Anda di halaman 1dari 40

Laporan Praktikum Hidrolika

BAB 2

PINTU SORONG DAN AIR LONCAT

(SLUICE GATE AND HYDRAULIC JUMP)

2.1 PENDAHULUAN

Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pintu sorong atau

pintu air merupakan suatu alat untuk mengontrol aliran pada saluran terbuka, di

mana pintu menahan air dibagian hulu dan mengizinkan aliran ke arah hilir

melalui bagian bawah pintu dengan kecepatan tinggi. Aliran di hulu sebelum pintu

sorong adalah aliran subkritis, kemudian aliran air mengalami percepatan ketika

melewati bagian bawah pintu. Akibat percepatan yang dialami, aliran berubah

secara tiba-tiba dari subkritis menjadi superkritis (JMK Dake, 1983).

Aliran akan mengalami semacam shock yang membuatnya kembali

menjadi aliran subkritis di hilir. Lokasi terjadinya perubahan aliran superkritis

menjadi aliran subkritis secara tiba-tiba, akan terjadi peristiwa yang biasa disebut

dengan lompatan hidrolik (hydraulic jump). Air loncat atau lompatan hidrolik

biasanya sengaja dibuat untuk meredam energi dan memperlambat aliran sehingga

tidak menggerus dasar saluran. Secara fisik pintu sorong dapat digambarkan

sebagai berikut:

28
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Gambar 2.1 Profil Aliran pada Pintu Sorong dan Air Loncat
Sumber: Akhmad Dofir, 2015

2.2 TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dilakukan percobaan pintu sorong dan air loncat adalah sebagai

berikut:

1. Mempelajari sifat aliran yang melalui pintu sorong.

2. Menentukan koefisien kecepatan dan koefisien kontraksi.

3. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada pintu sorong Fg dan Fh.

4. Mengamati profil aliran air loncat.

5. Menghitung besarnya kehilangan energi akibat air loncat.

6. Menghitung kedalaman kritis dan energi minimum.

29
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

2.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Peralatan yang digunakan pada percobaan pintu sorong dan air loncat

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Model Saluran Terbuka untuk Percobaan Pintu Sorong


Sumber: Ibnu Akhrom, 2014

Keterangan:

1. Pintu sorong, berfungsi untuk mencegah sedimen layang masuk ke dalam

pintu pengambilan dan membilas sedimen yang mengaliri aliran.

2. Alat pengukur kedalaman, berfungsi untuk mengatur kedalaman atau

tinggi terhadap garis vertikal atau sumbu y.

3. Meteran, berfungsi untuk mengatur jarak antar titik yang diuji terhadap

garis horizontal atau sumbu x.

4. Venturimeter dan pipa manometer, berfungsi untuk mengukur laju aliran

fluida.

5. Sekat pengatur hilir, berfungsi untuk mengatur keadaan air sesuai yang

diinginkan.

6. Bak penampung air, berfungsi untuk menampung air.

30
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

7. Generator dan pompa, berfungsi untuk mengatur debit air yang keluar.

2.4 TEORI DASAR DAN RUMUS

Teori dasar dan rumus yang digunakan pada percobaan pintu sorong dan

air loncat dijelaskan pada sub sub bab berikut.

2.4.1 Debit Aliran (Q)

Penerapan prinsip kekekalan energi, implus-momentum dan kontinuitas

(kekekalan massa), serta dengan asumsi terjadi kehilangan energi, sehingga dapat

diterapkan persamaan Bernoulli untuk menghitung besar debit berdasarkan tinggi

muka air sebelum dan pada saat kontraksi. Besarnya debit aliran (Q) pada

venturimeter dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1
Q = 64,0988  π  ( 2 ) (2.1)

Di mana:

Q : Debit aliran (cm3/s)

 Selisih tinggi raksa pada manometer (cm3/s)

31
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

2.4.2 Debit Teori pada Pintu Sorong

Permukaan air yang berfluktuasi


e
e
2
V1 Garis penghubung e
H0 Y0 /2g kedalaman e
H1
Garis kedalaman kritis
yb y2 H2
va vb v2
yg yc ya

Section 1
Section 2 Section Q Section b Section 3
Air dengan volume terkontrol

Gambar 2.3 Profil Aliran pada Pintu Sorong


Sumber: Ibnu Akhrom, 2014

Debit teori berdasarkan hukum Bernoulli dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

b  y1 2  g  y 0
Qt = (2.2)
y1
1
y0

Di mana :

Qt : Debit teoritis (cm3/s)

g : Percepatan gravitasi = 9,810 m/s²

b : Lebar saluran (cm)

y0 : Tinggi muka air di hulu pintu sorong (cm)

y1 : Tinggi bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran (cm)

Memasukkan harga koefisien kecepatan (Cv) dan koefisien kontraksi

(Cc), maka dapat diperoleh debit aktual (Qa) dengan rumus sebagai berikut.

y1 Qa
Cc = dan Cv = (2.3)
yg Qt
32
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

b  Cc  Cv  yg 2  g  y0
Qa = (2.4)
 Cc  yg  
   1
 y 
 0  

Di mana :

g : Percepatan gravitasi = 9,810 m/s2

b : Lebar salulan (cm)

Qa : Debit aktual (cm3/s)

Qt : Debit teoritis (cm3/s)

Cc : Koefisien kontraksi

Cv : Koefisien kecepatan

y0 : Tinggi muka air di hulu pintu sorong (cm)

yg : Tinggi bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran (cm)

y1 : Tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong (cm)

y2 : Tinggi muka air tertinggi di hilir pintu sorong (cm)

2.4.3 Gaya yang Bekerja pada Pintu Sorong

Air dengan volume terkontrol

Distribusi tekanan
hidrostatik Distribusi tekanan terbuka
yo

Q yg
y1 Distribusi tekanan
hidrostatik
Section 0 Section 1

Gambar 2.4 Distribusi Gaya yang Bekerja pada Pintu


Sumber: Gamuska, 2016

33
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Gaya dorong yang bekerja pada pintu sorong akibat tekanan hidrostatis

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Fh = 0,5  ρ  g  y 0  y g 2 (2.5)

h = y0  yg

Gaya dorong lainnya yang bekerja pada pintu sorong dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

 y 2   ρ  Q 2  y1 
Fg = 0,5  ρ  g  y 1 2  0 2  1   2 a 1   (2.6)
y   b  y
  1   1  y0 

Di mana:

g : Percepatan gravitasi = 9,810 m/s²

b : Lebar saluran (cm)

2.4.4 Air Loncat (Hydraulic Jump)

Teori dasar dan penurunan rumus dalam percobaan air loncat adalah

sebagai berikut:

1. Bilangan Froude

Bilangan Froude adalah sebuah bilangan yang digunakan untuk

mengukur resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air dan

membandingkan benda-benda dengan ukuran yang berbeda-beda.

Dinamakan sesuai penemunya, yaitu William Froude. Bilangan Froude

dihitung berdasarkan pada kecepatan beda jarak. Rumus bilangan Froude

adalah sebagai berikut:

34
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

v
Fra = (2.7)
g y

Di mana:

v : Kecepatan aliran (cm/s)

y : Tinggi aliran (cm)

2. Kedalaman di hulu (ya) dan hilir (yb) air loncat memiliki hubungan

sebagai berikut:

yb 1  
  1  8  Fra   1
2
= (2.8)
ya 2   

Di mana:

Fra : Bilangan Froude di hulu air loncat

3. Energi spesifik

Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai

energi air persatuan berat pada setiap penampang saluran, diperhitungkan

terhadap dasar saluran. Saluran dengan kemiringan kecil dan tidak ada

kemiringan dalam aliran (  =1), maka energi spesifik dapat dihitung

dengan persamaan sebagai berikut:

Q2
E = y (2.9)
2gA 2

Di mana:

E : Energi spesifik pada suatu titik tinjau (cm)

y : Kedalaman air dititik ditinjau (cm)

Q : Debit aliran (cm3/s)

35
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

g : Percepatan gravitasi (cm2/s)

A : Luas permukaan basah (cm2)

4. Kedalaman kritis (yc) dan energi minimum (Em)

Kedalaman kritis adalah kedalaman di mana kondisi aliran memiliki

debit yang maksimum dan energi spesifik yang minimum. Energi

minimum adalah energi pada saluran pernampang yang diukur dari dasar

saluran. Kedalaman kritis dan energi minimum dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

1
 Q2 2
yc =   (2.10)
 2g b
2

Q2
Em = y (2.11)
2  g  A2

Di mana:

Em : Energi minimum (cm)

yc : Kedalaman kritis (cm)

Q : Debit aliran (cm3/s)

b : Lebar aliran (cm)

g : Percepatan gravitasi (cm2/s)

A : Luas permukaan basah (cm2)

5. Kehilangan energi

Kehilangan energi adalah kehilangan yang disebabkan akibat gesekan

dengan saluran bagian dalam. Kehilangan energi dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

36
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Δh =
y b  y a 3 (2.12)
4  ya  yb

2.5 PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur dalam percobaan pintu sorong dan air loncat dijelaskan pada

sub sub bab berikut.

2.5.1 Prosedur dengan Debit Tetap

Prosedur percobaan yang dilakukan pada percobaan pintu sorong dan air

loncat untuk debit tetap adalah sebagai berikut:

1. Mengalibrasikan alat terlebih dahulu pada titik nol terhadap dasar

saluran.

2. Mengalirkan air dengan debit tertentu yang memungkinkan terjadinya

jenis aliran yang diinginkan

3. Mengatur kedudukan pintu sorong dan menentukan pada interval berapa

profil air loncat masih cukup baik.

4. Mengukur dan mencatat y 0 , y g , y 1 , y 2 , y a , x a , y b dan x b setelah aliran

stabil.

Keterangan:

y0 : Tinggi muka air di hulu pintu sorong (cm)

yg : Tinggi bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran (cm)

y1 : Tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong (cm)

y2 : Tinggi muka air tertinggi di hilir pintu sorong (cm)

ya : Tinggi muka air tepat sebelum air loncat (cm)


37
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

yb : Tinggi muka air tepat setelah air loncat (cm)

xa : Kedudukan horizontal tiitk y a dari titik nol saluran (cm)

xb : Kedudukan horizontal titik y b dari titik nol saluran (cm)

5. Mengulangi percobaan sebanyak empat kali dengan mengubah bukaan

pintu sorong.

2.5.2 Prosedur dengan Debit Berubah

Prosedur percobaan yang dapat dilakukan pada percobaan pintu sorong

dan air loncat untuk debit berubah adalah sebagai berikut:

1. Menentukan bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran (yg tetap)

2. Mengalirkan air dengan debit minimum yang memungkinkan terjadinya

aliran yang diinginkan.

3. Mengukur dan mencatat y 0 , y g , y 1 , y 2 , y a , x a , y b dan x b setelah aliran

stabil.

4. Melakukan percobaan sebanyak empat kali dengan mengubah debit

aliran.

2.6 PROSEDUR PERHITUNGAN

Prosedur perhitungan dalam percobaan pintu sorong dan air loncat

dijelaskan pada sub sub bab berikut.

38
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

2.6.1 Gaya yang Bekerja pada Pintu Sorong

Menghitung gaya yang bekerja pada pintu sorong dengan cara

menghitung besaran-besaran adalah sebagai berikut:

1. Menghitung besarnya debit yang mengalir (Q) dengan menggunakan

rumus (2.1).

2. Menghitung koefisien kontraksi (Cc) dengan menggunakan rumus (2.3).

3. Menghitung koefisien kecepatan (Cv) dengan menggunakan rumus (2.3).

4. Menghitung Fh dan Fg dengan menggunakan rumus (2.5) dan (2.6).

2.6.2 Air Loncat

Prosedur perhitungan yang dilakukan untuk menentukan besaran-besaran

yang diperlukan pada air loncat adalah sebagai berikut:

1. Menghitung besarnya debit yang mengalir (Q) dengan menggunakan

rumus (2.1).

2. Menghitung bilangan Froude pada bagian hulu air loncat (Fra) dengan

menggunakan rumus (2.7).

3. Menghitung y b /y a teoritis dengan menggunakan rumus (2.8).

4. Menghitung kehilangan energi  Δh  dengan menggunakan rumus (2.12).

5. Menghitung kedalaman kritis energi (yc) dan energi minimum (Em)

dengan menggunakan rumus (2.10) dan (2.11).

39
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

2.7 GRAFIK DAN KETERANGANNYA

Prosedur membuat grafik dalam percobaan pintu sorong dan air loncat

dijelaskan pada sub sub bab berikut.

2.7.1 Pintu Sorong

Ketentuan pembuatan grafik dan keterangannya dalam percobaan pintu

sorong adalah sebagai berikut:

1. Cc vs yg/y0

a. Grafik Cc vs yg/y0 digunakan untuk menentukan pada perbandingan

y g /y 0 berapa akan dihasilkan nilai Cc maksimum dan minimum.

b. Menggunakan trendline polynomial pangkat 3 supaya dapat terlihat

nilai Cc maksimum dan minimum.

2. Cv vs yg/y0

a. Grafik Cv vs yg/y0 digunakan untuk menentukan pada perbandingan

y g /y 0 berapa akan dihasilkan nilai Cv maksimum dan minimum.

b. Menggunakan trendline polynomial pangkat 3 supaya dapat terlihat

nilai Cv maksimum dan minimum.

3. Fg/Fh vs yg/y0

a. Grafik Fg/Fh vs yg/y0 digunakan untuk menunjukan pengaruh bukaan

pintu sorong terhadap ketahanan pintu sorong (Fg) terhadap gaya

hidrostatis (Fh). Idealnya, perbandingan nilai Fg dengan nilai Fh

adalah 1.

40
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

b. Menggunakan trendline regresi linier dengan set intercept = 1. Hal

tersebut dilakukan untuk dapat melihat perbandingan nilai Fg dan Fh

pada saat pintu sorong ditutup penuh y g  0 .

2.7.2 Air Loncat (Hydraulic Jump)

Ketentuan pembuatan grafik dan keterangannya dalam percobaan air

loncat adalah sebagai berikut:

1. (yb/ya)ukur vs (yb/yg)teori

a. Grafik (yb/ya)ukur vs (yb/yg)teori digunakan untuk menunjukan

perbandingan antara nilai tinggi muka air sebelum dan sesudah air

loncat yang didapat dari teori dengan nilai yang didapat dari

percobaan.

b. Menggunakan regresi linier dengan set intercept = 0. Persamaan

ideal dalam grafik (yb/ya)ukur vs (yb/yg)teori adalah y = x.

2. L/y b vs Fra

a. Grafik L/y b vs Fra digunakan untuk menentukan panjang perkerasan

pada saluran yang mengalami gerusan dengan melihat nilai bilangan

Froude.

b. Menyambung smooth data pada grafik.

3. y vs E

41
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

a. Grafik y vs E digunakan untuk melihat bahwa untuk suatu harga E

tertentu, terdapat dua nilai y. Kedalaman kritis dapat dilihat pada

nilai E yang hanya terdapat pada suatu kedalaman.

b. Menyambung smooth data pada grafik y vs E.

2.8 TABEL DAN PERHITUNGAN

Tabel dan data perhitungan hasil percobaan pintu sorong dengan debit

tetap, yg berubah dan debit berubah, yg tetap dijelaskan sub sub bab berikut.

2.8.1 Percobaan dengan Debit Tetap, yg Berubah

Data yang diperoleh dalam percobaan pintu sorong dan air loncat dengan

debit tetap yg berubah adalah sebagai berikut:

Data:
b : 9,800 cm

g : 981,000 cm/s2

Data pembacaan manometer:

Sebelum Sesudah

H1 = 11,600 cm H1 = 9,800 cm

H2 = 11,700 cm H2 = 13,600 cm

Koreksi = 0,100 cm ∆H = 3,700 cm

42
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Tabel 2.1 Data Pintu Sorong dan Air Loncat Debit tetap, yg Berubah

Pintu Sorong (cm) Air Loncat (cm)


No.
yg y0 y1 y2 xa ya xb yb
1 0,600 16,000 0,400 7,200 185,000 1,200 235,000 4,100
2 0,700 14,500 0,450 7,000 183,000 1,300 240,000 4,300
3 0,800 11,000 0,600 7,000 177,500 1,400 230,000 3,900
4 0,900 9,500 0,650 7,000 175,000 1,420 225,000 3,800
5 1,000 8,100 0,700 7,000 171,400 1,450 222,000 3,800

Tabel 2.2 Perhitungan Pintu Sorong dengan Debit, yg Berubah


Qa Qt Cc Cv Fg Fh
No. 3 3 2
Yg/Y0 Fg/Fh
(cm /s) (cm /s) (gr/s ) (gr/s2)
1 387,347 686,015 0,667 0,565 121681,548 116326,980 0,038 1,046
2 387,347 732,547 0,643 0,529 99664,384 93410,820 0,048 1,067
3 387,347 841,183 0,750 0,460 56712,201 51031,620 0,073 1,111
4 387,347 841,355 0,722 0,460 41821,382 36277,380 0,095 1,153
5 387,347 829,693 0,700 0,467 29902,451 24726,105 0,123 1,209

Tabel 2.3 Perhitungan Air Loncat dengan Debit Tetap, yg Berubah


Qa yb/ya yb/ya yc Em L
No. Fra ΔH L/yb
(cm3/s) (ukur) (teori) (cm) (cm) (cm)
1 387,347 0,960 3,417 0,947 1,239 50,000 12,195
2 387,347 0,851 3,308 0,804 1,208 57,000 13,256
3 387,347 0,762 2,786 0,688 0,715 1,200 1,753 52,500 13,462
4 387,347 0,746 2,676 0,667 0,625 50,000 13,158
5 387,347 0,723 2,621 0,638 0,589 50,600 13,316

43
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Tabel 2.4 Perhitungan Energi Spesifik Debit Tetap, yg Berubah


Q1
b Q A E y
(cm) (cm3/s) (cm2) (cm) (cm)
9,800 387,347 70,560 7,215 7,200
9,800 387,347 66,640 6,817 6,800
9,800 387,347 62,720 6,419 6,400
9,800 387,347 58,800 6,022 6,000
9,800 387,347 54,880 5,625 5,600
9,800 387,347 50,960 5,229 5,200
9,800 387,347 47,040 4,835 4,800
9,800 387,347 43,120 4,441 4,400
9,800 387,347 39,200 4,050 4,000
9,800 387,347 35,280 3,661 3,600
9,800 387,347 31,360 3,278 3,200
9,800 387,347 27,440 2,902 2,800
9,800 387,347 23,520 2,538 2,400
9,800 387,347 19,600 2,199 2,000
9,800 387,347 15,680 1,911 1,600
9,800 387,347 11,760 1,753 1,200
9,800 387,347 7,840 2,044 0,800
9,800 387,347 3,920 5,377 0,400

44
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Contoh perhitungan pintu sorong dengan debit tetap, yg berubah

menggunakan data Q1 adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan debit aktual (Qa)

Data:

H1 = 9,800 cm

H2 = 13,600 cm

 = 3,14

Koreksi = 0,100 cm

ΔH = H2 – H1 – Koreksi

= (13,600 – 9,800) – 0,100

= 3,700 cm

Maka dapat dihitung:


1
Qa = 64,0988 π  (Δ 2 )

 1

= 64,0988  3,140   3,700 2 

 

= 387,347 cm3/s

2. Perhitungan debit teoritis (Qt)

Data:

b = 9,800 cm

y1 = 0,400 cm

g = 981,000 cm/s2

y0 = 16,000 cm
45
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Maka dapat dihitung:

b  y1 2  g  y 0
+
Qt = y1
1
y0

9,800  0,400 2  981,000  16,000


= 0,400
1
16,000

= 686,015 cm3/s

3. Perhitungan koefisien kontraksi (Cc)

Data:

y1 = 0,400 cm

yg = 0,600 cm

Maka dapat dihitung:

yg
Cc = y
1

0,600
= 0,400

= 0,667

4. Perhitungan koefisien kecepatan (Cv)

Data:

Qa = 387,347 cm3/s

Qt = 686,015 cm3/s

46
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Maka dapat dihitung:

Qa
Cv = Q
t

387,347
= 686,015

= 1,840

5. Perhitungan Fg

Data:

ρ = 1,000 kg/cm3

g = 981,000 cm/s2

y0 = 16,000 cm

y1 = 0,400 cm

Qa = 387,347 cm3/s

b = 9,800 cm

Maka dapat dihitung:

  y02   ρ  Q 2  y 
Fg = 0,500  ρ  g  y1 2    1   2 a 1  1 
 2  b  y y 0 
  y1   1 

  16,000 2 
= 0,500 1,000  981,000  0,400 2   2
 1
  0,400 

1,000 x 387,3472  0,400 


 2
1  
 9,800 x 0,400  16,000 

= 121681,548 g/s²

47
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

6. Perhitungan Fh

Data:

ρ = 1,000 kg/cm3

g = 981,000 cm/s2

y0 = 18,300 cm

yg = 0,600 cm

Maka dapat dihitung:

Fh = 0,500  ρ  g  (y 0  y g ) 2

= 0,500 x 1,000 x 981,000 x ( 18,300 ‒ 0,600 )2

= 116326,980 g/s²

7. Perhitungan yg/y0

Data:

yg = 0,600 cm

y0 = 18,300 cm

Maka dapat dihitung:

yg 0,600
=
y0 18,300

= 0,038 cm

8. Perhitungan Fg/Fh

Data:

Fg = 121681,548 g/s2

Fh = 116326,980 g/s2

48
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Maka dapat dihitung:

Fg 117644,791
=
Fh 151937, 280

= 0,774

Contoh perhitungan air loncat dengan debit tetap, yg berubah

menggunakan data Q1 adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan debit aktual (Qa)

Data:

g = 981,000 cm/s2

H1 = 9,800 cm

H2 = 13,600 cm

Koreksi = 0,100 cm

ΔH = H2 – H1 – Koreksi

= (13,600 – 9,800) – ( 0,100)

= 3,700 cm

Maka dapat dihitung:

1
Qa = 64,0988 π  (Δ 2 )

 1

= 64,0988  3,140   3,700 2 

 

= 387,347 cm3/s

2. Perhitungan Fra

Data:

b = 9,800 cm
49
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

g = 981,000 cm/s2

ya = 1,400 cm

Qa = 387,347 cm3/s

Maka dapat dihitung:

Qa
Fra =
b  ya g  ya

387,347
=
9,800 1,200 981,000 1,200

= 0,960 cm

3. Perhitungan (yb/ya) ukur

Data:

ya = 1,200 cm

yb = 4,100 cm

Maka dapat dihitung:

yb 4,100
ukur =
ya 1,200

= 3,147

4. Perhitungan (yb/ya) teori

Data:

Fra = 0,960 cm

Maka dapat dihitung:

yb
ya
teori =
1
2  1  8  Fr   1
a
2

50
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

1
 1  8 0,960   1
2
=
2 

= 0,947

5. Perhitungan ∆h

Data:

ya = 1,200 cm

yb = 4,100 cm

Maka dapat dihitung:

y b  y a 3
∆h =
4  yb  ya

4,100  1,2003
=
4  4,100  1,200

= 1,239 cm

6. Perhitungan Em

Data:

y = 7,200 cm

Q = 9,800 cm3/s

A = 70,560 cm2

g = 981,000 cm/s2

Maka dapat dihitung:

Q2
Em = y
2  g  A2

9,800 2
= 7,200 
2  981,000  70,560 2
51
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

= 1,753 cm

7. Perhitungan L/yb

Data:

L = 50,000 cm

yb = 4,100 cm

Maka dapat dihitung:

L 50,000
=
yb 4,100

= 12,195

8. Perhitungan L

Data:

xa = 185,000 cm

xb = 235,000 cm

Maka dapat dihitung:

L = xb ̶ xa

= 235,000 – 185,000

= 50,000 cm

2.8.2 Percobaan dengan Debit Berubah, yg Tetap

Data yang diperoleh dari percobaan debit berubah, yg tetap menggunakan

data Q1 adalah sebagai berikut:

Data :

b = 9,800 cm

g = 981.000 cm/s2

52
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Data pembacaan manometer:

Sebelum Sesudah

H1 = 11,600 cm H1 = 9,800 cm

H2 = 11,700 cm H2 = 13,600 cm

Koreksi = 0,100 cm ∆H = 3,700 cm

Tabel 2.5 Data Pintu Sorong dan Air Loncat Debit Berubah, yg Tetap
Manometer Pintu Sorong Air Loncat
No. H₁ H₂ ∆H yg y₀ y₁ y₂ xa ya xb yb
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 9,800 13,600 3,700 1,000 8,100 0,700 7,000 171,400 1,400 222,000 3,800
2 9,600 14,100 4,400 1,000 10,700 0,650 7,300 180,000 1,390 250,000 4,500
3 9,200 14,500 5,200 1,000 11,400 0,600 7,200 185,000 1,350 257,000 4,800
4 9,000 14,600 5,500 1,000 13,100 0,600 7,300 197,600 1,340 261,200 5,000
5 8,600 15,000 6,300 1,000 14,000 0,600 7,400 203,000 1,310 265,000 5,300

Tabel 2.6 Perhitungan Pintu Sorong Debit Berubah, yg Tetap


Qa Qt Cc Cv Fg Fh
No yg/y0 Fg/fh
(cm3/s) (cm3/s) (g/s2) (g/s2)
1 387,347 829,693 0,700 0,467 29902,451 24726,105 0,123 1,209
2 422,402 896,138 0,650 0,471 53265,574 46151,145 0,093 1,154
3 459,200 857,119 0,600 0,536 60102,083 53052,480 0,088 1,133
4 472,260 921,802 0,600 0,512 80304,970 71814,105 0,076 1,118
5 505,441 954,286 0,600 0,530 91718,025 82894,500 0,071 1,106

53
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Qa Fra Yb/Ya Yb/Ya L Δh Yc Em L/Yb

Kelompok 1
No
(ukur) (teori) cm cm cm
1 387,347 0,762 2,714 0,688 50,600 0,650 1,050 1,772 13,316
2 422,402 0,840 3,237 0,789 70,000 1,202 1,050 1,772 15,556
3 459,200 0,954 3,556 0,939 72,000 1,584 1,050 1,772 15,000
4 472,260 0,992 3,731 0,989 63,600 1,829 1,050 1,772 12,720
5 505,441 1,098 4,046 1,132 62,000 2,287 1,050 1,772 11,698

Tabel 2.7 Perhitungan Air Loncat Debit Berubah, yg Tetap

Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
54
Laporan Praktikum Hidrolika
Laporan Praktikum Hidrolika

Tabel 2.8 Perhitungan Energi Spesifik Debit Berubah, yg Tetap (Q1)


B Q A Em y
9,800 387,347 68,600 7,016 7
9,800 387,347 65,170 6,668 6,650
9,800 387,347 61,740 6,320 6,300
9,800 387,347 58,310 5,972 5,950
9,800 387,347 54,880 5,625 5,600
9,800 387,347 51,450 5,279 5,250
9,800 387,347 48,020 4,933 4,900
9,800 387,347 44,590 4,588 4,550
9,800 387,347 41,160 4,245 4,200
9,800 387,347 37,730 3,904 3,850
9,800 387,347 34,300 3,565 3,500
9,800 387,347 30,870 3,230 3,150
9,800 387,347 27,440 2,902 2,800
9,800 387,347 24,010 2,583 2,450
9,800 387,347 20,580 2,281 2,100
9,800 387,347 17,150 2,010 1,750
9,800 387,347 13,720 1,806 1,400
9,800 387,347 10,290 1,772 1,050
9,800 387,347 6,860 2,325 0,700
9,800 387,347 3,430 6,850 0,350

Tabel 2.9 Perhitungan Energi Spesifik Debit Berubah, yg Tetap (Q2)


B Q A Em y
9,800 422,402 71,540 7,318 7,300
9,800 422,402 67,620 6,920 6,900
9,800 422,402 63,700 6,522 6,500

55
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

9,800 422,402 59,780 6,125 6,100


9,800 422,402 55,860 5,729 5,700
9,800 422,402 51,940 5,334 5,300
9,800 422,402 48,020 4,939 4,900
9,800 422,402 44,100 4,547 4,500
9,800 422,402 40,180 4,156 4,100
9,800 422,402 36,260 3,769 3,700
9,800 422,402 32,340 3,387 3,300
9,800 422,402 28,420 3,013 2,900
9,800 422,402 24,500 2,652 2,500
9,800 422,402 20,580 2,315 2,100
9,800 422,402 16,660 2,028 1,700
9,800 422,402 12,740 1,860 1,300
9,800 422,402 8,820 2,069 0,900
9,800 422,402 4,900 4,288 0,500
9,800 422,402 0,980 94,789 0,100

Tabel 2.10 Perhitungan Energi Spesifik Debit Berubah, yg Tetap (Q3)


B Q A Em y
9,800 459,200 70,56 7,222 7,200
9,800 459,200 66,836 6,844 6,820

56
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

9,800 459,200 63,112 6,467 6,440


9,800 459,200 59,388 6,090 6,060
9,800 459,200 55,664 5,715 5,680
9,800 459,200 51,94 5,340 5,300
9,800 459,200 48,216 4,966 4,920
9,800 459,200 44,492 4,594 4,540
9,800 459,200 40,768 4,225 4,160
9,800 459,200 37,044 3,858 3,780
9,800 459,200 33,32 3,497 3,400
9,800 459,200 29,596 3,143 3,020
9,800 459,200 25,872 2,801 2,640
9,800 459,200 22,148 2,479 2,260
9,800 459,200 18,424 2,197 1,880
9,800 459,200 14,7 1,997 1,500
9,800 459,200 10,976 2,012 1,120
9,800 459,200 7,252 2,784 0,740
9,800 459,200 3,528 8,995 0,360

Tabel 2.11 Perhitungan Energi Spesifik Debit Berubah, yg Tetap (Q4)


B Q A Em y
9,800 472,260 71,54 7,322 7,300
9,800 472,260 67,62 6,925 6,900
9,800 472,260 63,7 6,528 6,500
9,800 472,260 59,78 6,132 6,100
9,800 472,260 55,86 5,736 5,700
9,800 472,260 51,94 5,342 5,300
9,800 472,260 48,02 4,949 4,900
9,800 472,260 44,1 4,558 4,500
57
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

9,800 472,260 40,18 4,170 4,100


9,800 472,260 36,26 3,786 3,700
9,800 472,260 32,34 3,409 3,300
9,800 472,260 28,42 3,041 2,900
9,800 472,260 24,5 2,689 2,500
9,800 472,260 20,58 2,368 2,100
9,800 472,260 16,66 2,110 1,700
9,800 472,260 12,74 2,000 1,300
9,800 472,260 8,82 2,361 0,900
9,800 472,260 4,9 5,234 0,500
9,800 472,260 0,98 118,462 0,100

Tabel 2.12 Perhitungan Energi Spesifik Debit Berubah, yg Tetap (Q5 )


b Q A Em y
9,800 505,441 72,520 7,425 7,400
9,800 505,441 68,600 7,028 7,000
9,800 505,441 64,680 6,631 6,600
9,800 505,441 60,760 6,235 6,200
9,800 505,441 56,840 5,840 5,800
9,800 505,441 52,920 5,446 5,400
9,800 505,441 49,000 5,054 5,000
9,800 505,441 45,080 4,664 4,600
9,800 505,441 41,160 4,277 4,200
58
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

9,800 505,441 37,240 3,894 3,800


9,800 505,441 33,320 3,517 3,400
9,800 505,441 29,400 3,151 3,000
9,800 505,441 25,480 2,801 2,600
9,800 505,441 21,560 2,480 2,200
9,800 505,441 17,640 2,218 1,800
9,800 505,441 13,720 2,092 1,400
9,800 505,441 9,800 2,356 1,00
9,800 505,441 5,880 4,366 0,600
9,800 505,441 1,960 34,094 0,200

Contoh perhitungan pintu sorong dengan debit berubah, yg tetap

menggunakan data Q1 adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan debit aktual (Qa)

Data:

H1 = 9,800 cm

H2 = 13,600 cm

 = 3,140 cm

Koreksi = 0,100
59
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

ΔH = H2 – H1 – Koreksi

= (13,600 – 9,800) – ( 0,100)

= 3,700 cm

Maka dapat dihitung:

1
Qa = 64,0988  π  (Δ ) 2

 1

= 64,0988  3,140   3,700 2 
 

= 387,347 cm3/s

2. Perhitungan debit teoritis (Qt)

Data:

b = 9,800 cm

y1 = 0,700 cm

g = 981,000 cm/s2

y0 = 8,100 cm

Maka dapat dihitung:

b  y1 2  g  y 0
Qt = y1
1
y0

9,800  0,700 2  981,000  8,100


= 0,700
1
8,100

= 829,693 cm3/s

3. Perhitungan koefisien kontraksi (Cc)

60
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

Data:

y1 = 0,700 cm

yg = 1,000 cm

Maka dapat dihitung:

y1
Cc = y
g

0,700
= 1,000

= 0,700 cm

4. Perhitungan koefisien kecepatan (CV )

Data:

Qa = 387,347 cm

Qt = 829,693 cm

Maka dapat dihitung:

Qa
Cv = Q
t

387,347
= 829,693

= 0,467

5. Perhitungan Fg

Data:

61
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

ρ = 1,000 kg/cm3
g = 981,000 cm/s2
y0 = 8,100 cm
y1 = 0,700 cm
Qa = 387,347 cm
b = 9,800 cm
Maka dapat dihitung:

 y 2   ρ  Q 2  y 
Fg = 0,500  ρ  g  y1 2   0 2  1   2 a 1  1 
y  b  y y 0 
  1   1 

  8,100 2 
= 0,500  1,000  981,000  0,700 2   2
 1
  0,700 

1,000 x 387,347 2  0,700 


 2
1  
 9,800 x 0,700  8,100 

= 29902,451 g/s²

6. Perhitungan Fh

Data:

ρ = 1,000 kg/cm3

g = 981,000 cm/s2

y0 = 8,100 cm

yg = 1,000 cm

Maka dapat dihitung:

Fh = 0,500  ρ  g  (y 0  y g ) 2

= 0,500 x 1,000 x 981,000 x (8,100 – 1,000)2

= 24726,105 gr.cm/s²

62
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

7. Perhitungan yg/y0

Data:

yg = 1,000 cm

y0 = 8,100 cm

Maka dapat dihitung:

yg 1,000
=
y0 8,100

= 0,123 cm

8. Perhitungan Fg/Fh

Data:

Fg = 29902,451 gr.cm/s2

Fh = 24726,105 gr.cm/s2

Maka dapat dihitung:

Fg 29902,451
=
Fh 24726,105

= 1,209

Contoh perhitungan air loncat dengan debit berubah, yg tetap

menggunakan data Q1 adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan debit aktual (Qa)

Data sebelum:

H1 = 11,600 cm

H2 = 11,700 cm

Koreksi = 0,100 cm

63
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

ΔH = H2 – H1 – Koreksi

= (11,700 – 11,600) – 0,100

= 3,700 cm

Maka dapat dihitung:

1
Qa = 64,0988  π  (Δ ) 2

 1

= 64,0988  3,140   3,700 2 
 

= 387,347 cm3/s

Perhitungan Fra

Data:

b = 9,800 cm

g = 981,000 cm/s2

ya = 1,400 cm

Qa = 387,347 cm3/s

Maka dapat dihitung:

Qa
Fra =
b  ya g  ya

387,347
=
9,800  1,400 981,000  1,000

= 0,762

2. Perhitungan (yb/ya) ukur

Data:

ya = 1,400 cm
64
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

yb = 3,800 cm

Maka dapat dihitung:

yb 3,800
ukur =
ya 1,400

= 2,714

3. Perhitungan (yb/ya) teori

Data:

Fra = 0,762 cm

Maka dapat dihitung:

yb
ya
teori =
1
2  1 8  Fr   1
a
2

1
 1  8 0,762   1
2
=
2 

= 0,688

4. Perhitungan L

Data:

xa = 171,400 cm

xb = 222,000 cm

Maka dapat dihitung:

L = xb  xa

= 222,000 – 171,400

= 50,600 cm

5. Perhitungan ∆h

Data:
65
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

ya = 1,400 cm

yb = 3,800 cm

Maka dapat dihitung:

y b  y a 3
∆h =
4  yb  ya

3,800  1,4003
=
4  3,800  1,400

= 0,650 cm

6. Perhitungan Em

Data:

y = 7,000 cm

Q = 387,347 cm3/s

A = 68,600 cm2

g = 981,000 cm/s2

Maka dapat dihitung:

Q2
Em = y
2  g  A2

387,347 2
= 7,000 
2  981,000  68,600 2

= 1,772 cm

7. Perhitungan L/yb

Data:

L = 50,600 cm

66
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Hidrolika

yb = 3,800 cm

Maka dapat dihitung:

L 50,600
=
yb 3,800

= 13,316

67
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai