BAB I
LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB
KONTRAKTOR
WILAYAH III
Tahun Anggaran : 2016
Pemilik Program : PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR
Pengawas Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab atas
pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
1.9. LAPORAN
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (Shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan sebelum
dipergunakan dalam pelaksanaan Kegiatan.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau
menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi Kegiatan, maka bahan
bangunan harus didatangkan dari Gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari
dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
a. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan
Menteri Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16/1994 dan
Keppres No. 24/1995.
d. Untuk bahan yang mutunya yang masih berdasarkan standar internasional, apabila
diperlukan, Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dapat
meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang
menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
e. Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/ setempat yang memenuhi syarat
teknis sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan
untuk dengan mendapatkan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
j. Bila dalam uraian dalam syarat-syarat disebutkan nama pabrik/produk dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari
barang-barang yang dikehendaki Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan.
l. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim kel okasi Kegiatan, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis, mutu,
berat, kekuatan, dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
m. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi Kegiatan ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan berwenang untuk
menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya
dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa
terdahulu.
n. Semua bahan yang disimpan di lokasi Kegiatan harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.
Pekerjaan harus juga meliputi pemindahan yang memenuhi syarat dari material
bongkaran dari pasal ini, yang meliputi baik pembuangan maupun penyelamatan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan terhadap kerusakan dari
material yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SARANA UTAMA
PENUNJANG PEKER JAAN
1. Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu kesatuan
pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Surat Perjanjian/ kontrak, yang meliputi:
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan
dirapikan kembali.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan.
2.5. PENGUKURAN
2.5.1. Jaringan Titik Tetap
a. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (Patok
Beton/Bangunan Permanen) yang dipasang oleh dinas terkait yang terdekat.
b. semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi
yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada
butir di atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam Kegiatan ini
tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas di lapangan.
untuk melakukan survei dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah tidak terdapat kesesuaian.
Kontraktor bersama-sama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding
areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan
didasarkan.
b. Kontraktor harus merawat dan menyediakan dan merawat stasion survei yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan harus membongkarnya setelah
pekerjaan setelah selesai.
f. Kontraktor harus membuat peil/ titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
h. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik
dan sudah ditera kebenarannya/ dikalibrasi.
i. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut. Koordinat, serta letak
patok-patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau
melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan, Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dapat menunjuk stafnya sendiri atau
pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh
biayanya kepada Kontraktor.
b. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan dibuat selebar pondasi
saluran.
c. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak
serta harus dijaga agar tidak rusak/ hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
d. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran
maupun tebal pasangan/ konstruksi lainnya.
e. Untuk pekerjaan jalan lingkungan dipasang patok kayu tiap jarak 50 m dan pada
bagian atas setinggi 50 cm di permukaan tanah dicat meni dan diberi Nomor Sta
(Stadium).
c. Pada saat pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan harus
dibongkar merupakan oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi menjadi milik Kontraktor.
d. Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada artikel ini tidak akan
mendapat pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah termasuk dalam
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
e. Kontraktor bertanggung jawab atas semua pengadaan fasilitas tersebut pada butir
a dan b.
f. Kontraktor harus membuat bangunan kantor lapangan (direksi keet) serta gudang
bahan yang luas dan bentuknya akan ditentukan kemudian.
g. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar didalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
b. Rambu-rambu Sementara.
lokasi Kegiatan.
2.9.1. Umum
Komitmen, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan
dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau “ Mutual Cheek ” pada kondisi pelaksanaan
0%.
Kontraktor wajib membuat copy “Construction Drawing” Atau “Working Drawing”
sebanyak minimum 3 (Tiga) Copy, dengan distribusi dua copy untuk PPTK,
Pengawas
Lapangan, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus
gambar aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pembuatan Working Drawing dan perhitungan Mutual Check harus sudah selesai dan
disetujui oleh PPTK, Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen selambat-
lambatnya 2 minggu setelah tanggal SPMK.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Construction Drawing” Atau
“Working Drawing” termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “Overhead” pada analisa satuan pekerjaan.
Gambar Unit bangunan atau “ Shop Drawing” tersebut harus secara lengkap memuat:
Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
List Komponen unit bangunan yang memuat:
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk
dalam kategori “Shop Drawing”.
Kontraktor wajib membuat copy “Shop Drawing” sebanyak minimum 5 (lima) copy,
dengan distribusi dua Copy untuk PPTK, dan Pengawas Lapangan, satu copy
dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar
aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Shop Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada
analisa
harga satuan pekerjaan.
yang “mutual check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada
gambar purna bangun yang telah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan
merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada
Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Built Drawing” sebanyak 5 (lima) copy, dengan
distribusi dua Copy untuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan
pekerjaan dan Pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar aslinya harus diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk data dan perhitungan hasil pengukuran akhir
sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “As Built Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada
analisa
harga satuan pada analisa harga satuan pekerjaan.
As Built Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan selambatnya-lambatnya bersamaan dengan
Berita Acara Penyerahan I.
Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan pada akibat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi
kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi.
Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan
gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan
sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa
merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda
atau secara garis kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilnya dilakukan pada kondisi tahap
kegiatan pelaksanaan Pekerjaan:
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-
masing 5 (lima), dengan distribusi 1(satu) Copy dipasang dibarak kerja dan 4 (empat)
copy lainnya ditata rapi pada album photo kemudian diserahkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.
Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, disamping
cetakan ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat) copy, sedangkan pengambilan photo
dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaan.
Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaan Kontraktor bisa melaksanakan
pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang
dianggap berguna dan mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan.
Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan negatif
film, ditata menurut ukuran photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk
“Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal
pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh
air tersebut.
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan
dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari
genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif, terutama
pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Komitmen tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka, semua yang
timbul akibat pekerjaan pengeringan ini menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor,
serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan
pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pejabat Pembuat Komitmen memerlukan
adanya konstruksi pengeringan sifatnya khusus dan memerlukan penanganan
tersendiri, maka perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan
pengeringan tersebut di atas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m’, sedangkan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang dipakai, peralatan yang dipergunakan “Overhead” dan keuntungan Kontraktor.
a. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik
antara pekerjaannya dan tidak akan mengerjakan tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
BAB III
PEKERJAAN TANAH
3.1. UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan lapangan,
termasuk pekerjaan peralatan tanah, galian tanah, serta penanganan, penghamparan
dan pemadatan material timbunan yang diperlukan, pembuangan semua material sisa
galian, pengeringan (bila diperlukan), perlindungan terhadap daerah di sekitarnya,
urugan kembali, pengupasan muka tanah, timbunan tanah pada alur dan elevasi
sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
Khusus pekerjaan perataan dan galian tanah harus menggunakan alat berat atau
secara mekanis. Kebutuhan alat berat untuk penggalian dan pengangkutannya serta
kombinasi dari kedua alat dan metode kerjanya harus dihitung berdasarkan jadwal
atau
waktu yang dibutuhkan untuk penggalian dan harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Bila terjadi kesalahan hitung atau metode
kerja sehingga mengakibatkan waktu penyelesaian Kegiatan menjadi mundur atau
terjadi penambahan biaya, maka segala akibat tersebut di atas harus ditanggung
sepenuhnya oleh Kontraktor.
Bila tidak langsung digunakan penyimpanan bahan galian yang akan digunakan tidak
diperbolehkan diletakkan di jalan. Batu besar yang tidak diperkenankan untuk
material
timbunan dapat disimpan/ dicadangkan bagi keperluan pasangan batu, sesuai dengan
spesifikasi. Penggunaan semua material galian untuk keperluan tertentu ditentukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Kontraktor tidak
diperkenankan menghamburkan atau dengan kata lain membuang material galian
yang
berguna. semua galian akan dilaksanakan dengan batasan dan sesuai kebutuhan yang
diperlihatkan pada pasal-pasal dari spesifikasi ini berkenaan dengan masalah
pengendalian air. Tidak diperbolehkan menebang tanpa ijin dari Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dan Instansi yang terkait.
Pekerjaan perataan, galian dan urugan harus benar-benar rata menurut gambar-
gambar potongan memanjang dan potongan melintang dengan permukaan dan
kemiringan yang rapi dan benar-benar rata dan teratur. Apabila tidak disebutkan lain,
semua rumput tanaman dan semua bahan-bahan yang merusak harus dibuang
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
sebelum bahan urugan diletakkan pada tempatnya. Semua bahan-bahan yang lemah
atau mudah rusak harus diganti dengan bahan-bahan yang baik seperti syarat yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Bahan galian yang didapatkan dari tempat galian tidak mencukupi bagi keperluan
penimbunan maka dapat diperoleh tambahan galian dari daerah bahan galian lain
yang
telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Lokasi
bahan
galian yang telah digali harus diperbaiki sedemikian rupa untuk menghilangkan
kemiringan tanah yang tajam dan tidak stabil atau hal lain yang kurang baik dan
berbahaya. Luas dan kedalaman galian masih dalam batas area yang telah disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Kontraktor bertanggung
jawab terhadap pengaturan dan pembayaran semua bahan galian termasuk bahan
lempung dan bahan yang dipilih sesuai persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan.
a. Uraian
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material
lain baik dari tempat kerja atau sekitarnya, yang perlu untuk menyelesaikan
yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b. Toleransi Dimensi
1. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari
yang ditentukan lebih dari 2 cm dari tiap titik.
2. Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin drainase yang bebas dari permukaan ini tanpa terjadi genangan.
2. Selama masa pekerjaan galian, Kontraktor harus menjaga setiap saat suatu
lereng yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan,
Kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika
tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian
tersebut.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian
terbuka pada jalan badan atau bahu harus ditambah dengan bambu pada
malam hari dengan drum dicat putih atau lampu kuning sesuai dengan
ketentuan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Setiap material galian berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap material
yang tidak disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan
Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis
oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk
pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
a. Umum
Semua pengurugan, dan timbunan tanah, harus dilakukan di tempat kering yang
disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Penggunaan peralatan bagi pelaksanaan penimbunan dan pengurugan kembali
sehingga dapat memperoleh hasil pemadatan sesuai dengan spesifikasi, jenis dan
kapasitas sesuai dengan yang diminta dan telah disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Melindungi semua daerah kerja dari kerusakan yang diakibatkan oleh air atau
dengan cara lain membuat sistem drainase yang baik untuk menjaga jangan
sampai air berada di atas tanah urugan dan daerah pengurugan. Alat berat tidak
boleh beroperasi dalam jarak 1 m dari bangunan dan “Vibrating Rollers” dalam
jarak 1,5 m dari bangunan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Timbunan/ Urugan
Timbunan tidak boleh diletakkan hingga galian yang telah dilakukan dan pekerjaan
pondasi yang telah diselesaikan diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Penimbunan diletakkan mendatar lapis
demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan peralatan tetapi dengan
ketebalan lepas maksimum 200 mm, pemadatan timbunan dengan tenaga manusia
dan juga dengan tenaga mesin harus dengan ketebalan lepas maksimum 200 mm.
Distribusi bahan di seluruh bagian lapisan harus seragam dan penimbunan harus
bebas dari tonjolan, cekungan, dan alur-alur atau lapisan material yang berbeda
susunan atau gradasi dengan material di sekitarnya.
Bila permukaan lapisan menjadi terlalu keras atau halus, untuk pemadatan dengan
lapisan berikutnya, perlu dilakukan torehan sejajar sumbu penimbunan hingga
kedalaman tidak kurang dari 75 mm sebelum dilapisi dengan lapisan selanjutnya.
Pada muka puncak semua timbunan tanah harus diberi kemiringan tidak kurang
dari 2% untuk mendapatkan drainase yang efektif, walau tidak
diperlihatkan/ditunjukkan dalam gambar. Permukaan dari timbunan tanah harus
dengan kemiringan 25 hingga dapat berfungsi sebagai drainase.
c. Pemadatan
Pelaksanaan semua penimbunan tidak kurang 90% dari maksimum dry density.
Semua timbunan harus dilembabkan sebesar 2% daripada optimum dan kemudian
dipadatkan. Distribusi kelembaban yang seragam dapat diperoleh dengan metode
yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan bagi
pemadatan lapisan. Bila lapisan teratas (dari lapisan sebelumnya) dan timbunan
yang dipadatkan atau tanah pondasi menjadi kering atau basah untuk memperoleh
ikatan yang baik perlu dilakukan penorehan dan pelembaban dengan
menggunakan pancaran air untuk memperoleh kadar air yang yang baik bagi
peletakan lapisan selanjutnya.
BAB VI
PEKERJAAN PELAT BETON
6.1. U m u m
a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton termasuk beton tak
bertulang, beton bertulang dan bagian beton dari struktur komposit, sesuai dengan
spesifikasi ini serta elevasi, kelandaian dan ukuran yang tercantum dalam gambar
rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Lapangan/PPTK.
Pemborong sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan memeriksa
gambar/perhitungan konstruksi beton bertulang. Bila Pengawas Lapangan/PPTK
menganggap perlu maka dibuatkan perhitungan / gambar beton dengan mendapat
persetujuan perencana teknis.
c.Mutu beton
Mutu beton yang dikehendaki untuk semua pekerjaan beton biasa (praktis) adalah
K 225 kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan/PPTK dengan campuran
beton 1pc : 2ps : 3kr, ukuran beton dan penulangannya sesuai dengan gambaR
d. Pengajuan
1. Pemborong harus mengajukan contoh semua bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian, yang harus memenuhi spesifikasi.
2. Pemborong harus mengajukan desain campurannya untuk setiap jenis
pekerjaan pengecoran beton.
3. Pemborong harus mengajukan gambar terinci dari semua perancah yang
akan
digunakan, mendiskusikan metode konstruksi dan program kerjanya serta
memperoleh persetujuan Pengawas Lapangan, PPTK sebelum memasang
setiap perancah atau memulai pekerjaan beton lainnya. Persetujuan tersebut
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
tidak akan membebaskan Pemborong dari tanggung jawabnya pada setiap
struktur
4. Pemborong harus memberitahu Pengawas Lapangan, PPTK secara tertulis
paling tidak 24 jam sebelumnya untuk mencampur atau mengecor beton.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
e. Kondisi Pekerjaan
Pemborong harus menjaga suhu dari semua bahan-bahan terutama agregat
kasar, pada tingkatan yang serendah mungkin dan harus menjaga suhu dari
beton di bawah 30o C pada waktu pengecoran.
Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen PC dari Gresik,
Cibinong dan Nusantara (semen produksi dalam negeri) dan harus memakai satu
macam merk pabrik setiap lokasi bangunan dengan jenis dan kwalitas yang sama.
Kerikil untuk semua pekerjaan beton/beton bertulang dapat memakai krikil ukuran 1-
2
atau 2/3 cm, padat dan bersih dan sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu.
Pasir cor harus dipakai pasir khusus untuk beton, berbutir tajam, bersih dari segala
kotoran dan tidak boleh tercampur dengan bahan-bahan lain.
Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar
sesuai (PBI 1971).
Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini, semua
bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada bagian 2 bab 3 dari PEDOMAN BETON 1989 (SKBI-1.4.53.1989
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
a. Semen PC
1. Semua semen yang boleh digunakan adalah Semen Portland type-I yang
ditentukan dalam SII 0013-81 atau Standar Umum Bahan Bangunan
Indonesia 1986 dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
dalam standar tersebut.
2. Kecuali diijinkan lain oleh Pengawas Lapangan./PPTK, maka hanya produk
dari satu pabrik/merk untuk setiap jenis semen PC yang boleh digunakan
untuk pekerjaan beton.
3. Semen yang diterima dalam kantong-kantong yang masih tersegel dan tidak
pecah.
4. Kecuali jika diperintahkan lain oleh Pengawas Lapangan/PPTK, keterangan
hasil pengujian dari pabrik harus disertakan bersama setiap pengiriman
semen untuk menjamin mutu semen PC sesuai standar.
5. Pemborong harus menyediakan contoh dari setiap pengiriman semen PC
yang telah diserahkan ke tempat kerja kepada Pengawas Lapangan/PPTK
yang diperlukan untuk pengujian. Bila menurut penilaian Pengawas
Lapangan/PPTK semen PC tersebut berbungkah atau berbongkol maka
semen PC tersebut ditolak semen tersebut dan Pemborong harus segera
menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
6. Semen PC yang telah disimpan lebih dari 40 (empat puluh) hari dan
kualitasnya meragukan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, sampai
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
dilakukan pengujian kembali, dan hasil pengujian memperlihatkan kualitas
yang sesuai dan memenuhi standard yang telah diberikan. Bahan yang
ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu
1x24 jam.
7. Segera setelah sampai di lokasi pekerjaan, semen PC harus disimpan di
tempat penyimpanan yang telah direncanakan sesuai dengan tujuannya, atau
di tempat kering yang bebas dari pengaruh cuaca buruk serta mempunyai
sistim ventilasi yang baik dan lantai tempat penyimpanan terletak lebih tinggi
45 cm dari permukaan tanah dan 20 cm dari dinding serta fasilitas lain untuk
mencegah penyerapan terhadap kelembaban. Semua fasilitas penyimpanan
harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan/PPTK dan harus diberi
jalan masuk yang mudah untuk tujuan pemeriksaan dan identifikasi. Setiap
penyerahan semen PC akan disimpan secara terpisah (menurut
kelompoknya) dan Pemborong menggunakan semen PC sesuai urutan waktu
dari penerimaan bahan tersebut. Tanpa alasan apapun semen PC tidak boleh
ditumpuk (keatas) lebih dari 10 zak (2 meter) tingginya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8. Jenis semen PC yang berbeda harus disimpan di tempat yang terpisah dan
diberi tanda yang jelas. Semen PC yang dikirimkan ke lokasi pekerjaan dalam
drum atau zak oleh pemasok (supplier) atau pabrik harus disimpan didalam
drum atau zak sampai semen PC tersebut digunakan. Bila semen PC dalam
drum atau zak tersebut telah dibuka, semen PC tersebut harus segera
digunakan. Bila ada keterbatasan ruang untuk penyimpanan semen PC di
lokasi pekerjaan, maka harus disimpan di pusat lokasi Kegiatan dan dapat
didistribusikan sesuai kebutuhan masing-masing pekerjaan.
b. Agregat
1. Secara umum, agregat harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
00520-80 dan persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini. Bila tidak
tercakup dalam SII 00520-80 maka agregat harus memenuhi ketentuan
ASTM C33.
2. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar
tidak lebih besar daripada 3/4 dari jarak minimum antara batang tulangan atau
perbatasan lainnya dalam jarak di mana pekerjaan beton harus ditempatkan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
3. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar
tidak lebih besar daripada 3/4 dari jarak minimum antara batang tulangan atau
perbatasan lainnya dalam jarak di mana pekerjaan beton harus ditempatkan.
4. Jumlah total lempung dan lumpur di dalam pasir alam tidak boleh melebihi
ketentuan yang ada dalam ACI dan ASTM
5. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti dirinci dalam
AASHTO.
6. Pengambilan contoh dan pengujian agregat harus dilakukan memenuhi
ketentuan yang sesuai dengan bagian-bagian dalam ASTM. Pemborong
harus memberi jaminan kepada Pengawas Lapangan/PPTK, bahwa agregat
yang akan dipasok tidak akan meningkatkan reaksi alkali dengan PC.
7. Sebelum pekerjaan adukan contoh dimulai, Pemborong harus menyerahkan
contoh sebanyak 50 kg dari masing-masing agregat yang diusulkan akan
digunakan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan/PPTK dan
harus disimpan di lapangan untuk digunakan sebagai patokan (acuan).
8. Pemborong harus menyiapkan cara-cara penimbunan agregat pada setiap
tempat di mana pekerjaan pembetonan dilakukan sedemikian :
Ukuran nominal dari agregat kasar dan agregat halus harus ditempatkan
terpisah setiap waktu.
Pengotoran terhadap agregat yang disebabkan oleh tanah dan benda-
benda lainnya dapat dihindarkan setiap waktu.
Setiap timbunan agregat harus mampu mengalirkan air (lolos air).
9. Pemborong harus memastikan bahwa agregat kasar dicurahkan, disimpan
dan dipindahkan dari tempat penyimpanan dengan cara sedemikian sehingga
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. A i r
1.Air yang digunakan dalam mencampur, merawat, atau penggunaan lain yang
direncanakan harus bersih dan bebas dari setiap zat-zat yang merugikan
seperti minyak, garam, asam alkali, basa, gula atau zat organik yang adapat
merusak beton. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi
persyaratan ASTM atau PBI.
2.Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakam tanpa pengujian.
3.Pengawas Lapangan/PPTK berhak mengharuskan Pemborong memeriksa air
yang dipakai ke laboratorium bahan yang diakui dan sah, atas biaya
Pemborong.
b. Pengadukan BetoN
Beton harus diaduk dalam alat pengaduk mekanis atau beton molen yang mampu
mengkombinasikan agregat, semen dan air (termasuk bahan campuran
tambahan, jika ada) ke dalam suatu campuran yang berwarna seragam dan
melepaskan campuran tanpa pemisahan. Pada permulaan pekerjaan, dengan
pengaduk yang bersih, pengadukan pertama hanya terdiri dari setengah bagian
dari jumlah normal agregat kasar untuk mengganti pelekatan bahan lain pada
drum. Keadaan kadar air asli agregat harus ditentukan sebelum dimulainya
pengadukan setiap harinya dan pada periode tertentu dalam 1 hari pengadukan
bila diperlukan.
Pemborong harus memperhitungkan kandungan air dalam agregat bila
menentukan jumlah air yang ditambahkan ke setiap campuran, dan akan
mengatur jumlah air yang ditambahkan ke setiap adukan untuk menjaga rasio
air/semen dari adukan selalu tetap.
4. Laporan uji tekan harus diserahkan kepada pengawas satu hari sesudah
selesai pengujian. Evaluasi hasil uji tekan umur 28 hari dilakukan berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :
- Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji berturut-turut yang masing-
masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc' +
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
0,82S).
- Tidak satupun dari hasil uji tekan mempunyai nilai dibawah 0,85 fc'.
- Yang dimaksud satu hasil uji tekan adalah nilai rata-rata kuat tekan 2 buah
spesimen silinder dari contoh beton yang sama (atau 1 pasang spesimen).
5. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa hasil uji tekan gagal
memenuhi syarat spesifikasi dan telah pula dilakukan penyelidikan lain dan
hasilnya gagal pula, maka bagian pekerjaan tersebut harus diperkuat dengan
suatu metode yang mana seluruh biaya untuk itu, baik untuk perencanaan
maupun pelaksanaannya ditanggung oleh Pemborong sepenuhnya.
6. Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Pengawas
Lapangan/PPTK mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang
cacat seperti berikut :
a. Siar-siar Konstruksi
1. Semua siar-siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horisontal atau vertikal.
Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh dan ditunjang dengan
baik, jika perlu bekisting dibor guna melewati penulangan.
2. Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras,
maka dianggap terdapat siar konstruksi. Pemborong harus menyerahkan kepada
Pengawas Lapangan/PPTK jadwal secara detail rencana pembetonan semua bagian
pekerjaan.
3. Jika diperlukan siar konstruksi di tempat yang lain dari pada yang telah disetujui,
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
karena adanya kerusakan alat atau alasan lain yang tak terduga, harus disediakan
penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan utama tetapi jika lokasinya dekat
tumpuan suatu plat atau balok, atau di tempat lain yang dianggap berbahaya oleh
Pengawas Lapangan/PPTK, maka beton yang sudah dicor harus dipecah kembali dan
disingkirkan sehingga dicapai lokasi yang cocok untuk siar konstruksi sebagaimana
yang disetujui oleh Pengawas Lapangan/PPTK.
4. Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus dari satu siar ke siar
berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan.
5. Permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-
benda asing atau serpihan-serpihan. Jika beton kurang dari 3 hari umurnya,
permukaan tersebut harus disiapkan dengan pencucian dan penyikatan seluruhnya.
Jika umurnya lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus
disand blasted untuk memperlihatkan agregat.
6. Pemborong harus memperhatikan bahwa permukaan telah disiapkan dan
dibersihkan
sebelum pengecoran disetujui oleh Pengawas Lapangan /PPTK. Bekisting harus
diperiksa lagi dan dikencangkan. Pemadatan dan penggetaran harus dilakukan pada
permukaan lama dan ke sudut-sudut cetakan beton.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
b. Pembuatan Bekisting
Pemborong tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum bekesting dan pasangan
besi beton diperiksa dan disetujui Pengawas Lapangan/PPTK.
Pemasangan papan-papan bekesting dipakai papan meranti tebal 2 cm disusun
secara rapat.
Pembongkaran papan bekesting dapat dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan
dari Pengawas Lapangan/PPTK.
Setelah pekerjaan bekesting dibongkar semua bidang yang terlihat ada lobang-
lobang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesie 1pc : 2ps.
1. Semua cetakan beton dan penopang-penopangnya harus didesain oleh Pemborong
dan sebelum mulai dikerjakan harus disetujui Pengawas Lapangan/PPTK.
2. Cetakan harus benar-benar lurus, rata dan kokoh sehingga cukup untuk menahan
defleksi, gerakan-gerakan dan getaran yang membahayakan akibat tekanan dari
adukan beton cair atau padat.
3. Semua sambungan harus ditutup rapat untuk menghindari kebocoran air semen dan
dibuat sedemikian sehingga permukaan beton yang kelihatan (exposed surface) lurus,
rata dan kokoh.
4. Bila ada bagian beton yang sempit dan mempunyai kedalaman yang sangat besar,
harus dibuat lubang-lubang pada sisi-sisi cetakan di posisi yang disetujui PPTK untuk
memungkinkan penuangan dan pemadatan beton yang memadai.
5. Penggunaan pengikat (batang tarik) yang ditanam dalam beton diperkenankan
setelah
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/PPTK. Penempatannya harus
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
didesain sehingga tidak ada bagian yang tertanam lebih dekat dengan permukaan
beton dari pada selimut betonnya untuk melindungi baja tulangan di lokasi tersebut.
6. Semua lubang bekas batang pengikat harus diisi dengan beton atau spesi dengan
cara
yang disetujui Pengawas Lapangan/PPTK dan harus tidak berbekas pada permukaan
beton.
7. Cetakan harus mempunyai lubang-lubang sementara yang kegunaannya untuk
membuang kotoran. Lubang-lubang ini harus ditutup dengan rapi sebelum
pengecoran.
8. Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga pembongkarannya dapat mudah
dilakukan tanpa membahayakan konstruksi.
c. Pembongkaran Bekisting
1. Pembongkaran dilakukan dimana bagian konstruksi bagian tersebut harus dapat
memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan, atau pembongkaran dapat
dilaksanakan sesuai kekuatan beton berdasarkan hasil pengujian. Tidak ada cetakan
yang boleh dibuka sebelum disetujui oleh Pengawas Lapangan/PPTK. Persetujuan ini
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2. Permukaan beton yang tidak rata dan ketidak teraturan yang lambat laun harus
digosok dengan Carbo rundum dan air setelah beton dipelihara dengan baik.
3. Kerusakan yang seperti ini dan kerusakan lain harus diperbaiki dengan cara yang
disetujui PPTK yang mungkin termasuk penggunaan "epoxy resin" yang cocok,
dimana
perlu, dipotong membentuk "dovetail" yang teratur paling sedikit dengan kedalaman
75
mm dan diisi kembali dengan beton diatas tulangan kawat baja dan mengikat pada
"dovetail".
e. Pengecoran Beton
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi yang
harus ditanam, penopang dan pengikatan dan lain-lain selesai dikerjakan. Sebelum
pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus disetujui oleh Pengawas Lapangan/PPTK.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan harus bersih dari air
yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas yang lainnya. Permukaan bekisting dan
bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi
dengan merata namun tidak berlebihan. Baja tulangan harus bersih dari semua
kotoran atau zat pelapis yang dapat mengurangi lekatan dengan beton.
3. Pemborong harus memperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala vibrator harus dapat menembus
dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawahnya. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya.
9. Tukang besi harus selalu berada di lokasi pengecoran untuk sewaktu-waktu
membetulkan posisi dari baja tulangan.
10. Jadwal waktu pengecoran harus diatur sedemikian sehingga tidak ada permukaan
beton yang dibiarkan lebih dari 30 menit sebelum pengecoran berikutnya.
11. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras, kecuali dilakukan
dalam
tempat yang terlindung.
12. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya maka perbaikan hanya dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan/PPTK, mengenai cara pengisian atau
penambalan dan penutupan lainnya.
13. Jika ketidak sempurnaan tersebut tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan beton yang diharapkan, maka harus dibongkar atau diganti dengan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
pembetonan kembali. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan
biaya perbaikan kembali merupakan tanggung jawab Pemborong.
14. Beton tidak boleh dicor dalam air yang mengalir dan juga tidak boleh jatuh
melalui air.
Beton hanya dapat dicor dengan menggunakan kotak kedap air dengan dasar yang
terbuka atau corong pipa cor (tremie) dari jenis yang disetujui Pengawas
Lapangan/PPTK. Dasar kotak tidak boleh dibuka sampai kotak tersebut terletak
dengan baik di atas tempat pengecoran, dan ujung corong pipa cor harus selalu tetap
di bawah permukaan adukan beton yang baru dicor.
a. Toleransi Permukaan Beton Permukaan beton dari berbagai macam mutu baik
dengan bekisting atau tanpa bekisting yang ditentukan pada butir diatas harus
sesuai dengan toleransi yang diperlihatkan pada tabel 6.4. di bawah ini, kecuali
bila toleransi dinyatakan berbeda oleh spesifikasi atau diperlihatkan dalam
gambar. Pada tabel 6.4. jalur dan ketinggian/"lines and level" dan
dimensi/"dimension" berarti jalur dan ketinggian serta dimensi potongan melintang
yang diperlihatkan pada gambar. Ketidak-teraturan permukaan, dikategorikan
sebagai kekasaran "abrupt" atau tidak rata "gradual". Kekasaran tidak seragam
mencakup, tetapi tidak terbatas pada cetakan dan sirip yang disebabkan
perletakan bekisting yang salah, ikatan/sambungan yang longgar dan kerusakan
pada bahan bekisting dan harus diuji dengan plat lurus (straight template) bagi
permukaan datar atau peralatan yang sesuai bagi permukaan yang melengkung.
Plat pengukur tersebut mempunyai panjang 3 m untuk permukaan tanpa bekisting
dan 1,5 m untuk permukaan dengan bekisting.
2. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi oleh pemasok,
Pengawas Lapangan/PPTK dapat menarik kembali persetujuannya dan mengharuskan
Pemborong mengganti pemasok.
3. Beton harus diangkut dengan truk mixer yang terus menerus berputar dengan
kecepatan sesuai ketentuan dari pabrik.
6. Pemborong harus memiliki data-data dari pemasok ready mix yang menunjukkan
bahwa ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi ini telah dipenuhi oleh pemasok yang
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
bersangkutan. Proporsi campuran bahan-bahan dari setiap mixer harus terus didata.
9. Beton harus sudah dituang dan dipadatkan pada posisi akhirnya dalam waktu 2 jam
setelah semen bercampur dengan air kecuali disetujui oleh Pengawas
Lapangan/PPTK.
Hal lain di luar ketentuan di atas kasus mengikuti ketentuan yang ada dalam PBI
1971
NI-2 atau SKBJ - 1.4.53.1989.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
g. Perawatan (Curing)
1. Seluruh permukaan beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap
sinar
matahari dan hembusan angin kering.
2. Semua permukaan beton yang terlihat harus diambil tindakan sebagai berikut:
- Sebelum beton mulai mengeras, maka beton setelah pengecoran pada hari-hari
pertama harus disirami, ditutupi dengan karung basah atau digenangi dengan air
selama paling sedikit 2 minggu secara terus menerus.
- Tidak diperkenankan menaruh bahan-bahan diatas konstruksi beton yang baru dicor
(dalam tahap pengeringan) atau mempergunakannya sebagai jalan mengangkut
bahan-bahan.
6.6. Penulangan
a. U m u m
Penulangan termasuk tulangan datar, anyaman yang dilas dan kawat pengikat untuk
beton cor di tempat dan pasangan batu.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Bahan Tulangan
1. Baja Tulangan
- Baja tulangan yang diapakai adalah ex produksi Krakatau Steel atau
ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan/PPTK
- Pemborong tidak boleh memakai baja tulangan ukuran penampang yang tidak
tepat/banci. Baja tulangan harus bersih dari kotoran lapisan minyak/lemak dan
karat serta tidak cacat (retak-retak, mengelupas dan sebagainya).
Penggantian ukuran batang baja yang berbeda hanya akan diijinkan bila
dilengkapi dengan perhitungan-perhitungan yang dapat dipertanggung
jawabkan serta harus mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan/PPTK.
- Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas tidak sesuai
dengan spesifikasi dan peraturan lain harus segera dikeluarkan dari lokasi
setelah menerima instruksi dari Pengawas Lapangan/PPTK dalam waktu
1x24 jam.
d. Pengelasan Tulangan
Tulangan yang ditentukan harus dilas, melalui beberapa proses yang harus
diperlihatkan oleh Pemborong dengan pengujian tekuk dan tarikan yang akan
menjamin kekuatan besi asli tidak berkurang dan las mempunyai kekuatan yang tidak
kurang dari kekuatan besi asli, serta harus dapat dibuktikan dengan pengujian di
laboratorium dengan jumlah benda uji ditentukan oleh Pengawas Lapangan/PPTK.
Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1971 dan SKSNI.
Semua ukuran besi beton maupun penulangannya harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar. Besar ukuran beton beserta penulangan dilaksanakan sesuai gambar
rencana dan gambar detail tidak tertulis secara jelas.
Tulangan untuk beton harus memakai besi/tulang yang baru, bersih dari segala
kotoran
termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan beton dilaksanakan sesuai dengan
gambar, bila terjadi perbedaan antara bestek dan gambar detail, Pemborong
diwajibkan
untuk melaporkan kepada Pengawas Lapangan/PPTK sehingga mendapatkan
keputusan
mana yang akan dilaksanakan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS )
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
BAB VIII
PEKERJAAN PLENGSENGAN
a. Bahan yang diperlukan batu kali yang bersih serta homogen, pasir pasang yang
mempunyai gradasi yang baik, semen yang digunakan harus mempunyai standar SNI.
Bahan pasangan batu kali adalah batu kali yang di belah terlebih dahulu dengan luas
permukaan pecah minimal 50%, ukuran batu kali yang akan dipasang minimal 10-15
cm maksimal 30-40 cm.
BAB I X
PEKERJAAN LAIN-LAIN
10.1. PERUBAHAN-PERUBAHAN
Apabila ada perubahan dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas karena sesuatu hal
harus seijin Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
10.2. PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tidak disebutkan hal-hal yang
dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan
hal ini menjadi bagian yang nyata dilaksanakan dan disediakan oleh Rekanan, harus
dianggap sebagai telah dibuat didalam spesifikasi ini jadi tidak terhitung sebagai
pekerjaan tambah/ meer werk.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT