Anda di halaman 1dari 50

SHOCK

dr Vera SpAn
6 Key steps in oxygen cascade
O2
Uptake in the Lung Oxygenation P aO 2
CaO2
Carrying capacity Haemoglobin S aO 2 DO2

Delivery Cardiac Output Flow rate - ø

Organ distribution Autoregulation


VO2
Diffusion Distance
O2ER
Cellular use Mitochondria

ATP = energy
2
Pengertian

Syok adalah kumpulan gejala dan tanda


yang diakibatkan oleh karena gangguan
perfusi jaringan, yaitu aliran darah ke
organ tubuh tidak dapat mencukupi
kebutuhan oksigenasi jaringan 
hemodinamik
Cardiogenic
Shock/Acute Distributive/
Heart Failure Septic Shock
CONTRACTILITY
• CO Inotropes Vasopressor ( NE,PE,ADR,Dop)
• ECHO (Dob,Dop,Adr,Amr
• PICCO )
• LIDCO
2.Pump = 3.Pipe = Vascular Blood Pressure/MAP
Heart SYSTEMIC

VASCULAR RESISTANCE
SWAN GAN
• ECHO
• PICCO
Release Cardiac Output x SVR
tamponade,e CONTRACTILITY
tc
PRELOAD
1.Volume =
Obstructive
Shock Blood SYSTEMIC VASCULAR RESISTANCE

PRELOAD
Hypovolemic • CVP
Fluid Shock • WEDGE
• JUGULAR PRESSURE
s
LR NS
LR
Two wide bore iv cannulae 11LL Fast 1L

Raise the legs

O2 via a mask

Monitor BP&Pulse

Catheterise & measure


Urine output
Klasifikasi Syok

Hipovolemik
Kardiogenik
Distributif
Obstruktif
Syok Hipovolemik (volume loss)
 Kehilangan darah (perdarahan)
 Kehilangan plasma (luka bakar, dermatitis
eksfoliatif)
 Kehilangan cairan dan elektrolit (muntah,
diare, peritonitis, obstruksi GIT)
Syok Kardiogenik (pump
function dissability)
 Disritmia
 Gagal Jantung (pompa)
 Disfungsi katup akut (Regurgitasi)
 Ruptur Septum
Syok Obstruktif (CO decreased)
 Tension pneumothoraks
 Tamponade jantung
 Kelainan pembuluh darah paru
(emboli massif, Hipertensi Pulmonal)
 Trombus di atrium kiri
 Kelainan katup obstruktif
Syok Distributif (systemic hypotension)

 Sepsis
 Anafilaktik
 Neurogenik
 Insufisiensi Adrenal akut
 Obat vasodilator
Gejala Syok
 Gelisah
 Ketakutan
 Mual – Muntah
 Haus
 Pusing
Tanda Syok
 Keringat dingin
 Akral dan kulit dingin
 Gangguan kesadaran
 Tachypneu
 Tachycardia
 Tekanan darah rerata yang rendah
 Produksi urin menurun
 Sianosis perifer
Pengenalan syok
 Nadi :
cepat dan kecil, pada syok yang sangat berat
nadi mungkin tidak akan dapat diraba lagi.
 Otak :
bila kekurangan darah, maka terjadi
gangguan fungsi otak.
Sedikit; gelisah dan ketakutan.
Syok berat; kehilangan kesadaran, koma
sebelum meninggal.
Pengenalan syok
 Paru-paru :
Terjadi keadaan dimana sel-sel
mengalami hipoksia, kekurangan
oksigen. Tubuh akan bereaksi dengan
membuat pernafasan menjadi lebih
cepat.
Pernafasan juga menjadi lebih dangkal.
Pengenalan syok
 Kulit :
perabaan akan dinginnya kulit ini
dilakukan terutama pada daerah tangan
atau kaki.
Derajat Syok Hemoragik

Klas I Klas II Klas III Klas IV

Darah hilang /cc < 750 750 - 1500 1500-2000 > 2000

Darah hilang /% BV <15 15 - 30 30 - 40 > 40

Nadi < 100 > 100 > 120 > 140

Tekanan darah N N ↓ ↓

Respirasi 14 -20 20 -30 30 - 40 > 35

Produksi urine/cc > 30 20 - 30 5 - 15 Tdk ada

Kesadaran Agak gelisah gelisah Gelisah & Bingung &


bingung letargik

Cairan pengganti kristaloid kristaloid Kristaloid, Kristaloid,


koloid/darah koloid,darah
Penanganan : prinsip
 Atasi syok
 Cari Penyebab
 Hilangkan Penyebab
Penanganan : tatalaksana
 Tindakan ABC (BHD)
 Meningkatkan penghantaran O2 ke jaringan
 Meningkatkan curah jantung & TD
 Resusitasi cairan.
 Kontraktilitas  Inotropik, SVR  Vasopresor

 Tindakan atau penanganan sesuai dengan jenis


syok
 Monitoring
Penanganan : Airway
 Menjaga/membuka jalan nafas
* Tanpa alat
Head tilt, chin lift, jaw thrust.
* Dengan alat
Orofaring tube, nasofaring tube, endo
tracheal tube, cricothyrotomi.
Penanganan : breathing
 Pemberian bantuan nafas/oksigenisasi:
. Bernafas spontan  oksigen nasal atau
masker
. Tidak bisa bernafas atau bisa bernafas
tetapi tidak adekuat  menggunakan bag
and mask atau ambu bag  Intubasi 
ventilator.
Penanganan : circulation
 Memperbaiki sirkulasi darah
1. Posisi syok
Pasien ditidurkan mendatar, kaki diletakkan lebih
tinggi daripada kepala kurang lebih 45 
2. Pemberian cairan
Buat akses vena, berikan cairan kristaloid atau
koloid
3. Kontraktilitas  Inotropik, SVR  Vasopresor
4. Transfusi  bila kehilangan darah dalam jumlah
besar
Penanganan
 Tindakan atau penanganan sesuai dengan jenis
syok
• Hemoragik  menghentikan perdarahan  balut
tekan
• Anafilaktik  Adrenalin 1:1000 SC
• Tension Pneumothoraks  thorakosintesis
• Tamponade Jantung  cardiosintesis
Penanganan
 Bawa ke Pusat Pelayanan Kesehatan
 Monitoring
* ABC
* Posisi Syok
* Produksi urin
* Kembalinya kesadaran
* Kateterisasi vena sentral
Komplikasi Syok
 Hipoperfusi Multi Organ
 Hipoksia Multi Organ
 Gagal Multi Organ
 Kematian
Prognosis
 Lamanya syok berlangsung
 Beratnya syok
 Kecepatan penanganan yang
benar
 Kondisi sebelumnya
 Penyakit penyerta
Terapi cairan
TUJUAN RESUSITASI CAIRAN

RESTORASI PERFUSI JARINGAN


& PENGIRIMAN O2 KE SEL

MENGURANGI : ISKEMIA JARINGAN


KEGAGALAN ORGAN
TOTAL BODY WEIGHT ( 70 Kg )

TOTAL BODY WATER ( 42 L )

ICV ( 28 L ) ECV ( 14 L )
CELL BODY INTRAVASCULAR(1/4)
INTERSTISIAL(3/4)
RBC PV
(3L)

Blood Volume (5 L)
Volume Replacement Therapy

Crystalloids Colloids
Lactated Ringer's
Normal Saline

Albumin Gelatin Dextran HES


PPL solutions solutions solutions
KOMPOSISI CAIRAN IV
CAIRAN GLUKOSA Na+ Cl- laktat Osmolaritas
(g/L ) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mOsm/kg)

D5W 50 0 0 0 252
LRS 0 130 109 28 273
D5W / LRS 50 130 109 28 525
0,9 % Saline (NS) 0 154 154 0 308
6 % HES 0 154 154 0 310
5 % Albumin/NS 0 154 154 0 310
25 % Albumin 0 154 154 0 310
(rata2) ( rata2)
PV EXPANSION WITH ADMINISTRATION OF
250 mL OF SELECTED FLUIDS

FLUID  PV  IFV  ICV


(mL) (mL) (mL)

D5W 18 70 162
LRS 50 200 0
5 % Albumin 250 0 0
25 % Albumin 1000 -750 0

PV = change in plasma volume ; IFV = interstitial fluid volume ;


ICV = intracellular volume ; D5W = 5 % dextrose in water ;
LRS = Lactated Ringer’s Solution.
EFEK INFUS 1 L CAIRAN PADA KOMPONEN TUBUH

Intrasel Total Interstisial Plasma


Cairan Volume Ekstrasel Volume Volume

0,9 % NaCL - 100 1100 825 275


5 % Dextrose 660 340 255 85
5 % NaCL - 2950 3950 2690 990
5 % Albumin 0 1000 > 500 > 500
Darah Lengkap 0 1000 0 1000
Crystalloid Solutions are
distributed over the entire
Extracellular Space.
And therefore crystalloids are
indicated and most effective when
this space is depleted .
Colloids
They remain largely within
the Intravascular Space
Therefore, colloids are
most effective
in hypovolemic patients.
Terapi Cairan

RESUSITASI RUMATAN

Kristaloid Koloid Elektrolit NUTRISI

Repair
Mengganti kehilangan 1. Kebutuhan normal
akut (hemorrhage, (IWL + urin+ feses)
distributif,) 2. Dukungan nutrisi
Replacement of blood losses
“Step by step”
Volume loss (%)
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Cryst.+colloids
Colloids + crystalloids
+ PRC +FFP +platelets
Target controlled replacement of
volume - oxygen carriers - plasmatic coagulation - cellular coagulation
Adapted from Adams, H.A. 1996
Transfusi yang kurang rasional

1. Transfusi dgn alasan sayang


2. Transfusi utk mencapai Hb > 10 g% spy
penyembuhan luka tdk terhambat
3. Transfusi untuk mencapai Hb > 10 g% (Hb
10 g% = minimal)
Transfusi yang kurang rasional
4. Relatif masih banyak diberikan darah lengkap,
seharusnya dpt digantikan dgn transfusi
eritrosit + NS/RL
5. FFP / Albumin diberikan sbg bahan makanan.
FFP diberikan tanpa bukti adanya gangguan
koagulasi atau sbg substitusi plasma
DARAH

 TRANSFUSI :
~ Bila Hb < 7 mg/dL (Ht < 21%)
~ Jarang bila Hb > 10 mg/dL (Ht 30%) jika tanpa
gejala klinis
~ 7 < Hb < 10 mg/L : manfaat tdk jelas!!
 RISIKO TRANSMISI VIRAL & BAKTERIAL
 MODULASI IMUN SEKUNDER
Elektrolit
 Hiponatremia  Na <135 mmol/liter
 Gejala klinis :<125
mmol/l.
 Hipernatremia
 sakit kepala, mual,
muntah, disorientasi
 Hipokalemia bahkan koma
 kejang <120 mmol/l
 Terapi : Nacl 3 % 50 –
 Hiperkalemia
70 mmol/jam
Elektrolit
 Hiponatremia  Na >145 mmol/l.
 Gejala klinis >155 -160

 Hipernatremia mmol/l
 demam, gelisah,
iritabel, sopor, koma.
 Hipokalemia  Terapi: cairan sampai
defisit cairan
 Hiperkalemia tergantikan
 Cairan : dekstros 5 %
atau Nacl 0,45%.
Elektrolit
 Hiponatremia  Kalium: <3,5 mmol/l.
 Gejala klinis
 Hipernatremia :kelemahan tubuh,
depresi, konstipasi,
ileus, gagal nafas,
 Hipokalemia
ventrikel takikardi,
atrial takikardi.
 Hiperkalemia  Terapi: KCl oral
maupun IV
Elektrolit
 Hiponatremia  Kalium > 5 mmol/l.
 Kelemahan,
Parestesia, Flacyd
 Hipernatremia paralisis, Hipotensi
dan Bradikardia.
 EKG:peninggian
 Hipokalemia
gelombang T.
 terapi:
 Hiperkalemia - IV dekstrose, insulin
- IV Calsium klorida
- IV lasix

Anda mungkin juga menyukai