yang dipertahankan
- Personel kontraktor yang dipertahankan
- Daftar peralatan yang masih akan digunakan.

Pemeriksaan Masa Pemeliharaan oleh Konsultan

Kegiatan Final Hand Over


- FHO adalah serah terima akhir dari seluruh pekerjaan fisik yang
dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik dan benar, setelah Kontraktor
menyelesaikan seluruh perbaikan yang tertera pada daftar perbaikan yang
disusun oleh Panitia Penilai PHO dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai
bunyi kontrak.
- Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh
Kontraktor telah selesai dan dapat diterima dengan baik.
- Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
- Kelengkapan admnistrasi
- Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik
- Kesesuaian dengan perencanaan

Prosedur
- Pemberi Tugas mengundang kembali Panitia Penilai PHO/FHO untuk
melaksanakan proses FHO.
- Panitia Penilai memeriksa ulang seluruh data yang terdapat pada daftar
pekerjaan yang harus diperbaiki
- Panitia Penilai akan memeriksa pekerjaan-pekerjaan dan mendokumentasikan
semua kerusakan
- Jika telah dilakukan penyelesaian semua perbaikan pekerjaan, Konsultan
Pengawas akan memberikan rekomendasi dan Pemberi Tugas akan memberi
keputusan dan mengeluarkan berita acara FHO.

Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti diuraikan dan kerusakan-kerusakan


diperbaiki seperti dijelaskan maka pada saat yang sama “Retention Money“ yang
masih tertinggal dikembalikan.

Tenggarong,13 Mei 2019


CV.BERMUDA

WS.WISANG RINAWAN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai