BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Metode
Metode yang dipakai adalah metode studi literatur, yaitu berdasarkan teori-
teori yang diambil dari buku dan bimbingan, arahan dari dosen pembimbing.
1
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
2
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
3. Lokasi dengan bagian sungai yang tanah dasarnya cukup kuat dan
cukup kedap air, tanggul banjir sependek mungkin hubungkan dengan
saluran pembawa.
4. Jika sungai berbelok-belok, maka dicari lokasi bendung dengan
coupare yang seideal mungkin. Bendung dibangun di coupare,
kemudian setelah pembangunan bendung selesai ditimbun, sungai
baru yang melewati bendung tersebut dibangun. Dengan demikian,
lokasi bendung akan berada pada sungai yang lurus.
3
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
4
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
7. Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan
ditambahkan ke bangunan utama untuk keperluan :
- Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran
sungai
- Pengoperasian pintu
- Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk
tenaga eksploitasi dan pemeliharaan
- Jembatan diatas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama
mudah dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk
umum.
5
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
6
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Ls = Vi 2 g .Hd 2p
2
H
7
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa
energi yang diperlukan oleh air untuk mengalir kea rah vertical
lebih besar daripada arah horizontal dengan perbandingan 3:1,
sehingga dapat dianggap:
Lv = 3 LH
LV 1 LH
H 3
Clane
Dimana:
H = Tekanan
L = Panjang creep line
6. Menentukan stabilitas bendung
Untuk mengetahui kekuatan bendung, sehingga konstruksi bendung
sesuai dengan yang direncanakan dan memenuhi syarat yang telah
ditentukan. Stabilitas bendung ditentukan oleh gaya-gaya yang
bekerja pada bendung, seperti:
Gaya berat sendiri,
Gaya gempa,
Tekanan lumpur,
Gaya hidrostatis,
Gaya angkat (up lift pressure).
7. Perencanaan pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur benyaknya air yang masuk ke
saluran dan mencegah masukknya benda-benda padat dan kasar ke
dalam saluran (pintu pengambilan atau intake gate). Pada bendung
tempat pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa
juga hanya satu tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi
ambang tergantung pada material yang terbawa oleh sungai. Ambang
makin tinggi makin baik, untuk mencegah masuknya benda padat
dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau dibatasi oleh
ukuran pntu. Pada waktu banjir, pintu pengambilan cukup ditutup
8
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
9
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
r
r
r2 r
r
r2 1 1
10
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
BAB II
PERENCANAAN BADAN BENDUNG
V C R. I
87
C
1
R
Dimana :
Q = Debit (m3/dt)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan aliran sungai di hilir (m/dt)
11
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
12
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
V
Fr
g.d 3
2,747
9,811,37369
0,7483 1 aliran Sub kritis
= b d3
= 45 1,37369
= 46,3737 m
b. Lebar maksimum / panjang Bendung (B)
6
B= Bn
5
6
= 46,3737 m
5
= 55,6484 m ≈ 56 m
13
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
b
t
b
t
b
t
14
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
15
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
hd d3 6,776 1,374
4,075 dari grafik DC - 13.A didapatkan C 2 1,0
He 2
hd 6,776
3,388 dari grafik DC - 13.B didapatkan C3 1,0
He 2
Maka, didapat : C = C1 C2 C3 = 2,18 1,0 1,0 = 2,18
16
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
2 2
Q 3
175 3
He`
1,364 He` He 2,0
C x L ef 2,13 51,54
He’ = Qd 3
1,3594 1,360 1,3604 He’ = He
C x L ef
Jadi, didapatkan tinggi air di puncak/mercu bendung (He) = 1,36m.
Keterangan :
Qd = Debit banjir rencana (m3/dt)
He = Tinggi energi dari puncak mercu bendung (m)
C = Koefisien debit (discharge coefficient)
C1 = Dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = Dipengaruhi lantai depan
C3 = Dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient yang
terlampir pada halaman lampiran.
17
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
2
vO
hv’ = 0,0104 0,0105 0,0105 hv’=hvo
2g
Jadi, didapatkan :
hvo = 0,0104 m
H = 1,354m
d0 = 7,504m
A = 386,704m2
V0 = 0,453m/dt
Keterangan :
hvo = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
H = tinggi air maksimum diatas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bendung (m)
V0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/det)
18
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Menentukan harga Ec :
q 3,395
VC = 3,218 m/det
d c 1,055
hVC =
VC
2
3,218 2 0,528 m
2g 2 9,81
EC = dC + hVC + P
= 1,055 + 0,528 + 6,15
= 7,733 m
Keterangan :
dC = tinggi air kritis diatas mercu (m)
VC = kecepatan air kritis (m/dt)
hVC = tinggi kecepatan kritis (m)
EC = tinggi energi kritis (m)
19
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
E1 = 7,733 m
Keterangan :
d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)
V1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/det)
hV1 = tinggi kecepatan (m)
E1 = tinggi energi (m)
12,092
9,81 0,2808
7,286
1
d1
d2 1 8. Fr
2 2 - 1
2
0,2808
1
1 8 .7 , 286 2 2
1
2
2,756 m
q
V2
d2
3,395
2,756
1,232 m/det
2
V2
h V2
2g
1,232 2
2 9,81
0,077 m
E2 = d2 + hV2
= 2,756 + 0,077 = 2,834 m
Keterangan :
Fr = bilangan Froude
20
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Keterangan :
21
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Angelholzer Formula:
= V1 2g H .
2P
L H
g
2 . 6,15
= 12,092 2 . 9,81 . 1,36 .
1,36
9,81
= 20,664 m
Keterangan :
V1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/det)
H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)
P = tinggi mercu bendung (m)
L = panjang penggerusan (m)
22
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
23
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
sumbu y
X1 = 0,3807 m
Xo = 0,236 m
sumbu x
Y= 0,43 x^1,850
R1 = 0,27 m
Yc = 0,699 m
Ro = 0,675 m
(Xc,Yc) = (1,3;0,699) m
Xc = 1,3 m
P = 6.15 m
+ 120,00 m
+ 119,165m
Hd = He – hv0
= 1,36 - 0,01
= 1,35 m
Tabel 2.5 p/He terhadap kemiringan muka bendung :
p/He Kemiringan
24
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Dari tabel, untuk p/He = 4,522 kemiringan muka bendung adalah vertikal.
Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.
Bentuk mercu Ogee tidak akan memberikan tekanan subatmosfer pada
permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana, karena
mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi.
Untuk debit yang rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu.
Dari buku Standar Perencanaan Irigasi KP – 02 hal 48 Gambar 4.9, untuk
bendung mercu ogee dengan kemiringan vertikal, pada bagian up stream
diperoleh nilai :
X0 =0,175 Hd = 0,175 x 1,35 = 0,236 m
X1 =0,282 Hd = 0,282 x 1,35 = 0,3807 m
R0 =0,5 Hd = 0,5 x 1,35 = 0,675 m
R1 =0,2 Hd = 0,2 x 1,35= 0,27m
25
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Persamaan :
( n 1)
x n K.H d .y
x 1,850 2 x1,35 (1,8501).y
x 1,85 2,326 y
1
y x 1,850
2.326
y 0,43x 1,85
dy
0,43.1,85x 0,85
dx
= 0,8x 0,85
Kemiringan garis lurus 1:1
dy 1
tg =
dx 1
1 = 0,8x 0,85
1
x 0,850
0,8
x 0,850 1,25
X C 1,3 m
y 0,43x 1,85
0,43.(1,3)1,85
YC 0,341 m
Didapat :
26
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
x c 1,3 m
Yc 0,699 m
Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada jarak :
Yc 0,699 m m dari puncak spillway
x c 1,3 m dari sumbu spillway
x y Elevasi (m)
0 0.000 126.150
0.2 0.022 126.128
0.4 0.079 126.071
0.6 0.167 125.983
0.8 0.285 125.865
1 0.430 125.720
1.2 0.602 125.548
1.3 0.699 125.451
y
Persamaan tan 1 y x
x
Elevasi dasar kolam olakan = + 119,165 m
27
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
(m)
0 0 125.451
0.2 0.2 125.251
0.4 0.4 125.051
0.6 0.6 124.851
0.8 0.8 124.651
1 1 124.451
1.2 1.2 124.251
1.4 1.4 124.051
1.6 1.6 123.851
1.8 1.8 123.651
2 2 123.451
2.2 2.2 123.251
2.4 2.4 123.051
2.6 2.6 122.851
2.8 2.8 122.651
3 3 122.451
3.2 3.2 122.251
3.4 3.4 122.051
3.6 3.6 121.851
3.8 3.8 121.651
4 4 121.451
4.2 4.2 121.251
4.4 4.4 121.051
4.6 4.6 120.851
4.8 4.8 120.651
5 5 120.451
5.2 5.2 120.251
5.4 5.4 120.051
5.6 5.6 119.851
5.8 5.8 119.651
6 6 119.451
6.286 6.286 119.165
28
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
sumbu y
X1 = 0,38 m
Xo = 0,24 m
sumbu x
Y= 0,43 x^1,850
R1 = 0,27 m
Yc = 0,699 m
Ro = 0,675 m
(Xc,Yc) = (1,3;0,699) m
Xc = 1,3 m
+ 120,00 m
+ 119,165m
29
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
ΔH = 4 m
L = 4 x 5 = 20 m
Faktor keamanan = 20% . 20 m = 4 m
Jadi Ltotal = 20 + 4 m = 24 m
30
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Panjang horizontal (Lh ) = 3,167 + 4,2 + 1 + 4,2 + 1 + 4,2 + 1 + 4,2 + 4,5 + 1,5
+3
= 31,967 m
Panjang vertical (Lv) = 1,835 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1,5 + 1 + 2,5 + 3
= 16,835 m
Panjang Total Creep Line (ΣL) = Lh + Lv
= 31,967 m + 16,835 m
= 48,802 m
b. Teori Lane
L = Cw . H b
Di mana Cw adalah koefisien lane (Cw diambil 3)
Sehingga L = Cw . H b
= 3 . 6,136
= 18,408 m
1
Ld = Lv + Lh
3
31
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
1
= 16,835 m + . 31,967 m
3
= 27,49 m
Syarat : L < Ld
18,408 m < 27,49 m ……(OK)
d3 1.374 v1 12.092
v3 2.747 d1 0.281
L’=Beff 51.54 hv1 7.452
P 6.150 E1 7.733
He 1.36 d2 2.756
hv0 0.010 v2 1.232
d0 7.504 hv2 0.077
H 1.354 E2 2.834
v0 0.453 T 2.209
dc 1.055 L 18,408
vc 3.218 hv3 0.335
hvc 0.528 E3 1.709
Ec 7.733 ΣL 48,802
32
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
sumbu y
X1 = 0,38 m
Xo = 0,24 m
sumbu x
Y= 0,43 x^1,850
R1 = 0,27 m
Yc = 0,699 m
Ro = 0,675 m
(Xc,Yc) = (1,3;0,699) m
Xc = 1,3 m
+ 120,00 m
+ 119,165m
33
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
BAB III
STABILITAS BENDUNG
sumbu y
X1 = 0,38 m
Xo = 0,24 m
sumbu x
+ 120,00 m
+ 119,165m
γ air = 1 ton/m3
34
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
35
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
sumbu y
sumbu x
+ 119,165m
36
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
sumbu y
sumbu x
+ 119,165m
1
Pa1 = . Ka . lumpur . h2
2
1
= . 0,333 . 0,6 . 6,152 = 7,557 ton
2
Pa2 = lumpur . b . h
= 0,6 .1,35. 6,15 = 4,982 ton
37
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
38
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
W3
W5
W6
W7
W1 1
W8
W9
W12
W1 0
5/8H
3/8H
3/8L 5/8L
39
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
x Mr = W.x
W1 0,667 x 0,381 x 0,179 x 2,2= 0,101 7,730 0.781
W2 0,667 x 0,621 x 0,179 x 2,2= 0,163 7,353 1.199
W3 1,001 x 2,305 x 2,2 = 5,076 7,466 37.897
W4 0,667 x 0,679 x 0,520 x 2,2= 0,518 6,710 3.476
W5 0,679 x 1,785 x 2,2 = 2,666 6,626 17.665
W6 0,5 x 1,784x 1,785 x 2, 2 = 3,503 5,712 20.009
W7 0,5 x 1,5 x 1,502 x 2, 2 = 2,478 4,001 9.914
W8 1,5 x 3,499 x 2,2 = 11,517 3,750 43.189
W9 0,5 x 3,000 x 3,000 x 2,2 = 9,900 2,000 19.800
W10 3 x 3 x 2, 2 = 19,800 1.500 29.700
W11 3,467 x 6,002 x 2, 2 = 45,778 6,233 285.334
W12 1,033 x 2,335x 2, 2 = 5,307 8,483 45.019
40
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
= 0,10 . 456.719
= 45,672 Tm
Keterangan :
H = gaya gempa horizontal (t)
Kh = koefisien gempa horizontal
Pondasi batu : Kh = 0,10
V1 = berat sendiri bendung (t)
M01 = momen guling akibat berat sendiri (tm)
Keterangan :
V = gaya gempa vertikal (t)
Kv = koefisien gempa vertikal
Pondasi batu : Kv = 0,05
Mr1 = momen tahanan akibat berat sendiri (tm)
41
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Lx
Ux = Hx - .4
48,802
Ux = Hx – 0,082 Lx LX
Keterangan :
Hx = tinggi muka air dari titik yang dicari (m)
Lx = panjang rayapan (m)
ΣL = total rayapan (m)
ΔH = tinggi muka air normal (m)
Ux = uplift pressure di titik x (t/m2)
c (2 U 1 U 2 )
U1
e
3 (U 1 U 2 )
c
U2
R (U 1 U 2 )
2
42
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Ux
V H x y Mr Mo
(t/m2)
a 6.985 31.802 4.377
7.598 0.784 5.957
b 8.485 33.302 5.754
25.062 2.275 57.016
c 8.485 37.802 5.385
-4.844 0.520 -2.519
d 7.485 38.802 4.303
6.362 0.754 4.797
e 7.485 40.302 4.180
13.294 1.341 5.302
f 9.985 42.802 6.475
19.056 1.510 28.775
g 9.985 45.802 6.229
-13.818 1.598 -22.081
h 6.985 48.802 2.983
43
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
1 2 4,303 5,385
y 0,481
3 4,303 5,385
c-d 1
H 4,303 5,385 4,844
2
Ytotal 1 0,481 0.52
44
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
3 2 6,229 6,475
x 1,49
3 6,229 6,475
3
f-g V 6,229 6,475 19,056
2
X total (3 1,49) 1,51
3 2 2,983 6,229
y 1,402
3 2,983 6,229
g-h
3
H 2,983 6,229 13,818
2
Ytotal 3 1,402 1,598
Gaya angkat :
V = fu . ΣV
= 0,50 . (50,48) = 25,24 t
H = fu . ΣH
= 0,50 . 2,23= 1,115 t
M0 = fu . ΣM0
= 0,50 . 71,944 = 35,972 tm
Mr = fu . ΣMr
= 0,50 . 5,302 = 2.651 tm
45
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Ux = Hx - 0,126 Lx LX
Keterangan :
Hx = tinggi muka air banjir dari titik yang dicari (m)
Lx = panjang rayapan (m)
ΣL = total rayapan (m)
ΔH = beda tinggi M.A.B dengan muka air di hilir (m)
Ux = uplift pressure di titik x (t/m2)
Tabel 3.7 Perhitungan Gaya Angkat Akibat Air Banjir
46
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
1 2 3,946 5,072
y 0,479
3 3,946 5,072
c-d 1
H 3,946 5,072 4,5
2
Ytotal 1 0,479 0,521
3 2 5,564 5,942
x 1,484
3 5,564 5,942
3
V 5,564 5,942 17,259
2
X total 3 1,484 1,516
f-g
47
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
48
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
3 2 3,620 5,564
y 1,394
3 3,620 5,564
g-h 3
H 3,620 5,564 13,776
2
Ytotal 3 1,394 1,606
Gaya angkat :
V = fu . ΣV
= 0,50 .(34,053) = 17,027 t
H = fu . ΣH
49
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
50
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
keterangan :
f = koefisien geser
c. Terhadap daya dukung tanah (over sterssing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr M0
a =
V
612,799 112,332
= 5,387m
92,902
51
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
V V . e . 0,5 . b x
= bx . by 1 3
. bx . b y
12
V 6.V.e
= 2
bx . b y bx . by
V 6.e
= 1
bx . by b x
52
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Kontrol :
a. Terhadap guling (over turning)
Mr
SF =
M0
660,529
= 157,325 4,199 ≥ 1,50 (Ok)
keterangan :
f = koefisien geser
53
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
106,137 6 . 0,059
σmax = 1 11,056(1,04)
9,6 . 1 9,6
106,137 6 . 0,059
σmin = 1 11,056(0,963)
9,6 . 1 9,6
54
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
keterangan :
f = koefisien geser
55
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
99,295 6 . - 0,24
σmax = 1 10,343(0,85)
9,6 . 1 9,6
56
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
0,7 . 118,142
= 0 ≥ 1,20 (Ok)
37,149
keterangan :
f = koefisien geser
c. Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr M0
a =
V
655,82 122,032
= 4,518 m
118,142
118,142 6 . 0,282
σmax = 1 12,307(1,176)
9,6. 1 9,6
57
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Kontrol :
a. Terhadap guling (over turning)
Mr
SF =
M0
706,201
= 203,042 3,478 ≥ 1,50 (Ok)
keterangan :
f = koefisien geser
c. Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr M0
a =
V
706,201 203,042
= 4,741 m
106,137
106,137 6 . 0,059
σmax = 1 11,056(1,037)
9,6 . 1 9,6
58
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
keterangan :
f = koefisien geser
c. Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr M0
a =
V
676,831 165,37
= 4,153 m
123,164
59
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
9,6 B
= 4,153 0,647 m < 1,6
2 6
Tegangan pada tanah dasar
V 6.e
σ = 1
bx . by b x
123,164 6 . 0,647
σmax = 1 12,83(1,404)
9,6 . 1 9,6
60
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
0,7 . 104,635
= 2,655 ≥ 1,20 (Ok)
27,583
keterangan :
f = koefisien geser
c. Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr M0
a =
V
638,498 138,031
= 4,783 m
104,635
104,635 6 . 0,017
σmax = 1 10,899(1.011)
9,6 . 1 9,6
61
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
keterangan :
f = koefisien geser
c. Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr M0
a =
V
635,847 102,089
= 4,31 m
123,842
123,842 6 . 0,49
σmax = 1 12,9(1,306)
9,6 . 1 9,6
62
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
keterangan :
f = koefisien geser
63
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
91,872 6 . 0,788
σmax = 1 9,57(1,493)
9,6 . 1 9,6
Kontrol :
a. Terhadap guling (over turning)
Mr
SF =
M0
679,845
= 145,397 4,676 ≥ 1,50 (Ok)
64
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
f V
SF =
H
0,7 . 128,504
= 2,841 ≥ 1,20 (Ok)
31,658
keterangan :
f = koefisien geser
c. Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
Mr M0
a =
V
679,845 145,397
= 4,159 m
128,504
128,504 6 . 0,641
σmax = 1 13,386(1,401)
9,6 . 1 9,6
65
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
66
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
BAB IV
PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMBILAN DAN PENGURAS
M.A.B
beton
M.A.N
pintu intake
Q
h
a
1m 0.5a
dasar sungai
67
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Ketentuan:
▫ Kecepatan aliran adalah 0,6 m/dtk sampai 1 m/dtk
▫ c = 0,6 untuk b < 1 m…………………………..….(1)
▫ c = 0,7 – 0,72 untuk 1,5 < b < 2,0 ………………...(2)
▫ Ukuran penampang
b : h = 1 :1
b : h = 1,5 : 1
b : h = 2 :1
Dipilih perbandingan 1,5 : 1
▫ Tinggi ambang intake tergantung jenis endapannya, yaitu untuk endapan
lumpur (t = 0,5 m), pasir + kerikil (t = 0,5 ~ 1 m) dan bebatuan ( t = 1~1,5 m)
M.A. B
z
M. A. N
pintu intake
Q
h
0.5a
dasar sungai
68
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
v2
z= 2
c .2g
12
z= = 0,104 m
0,7 2.2(9,81)
Kontrol :
Q’ = c.A . 2 . g. z
= c.(bh) . 2 . g. z
69
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Momen Lentur :
1 1
M = . P . L 2= . 1,594 . (2,45) 2 = 1,196 tm
8. 8.
= M = M. x
wIy
M. (1/2 t) M.
= 3 =
1/12 . h. t 1/6 . h . t 2
70
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
6 M
t2 =
h .
6 . 1,196
t =
0,25 . 1000
t = 0,169 m = 16,9 cm ≈ 20 cm
Keterangan :
P = tekanan air di depan pintu (t/m)
L = panjang pintu pengambilan (m)
M = momen lendutan pada pintu (tm)
t = tebal pintu pengambilan (cm)
+127,504 m
h1 P
h2 +121 m
+120 m
71
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
b = 2,3 m
v = 1 m/dt
Kemiringan Saluran = 1:1
Luas Penampang Basah
A = ½ (b+b+2h)h
= ½ (2,3+2,3+2h)h =(2,3+h)h
= 2,3h + h2
b b 2 4ac
Dengan menggunakan rumus ABC : 2a ,
maka didapatkan :
h = 1,046 m ≈ 1,05 m
Tinggi jagaan diambil = 0,60 m (diambil dari tabel )
Tinggi saluran : H = 1,05+ 0,60 = 1,65 m
Keterangan :
Q = debit pengambilan (m3/dt)
b = lebar dasar saluran (m)
h = tinggi air (m)
A = luas saluran (m2)
V = kecepatan pengambilan (m/dt)
0,60 m
1,05 m
72
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
dimana :
c = 0,62
y = tinggi buka pintu
H = M.A.N = 6,85 m
Vc 2
z =H–½y=
c 2 .2 g
3,697 2
z =
0,62 2.( 2.9,81)
= 1,812
½y =H–z
= 6,15 – 1,812
= 4,338
Y = 8,676 m
Karena tinggi pintu terbuka y > H maka tinggi pintu pembilas tidak bisa dibuka
sebagian.
73
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
M.A.N =+126,15 m
+120 m
Keterangan :
vc = kecepatan pembilasan (m/dt)
c = koefisien pengaliran (0,62)
y = tinggi bukaan pintu (m)
H = MAN = minimum head, tinggi minimum bukaan untuk pengurasan (m)
=A. 2 . g . H
A . 2 . g . H
Vc = Q
A A
H
13,668=11,036H/3
H = 3,715 m
∆H = 1/3.3,715 = 1,238 m
d = H - ∆H
= 3,715 – 1,238 = 2,477 m
74
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
75
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
air.( h1 h2 )
P1 = h
2
1.(7,504 7,254)
= 0,25
2
= 1,845 t/m
Tekanan Akibat Lumpur
h1 = 6,15 m (tinggi bendung)
h2 = 6,15 – 0,25 = 5,9 m
76
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
s.(h1 h2 )
P2 = h
2
0,6.(6,15 5,9)
= 0,25
2
= 0,904 t/m
Tekanan total yang terjadi pada pintu :
Ptotal = P1 + P2
= 1,845 + 0,904 = 2,749 t/m
a b a
Momen lendutan :
L =b+½a+½a=b+a
= 1,9 + 0,15 = 2,05 m
1
M = . Ptot . L 2
8.
1
= . 2,749 . 2,05 2
8.
= 1,444 tm
77
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
M
σ =
w
M .x
=
Ix
1
M. t M
2 1
= = ht 2
1
h.t 3 6
12
1,444
1000 = 1 2
.0,25.t 1
6
t = 0,186 m~ 20cm
Keterangan :
P = tekanan air di depan pintu (t/m)
L = panjang pintu pembilas (m)
M = momen lentur pada pintu (tm)
t = tebal pintu pembilas (cm)
78
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
BAB V
PERENCANAAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR
Q 3,5
A= 3,5 m2
v 1
79
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
2
V
In = 2
k .R 3
2
1
= 2 0,029m
45 x 0,666 3
= 0,477 m
Keterangan :
D = diameter sedimen = 0,06 mm = 6 x 10-5 m
w = kecepatan jatuh (m/dt)
ψ = koefisien viskositas (t/m3)
Tc = 25o
80
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
g b mYc Yc
3
= 3,109 m/dt
81
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Pc = (b + 2Yc) m2 1
Kemiringan Memanjang
Rumus Strickler
Untuk kondisi menurut gambar :
n = 0,02
tanah asli
Kc = 1/n ; n = 0,02
= 1/0,02 = 50
82
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Kedalaman kantong :
Dc = Ic . L
= 0,0645 . 122 = 7,869 m
1,05
0.6 mm
2,85mm
2,3
83
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
84
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
BAB VI
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH (DPT)
Perencanaan :
Direncanakan dinding penahan tanah dengan dimensi sebagai berikut :
h = h1 + h2
▫ Direncanakan tinggi pondasi (h1) :2m
▫ Direncanakan tinggi jagaan : 1,0 m
▫ Tinggi air banjir + tinggi jagaan (h2) : 7,5 + 1 = 8,5 m
▫ Tinggi rencana DPT (h) : 2,0 + 8,5 = 10,5 m
▫ Tegangan ijin untuk pasangan batu kali :
Tegangan tekan = 100 t/m2
Tegangan tarik = 0 t/m2
Tegangan geser = 20 t/m2
▫ Berat volume :
Pasangan batu kali = 2,2 t/m2
Tanah = 1,6 t/m2
▫ Kuat geser tanah dasar :
Tanah dasar kondisi normal = 35 t/m2
Tanah dasar kondisi tertentu= 70 t/m2
85
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Tabel 6.1 Gaya Vertikal Akibat Berat Sendiri Bendung Dan Tanah Diatas DPT
Bagian V (t) x (m) Mr (tm)
1 2,2 . 10 .2 = 44 5 220
2 2,2 . 8,5 . 1 = 18,7 2,5 46,75
3 2,2 . 1 . 8 = 17,6 3,5 61,6
4 2,2 . 0,5 . 6 . 8 = 52,8 6 316,8
5 1,6 . 7 . 0,5 = 5,6 6,5 36,4
6 1,6 . 0,5 . 6. 8 = 38,4 8 307,2
Σ V =180 t Σ Mr = 1000 tm
Momen ditinjau terhadap titik A.
86
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Dalam hal ini tekanan tanah pasif pada DPT diabaikan karena tekanan tanah pasif
diyakini tidak akan selalu bekerja mengingat adanya kemungkinan tanah akan tergerus
air.
87
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Σ M0 = M01 = 105 tm
Mr
SF =
M0
1000
= = 9,523> 1,5 ........ (OK)
105
2. Terhadap Geser
ΣV = 180 t
ΣH = Pa = 30 t
V tan
SF =
H
180 . tan 30 0
= = 3,46> 1,5 ……(Ok)
30
180 6 . (0,03)
σmax = 1 19,95 t/m2.....................> σ’ = 20 t/m2 (OK !)
10 10
190,1034 6 . (0,083)
σmin = 1 1,806 t/m2........> 0 (OK !)
10 10
4. Terhadap Retak
D E
A B C
10
88
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
σmin
σmax
a. Retak pada D – E
Tekanan tanah aktif yang bekerja :
Ka = 0,333
Pa = Ka . ½ . γt . h2
= 0,333 . ½ . 1,6 . 11,3232 = 34,155 t
Titik tangkap Pa = h/3 = 3,774 m
Momen guling (terhadap titik D) :
M0 = Pa . y
= 34,155 . 3,774 = 128,912 tm
Tabel 6.3 Gaya Vertikal Berat Sendiri Dinding + Tanah Diatas Tumit Dinding
V (t) x (m) Mr (tm)
2,2 . 9,067 . 1 = 19,9474 0,5 9,9737
2,2 . 1 . 8,823= 19,4106 1,5 29,1159
2,2 . 0,5 . 6 . 8,823 = 59,2318 4 236,9272
1,6 . 7 . 0,5 = 5,6 4,5 25,2
1,6 . 0,5 . 6 . 8,823 = 42,350 6 254,1
Σ V = 146,5398 t Σ Mr = 555,3168 tm
e = b/2 – a
= 8/2 – 2,91 = 1,09 m...........................................< b/6 = 8/6 = 1,3
89
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
V 6.e
σmax = 1
b b
146,5398 6 . 1,09
= 1 = 33,292 t/m2.........< σ’ = 100 t/m2 (OK !)
8 8
V 6.e
σmin = 1
b b
146,5398 6 . 1,09
= 1 = 3,343 t/m2 > 0 (OK !)
8 8
D
τ = 3/2 .
b.L
48,14
= 3/2 . = 9,026 t/m2 < τ’ = 20 t/m2
8 .1
Tidak terjadi retak pada D – E.
2. Terhadap Geser
ΣV = 190,1034 t
ΣH = Pa + H
90
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
e = b/2 – a
= 10/2 – 4,4 = 0,6 m.............................................< b/6 =10/6 = 1,6 m
V 6.e
σ = 1
b b
190,1034 6 . (0,6)
σmax = 1 19,85 t/m2..............< σ’ = 20,0 t/m2 (OK !)
10 10
190,1034 6 . (0,6)
σmin = 1 - 12,16 t/m2.............> 0 (OK !)
10 10
4. Terhadap Retak
Retak pada D – E
91
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
ΣH = Pa + H
= 34,155 + 14,65398 t = 48,809 t
M02 = kh . Σ M 0
= 0,1 . 740,9233 = 74,092 tm
M01 = 226,771 tm (momen guling akibat tekanan tanah aktif sedalam 9,323m)
Σ M0 = M01 + M02
= 226,771 + 74,092 = 300,490823 tm
Σ Mr = 555,3168 tm
e = b/2 – a
= 8/2 – 2,736 = 1,264 m < b/6 = 8/6 = 1,33 m
V 6.e
σ = 1
b b
146,5398 6 . 1,264
σmax = 1 = 35,68 t/m2 < σ’ = 100 t/m2
8 8
146,5398 6 . 1,264
σmin = 1 = 0,952 t/m2 > 0
8 8
Tegangan geser pasangan batu kali :
D = Σ V tan Ø – Σ H
= 146,5398 tan 300 – 48,809 = 35,796 t
D
τ = 3/2 .
b.L
35,796
= 3/2 . = 6,7 t/m2 < τ’ = 20 t/m2
8 .1
Tidak terjadi retak pada D – E.
92
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
1. Terhadap Guling
Σ Mr = 1063,808 tm
Σ M0 = M01 + M03
= 129,029 + 53,190 = 182,219 tm
Mr
SF =
M0
1063,808
= 182,219 5,838 > 1,5
2. Terhadap Geser
ΣV =190,1034 - 9,505 = 180,598 t
ΣH = Pa = 26,613 t
V tan
SF =
H
180,598 . tan 30 0
= = 3,918 > 1,5
26,613
e = b/2 – a
= 10/2 – 4,88 = 0,12 m < b/6 = 10/6 = 1,67 m
V 6.e
σ = 1
b b
180,598 6.0,12
σmax = 1 = 19,36 t/m2 < σ’ = 20,0 t/m2 ( OK !)
10 10
180,598 6.0,12
σmin = 1 = 16,759 t/m2 >0 (OK !)
10 10
4. Terhadap Retak
Retak pada D – E
ΣV = 146,5398 t
V1 = kv . Σ V
93
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
e = b/2 – a
= 8/2 – 3,528 = 0,472 m < b/6 = 8/6 = 1,3 m
V 6.e
σ = 1
b b
139,213 6 . 0,472
σmax = 1 = 23,562 t/m2 < σ’ = 100 t/m2 (OK !)
8 8
139,213 6 . 0,472
σmin = 1 = 11,241 t/m2 >0 (OK !)
8 8
94