Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Agnes Tessya S W 21070116120021
2. Nur Armando P 21070116130114
3. Steffany Audina P 21070116140121
4. Isandika N L 21070116140123
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan rencana dan untuk mengetahui apabila ada penyimpangan selama proses
produksi berlangsung.
PT Ascend Indonesia adalah anak cabang dari PT Rakabu Furniture yang bergerak
dibidang Furniture (mebel). PT Ascend Indonesia ini focus pada proses produksi saja,
dikarenakan semua peralatan produksi mebel ada diperusahaan ini. Pada intinya
perusahaan ini adalah membuat berbagai macam produk meubeler untuk dikirim ke luar
negeri (export) yang kebanyakan dibuat atas pesanan buyer / konsumen, maka
perusahaan ini harus selalu menjaga kualitas produknya agar selalu diminati oleh
konsumen luar negeri. Apalagi di tengah kondisi perekonomian dunia yang sedang jatuh
seperti sekarang ini, maka perusahaan mau tidak mau dituntut untuk semakin
meningkatkan pengawasan terhadap produksi pesanan buyer dari luar negeri.
Selain itu sebagai perusahaan baru PT Ascend Indonesia memerlukan suatu
perancangan layout pabrik dengan kondisi yang sesuai dengan perusahaan.Layout
atau tata letak serta pengaturan dari fasilitas produksi dan juga area kerja yang ada
merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik yang
terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga
menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri.
Perancangan fasilitas meliputi perancangan sistem fasilitas, tata letak pabrik dan
sistem penanganan material (pemindahan bahan). Diantara ketiga aktivitas perancangan
fasilitas di atas mempunyai keterkaitan yang sangat erat sehingga dalam proses
perancangan perlu dilakukan secara integral. Tata letak yang baik adalah tata letak yang
dapat menangani sistem material handling secara menyeluruh (Wignjosoebroto,1996).
Sistem materialhandling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan
menggangu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara
keseluruhan. Untuk menangani masalah tersebut perlu melakukan tata letak fasilitas
yang memenuhi syarat ditinjau dari beberapa aspek.
Pengaturan fasilitas pada pabrik PT Ascend sebagai perusahaan perakit mobil
tamiya memegang peranan penting pula dalam kelancaran proses produksinya, sehingga
akan tercapai suatu aliran kerja yang teratur, aman, dan nyaman yang akan dapat
digunakan untuk menaikkan moral kerja dan performansi kerja dari operator.
Keberhasilan perusahaan secara profit salah satunya merupakan refleksi langsung dari
2
kelancaran proses produksi dan pemindahan bahan yang ditangai secara bijaksana
sehingga akan menghasilkan ouput yang optimal. Lebih spesifik lagi suatu tata letak
yang baik akan memberikan beberapa keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi
diantaranya: (1) mengurangi waktu delay – mengatur keseimbangan antara waktu untuk
operasi produksi dan beban dari masing-masing departemen atau mesin sehingga akan
mengurangi delay yang berlebihan; (2) mengurangi proses pemindahan bahan (material
handling) – tata letak yang baik akan lebih menekankan untuk meminimalkan aktivitas-
aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung dimana hal ini akan
menghasilkan penghematan akan biaya perpindahan bahan, pendayagunaann yang lebih
baik akan pemakaian mesin, tenaga kerja atau fasilitas produksi, mengurangi work in
process, mempersingkat proses manufaktur, dan mengurangi kemacetan lainnya; (3)
penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan servis – setiap meter
persegi luas lantai dalam suatu pabrik memakan biaya maka sebaiknya digunakan
seoptimal mungkin sehingga biaya tidak langsung untuk setiap satuan produk dapat
ditekan; (4) mengurangi resiko bagi K3 dari operator – keselamatan dapat dijamin
dengan perancangan tata letak yang tepat melalui pengkajian yang cermat tentang
susunan tempat kerja, tata cara pemindahan barang, teknik-teknik penyimpanan,
pergantian udara, pencahayaan, dsb; (5) mengurangi faktor yang bisa merugikan dan
mempengaruhi kualitas dari bahan baku atau bahan jadi.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa perancangan tataletak fasilitas sangatlah
penting untuk meningkatkan produktivitas suatu perusahaan. Suatu produksi yang
memiliki jumlah mesin yang banyak dan aliran produksi yang panjang membutuhkan
pengaturan tataletak dan dan pemindahan bahan yang efisien sehingga dapat
mengurangi backtracking pada proses produksi. Penataan itu bisa dilakukan
berdasarkan oleh tingkat kepentingannya, frekuensi penggunaan, prinsip fungsi, ataupun
urutusan kegunaan dengan mengedepankan sisi keergonomisan. Oleh karena itu untuk
membantu perusahaan merancang tata letak pabrik disusunlah proposal layout pabrik
PT. Ascend Indonesia.
3
1.2 Perumusan Masalah
Pentingnya perancangan tata letak atau layout serta fasilitas yang ada di dalam
pabrik untuk perusahaan baru yang akan didirikan yaitu PT. Ascend Indonesia.
Perancangan ini memerhatikan berbagai kondisi perusahaan seperti halnya jenis produk
yang dibuat yaitu satu jenis simple bench, mesin yang digunakan dalam memproduksi
serta kapasitas mesin sesuai dengan target output produksi serta seluruh karyawan yang
akan bekerja pada perusahaan.
4
2 BAB II
IDENTITAS PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
PT Kokoh Jaya Sejahtera merupakan suatu perusahan yang bergerak dibidang
perancagan tata letak fasilitas suatu perusahaan. Perusahaan ini didirikan pada tahun
2018 dan bertempat di daerah Kota Semarang. Perusahaan ini didirikan oleh 3 orang
konsultan yang bernama Annida, Reviza dan Widya. Mengapa perusahaan ini dibentuk
dikarenakan kepedulian dua konsultan ini terhadap perancangan tata letak fasilitas
perusahaan yang ada saat ini sangat tidak teratur sehingga menyebabkan laju produksi
yang terhambat. Oleh karena itu kedua konsultan ini berinisiatif membangun PT KJS
yang bergerak di perancagan tata letak fasilitas suatu perusahaan. Adapun data umum
dan visi misi dari perusahaan dapat dilihat dibawah ini.
Visi PT KJS:
- Menciptakan perusahaan yang memiliki integritas dan intelegensi yang tinggi
dalam melakukan perancangan tata letak fasiltas dan dapat bersaing secara lokal
maupun global.
Misi PT KJS :
- Dalam merancang tata letak fasiltas selalu berdasarkan keefektifan dan
keefesienan produksi dalam perusahaan yang akan dirancang.
- Selalu mementingkan lingkungan dan keselamatan para pekerja dalam merancang
tata letak fasilitas suatu perusahaan.
5
2.2 Struktur Organisasi
Pada Gambar 2.8 di atas menunjukkan bagan struktur organisasi yang diperlukan
perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dimana terdapat 6 jenis departemen
yang berbeda yaitu: produksi, sales and marketing, research and development, finance,
dan logistik. Dan rincian kebutuhan masing – masing bagian dapat dilihat pada Tabel
2.7 berikut ini.
Tabel 2.1 Jumlah Karyawan Perusahaan
6
15 Staff Bagian Distribusi 1
16 Kepala Bagian Purchasing 1
17 Staff Bagian Purchasing 2
18 Kepala Departemen Sales & Marketing 1
19 Staff Bagian Sales 1
20 Staff Bagian Marketing 1
21 Kepala Departemen Keuangan 1
22 Staff Bagian Accounting 1
23 Staff Bagian Administrasi 1
26 Driver 1
27 Security 2
28 Office Boy 1
29 Operator 18
Jumlah 52
Mutu Berkualitas
Kami berkomitmen untuk selalu peduli akan keinginan dan kepuasan pelanggan,
hal ini disertai dengan peningkatan kualitas yang terus berkesinambungan. Untuk terus
meningkatkan kualitas kami melakukannya dengan pendekatan rekayasa Teknik
maupun bisnis disertai dengan pemanfaatan teknologi maju yang efisien serta efektif.
7
Sumber daya manusia perusahaan kami juga menjamin keberlangsungan mutu yang
akan menjamin kepuasan pelanggan pada akhirnya.
Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ-organ Perusahaan sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana secara
efektif. Akuntabilitas menciptakan pengawasan efektif yang mendasarkan
pada keseimbangan hak dan tanggungjawab antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris
dan Direksi. Akuntabilitas mencerminkan aplikasi mekanisme sistem internal checks
and balances yang mencakup praktik-praktik yang sehat. Direksi bertanggung jawab
dalam kegiatan operasional sehari-hari dan Dewan Komisaris mewakili
Pemegang Saham dalam pelaksanaan pengawasan atas jalannya Perusahaan.
Kemandirian
Merupakan suatu keadaan di mana Perusahaan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.
Direksi dalam menjalankan tugas tugas kepengurusan Perusahaan dan Dewan
Komisaris dalam melaksanakan peran pengawasan atas jalannya Perusahaan bebas dari
intervensi pihak luar.
8
BAB III
DESAIN PRODUK
3.1 Deskripsi Produk
Produk yang diproduksi oleh PT. Ascend Indonesia ini adalah simple bench. Simple
bench merupakan tempat duduk yang sering digunakan untuk bersantai dengan
menikmati cuaca sepanjang hari, minuman yang menyegarkan. Simple bench dapat
menambah keindahan untuk ruang dalam dan luar. Namun setiap menit setiap kali
elemen kegiatan bekerja dapat meruntuhkannya. Sehingga bahan yang tepat dapat
memperpanjang usefull life dari simple bench.
Simple bench yang diproduksi PT. Ascend Indonesia menggunakan perpaduan
material yang berbeda untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan tangguh.
Kerangka dari simple bench berasal dari steel sehingga dapat menahan beban yang
besar. Sedangkan seat chair dari simple bench ini menggunakan kayu dengan
petimbangan kayu yang mudah didesain dalam berbagai macam bentuk. Selain itu kayu
sebagai material yang soft akan mempernyaman pengguna pada saat duduk berbeda
halnya dengan bench yang seluruhnya menggunakan besi akan mengurangi
kenyamanan penggunaan ketika harus menggunakannya dalam waktu yang relative
lama.
PART LIST
Company : Date :
Product : SIMPLE BATCH
Pengukuran Pengukuran
(kaki) [335,50] Pengukuran [824] Pengukuran
1' O2 [2060,13] 3' O20
1' O9 1' O15
Meteran Meteran Meteran
Meteran
Pengukuran [85]
Memotong Kedua
2' O26
ujung Meteran
6' O8
Mesin gergaji
Memotong
3' O27
Mesin gergaji
Membentuk
lengkungan pada
ujung round tubing
10' O28
Mesin gerinda
Menegelas
75' O29-O35
Mesin Las
Kemudian dari tabel di atas, dapat dibuat from to chart yang berfungsi untuk menggambarkan kebutuhan penggunaan masing
– masing jenis mesin seperti pada Tabel 2.11 dan Tabel 2.12 yang menjelaskan tentang kriteria barang beserta Tabel 2.13 tentang
from to chart berkaitan dengan simbolnya berikut ini.
Teknik Industri – Universitas Diponegoro
Tabel 2.12 From to Chart
TO
RA RMS SMA GMA BMA DMA AA QCA PA FGSA SA
RA 2775
RMS 75 175 2500
SMA 400
GMA 400
FROM
BMA 175
DMA 175
AA 25
QCA 25
PA 25
FGSA 25
TO
RA RMS SMA GMA BMA DMA AA QCA PA FGSA SA
RA A
RMS U U A
SMA U
GMA U
FROM
BMA U
DMA U
AA U
QCA U
PA U
FGSA U
Round tubing Round tubing Round tubing Round tubing Round tubing Plank Simple
Nama Part Paw Jumlah
51×3,6×335,50mm 51×3,6×491mm 31,8×3,2×12060,13mm 31,8×3,2×35,06mm 31,8×3,2×85mm holder Bench
Part/Unit 4 2 2 6 2 3 4 1
Waktu Standar (menit)
Mesin gergaji 12 11 5 10 3 3 20 64
Mesin gerinda 10 25 10 55 100
Mesin hand drill 30 30 60
Mesin bending 5 3 8
Mesin las listik 45 45
Tabel 2.18 Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Menghasilkan 50 Unit Simple Bench
Round tubing Round tubing Round tubing Round tubing Round tubing
Plank Simple
Nama Part 51×3,6×335,50 51×3,6×491 31,8×3,2×12060,13 31,8×3,2×35,06 31,8×3,2×85 Paw Jumlah
holder Bench
mm mm mm mm mm
Mesin gergaji 600 550 250 500 150 150 1000 0 3200
Mesin gerinda 0 0 500 1250 500 0 2750 0 5000
Mesin hand drill 0 0 0 0 0 1500 0 1500 3000
Mesin bending 0 0 0 0 0 250 150 0 400
Mesin las listik 0 0 0 0 0 0 0 2250 2250
Round
Round tubing Round tubing Round tubing Round tubing
tubing Plank Simple
Nama Mesin 51×3,6×335,50 31,8×3,2×12060,13 31,8×3,2×35,06 31,8×3,2×85 Paw Jumlah
51×3,6×491 holder Bench
mm mm mm mm
mm
58 26 53 16 16 110 0 337
Mesin gergaji 63
0 0 53 132 53 0 290 0 526
Mesin gerinda
0 0 0 0 0 158 0 158 316
Mesin hand drill
0 0 0 0 0 26 20 0 42
Mesin bending
0 0 0 0 0 0 0 237 237
Mesin las listik
Lantai produksi meliputi layout stasiun kerja dan lintasan material handling.
Lintasan material handling terletak di bagian dalam layout stasiun kerja sehingga tidak
perlu menghitung ukurannya, karena sudah masuk ke dalam ukuran layout stasiun kerja.
Jenis layout yang digunakan yaitu Process Layout Planning sehingga ukuran SK
mengikuti ukuran dan jumlah mesin.Dengan memperhatikan perhitungan From to chart
sebelumnya maka dapat diperoleh pola SK sesuai Gambar 2.13 sebagai berikut:
Sawing Machine
Area
Gerinda Bending
Machine Area Machine Area
Welding
Drilling MAchine Machine Area
Area
(Assembly area)
Jumlah
Departemen Perincian Pria Wanita Jumlah
Total
Kepala Bagian PPIC 1 1
Staff PPIC 1 2 3
Produksi 7
Kepala Bagian QC 1 1
Staff QC 1 1 2
Kepala Bagian
1 1
Warehouse
Staff Warehouse 4 0 4
Kepala Bagian Distribusi 1 1
Logistik 10
Staff Distribusi 1 0 1
Kepala Bagian
1 1
Purchasing
Staff Purchasing 1 1 2
Tenaga Kerja
Operator 337 0 337 337
Tidak Langsung
Jumlah 350 4 354 354
c. Rest Room
Rest room ditujukan pada karyawan yang bergerak langsung pada lantai produksi
yaitu operator dan juga staff produksi dan logistik. Jumlah keseluruhan karyawan ini
sebanyak 35 orang. Area ini berguna untuk tempat istirahat sehingga dapat
menambah kenyamanan pekerja dalam rutinitas bekerja. Istirahat yang diasumsikan
adalah yang tidak memakan waktu yang lama. Kapasitas rest point atau rest room ini
hanya untuk 3 orang dengan ukuran ruangan keseluruhan sebesar 4 m x 3,375
m.Penentuan luas rest room ini didapatkan dari data arsitek Ernest Neufert tahun
2002.Gambar 2.17 menampilkan bentuk umum dari rest room.
Sehingga total luasan yang diperlukan untuk raw material storage adalah 10,08 m
× 7,4 m = 74,592 m2
f. Packaging Area
Packaging Area digunakan untuk tempat pengepakan produk-produk yang sudah
jadi sehingga siap untu didistribusikan. Pada Packagingarea diasumsikan
dirancang untuk dapat menampung 2 orang pekerja dan 1 unit simple bench
sehigga luasan area packaging yang dibutuhkan adalah 3 m × 1,5 m = 4,5 m2
g. Quality Control
QC digunakan untuk tempat memeriksa barang yang selesai di assembly.
Ukurannya diasumsikan dengan hanya memuat 1 unit simple bench, sehingga
luasan ruangan yang dibutuhkan adalah 3 m × 2 m = 6 m2.
h. Shipping
Besarnya luas lantai shipping yaitu = 30% dari total luas finished goods storage
area ditambah dengan allowance untuk transportasi pemindahan material,
sehingga luasan ruangan yang dibutuhkan adalah 3,78 m × 2 m = 4,56 m2.
i. Receiving
Receiving area merupakan area yang digunakan untuk penerimaan material
dengan asumsi dapat memuat 3 truk. Receiving area berdekatan denga raw
Berdasarkan Tabel 2.26 luasan tiap departemen diatas, terlihat bahwa masing –
masing departemen memiliki ukuran panjang dan lebar yang berbeda beda, hal ini
disebabkan oleh jumlah karyawan dalam departemen tersebut. Staff dari departemen
yang berhubungan langsung dengan lantai produksi berada di kantor lantai produksi,
seperti staff produksi dan assembly serta logistik. Jadi dari kedua departemen tersebut
yang berada di kantor hanya kepala departemen saja.
Untuk departemen yang lain, baik kepala bagian, kepala divisi maupun staff
berada di di kantor ini. Setiap pekerja membutuhkan 4,5 m2 sebagai ruang gerak mereka
yang didapat dari data arsitek Ernest Neufert tahun 2002. Hal ini dikarenakan sudah
menjadi ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun perkantoran salah satunya
tiap pekerja membutuhkan kira-kira 4,5 m2 sebagai luas minimum ruang pergerakan
pekerja agar tidak terjadi pemborosan tempat kerja.
Seperti halnya departemen Research & Development berisi 4 orang sehingga
luasannya 4 x 4,5 m2= 18 m2, panjang ruangan dibuat 6 m dan lebarnya 3 m. Luas
ruangan untuk direktur memiliki ketentuan yang berbeda, satu direktur membutuhkan
ruang gerak 13,4 m2. Panjang ruangan direktur dibuat 4 m dan lebarnya 3,35 m.
3.12Kesimpulan
Pada kasus ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
3.13Saran
Pada kasus ini terdapat beberapa saran, yaitu sebagai berikut :