Anda di halaman 1dari 50

A.

Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam

satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan

yang erat (Helvie, dalam Harmoko 2012).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2013).

Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup

bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah

sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,

dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Suprajitno, 2012).

2. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2010, dalam Suprajitno, 2012),

mengemukakan ada 5 fungsi keluarga yaitu:

1) Fungsi Afektif

1
Yaitu berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga,

pelindung dan dukungan psikososial bagi para

anggotanya.Keluarga melakukan tugas-tugas yang

menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi

anggotanya dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan

anggotanya.

2) Fungsi Sosialisasi

Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu melaksanakan sosialisasi dimana anggota keluarga

belajar disiplin, norma budaya prilaku melalui interaksi

dalam keluarga selanjutnya individu mampu berperan dalam

masyarakat.

3) Fungsi reproduksi

Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

menambah sumber daya manusia.

4) Fungsi Ekonomi

Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga seperti : makan,

pakaian, perumahan dan lain-lain.

5) Fungsi Perawatan Keluarga

Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan

asuhan kesehatan/perawatan, kemampuan keluarga

melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.


3. Tipe Keluarga

Tipe-tipe keluarga secara umum dikemukakan untuk

mempermudah tentang pemahaman keluarga. Adapun tipe-tipe

keluarga menurut Suprajitno (2012) antara lain:

1) Keluarga inti (konjungal)

Yaitu keluarga yang menikah sebagai orangtua atau

pemberian nafkah, keluarga ini terdiri dari suami, istri dan

anak mereka anak kandung, anak adopsi atau keduanya.

2) Keluarga orentasi (keluarga asal)

Yaitu untuk keluarga yang didalamnya seseorang

dilahirkan.

3) Keluarga besar

Yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan

(oleh darah), yang paling lazim menjadi anggota keluarga

orientasi yaitu salah satu teman keluarga ini. Berikut ini

termasuk sanak keluarga: kakek, nenek, tante, paman dan

sepupu.

4. Bentuk Keluarga

Ada enam tipe atau bentuk keluarga menurut Effendy (2013)

1) Keluarga inti (Nuclear Family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.


2) Keluarga besar (Exstende Family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara

misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,

paman, bibi dan sebagainya.

3) Keluarga berantai (Serial family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang

menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga

inti.

4) Keluarga duda/janda (single family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau

kematian.

5) Keluarga berkomposisi (composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan

hidup secara bersama.

6) Keluarga kabitas (cababitation)

Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi

membentuk suatu keluarga.

5. Tingkat Perkembangan Keluarga

Seperti individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan

perkembangan yang berturut-turut keluarga sebagai sebuah unit

juga mengalami tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.

Adapun delapan tahap siklus kehidupan keluarga menurut

Friedman (2013) antara lain:


1) Tahap I : keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah

atau tahap pernikahan). Tugasnya adalah :

a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan

sebagai orang tua)

2) Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anak (anak tertua

adalah bayi sampai umur 30 tahun). Tugasnya adalah :

a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang

mantap

b) Rekonsiliasi tugas untuk perkembangan yang

bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga

c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan

d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran orang tua dan kakek dan

nenek.

3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua

berumur 2 hingga 6 bulan). Tugasnya adalah :

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah,

ruang bermain, privasi, keamanan.

b) Mensosialisasikan anak.
c) Mengintegrasikan anak yang sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain.

d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam (hubungan

perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan

diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).

4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua

berumur hingga 13 tahun). Tugasnya adalah :

a) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat.

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan.

c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur

13 hingga 20 tahun). Tugasnya :

a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-

anak.

6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

(mencakup anak pertama sampai terakhir yang meninggalkan

rumah). Tugasnya :
a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan

anggota keluarga baru yang didapatkan melalui

perkawinan anak-anak.

b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan

kembali hubungan perkawinan.

c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dan

suami maupun istri.

7) Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan,

pensiunan) . Tugasnya :

a) Menyelidiki lingkungan yang meningkatkan kesehatan

b) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan

dan penuh arti dengan para orang tua, lansia dan anak-

anak.

8) Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiunan dan lansia.

Tugasnya :

a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

c) Mempertahankan hubungan perkawinan

d) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

e) Mempertahankan ikatan keluarga antara generasi

f) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.


B. Konsep TB Paru

1. Definisi TB Paru

Tuberkulosis paru (TBC) adalah suatu penyakit infeksi

kronik atau akut yang menyerang organ paru. TBC ditandai dengan

demam, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada, dan malaise

(Nugroho, 2011)

Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai

organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paru seperti kulit,

tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering

disebut dengan ekstrapulmonal TBC (Chandra, 2012).

Penyakit Tuberkulosis Paru dimulai dari tuberkulosis, yang

berarti suatu penyakit infeksi yang disebebkan bakteri berbentuk

(basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium Tuberculosis.

Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak

penderita yang mengandung basil Tuberkulosis Paru(Sholeh,

2014).
2. Anatomi Fisiologi Paru

Paru-paru adalah organ penting dari respirasi, jumlahnya

ada dua, terletak di samping kanan dan kiri mediastinum, dan

terpisah satu sama lain oleh jantung dan organ lainnya dalam

mediastinum. Paru-paru memiliki area permukaan alveolar kurang

lebih seluas 40 m2 untuk pertukaran udara (Grace,

2013).Karakteristik paru-paru yaitu berpori, tekstur kenyal ringan;

mengapung di air, dan sangat elastis. Permukaan paru-paru halus,

bersinar, dan membentuk beberapa daerah polihedral, yang

menunjukkan lobulus organ: masing-masing daerah dibatasi oleh

garis-garis yang lebih ringan (fisura). Paru kanan dibagi oleh fisura

transversa dan oblik menjadi tiga lobus: atas, tengah, dan bawah.

Paru kiri memiliki fisura oblik dan dua lobus (Soemantri, 2009).

(Gambar 2.2.2)
Setiap paru memiliki bentuk kerucut yang terdiri dari

bagian puncak (apeks), dasar (basis), tiga perbatasan, dan dua

permukaan.Puncak (apeks pulmonis) memiliki permukaan halus

dan tumpul. Puncak apeks menonjol ke atas dalam leher sekitar 2,5

cm di atas klavikula. Dasar (basis pulmonis) memiliki permukaan

luas, konkaf, dan terletak di atas diafragma, yang memisahkan

paru-paru kanan dari lobus kanan hati, dan paru-paru kiri dari lobus

kiri hati, lambung, dan limpa.Karena diafragma sebelah kanan

lebih tinggi daripada di sisi kiri, kecekungan dasar paru kanan lebih

dalam dari yang di sebelah kiri.Basis pulmonalis paru turun selama

inspirasi dan naik selama ekspirasi (Smelzer, 2011).

Permukaan mediastinal adalah permukaan medial yang

cekung. Pada permukaan mediastinal terdapat dari hilus pulmonis,

yaitu suatu cekungan dimana bronkus, pembuluh darah, dan saraf

yang membentuk radiks pulmonalis masuk dan keluar

paru.Ligamentum pulmonal adalah lipatan ganda yang

menghubungkan kedua lapisan pleura pada hilus paru. Ruang

diafragma (base) tergantung dengan permukaan cembung

diafragma dimana di sebelah kanan lebih cekung karena adanya

hati (Smelzer, 2011).

3. Etiologi TB Paru

Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium

tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron
x 0,3-0,6 mikron dan bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis,

lurus atau agak bengkok, bergranul, tidak mempunyai selubung

tetapi kuman ini mempunyai lapisan luar yang tebal yang terdiri

dari lipoid (terutama asam mikolat). Sifat dari bakteri ini agak

istimewa, karena bakteri ini dapat bertahan terhadap pencucian

warna dengan asam dan alkohol sehingga sering disebut dengan

bakteri tahan asam (BTA). Selain itu bakteri ini juga tahan terhadap

suasana kering dan dingin. Bakteri ini dapat bertahan pada kondisi

rumah atau lingkungan yang lembab dan gelap bisa sampai

berbulan-bulan namun bakteri ini tidak tahan atau dapat mati

apabila terkena sinar, matahari atau aliran udara (Widoyono,2011).

4. Klasifikasi

Ada beberapa klasifikasi TB paru yang menurut Depkes

(2011) yaitu:

1) Klasifikasi berdasarkan ogran tubuh yang terkena :

a. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang

jaringan (parenkim) paru. Tidak termasuk pleura (selaput

paru) dan kelenjar pada hilus.

b. Tuberkulosis ekstra paru

Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,

misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),

kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran

kencing, alat kelamin, dan lain-lain.


2) Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis,

yaitu pada TB paru :

1) Tuberkulosis paru BTA positif

a) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS

hasilnya BTA positif

b) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan

kuman TB positif.

c) 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3

spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya

hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah

pemberian non OAT.

2) Tuberkulosis paru BTA negative

Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi :

a) Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.

b) Foto thoraks abnormal menunjukkan gambaran

Tuberkulosis

c) Tidak ada perhatian setelah pemberian antibiotika non

OAT.

d) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi

pengobatan.

3) Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan

riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien

yaitu:
a) Kasus baru

Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT

atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4

minggu)

b) Kasus kambuh (relaps)

Adalah pasien Tuberkulosis yang sebelumnya pernah

mendapat pengobatan pengobatan Tuberkulosis dan telah

dinyatakan sembuh tetapi kembuh lagi.

c) Kasus setelah putus berobat (default)

Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat

selama 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

d) Kasus setelah gagal (failure)

Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap

positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima

atau lebih selama pengobatan.

e) Kasus lain

Adalah semua yang tidak memenuhi ketentuan diatas,

dalam kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien

dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah

selesai pengobatan ulangan (Depkes RI, 2011).


5. Patofisiologi

Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi

TB. Karena ukurannya yang sangat kecil, kuman TB dalam percik

renik (droplet nuclei) yang terhirup, dapat mencapai alveolus.

Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme

imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit

kuman TB dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar

kuman TB. Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak

mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi

dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag yang terus

berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat

tersebut. Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut

Fokus Primer GOHN.

Dari focus primer, kuman TB menyebar melalui saluran

limfe menuju kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang

mempunyai saluran limfe ke lokasi focus primer. Penyebaran ini

menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran limfe (limfangitis)

dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika focus primer

terletak di lobus paru bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan

terlibat adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus

primer terletak di apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar

paratrakeal. Kompleks primer merupakan gabungan antara focus

primer, kelenjar limfe regional yang membesar (limfadenitis) dan

saluran limfe yang meradang (limfangitis).


Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga

terbentuknya kompleks primer secara lengkap disebut sebagai masa

inkubasi TB. Hal ini berbeda dengan pengertian masa inkubasi

pada proses infeksi lain, yaitu waktu yang diperlukan sejak

masuknya kuman hingga timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi

TB biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang

waktu antara 2-12 minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman

tumbuh hingga mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah yang cukup

untuk merangsang respons imunitas seluler.

Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas

seluler, dapat terjadi penyebaran limfogen dan hematogen. Pada

penyebaran limfogen, kuman menyebar ke kelenjar limfe regional

membentuk kompleks primer. Sedangkan pada penyebaran

hematogen, kuman TB masuk ke dalam sirkulasi darah dan

menyebar ke seluruh tubuh. Adanya penyebaran hematogen inilah

yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistemik.


6. Web of Coution

Mycobacterium tuberculosis

Airbone / inhalasi droplet

Saluran Pernafasan

Saluran pernafasan atas Saluran pernafasan bawah

Bakteri yang besar bertahan di


Paru-paru
bronkus

Alveolus
Peradangan bronkus

Terjadi perdarahan
Penumpukan secret
Alveolus mengalami
konsolidasi dan eksudasi Pengeluaran zat
pirogen
Efektif Tidak efektif
MK : Gangguan
Pertukaran Gas Mempengaruhi
Sekret keluar Sekret sulit hipotalamus
saat batuk dikeluarkan
MK : Bersihan
Jalan Nafas Tidak
Efektif Mempengaruhi sel-
Batuk terus Penurunan
menerus sel point
ekspansi paru

Mual dan MK : Hipertermi


muntah Reaksi
intercoste Sesak nafas
Keletihan

Intake nutrisi
kurang
MK : Ketidakefektifan Pola
Nafas MK : Intoleransi
Aktivitas
MK :
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
7. Manifestasi Klinis

Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu

dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri

dada, batuk darah( Mansjoer , 2011).

Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan

gejala respiratorik dan gejalan sistemik meliputi :

1) Gejalan repiratorik meliputi

a) Batuk

Gejala batuk timbul paling dini.Gejala ini banyak

ditemukan.Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus

batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang

keluar.

b) Batuk darah

Darah yang dikeluarkan dari dahak bervariasi mungkin

tampak berupa garis atau bercak-bercak darah, batuk darah

terjadi karena pecahnya pembuluh darah.

c) Sesak nafas

Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang suah lanjut,

dimana infiltrasi sudah setengah bagian dari paru-paru.

d) Nyeri dada

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik, yang

ringan.Gejalan ini timbul apabila sistem pernafasan dipleura

terkena.
2) Gejala sistemik

Demam

Biasanya subfebril menyerupai demam influenza.Tapi

kadang-kadang panas dapat mencapai 40-41o C keadaan ini

dapat dipengaruhi daya tahan tubuh penderita dan berat

ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.

3) Gejala sistemik lain

a) Keringat malam

b) Anoreksia

c) Penurunan BB

d) Malaise (Malaise sering ditemukan berupa : tidak

nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot) (Wahid

A, 2015).

8. Komplikasi

Penyakit TB paru jika tidak ditangani secara tidak benar

akan menimbulkan komplikasi yang dibagi atas komplikasi dini

dan komplikasi lanjut .

1) Komplikasi dini

a) Pleuritis

b) Effuse pleura

c) Emplema

d) Laryngitis

e) Menjalar keorgan lain sperti usus


2) Komplikasi lanjut

a) Obstruksi jalan nafas

b) Kerusakan parenkinin berat

c) Amilodosis

d) Karsinoma paru

e) Sindrom gagal nafas dewasa (Nixson M, 2016).

9. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

Terdapat empat obat yang dianggap sebagai lini-pertama

pengobatan tuberkulosis : isoniazid, rifampin, pirazinamid, dan

etambutol.

1) Isoniazid (INH) adalah obat yang paling penting dalam

terapi TB. Obat ini sering diberikan per oral, namun jalan

lain bisa menggunakan intamuskular atau intravena. INH

dimetabolisme di hati dan harus dihentikan sementara jika

enzim di hati meningkat hingga tiga kali nilai normal atau

muncul tanda-tanda toksisitas hepatik (seperti mual,

muntah, anoreksia, kelelahan, atau jaundis). Umumnya

INH ditoleransi dengan baik oleh klien, namun risiko

terjadinya hepatitis akan meningkat seiring usia, konsumsi

alkohol, dan penyakit hati yang mendasari.

2) Rifampin (RIF) juga merupakan obat antituberkulosis

yang kuat dan dapat diberikan secara oral atau intravena

dan dimetabolisme oleh hati. INH dan RIF adalah


bakterisida dan kombinasi kedua obat ini memungkinka

aksi melawan organisme yang aktif, lambat, dan tumbuh

secara intermiten. Efek samping RIF yang sering

ditemukan adalah membuat cairan tubuh seperti urine,

keringat, air liur, sputum, dan air mata menjadi berwarna

orange. Hepatotoksisitas jarang ditemukan tetapi dapat

terjadi.

3) Pirazinamid dan etambutol memberikan efek tambahan

yang mengurangi risiko resistansi obat yang dapat

meningkatkan respons klien terhadap terapi. Pirazinamid

diberikan pada klien karena efeknya mengeliminasi

bakteri yang resisten terhadap INH dan RIF. Etambutol

juga diberikan pada klien hingga suseptibilitas terhadap

INH dan RIF telah dibuktikan, dan kemudian etambutol

dapat di hentikan.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Mengajarkan cara batuk efekif

2) Mengajarkan untuk membuang dahak tidak di sembarang

tempat.

3) Menganjurkan untuk makan makanan yang baik dengan gizi

yang seimbang.

4) Memberikan health education cara penularan TB Paru

kepada keluarga pasien.

5) Posisikan semifowler jika pasien mengalami sesak nafas.


6) Menganjurkan untuk berolahraga secara rutin dan teratur

(Depkes RI, 2011).

10. Pemeriksaan Diagnostik

a) Rontgen

Foto rontgen dada dapat menunjang menegakkan diagnosa

TB.Paling mungkin bila ditemukan infiltrat dengan

pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal.

b) Sputum

Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis

tuberculosis paru.Disamping itu juga dapat memberikan

evaluasi terhadap pengobatan yang diberikan.Kadang-kadang

tidak mudah untuk mendapatkan sputum terutama pada

penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non produktif.

Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan

sputum, penderita dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan

idanjurkan melakukan batuk efektif.Dapat juga memberikan

tambahan obat-obatan mukolitik ekspektoran atau dengan

inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30 menit.Bila

masih sulit sputum dapat diperoleh dengan

bronchoscopy.Sputum yang sudah didapat harus mengandung

kuman BTA.Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-

kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan.

Dengan kata lain diperlukan 50000 kuman dalam 1 ml sputum.

Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu


penanaman sputum dalam medium biakan, koloni kuman

tuberculosis mulai tampak.Bila setelah 8 minggu pananaman,

kolini tidak tampak, biakan dinyatakan negatif.Medium biakan

yang sering digunakan adalah Lowenstien Jensen dan ATS.

c) Test Tuberculin

Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan

menyuntikan 0,1 cc Tuberculin PPD (Purified Protein

Derivate) intra cutan 5 TU (intermediate strength). Setelah 48-

72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa

indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni

persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan

oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) yang

memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial

serta integritas dan kesanggupan untuk mengatasi masalah.

Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam

bukunya Asuhan Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali

dalam pengkajian antara lain :

a) Pengumpulan data

a) Data umum

1) Nama KK, Alamat dan telpon


2) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3

generasi)

3) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta

kendala atau masalah yang terjadi dengan tipe

keluarga tersebut.

4) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut

terkait dengan kesehatan.

5) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan.

6) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan

baik kepala keluarga maupun anggota keluarga

lainnya.Selain itu status ekonomi keluarga

ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan serta barang-barang yang dimiliki oleh

keluarga.

7) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja

keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi

tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton


TV dan mendengar radio juga merupakan aktivitas

rekreasi.

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini

dicapai oleh keluarga, misalnya anggota keluarga

terdiri dari lansia, remaja, balita, maka tahap

perkembangan keluarga saat ini adalah lansia (bila

lansia ikut dengan keluarga) tetapi bila tidak maka

tahapannya adalah keluarga dengan remaja.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang

belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit

keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, pencegahan penyakit, pelayanan

kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari

pihak suami maupun isteri.

5) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan

melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,

jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan

perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak

septic tank dengan sumber air, sumber air minum

yang digunakan serta denah rumah.

6) Karateristik tetangga dan komunitas RT

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga

dan komunitas setempat.

7) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan

kebiasaan keluarga berpindah tempat.

8) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan

masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan

keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan

keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga

berinteraksi dengan masyarakat.

9) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga

adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,

fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan.Fasilitas mencakup fasilitas

fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota


keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari

masyarakat setempat.

c) Struktur keluarga

1) Pola komunikasi

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar

anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota

keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai dan norma keluarga

Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut

keluarga, misalnya keluarga menerapkan aturan agar

setiap anggota keluarga sudah berada dirumah

sebelum magrib.

d) Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan

dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya.


2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau

hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota

keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan

perilaku.

3) Fungsi keperawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan

makanan, pakaian, perlindungan serta merawat

anggota keluarga yang sakit.Sejauhmana

pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-sakit.

Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan

perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan

keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan

keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah

kesehatan, mengambilkeputusan untuk melakukan

tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota

yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

dilingkungan setempat.

4) Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak,

bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota

keluarga, metode apa yang digunakan keluarga


dalam upaya mengendalikan jumlah anggota

keluarga.

5) Fungsi ekonomi

Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan, sejauh mana keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

e) Stres dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek dan jangka panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari

6 bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga

berespon terhadap situasi/stressor.

3) Strategi koping

Strategi apa yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional

yang digunakan keluarga apabila menghadapi

permasalahan.
f) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota

keluarga.Metode yang digunakan pada pemeriksaan

fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

g) Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan

keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

b) Analisa data

Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan

Kesehatan Keluarga menyatakan tiga norma perkembangan

kesehatan, yaitu :

a) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota

keluarga

b) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan

c) Karateristik keluarga

c) Skoring

Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria

yaitu :

1) Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual,

resiko dan potencial

2) Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah

kemungkinan kebersihan untuk mengurangi masalah


atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi

keperawatan dan kesehatan.

3) Potensial masalah untuk dicegah adalah sifat dan

beratnya masalah yang akan timbul dan dapat

dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan

atau kesehatan.

4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat

dan menilai masalah dalam hal beratnya dan

mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi

keperawatan atau kesehatan.

Menentukan prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu

disusun skala prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut :


Tabel : Skoring Masalah Keperawatan

No Kriteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah
Skala :
a. Aktual 3
b. Resiko 2 1
c. Potensial 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala :
a. Masalah berat harus segera 2
ditangani 1 1
b. Masalah yang tidak perlu segera
ditangani 0
c. Masalah tidak dirasakan
TOTAL 5
(Suprajitno, 2012)

Berdasarkan kriteria di atas, maka dapat diprioritaskan suatu

masalah. Masing-masing masalah keperawatan diskoring

terlebih dahulu. Kemudian dari hasil skoring tersebut

dijumlahkan nilainya. Adapun rumus untuk mendapatkan

nilai skoring tersebut adalah :


Skor X Bobot
Nilai Tertinggi
2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Suprajitno (2012) dalam bukunya Asuhan

Keperawatan Keluarga menyatakan bahwa tipologi diagnosis

keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang

dialami oleh keluarga dan memperlukan bantuan dari perawat

dengan cepat.

b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan

yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah

keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak

segera mendapat bantuan perawat.

c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut Suprajitno

(2012) menggunakaan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :

a. Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau

anggota keluarga.

b. Penyebab adalah (E) suatu pernyataaan yang dapat

menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas

keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang


tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau

memanfaatkan fasilitas pelayanaan kesehatan.

c. Tanda atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan

objektif yang diperolehperawat dari keluarga secara langsung

atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul menurut NANDA

(dalam Padila, 2012) adalah :

a) Perubahan proses keluarga

b) Perubahan biaya kesehatan

c) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

d) Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

e) Perubahan peran orang tua

f) Perubahan pola eliminasi

g) Antisipasi kehilangan

h) Konflik pengambilan keputusan

i) Perilaku pencarian pelayanan kesehatan

j) Tidak efektif koping keluarga

k) Resiko trauma (injury)

l) Isolasi sosial

3. Intervensi Keperawatan

Tahap setelah kita melakukan pengkajian adalah perencanaan

keperawatan sebagai pedoman untuk memberikan tindakan


perawatan pada seseorang berdasarkan diagnosa perawatan yang

muncul.

Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah

TB paru adalah sebagai berikut:


DIAGNOSA KRITERIA HASIL
NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS INTERVENSI
KEPERAWATAN

RESPON STANDART
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Verbal dan Status Nutrisi : Asupan 1. Manajemen Gangguan
Nutrisi : Kurang keperawatan selama 2 psikomotor Nutrisi Makan
Dari Kebutuhan minggu diberikan perawatan a) Asupan kalori (4-5) i. Kolaborasi dengan tim
Tubuh selama 1-2 kali kunjungan b) Asupan protein (4-5)
kesehatan lain untuk
berhubungan selama 30 menitdiharapkan c) Asupan lemak (4-5)
dengan Mual, kebutuhan nutrisis pasien d) Asupan karbohidrat mengembangkan
Muntah, dan terpenuhi (4-5) rencana perawatan
Anoreksia e) Asupan serat (4-5) dengan melibatkan
f) Asupan vitamin (4-5)
klien dan orang-orang
g) Asupan zat besi (4-5)
h) Asupan kalsium (4-5) terdekatnya dengan
tepat
ii. Monitor asupan kalori
harian
iii. Batasi aktifitas fisik
sesuai kebutuhan untuk
meningkatkan berat
badan
iv. Dorong klien untuk
mendiskusikan
makanan yang disukai
bersama dengan ahli
gizi
2. Manajemen Nutrisi
a) Kaji status nutrisi
pasien
b) Jaga kebersihan
mulut, anjurkan untuk
selalu melakukan oral
hygiene
c) Anjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan diet untuk
kondisi sakit
d) Berikan informasi
yang tepat terhadap
pasien tentang
kebutuhan nutrisi
yang tepat dan sesuai
e) Anjurkan pasien
untuk mengkonsumsi
makanan tinggi zat
besi seperti sayuran
hijau
3. Bantuan Peningkatan
Berat Badan
a) Diskusikan dengan
keluarga dan pasien
pentingnya intake
nutrisi dan hal-hal
yang menyebabkan
penurunan berat
badan
b) Timbang berat badan
pasienjika
memungkinkan
dengan teratur

2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Verbal dan Status Pernafasan 1. Manajemen Jalan Nafas
Bersihan Jalan keperawatan selama 1minggu psikomotor a) Frekuensi pernafasan a) Posisikan pasien
Nafas berhubungan diberikan perawatan selama (4-5) untuk
dengan Sekret yang 1-2 kali kunjungan selama 30 b) Irama pernafasan (4-5) memaksimalkan
Sulit Dikeluarkan menit diharapkan pasien c) Kemampuan untuk ventilasi
mampu mengeluarkan sekret mengeluarkan sekret
b) Lakukan fisioterapi
(4-5)
d) Suara nafas tambahan dada sebagaimana
(4-5) mestinya
e) Pernafasan cuping c) Instrusikan bagaimana
hidung (4-5) agar bisa melakukan
f) Akumulasi sputum (4- batuk efektif
5) d) Auskultasi suara
g) Batuk (4-5) nafas, catat area yang
h) Kedalaman inspirasi ventilasinya menurun
(4-5) atau tidak ada dan
adanya suara
tambahan
2. Monitor pernafasan
a) Monitor kecepatan,
irama, kedalaman,
dan kesulitan bernafas
b) Monitor suara nafas
tambahan seperti
ngorok atau mengi
c) Monitor kemampuan
batuk efektif pasien
d) Monitor sekresi
pernafasan pasien
e) Berikan bantuan
terapi nafas jika
diperlukan (misalnya:
nebulizer)

3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Verbal dan Status Pernafasan: 1. Manajemen Jalan Nafas
Pertukaran Gas keperawatan selama 1minggu psikomotor pertukaran gas a) Posisikan pasien
berhubungan diberikan perawatan selama a) Keseimbangan untuk
denganPenurunan 1-2 kali kunjungan selama 30 ventilasi dan memaksimalkan
Permukaan Efek menit diharapkan tidak perfusi(4-5) ventilasi
Paru, Kerusakan terjadi ganguan pertukaran b) Dispnea saat
b) Motivasi pasien untuk
Membran di gas beristirahat (4-5)
Alveolar, Kapiler, c) Sianosis (4-5) bernafas pelan, dalam,
Sekret Kental dan berputar, dan batuk
Tebal c) Monitor status
pernafasan dan
oksigenasi,
sebagaimana mestnya
d) Auskultasi suara
nafas, catat area yang
ventilasinya menurun
atau tidak ada dan
adanya suara
tambahan
2. Monitor pernafasan
a) Monitor kecepatan,
irama, kedalaman,
dan kesulitan bernafas
b) Monitor suara nafas
tambahan seperti
ngorok atau mengi
c) Catat pergerakan
dada, catat
ketidaksimetrisan,
penggunaan otot
bantu nafas, dan
retraksi pada otot
supraclavicularis dan
intercosta
3. Terapi oksigen
a) Bersihkan mulut,
hidung, dan sekresi
trakea dengan tepat
b) Batasi (aktivitas)
merokok
c) Pertahankan
kepatenan jalan nafas
d) Siapkan oksigen dan
berikan melalui
siystem humidifier
e) Berikan oksigen
tambahan seperti yang
diperintahkan
f) Monitor aliran
oksigen

4 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Verbal dan 1.Termoregulasi 1. Perawatn demam


berhubungan keperawatan selama 1minggu psikomotor a) Merasa merinding a) Pantau suhu dan
dengan proses diberikan perawatan selama saat dingin(4-5) tanda-tanda vital
Peradangan/ 1-2 kali kunjungan selama 30 b) Berkeringat saat lainnya
Inflamasi menit diharapkan terjadi panas (4-5) b) Monitor warna kulit
penurunan suhu tubuh c) Menggigil saat
dan suhu
dingin (4-5)
d) Dehidrasi (4-5) c) Beri obat atu cairan
IV (misalnya:
2.Tanda-tanda vital antipiretik, dan agen
a) Suhu tubuh (4-5) antibakteri dan agen
b) Tingkat anti menggigil)
pernafasan(4-5) d) Fasilitasi istirahat,
c) Tekanan darah terapkan pembatasan
sistolik (4-5) aktivitas jika
d) Tekanan darah diperlukan
diastolik (4-5) 2. Pengaturan suhu
e) Tekanan nadi (4-5)
a) Monitor suhu paling
tidak setiap 2 jam,
sesuai kebutuhan
b) Monitor suhu dan
warna kulit
c) Monitor dan laporkan
adanya tanda dan
gejala dari hipotermia
dan hipertermia
d) Sesuaikan suhu
lingkungan untuk
kebutuhan pasien
3. Monitor tanda-tanda
vital
a) Monitor tekanan
darah, nadi, suhu, dan
status pernafasan
dengan tepat
b) Monitor tekanan
darah setelah pasien
minum obat jika
memungkinkan
c) Monitor dan laporkan
tanda dan gejala
hipotermia dan
hipertermia
d) Monitor irama dan lau
pernafasan (misalanya
: kedalaman dan
kesimetrisan)
e) Identifikasi
kemungkinan
penyebab perubahan
tanda-tanda vital

5 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Verbal dan 1.Toleransi terhadap 1. Terapi aktivitas
berhubungan keperawatan selama 1minggu psikomotor aktivitas a) Pertimbangkan
Keletihan, diberikan perawatan selama a) Saturasi oksigen kemampuan klien
Kelemahan, dan 1-2 kali kunjungan selama 30 ketika beraktivits (4- dalam berpartisipasi
Inadekuat menit diharapkan aktivitas 5) melalui aktivitas
Oksigenasi untuk pasien kembali efektif b) Frekuensi pernafasan
spesifik
Aktivitas ketika beraktivitas
(4-5) b) Pertimbangkan
c) Kemudahan bernafas komitmen klien untuk
ketika beraktivitas meningkatakn
(4-5) frekuensi dan jarak
d) Kekuatan tubuh aktivitas
bagian bawah (4-5) c) Bantu klien untuk
mengidentifikasi
2.Tingkat kelelahan aktivitas yang
a) Kelelahan (4-5) diinginkan
b) Kelesuan (4-5) d) Sarankan metode-
c) Kegiatan sehari-hari
metode untuk
(4-5)
d) Kualitas istirahat (4- meningkatkan aktfitas
5) fisik yang cepat
e) Kualitas tidur (4-5) 2. Manajemen energi
f) Keseimbangan antara a) Kaji status fisiologis
kegiatan dna pasien yang
istirahat (4-5)
menyebabkan
kelelahan sesuai
dengan konteks usia
dan perkembangan
b) Bantu pasien untuk
membatasi tidur siang
dengan menyediakan
kegiatan yang
mendorong pasien
untuk terjaga, dengan
cara yang tepat
c) Bantu klien dalam
aktivitas sehari-hari
yang teratur sesuai
kebutuhan (ambulasi,
berpindah, bergerak
dan perawatan diri)
d) Evaluasi secara
bertahap kenaikan
level aktivitas pasien

Setelah dilakukan tindakan VERBAL Keluarga mampu a. BHSP


keperawatan selama 1-2 X menjelaskan kembali b. Jelaskan pada /diskusikan
kunjungan, keluarga mampu tentang penyakit TB: dengan keluarga tentang
mengenal masalah pada a. Definisinya yaituTBC / penyakit TByaitu : definisi,
anggota keluarga dengan Tuberculosis Paru tanda dan gejala, penyebab,
penyakit TB merupakan suatu cara penularan, cara
penyakit menular yang c. Motivasi keluarga untuk
bersifat menahun dan mengulang penjelasan
adanya infeksi pada d. Berikan pujian atas
paru yang disebabkan kemampuan keluarga
oleh Mycobacterium mengenal masalah
tuberculosis. e. Evaluasi penjelasan
b. Tanda dan gejalanya perawat
yaitu Batuk berdahak
selama 3 minggu atau
lebih, Batuk darah,
Penurunan BB,
Keringat malam,
Demam, Nyeri dada,
Sesak nafas.
c. Penyebabnya yaitu
Penyebabnya adalah
bakteri microbacterium
tuberculosa, faktor
lingkungan yang
lembab, kurangnya
sinar matahari pada
suatu ruang, dan
kurangnya sirkulasi
udara.
d. Cara penularannya yaitu
:Langsung,yaitu bila
penderita batuk atau
bersin berhadapan
dengan orang lain. Tak
langsung,yaitu bila
penderita batuk dan
meludah di tempat
teduh danlembap lalu
ludah tersebutakan
terhisap oleh orang
sehat.
Setelah dilakukan tindakan VERBAL Keluarga mengatakan a. Kaji tindakan yg dilakukan
keperawatan selama 1-2 X yaitu : keluarga baik, sesuai dan
kunjungan, keluarga mampu a. Membawa anggota yang tidak dengan solusi
mengambil keputusan yang keluarga yang sakit ke menurut kesehatan
tepat untuk mengatasi Puskesmas b. Jelaskan solusi yang benar
masalah pada anggota b. Mengatakan dampak menurut kesehatan yaitu :
keluarga dengan penyakit TB bila tidak dibawa ke pengobatan selama 6 bulan
yankes yaitu c. Diskusikan dg kelg akibat
Puskesmas bila tidak melakukan
tindakan yaitu : jika
pengobatan tidak tuntas (6
bulan ) maka penyakit akan
kambuh dan dapat
menyebabkan kematian
d. Motivasi keluarga untuk
mengambil tindakan yg
sesuai dg solusi yaitu
Motivasi keluarga untuk
mengajak anggota keluarga
yang sakit berobat ke
puskesmas
e. Evaluasi sejaumana
keluarga sudah mengambil
tindakan
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan cara perawatan
keperawatan selama 3-4 X psikomotor a. Menyebutkan kembali angg kelg dg penyakit TB
kunjungan, keluarga mampu cara perawatan pd angg b. Jelaskan dan demontrasikan
merawat pada anggota kelg dg penyakit TB perawatan :
keluarga dengan penyakit TB b. Mendemontrasikan 1) Cara pencegahan
perawatan angg kelg 2) Pengobatan TB paru
dengan penyakit c. Berikan kesempatan pd
TByaitu : angg kelg untuk
1) Cara pencegahan mendemontrasikan prosedur
2) Pengobatan perawatan
TBparu d. Berikan pujian atas
pelaksanaan yg dilakukan
kelg
e. Evaluasi keberhasilan kelg
dalam melakukan
perawatan
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan ling fisik rumah
keperawatan selama 2-3 X psikomotor a. Menyebutkan kembali yaitu : kriteria rumah sehat
kunjungan, keluarga mampu cara b. Jelaskan ling psikologis
menciptakan/memelihara menciptakan/memelihar rumah yaitu : hubungan yg
lingkungan yg dapat a lingkungan rumah yg harmonis antar anggota
menunjang kesehatan pd dapat menunjang kelg
angg kelg dengan penyakit kesehatan pd angg kelg c. Bantu & demontrasikan
TB dengan penyakit TB menciptakan/memelihara
b. Mendemontrasikan lingkungan rumah yg
lingkungan rumah yg dapat menunjang
dapat menunjang kesehatan pd angg kelg
kesehatan pd angg kelg dengan penyakit TB
dengan penyakit TB d. Motivasi keluarga untuk
yaitu : menciptakan/memelihara
1) Membuka jendela lingkungan rumah yg
setiap hari dapat menunjang
2) Membuang ludah kesehatan pd angg kelg
pada tempat dengan penyakit TB
pembuangan ludah e. Berikan pujian atas
yang sudah diisi pelaksanaan yg dilakukan
larutan desinfektan kelg
f. Evaluasi keberhasilan kelg
dalam
menciptakan/memelihara
lingkungan rumah yg
dapat menunjang
kesehatan pd angg kelg
dengan peny ……………
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan fungsi dan
keperawatan selama 1- 2 X psikomotor a. Menyebutkan macam2 pelayanan yang
kunjungan, keluarga mampu kembalifungsi dan diberikan kepada
menggunakan pelayanan macam 2 layanan masyarakat
kesehatan untuk mengobati
angg kelg dengan penyakit dariPelyankes b. Motivasi kelg untuk
TB b. Membawa angg kelg menggunakan yankes
yg sakit ke pelayanan c. Evaluasi penggunaan
kesehatan yankes oleh kelg
4. Implementasi

Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya

Asuhan Keperawatn Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan

keluarga mencakup hal-hal berikut, yaitu :

a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan

informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap

masalah.

b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak

melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang

dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.

c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,

menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi

keluarga melakukan perawatan.

d) Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan

yang menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang

dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan

keluarga seoptimal mungklin.

e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

dengan cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada


dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan

fasilitas tersebut.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen terakhir dari proses keperawatan.

Evaluasi merupakan upaya untuk menentukan apakah seluruh proses

sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai

tujuan maka pelaksanaan tindakan diulang kembali dengan melakukan

berbagai perbaikan.

Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan

penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planing).

S : Subjektif adalah informasi yang didapat dipasien.

O : Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan.

A : Assement adalah analisa masaklah klien.

P : Planning of action adalah rencana tindakan .

Anda mungkin juga menyukai