05 tahun 1996
Secara umum dapat dikatakan bahwa perusahaan memenuhi ketaatan hukum apabila
mampu memenuhi persyaratan yang menjadi ketentuan dalam Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Perusahaan dalam bentuk perwujudan hakekat
nilai-nilai dasar yang ideal guna mewujudkan kedamaian pergaulan hidup. Persentase
implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada beberapa
perusahaan jasa konstruksi dusah cukup baik dan cukup aman. Dari persentase ini
implementasi SMK3 dikategorikan kuning sesuai konsep Traffic Light System.
BUMN memiliki persentase implementasi SMK3 sebesar 87,10 % dan jenis
perusahaan swasta nasional memiliki persentase 56,06 %. Hal ini disebabkan oleh kualifikasi
perusahaan yaitu BUMN merupakan badan usaha milik negara sehingga menjalankan
persyaratan SMK3 yang lebih baik dari swasta nasional. Berdasarkan penggolongan menurut
kategori usia perusahaan, perusahaan dengan usia 5-10 tahun memiliki persentase
implementasi SMK3 sebesar 47,85 %; perusahaan dengan usia 10–20 tahun memiliki
persentase 54,18 %; dan perusahaan dengan usia di atas 20 tahun memiliki persentase
79,74 %. Hal ini dapat membuktikan bahwa semakin tinggi usia perusahaan maka
implementasi SMK3 semakin baik.
Ketentuan-kententuan SMK3 sebagian besar telah dilakukan oleh perusahaan jasa
konstruksi. 10 Ketentuan yang paling banyak diterapkan oleh perusahaan jasa konstruksi
adalah menetapkan kebijakan K3 (86,84 %), mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi
(84,21%), menyediakan dana untukpelaksanaan K3 (84,21%), menentukan pengendalian
resiko kecelakaan (81,58%), peraturan yang dibuat berdasarkan perundang-undangan
mengenai K3 (81,58%), menyediakan fasilitas P3K dalam jumlah yang cukup (81,58%),
membuat tujuan dan sasaran yang ingin dicapai (78,95%), setiap pihak yang terlibat dalam
perusahaan jasa konstruksi harus berperan dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan
K3 (76,32%), adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas (73,68%) dan
implementasi pengendalian untuk mengelola bahaya K3 (73,68%).
2. Perusahaan sebaiknya memberi sanksi kepada karyawan yang tidak mematuhi peraturan
perusahaan.
4. Untuk pengawas dan kepala teknik tambang lebih bertanggung jawab atas keselamatan
karyawan dilapangan dan melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan operasional setiap
hari untuk meminimalisir kecelakaan terhadap karyawan.
Ruang lingkup yang tepat dari Sistem Manajemen K3 bervariasi tergantung pada perusahaan,
negara dan faktor lokal lainnya tetapi secara umum mensyaratkan :
- Program implementasi
Dokumen ILO –OHS 2001 menentukan elemen-elemen ini secara detail. Tergantung pada
tiap Perusahaan untuk mengadaptasinya dalam tujuan K3 korporasi yang lebih
khusus.
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh perusahaan
CSI.
- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik
Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun tidak
langsung) untuk :
- bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hukum
Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi
karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja kami
dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti misalnya
industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan
K3 sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara signifikan.
Tujuan kami adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat
permanen dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan
kehilangan jam kerja (losttime injury).