Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM


KELURAHAN POPALIA
LOKASI : KEC. BINONGKO

1. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN


1.1. Bahan Bangunan.
Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan sebagai tercantum di dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar-
gambarnya.
a. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan mendapatkan persetujuan dari
direksi/pengawas.
b. Dalam jangka waktu 2x24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak oleh direksi
supaya dikeluarkan dari lokasi proyek, dan apabila ternyata bahan-bahan tersebut masih
digunakan oleh pemborong, maka direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali dan
segala kerugian yang diakibatkan menjadi tanggungan pemborong sepenuhnya.
1.2. Semen Portland.
Semua yang dipakai harus berkualitas baik, sudah dikenal mereknya dan memenuhi syarat-
syarat yang tercantum di dalam NI-8 (Peraturan Semen Indonesia).
1.3. Batu Gunung
Bahan batu yang digunakan untuk bangunan adalah batu belah/gunung kecuali
dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan PUBB 1970 dan cara terbaik yang dikenal di daerah
Lokasi kegiatan, Bahan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum digunakan.
1.4. Kerikil Beton
Kerikil yang boleh dipakai adalah jenis yang keras, permukaan kasar dari jenis blost atau
andesit yang mudah dicuci. Besar butiran diameter 1/2 inci sampai dengan diameter 3,1 cm. Dan
kerikil tersebut tidak boleh dicampur dengan batu cadas dan dalam keadaan bersih dan tidak
mengandung lumpur,serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dapat
disetujui melalui penelitian laboratorium, untuk Lokasi pengambilan bahan direkomendasikan.
1.5. Pasir
a. Pasir untuk adukan beton dipakai adalah pasir beton yang berkualitas baik dan bersih serta
b. memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 dan harus mendapatkan persetujuan
bahan yang digunakan.
c. Pasir pengisi (pasir urug) dapat digunakan pasir biasa yang tidak mengandung bahan organis
(seperti sisa-sisa kayu, daun akar, garam dan lain-lain) serta tidak berlumpur dan harus
mendapatkan persetujuan bahan yang digunakan. Semua kayu yang dipergunakan harus kering
benar, tidak mengandung cacat, dan kualitet yang baik. Ditempat pekerjaan kayu-kayu harus
disusun secara baik dan tepat, menghindarkan terjadinya cacatcacat kayu yang diakibatkan
oleh kesalahan penumpukan.
1.6. Cat
a. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung endapan yang sudah
membantu, dan sesudah diaduk-aduk dengan baik harus menjadi homogen, serta dapat
disapukan dengan mudah.
b. Warna dari cat adalah warna aslinya dari kaleng dan tidak boleh ada campuran dari
bermacammacam warna dari dua atau lebih. Cat yang sudah disetujui merk dan warnanya
PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA
supaya diberitahukan kepada pemberi tugas untuk memudahkan pemeliharaannya dikemudian
hari.
c. Semua material cat yang digunakan harus mendapat persetujuan dari pihak direksi.
1.7. Air kerja
a. Air kerja untuk keperluan adukan, pasangan beton, pekerjaan pasangan dan beton harus bersih
dan tidak mengandung zat kimia (garam-garam) yang merusak.
b. Bila tidak mungkin dan tidak cukup air kerja didapat dari saluran air minum setempat,
pemborong harus mengusahakan dari sumber air lainnya, dan harus memenuhi syarat.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Pelaksanaan pekerjaan.
a. Pembersihan Lokasi, Sebelum pekerjaan dimulai pemborong harus membersihkan lokasi
bangunan dari segala macam kotoran yang dapat mengganggu pelaksanaan atau
mempengaruhi kwalitas pelaksanaan bangunan tersebut.
b. Air Kerja, Sebelum mendatangkan air kerja Pemborong harus menyiapkan wadah untuk
penyimpanan air kerja baik berupa tower, Drum, maupun dengan terpal dan air kerja yang
dipakai tidak boleh mengandung Lumpur serta garam
c. Pek. Pengukuran dan Pasang Bowplank, Pekerjaan ini untuk menentukan luasan bangunan
dan kedataran pondasi dengan memakai papan dasar pelaksanaan (bouwplank) kayu kelas IV
dan waterpass tinggi dasar 0.00 dan sumbu-sumbu tiang disetujui direksi dan/atau pengawas
bangunan setempat yang berwenang. Tinggi dasar FEIL ditentukan bersama-sama
Perencana,Direksi, Pelaksana dan pengelola proyek dan harus disesuaikan dengan gambar
kerja.
d. Papan Nama Poroyek, Pembuatan dan pemasangan papan pelaksanaan atau papan proyek
harus dibuat dari baliho maupn tripleks dan dipasang pada tiang kayu dalam hal ini tidak boleh
memasang pada bangunan maupun pepohonan, pasangannya harus kuat dan kokoh.
e. Administrasi dan dokumentasi, yang di maksud Administrasi disini pemborong harus
menyiapkan buku tamu serta menyiapkan gambar kerja dilapangan. Untuk dokumentasi
pemborong harus mendokumentasikan semua aktfitas pelaksanaan pekerjaan di lapangan dari
Foto 0% - 100% pekerjaan.
f. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggung jawab pemborong.
g. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan berikut pengerjaannya dan pengadaan segala
macam bahan, dan lain-lain, meskipun hal tersebut tidak diuraikan secara terperinci dalam
RKS.

3. PEKERJAAN TANAH / PASIR


3.1. Keterangan
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan yang diminta oleh bagian-bagian pekerjaan dari
Pekerjaan pemborong, sebagaimana dituntut oleh gambar-gambar dan RKS serta dokumen
pemborong yang saling berkaitan.
b. Pemborong harus mempertimbangkan hambatan yang mungkin terjadi pada kondisi lapisan
bawah tanah. Bilamana perlu, berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawabnya, pemborong
diperkenankan untuk melaksanakan penyelidikan tanah tambahan atas biaya pemborong.
c. Tanah atau site diserahkan kepada pemborong dalam rangka pelaksanaan pembangunan ini
seperti apa adanya. Seluruh pekerjaan pembersihan dan penyesuaian ketinggian
halaman/lantai, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA


3.2. Pelaksanaan Pekerjaan
Persiapan tanah bangunan, ukuran tinggi, pengukuran:
1. Tinggi dasar 0.00 ditentukan bersama perencana, direksi, pelaksana dan pengelola proyek
atau disesuaikan dengan keadaan tanah.
2. Pekerjaan Galian Pondasi, untuk galian pondasi harus mengikuti ukuran pemasangan
(bouwplank) serta menggali sesuai kedalaman yang ada pada gamabar kerja sampai mendapat
struktur tanah yang keras dan disetujui direksi dan/atau pengawas bangunan setempat yang
berwenang.
3. Pekerjaan Urugan kembali Bekas Galian, Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan
pondasi selesai dilaksanakan, tanah bekas galian diurug kembali di sisi pondasi sampaik
permukaan pondasi tertimbun dengan padat.
4. Segala pekerjaan pengukuran tanah dan pasir termasuk tanggung jawab pemborong.
5. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan berikut pengerjaannya dan pengadaan
segalamacam bahan, dan lain-lain, meskipun hal tersebut tidak diuraikan secara terperinci
dalam RKS.

4. PEKERJAAN BATU DAN PASANGAN


4.1. Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua bagian bangunan yang menggunakan
batu belah.
1. Pekerjaan Pondasi batu Gunung
a. Bahan untuk pondasi adalah batu belah/gunung kecuali dipersya-atkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1970 dan cara terbaik yang dikenal di sini.
b. Material batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak. Adukan Pasangan
batu belah/gunung untuk pondasi bangunan adalah 1PC : 4 Psr.
2. Pekerjaan Dinding Batako
a. Bahan untuk dinding menggunakan batako Lokal.
b. Batako harus dibuat dengan adukan 1Pc: 5Psr , campuran pasir dan semen yang berkwalitas
baik
c. Pemasangan dinding untuk siar memakai adukan campuran 1Pc: 5Psr dengan tinggi sesuai
gambar kerja
 Air yang dipakai harus bersih, tawar dan bebas dari lumpur, tanah liat, bahan-bahan
merusak seperti asam, alkali atau bahan-bahan organik.
 Pasir harus bersih, tercuci bersih dari lumpur, tanah liat, bahan-bahan merusak dan
kotorankotoran organik.
 Semua pekerjaan pasangan harus diatur sebelumnya supaya hubung-an vertikal
horisontal atau bertepatan dengan pembukaan dan dimensi-dimensi dalam gambar.
 Semua dinding dan pemisah harus lurus dan tegak dengan permuka-an yang rata.
Semua dinding batako merupakan dinding setengah batu, kecuali diminta lain dalam
gambar atau catatan.
 Semua pasangan batako harus difinish dengan plesteran kecuali bila disebutkan pelapis
lain, dalam hal mana harus diberi finish yang sesuai dengan gambar dan persyaratan
bahan yang dipakai.
 Pembukaan dan lubang-lubang dalam pasangan bata harus disediakan sesuai dengan
gambar-gambar dan menurut keperluan pekerjaan mekanikal listrik dan lain-lain.
 Pasangan batako yang menempel pada beton harus diangkur pada beton tersebut.

PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA


5. PEKERJAAN BETON
5.1. Spesifikasi
Spesifikasi ini meliputi semua pekerjaan beton bertulang dan tak bertulang yang diperlukan.
Semua pekerjaan ini harus mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. Sepanjang tidak diatur
dalam spesifikasi ini.
a. Kelas dan mutu beton
b. Untuk pekerjaan ini dipakai kelas dan mutu beton dengan campuran minimal 1Pc : 2Psr : 3Krl.
c. Kelas dan mutu baja
d. Untuk pekerjaan baja tulangan harus dipakai baja tulangan U-24.
e. Bahan-bahan.
 Semen yang digunakan adalah semen yang berkualitas baik, bukan dari jenis Masonry dan
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8.
 Semen Portland yang harus sesuai dengan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini.
 Apabila diperlukan persyaratan-persyaratn khusus mengenai sifat betonnya, maka dapat
dipakai jenis-jenis semen lain dari pada yang ditentukan dalam NI-8. Dalam hal ini,
pelaksana diharuskan untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksa
bahan- bahan yang diakui.
 Semua agregat halus dan kasar yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi ini.
 Air yang dipakai harus sesuai ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.
 Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton
dan/atau bajan tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
 Apabila terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh air itu
kelaboratorium pemeriksa bahan-bahan.
 Semua besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan-Ketentuan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini.
f. Semen
Semua semen yang dipakai harus semen Portland kelas I yang sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standard NI-8 atau ASTMC-150 type I.
Jika dianggap perlu oleh direksi, pemborong harus melakukan pemeriksa-an dan pengujian
dibawah pengawasan direksi atau semen harus sesuai dengan NI-18 atau ASTMC-150 atau
standar lain yang dapat disetujui. Pemeriksaan dan pengujian semen dapat diserahkan kepad
alaboratori-um pemeriksaan bahan yang disetujui.
Semen yang dapat digunakan adalah semen yang belum lewat 3 (tiga) bulan dalam
kantong. Pemeriksaan dengan tangan dapat dilakukan pada semen untuk memeriksa adanya
gumpalangumpalan, yang berarti sudah adanya proses hidrasi dengan uap air. Semen semacam
ini tidak dapat untuk beton struktural.
g. Penyimpanan.
Pemborong harus membuat gudang-gudang penyimpanan semen yang baik dan memenuhi
syaratsyarat sebagai berikut :
 Harus menjamin semen terlindung dari pengaruh iklim dan kelembab-an gudang harus
cukup ventilasi.
 Lantai harus dibuat paling sedikit 30 cm di atas tanah.
 Harus dibuat cukup besar, untuk menyimpan stock yang menjamin kontinuitas pekerjaan.
 Semen-semen di atas harus diatur sedemikian rupa sehingga semen-semen yang datang
lebih dulu dalam gudang dapat dipakai lebih dulu.
 Sebaiknya semen jangan ditumpuk lebih dari 2 m.
PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA
 Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan, maka sebelum boleh
dipakai harus diuji dulu dilaboratoium.
 Agergat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga pengotoran oleh
bahanbahan lain dan pencampuran satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-bak
bahan yang berlantai sangat dianjurkan, untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada
waktu pengambilan bahan. Ditempat-tempat diman tanahnya gembut dan atau becek pada
waktu hujan, penggunaan bak bahan yang berlantai menjadi keharusan.Batang-batang
tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah. Batang-batang tulangan dari
berbagai jenis baja harus diberi tanda-tanda yang jelas dan ditimbun terpisah jenis yang
satu dari jenis yang lainnya, sehingga tidak mungkin saling bertukar.
 Penimbunan batang-batang tulangan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang
harus dicegah.
h. Agregat halus dan kasar
Agregat halus yang dipakai dapat terdiri dari :
 Pasir alam, yaitu: pasir yang disediakan pemborong dari sungai atau sumber lainnya yang
disetujui oleh Direksi.
 Pasir buatan, yaitu : material yang dihasilkan oleh alat pemecah batu.
 Pasir dan Split halus yang dipakai harus bersih dan bebas dari tanah liat, karang,
serpihanserpihan maka, bahan - bahan organik dan alkalis, jumlah bahan-bahan yang
merugikan tersebut tidak boleh 5%. Pasir yang akan dipakai hendaknya mempunyai
gradasi yang baik sesuai dengan PBI 1971, apabila kadar lumpur melampui 5%, maka
agregat halus harus dicuci.
 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang harus
dibuktikan dengan uji coba laboratorium.
 Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apbila
diayak harus memenuhi syarat-syarat :
Bisa diatas ayakan 4 mm, harus min. 2% berat
Bisa diatas ayakan 1 mm, harus min. 10% berat
Sisa diatas ayakan 0,25% mm, harus berkisar antara 80% dan 95% berat
 Pasir laut tidak boleh diapaki sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali
dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan - bahan yang diakui.
i. Agregat Kasar yang akan digunakan :
 Yang akan dipakai dapat terdiri dari koral, batu pecah atau kombinasi keduanya.
 Agregat kasar yang digunakan adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.
 Agregat kasar harus tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya
dapat dipakai, apabila jumlah butir-buutir pipih tersebut tidak melalmpui 20% dari berat
agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak
pecah/hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat
kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalu ayakan
0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampui 1 %, maka agergat kasar harus dicuci.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat
yang reaktif-alkali.
 Kekerasan dari butir-butir agregat kasar harus diperiksa dalam laboratorium pengujian,
dengan syarat-syarat minimum :
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24% berat ;
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22% ;
PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA
Tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%;
 Agergat kasar harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya dan memenuhi
persyaratan :
Sisa ayakan 31,5 mm, harus 0% berat
Sisa ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan berat 98% berat
Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum
10% berat
 Berat butri agregat maksimum tidak boleh lebih raripada seperlima jarak terkecil antar
bidangbidang samping cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau seperempat dari jarak bersih
minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari
pembatasan ini diijinkan, apabila menurut pengawas ahli cara-cara penegcoran beton
adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.
 Semua material harus sesuai dengan persyaratan beton PBI ‘71
j. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan beton harus bebas dari lumpur, minyak asam garam, bahan-
bahan organik dan kotoran-kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Sebelum dipakai
untuk pekerjaan beton, air dan sumbernya harus diperiksa dan diuji apakah sesuai atau tidak
dengan ketentuan ini.
k. Baja Tulangan
 Semua baja tulangan yang dipakai harus baru.
 Mutu baja harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar - gambar detail dan sesuai
dengan standard Indonesia SNI-2, PBI 1971 dan mendapat persetujuan dari direksi.
 Jika diperlukan Direksi, Pemborong harus dapat memberikan sertifikat dari baja tulangan
yang dipakai dari Laboratorium pengujian bahan dan/atau dari pabrik. Sebelum baja-baja
tulangan didatangkan ke site, pemborong harus menyerahkan dulu contoh-contoh besi.
 Jika ternyata baja-baja tulangan tidak sesuai dengan spesifikasi, tidak sesuai dengan contoh-
contoh yang dimaksudkan. Direksi dapat mengapkhir besi-besi tersebut. Segala kerugian
menjadi tanggung jawab pemborong.
 Baja tulangan harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuranukuran yang tertera dalam gambar - gambar beton. Baja harus dibengkok dalam
keadaan dingin.
 Sebelum dipasang baja tulangan harus bersih dari serpihan-serpihan, karat, minyak, gemuk,
yang dapat mengurangi daya lekatan.
 Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar. Besi beton harus diikat pada
tempatnya dengan kawat-kawat pengikat, klem-klem yang khusus diganjal dengan blok-
blok beton atau kesisi besi, spaces atau gantungan-gantungan sehingga dijamin tidak terjadi
penggeseran pada waktu pengecoran beton.
 Tahu beton harus dibuat dengan adukan 1Pc : 2 Psr : kerikil
 Tulangan-tulangan beton harus disambung pada tempat-tempat sesuai dengan gambar
konstruksi, jika diperlukan dapat disambung pada tempat-tempat lain tetapi harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
l. Komposisi/Campuran Beton
Beton harus dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah dan air, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang serasi sehingga didapat kekentalan yang baik (mudah dikerjakan) dan
kekuatan yang diinginkan.
Campuran beton adalah :

PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA


 Untuk Campuran/perbandingan volume paling sedikit 1Pc : 2Psr : 3Split dan 1Pc : 2Psr :
3Krl.
 Ukuran maksimum dari agregat kasar dari masing-masing bagian pekerjaan tidak boleh
melebihi ukuran maksimum yang ditetapkan.
m. Pengujian Beton
Banyaknya air yang dipakai harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kadar air
dan gradasi dari agregat sehingga kubus- kubus percobaan harus dibuat dan diuji sesuai dengan
PBI 1971. Pemborong harus menyediakan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
melakukan pengujian dan dikerjakan oleh petugas-petugas yang terlatih. Frekwensi
pemeriksaan disesuaikan dengan PBI 1971 dan penetapan Direksi di lapangan.
n. Pengadukan Beton.
 Alat pengukur bahan-bahan beton harus disediakan dan mempunyai ketelitian yang cukup
untuk mengukur dari masing-masing bahan pembentuk beton.
 Bahan-bahan pembentuk harus dicampur dan diaduk dengan menggunakan Mesin Beton
Mollen paling sedikit 1,5 menit sesudah semua bahan masuk ke dalam mesin beton mollen.
 Pengadukan yang berlebih-lebihan dan membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki, tidak diperbolehkan.
 Beton tidak boleh dicampur dan diaduk dengan tangan (hand mixing).
o. Pengecoran Beton
 Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilakukan, semua pekerjaan cetakan (bekisting) , baja-
baja tulangan instalasi yang harus ditanam dalam beton sudah harus selesai dulu dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
 Pengecoran hanya boleh dilakukan jika Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta wakil
Pemborong yang setingkat ada di tempat pekerjaan.
 Cetakan-cetakan harus dibersihkan dulu dengan jalan penyemprot-an air tawar atau
compressor sihingga segala kotoran hilang dari cetakan.
 Beton harus dicor pada tempat pekerjaan secepat mungkin setelah pencampuran dan
pengadukan dipadatkan dengan mechanical vibrator terus-menerus.
 Sambungan-sambungan pengecoran harus dibersihkan dan harus dilapisi dahulu dengan air
semua sebelum dilakukan pengecoran baru. Beton harus dicor pada adukan yang baru
(fresh).
 Pencampuran / penumpukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah
mengeras tidak boleh digunakan lagi. Pada waktu pengecoran yang mana air campuran
beton itu terjadi pemisahan antara air dan specinya, maka beton inipun tak boleh digunakan,
adapun beton tidak boleh dituangkan terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
pemisahan/agregasi dari agregat. Tinggi maksimum pengecoran 1.5 meter.
 Pada penyetopan/pemotongan oleh hubungan semua penuangan beton harus membentuk
suatu sudut (leping dan terjal) dan tidak boleh vertikal supaya luasnya tetap minim.
 Setiap lapisan beton harus dipadatkan dengan alat penggetar atau vibrator. Dalam
pemadatan setiap lapisan dari beton kepala, alat penggetar harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.
 Semua material yang akan digunakan dalam pembuatan beton harus mendapat persetujuan
dari pihak direksi.
5.2. Bekisting
a. Cetakan/bekisting untuk beton harus disesuaikan dengan gambar-gambar rencananya sehingga
bidang batasnya seperti yang diinginkan. Bahan yang akan digunakan untuk rencana cetakan
harus mendapat persetujuan dari Direksi papan kayu Pontoh 3/20.
PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA
b. Cetakan dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan cetakan dengan permukaan yang rata
dari beton serta harus berkekuatan dan mempunyai kekuatan yang tetap pada tempat dan
bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan pemadatan beton.
c. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan - cetakan harus dilumuri dengan minyak atau
bahan lain yang disetujui untuk mencegah melekatnya beton dengan cetakan-cetakan tersebut.
d. Sebelum pengecoran dilaksanakan, kedudukan cetakan harus dicek kembali, sehingga pada
pengecoran nanti kedudukan bekisting tidak berubah.
5.3. Pemeliharaan Beton
a. Waktu dan cara pembukaan cetakan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada beton, pada
permukaanpermukaan beton yang tidak beraturan harus segera diperbaiki disetujui oleh
Direksi dan harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli.
b. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton berumur tiga minggu, sedang untuk
cetakan samping, boleh dibongkar setelah empat belas hari.
c. Pembongkaran bekisting tak boleh mempengaruhi keadaan konstruksi, oleh sebab itu
pembongkaran bekisting harus memenuhi syarat-syarat yang ada dalam PBI.
d. Selama paling sedikit dua minggu, bidang-bidang beton harus dibasahi terus menerus antara
lain dengan karung-karung basah. Selama proses pengerasan ini, lantai tidak boleh dibebani.
5.4. Perbaikan Permukaan Beton
a. Permukaan-permukaan beton akan diuji oleh Direksi guna menentukan apakah
ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan di sini.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos ketidakrataan oleh pengaruh
sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan.
6. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan semua pekerjaan plesteran seperti yang
disebut/ditunjuk dalam gambar dan persyaratan.
a. Pekerjaan Plesteran Dinidng Tembok
6.1. Campuran adalah sebagai berikut :
a. Plesteran biasa campuran 1 Pc : 5 Psr
6.2. Tebal plesteran, kecuali ditunjukkan lain dalam gambar adalah sebagai berikut :
a. Dinding batako tebal minimun plesteran 15 mm.
6.3. Semua dinding, kecuali ditunjukkan lain, dalam gambar harus diplesteran biasa.
b. Pekerjaan Plesteran Pondasi
6.1. Campuran adalah sebagai berikut :
a. Plesteran kedap air (Traasram) 1 Pc : 5 Psr
6.2. Tebal plesteran, kecuali ditunjukkan lain dalam gambar adalah sebagai berikut :
a. Dinding batako tebal minimun plesteran 15 mm.
6.3. Semua Pondasi, kecuali ditunjukkan lain, dalam gambar harus diplester.
6.4. Pelaksanaan.
Pergunakan mesin, mesin pengaduk (mollen) dan peralatan yang memadai. Persiapkan dan
bersihkan permukaan-permukaan yang akan diplester, dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain
yang dapat merusak plesteran. Tukang-tukang plester yang dinilai tidak cakap karena
pekerjaannya yang buruk harus diganti dengan baik. Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan
persyaratan teknis ini harus disingkirkan dari pekerjaan. Pekerjaan plesteran harus rata pada
bidang pemasangannya. Pekerjaan plesteran yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah
pengawas.
PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA
6.5. Pencampuran
a. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam 45 menit. Adukan / plesteran dapat
b. dipakai sampai sebatas adukan/plesteran tersebut tidak dapat diolah lagi ( 90 menit setelah
adukan jadi).
c. Membuat campuran adukan/plesteran tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan dengan
izin pengawas.
6.6. Pemasangan Plesteran
a. Plesteran ke dinding bata biasa.
 Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak dan bahan-bahan lain
yang dapa t mengurangi daya ikat.
 Pasang lapisan plester setebal yang dipersyaratkan. Ratakan dengan raskam kayu,
basahkan selama kurang lebih 3 hari.
b. Plesteran kepermukaan beton.
 Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting, debu, minyak- minyak, cat dan
lain-lain bahan yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton dengan air
sehingga jernih, tunggu sampai aliran air berhenti.
 Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaan, kemudian pasangkan plester
sebelum mengering.
 Pekerjaan dan Pemasangan Huruf
Detail huruf “PERKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA”
Tinggi huruf 15 cm, lebar 11 cm dan tebal 2 cm

7. KETENTUAN TAMBAHAN
a. Pemborong harus melaksanakan sendiri pekerjaan ini dan tidak boleh menyerahkan sebagaian
atau seluruh pekerjaan kepada pihak ketiga.
b. Pemborong diwajibkan mengatur tata tertib dan keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Pemborong bertanggung jawab atas segala kejadian/keselamatan kerja bagi karyawan atau
pekerjanya sesuai peraturan/undang -undang keselamatan kerja yang berlaku.
d. Pemborong harus dapat menyelesaikan secara keseluruhan (100%) sesuai dengan ketentuan
yang dipersyaratkan.
e. Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, Pemborong diwajibkan mengadakan
pengurusan antara lain :
a. Gambar-gambar surat bukti pemasangan instalasi listrik yang telah disahkan oleh PLN.
f. Jika pada pelaksanaan pekerjaan terdapat ukuran atau hal-hal yang keliru / menyimpang, maka
pemborong harus melaporkan kepada Direksi dan menanyakan hal-hal yang belum jelas
tersebut untuk diberikan arahan.
g. Pemborong tidak dibenarkan menginterpretasikan sendiri hal-hal yang belum dimengerti, dan
jika hal itu terjadi maka menjadi tanggung jawab pemborong.
h. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus memperbaikinya.
8. P E N U T U P
a. 15.1 Ukuran duga (Feil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar. Pemborong wajib
memeriksa semua ukuran ini didalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai dengan gambar
dalam skala besar itulah yang betul. Dalam hal seperti ini pemborong wajib menanyakan
kepada pihak pengawas pekerjaan. Bila terjadi ukuran keliru/menyimpang dari gambar tanpa
pemberitahuan atau melaporkan hal ini adalah kesalahan /pemborong.

PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA


b. 15.2 Pembersihan/penyelesaian.
a. Pembersihan diadakan disekitar lokasi bangunan.
b. Semua sisa bahan bangunan yang tidak digunakan segera disingkirkan dari lokasi
pekerjaan (sesuai dengan petunjuk Direksi).
Meskipun dalam RKS ini terdapat ukuran pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak diuraikan
yang harus dilaksanakan oleh pemborong tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan maka
pekerjaan tersebut dianggap terurai dalam RKS.

Wangi-Wangi……………..2017

DiSetujui Oleh: Dibuat Oleh:


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) CV. CITRA JAYA KONSULTAN
Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman

CITRA YS. S.KOM


Drs. HAMU POPALIA
DIREKTRIS
Nip. 19600920 199403 1 007

PEMBANGUNAN PAGAR PEKUBURAN UMUM KELURAHAN POPALIA

Anda mungkin juga menyukai