Implementasi PPK-BLUD - Subdit BLUD PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 93

PAPARAN

IMPLEMENTASI POLA PENGELOLAAN KEUANGAN


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD),
PERMASALAHAN, TANTANGAN DAN SOLUSINYA
DI RUMAH SAKIT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

Subdit Badan Layanan Umum Daerah


Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri

- Jakarta, 24 Agustus 2017 -


REFORMASI KEUANGAN NEGARA/DAERAH

UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG
NO. 17 TAHUN 2003 TTG NO. 23 TAHUN 2014 TTG
KEUANGAN NEGARA PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG PERATURAN PEMERINTAH


NO. 1 TAHUN 2004 TTG NO. 74 TAHUN 2012 TTG REVISI
PERBENDAHARAAN NEGARA PP NO. 23 TAHUN 2005 TTG
PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD
UNDANG-UNDANG
NO. 15 TAHUN 2004
PERATURAN PEMERINTAH
TTG PEMERIKSAAN
NO. 71 TAHUN 2010 TTG REVISI
PENGELOLAAN DAN
PP NO. 24 TAHUN 2005 STANDAR
PERTANGGUNGJAWABAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KEUANGAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH NO. 58


TAHUN 2005 TTG PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
HAKEKAT OTONOMI DAERAH

MELINDUNGI
MASYARAKAT

MENYEDIAKAN MENINGKATKAN
FASILITAS SOSIAL KUALITAS
DAN FASILITAS KEHIDUPAN
UMUM YG LAYAK MASYARAKAT
PEMDA MAMPU
MENYEDIAKAN
PELAYANAN
MASYARAKAT,
ANTARA LAIN:

MENINGKATKAN MENINGKATKAN
PELAYANAN DASAR PELAYANAN DASAR
KESEHATAN PENDIDIKAN
IMPLEMENTASI BLUD

SUSAH BELUM
MERUBAH
HAL YG BARU BAGI PEMDA DIANGGAP
POLA PIKIR (KURANGNYA PEMAHAMAN) PRIORITAS

KDH, WAKIL
TERBATASNYA
SDM YG KDH, DPRD,
MEMAHAMI
INTERNAL EKSTERNAL TAPD, KEPALA
OPERASIONAL BIRO/BAG KEU,
BLUD HUKUM, DLL

DINAMIKA PENGGANTIAN PEJABAT


(INTERNAL DAN EKSTERNAL BLUD)

BELUM OPTIMAL
BELUM OPTIMAL

RAGU- TERKAIT DGN REGULASI DAN


TAKUT
RAGU PEMAHAMAN

BENAR TIDAK PP 23/2005 Jo. PP 74/2012


DAN
PERMENDAGRI 61/2007

AUDITOR TERKAIT DGN PEMAHAMAN PIHAK


EKSTERNAL (KHUSUSNYA YG BLM PAHAM
PENEGAK
BLUD BLUD) HUKUM

SEMUA YG DILAKUKAN BLUD, SALAH


UU 1/2004
Pasal 68-
69

PERATURAN
KDH UU
Pasal 2 ayat 23/2014
(7) Permendagri Pasal 346
61/2007

DASAR
HUKUM
PERATURAN
MENTERI BLUD PP 58/2005
DALAM Pasal 145-
NEGERI 150
61/2007

PP PP
74/2012 23/2005
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Pasal 68 dan Pasal 69 UU 1/2004
1) BLU dibentuk untuk meningkatkan 1) Setiap BLU wajib menyusun RKA tahunan.
pelayanan kepada masyarakat dalam 2) RKA serta laporan keuangan dan kinerja BLU
rangka memajukan kesejahteraan umum disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan
2) Kekayaan Badan Layanan Umum merupakan dan kinerja Kementerian
kekayaan negara/daerah yang tidak Negara/Lembaga/pemerintah daerah.
dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan 3) Pendapatan dan belanja Badan Layanan Umum
sepenuhnya untuk menyelenggarakan dalam RKA tahunan sebagaimana dimaksud
kegiatan BLU yang bersangkutan. pada ayat (1) dan ayat (2) dikonsolidasikan
3) Pembinaan keuangan BLU pemerintah pusat dalam RKA Kementerian Negara/Lembaga/
pemerintah daerah yang bersangkutan.
dilakukan oleh Menteri Keuangan dan
4) Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan
pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang
dengan jasa layanan yang diberikan merupakan
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan
Pendapatan Negara/Daerah.
yang bersangkutan. 5) BLU dapat memperoleh hibah atau sumbangan
4) Pembinaan keuangan BLU pemerintah daerah dari masyarakat atau badan lain.
dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan 6) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat
daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh (4) dan ayat (5) dapat digunakan langsung untuk
kepala satuan kerja perangkat daerah yang membiayai belanja BLU yang bersangkutan.
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan 7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan
yang bersangkutan. keuangan BLU diatur dalam PP.
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Penjelasan UU 1/2004

rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dapat


dibentuk BLU yang bertugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
diperlukan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kekayaan BLU merupakan
kekayaan negara yang tidak dipisahkan serta dikelola dan
dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU
yang bersangkutan. Berkenaan dengan itu, RKA serta laporan
keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah. Pembinaan
keuangan BLU dilakukan oleh Menteri Keuangan, sedangkan
pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggungjawab
atas bidang pemerintahan yang bersangkutan.
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Pasal 346 UU 23/2014

Daerah dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah


dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dengan berpedoman pada ketentuan perUUan

Yg dimaksud dengan ”badan layanan umum daerah”


adalah sistem yg diterapkan oleh satuan kerja perangkat
daerah atau unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah
dlm memberikan pelayanan kpd masyarakat yg mempunyai
fleksibilitas dlm pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
negara/daerah pada umumnya
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PP 23/2005 sebagaimana telah diubah dengan PP 74/2012
Pasal 1 angka 1, bahwa Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di
lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Pasal 1 angka 2, bahwa Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya
disebut PPK-BLU, adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.

Pasal 2 beserta penjelasannya, menyatakan bahwa:


BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas
dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan
praktek bisnis yang sehat.
Tujuan yang dimaksud dalam ayat ini termasuk perwujudan efisiensi dan efektivitas pelayanan
masyarakat serta pengamanan aset negara yang dikelola oleh instansi terkait.
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Permendagri 61/2007

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah


Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.

Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD


adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.
1. Perangkat daerah untuk tujuan pemberian layanan umum Dalam bentuk
secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek pengelolaan
bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan fleksibilitas
berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh KDH. BLUD
2. BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah
daerah yang dibentuk untuk membantu pencapaian
tujuan Pemda, dengan status hukum tidak terpisah dari
Pemda.
3. KDH bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan Contractual
ASAS BLUD kepada BLUD terutama pada aspek manfaat yang performance
Pasal 2 dihasilkan. agreement
Permendagri 61/2007 4. Pejabat pengelola BLUD bertanggungjawab atas (perjanjian
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang kinerja)
didelegasikan oleh KDH.
5. Dalam pelaksanaan kegiatan, BLUD harus mengutamakan
efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum
kepada masyarakat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan.
6. BLUD diberikan fleksibilltas dalam pengelolaan
keuangannya.
MENINGKATKAN
KUALITAS
PELAYANAN
MASYARAKAT
MENCERDASKAN MEMAJUKAN
KEHIDUPAN KESEJAHTERAAN
BANGSA UMUM

TUJUAN
BLUD
PENGELOLAAN
PENDAPATAN

PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
BARANG DAN
BELANJA
JASA

FLEKSIBILITAS
BLUD

PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
SDM PNS DAN
TARIF
NON PNS

PENGELOLAAN
UTANG DAN
PIUTANG
FLEKSIBILITAS
BLUD

REMUNERASI
DEWAN
PENGAWAS
PENGELOLAAN
KERJASAMA
DAN INVESTASI

PENGELOLAAN
SURPLUS

PENGELOLAAN
BARANG
FLEKSIBILITAS BLUD

STATUS BLUD DIBERIKAN FLEKSIBILITAS


BERTAHAP PADA BATAS-BATAS TERTENTU

 JUMLAH DANA YANG DIKELOLA LANGSUNG


 PENGELOLAAN BARANG
 PENGELOLAAN PIUTANG
 PERUMUSAN STANDAR, KEBIJAKAN, SISTEM DAN
PROSEDUR PEGELOLAAN KEUAGAN

TIDAK DIBERIKAN FLEKSIBILITAS

 PENGELOLAAN INVESTASI
 PENGELOLAAN UTANG
 PENNGADAAN BARANG/JASA
PENDAPATAN

SKPD/UNIT KERJA BLUD BUMD/ PERUSDA


MASUK KE REK KASDA MASUK REK KAS BLUD MASUK REK KAS BUMD/PERUSDA

TIDAK DAPAT DIGUNAKAN DIKELOLA DAN DIMANFAATKAN


DIGUNAKAN LANGSUNG
LANGSUNG SEPENUHNYA
APBD BUKAN MERUPAKAN
APBD SBG PENDAPATAN APBD ”PENYERTAAN MODAL”
PENDAPATAN
APBD MERUPAKAN KEWAJIBAN APBD MERUPAKAN KEWAJIBAN
TIDAK TERGANTUNG APBD
PEMDA PEMDA

Fleksibilitas BLUD terkait pendapatan (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


UU 17/2003 ttg Keuangan Negara  Pasal 3 ayat (1);
 Pasal 3 ayat (6).
UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara  Pasal 13 ayat (2);
 Pasal 16 ayat (2);
 Pasal 16 ayat (3).
PP 58/2005 ttg Pengelolaan Keuda  Pasal 57 ayat (1);
 Pasal 59 ayat (1).
Permendagri 13/2006, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Permendagri 21/2011 ttg Pedoman - Pasal 127 ayat (1)
Pengelolaan Keuda
BELANJA

SKPD/UNIT KERJA BLUD BUMD/ PERUSDA

DANA BERSUMBER DARI


JASA LAYANAN (NON
APBD), DAPAT MELEBIHI
PAGU ANGGARAN YG
TIDAK DAPAT MELEBIHI SUDAH DITETAPKAN
PAGU ANGGARAN YG (AMBANG BATAS/FLEXIBLE DIATUR SENDIRI
SUDAH DITETAPKAN BUDGET)  DGN
MEMPERTIMBANGKAN
VOLUME KEGIATAN
PELAYANAN, TERCANTUM
DLM RBA DAN DPA BLUD

Fleksibilitas BLUD terkait Biaya/Belanja (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan

UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara Pasal 17 ayat (2)

Permendagri 13/2006, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Permendagri 21/2011 ttg Pedoman Pasal 216 ayat (1), ayat (7)
Pengelolaan Keuda
TARIF

SKPD/UNIT KERJA
• DITETAPKAN DGN PERATURAN DAERAH SESUAI DGN
KEBUTUHAN DAN
(PERDA) PERKEMBANGAN
KEADAAN, DGN
BLUD MEMPERTIMBANGKAN
KONTINUITAS DAN
• DITETAPKAN DGN PERATURAN KDH PENGEMBANGAN
LAYANAN, DAYA BELI
MASY, SERTA
BUMD/PERUSDA KOMPETISI YG SEHAT

• DITETAPKAN DGN PERATURAN KDH

Fleksibilitas BLUD terkait Tarif (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


UU 28/2009 ttg Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Semua pembebanan pada
masyarakat ditetapkan
dengan Peraturan Daerah

UU 25/2009 ttg Pelayanan Publik Pasal 31 ayat (4)


UTANG DAN PIUTANG

SKPD/UNIT
BLUD BUMD/ PERUSDA
KERJA

TIDAK DAPAT DAPAT MELAKUKAN UTANG


DAN PIUTANG  PINJAMAN MELAKUKAN UTANG
MELAKUKAN UTANG JK. PANJANG DGN DAN PIUTANG
DAN PIUTANG PERSETUJUAN KDH

Fleksibilitas BLUD terkait Utang/Piutang (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara Pasal 39 ayat (1), ayat (2)

PP 54/2005, diubah PP 30/2011 ttg Pinjaman Daerah -


PENGADAAN BARANG/JASA

• PERPRES PENGADAAN BARANG/JASA


SKPD/UNIT PEMERINTAH (PERPRES 80/2003, 54/2010, 70/2012)
KERJA
UTK SUMBER
DANANYA BERASAL
DARI NON APBD
• DAPAT TIDAK MENGACU PADA PERPRES (PENDAPATAN JASA
BLUD PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH LAYANAN),
SEBAGIAN/SELURUHN
YA DIKECUALIKAN

BUMD/
• DIATUR SENDIRI
PERUSDA

Fleksibilitas BLUD terkait Pengadaan Barang/Jasa (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


Perpres 54/2010, Perpres 70/2012 dan Perpres 4/2015 ttg Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah -
PENGELOLAAN PEGAWAI

SKPD/UNIT
• PNS
KERJA

SESUAI DGN
KEBUTUHAN DAN
• PNS DAN NON PNS PROFESIONALISME
BLUD (EFISIEN, EKONOMIS,
DAN PRODUKTIF)

BUMD/
• NON PNS
PERUSDA

Fleksibilitas BLUD terkait Pejabat/Pegawai Non PNS (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


PP 48/2005 ttg Pengangkatan Pegawai Honorer menjadi PNS APBD hanya boleh membiayai
Honorer dan PNS

UU 5/2014 ttg Aparatur Sipil Negara (ASN) -


PENGELOLAAN BARANG

• TIDAK DAPAT MENGHAPUS ASET (TETAP/TIDAK TETAP),


SKPD/UNIT MENGIKUTI MEKANISME PERUU-AN
KERJA

PENGHAPUSAN
• DAPAT MENGHAPUS ASET TIDAK TETAP (BARANG ASET TETAP
BLUD
INVENTARIS) (SESUAI PERUU-
AN)

• DIATUR SENDIRI
BUMD/
PERUSDA

Fleksibilitas BLUD terkait Pengelolaan Barang (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


PP 6/2006, PP 27/2014 ttg Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah -

Permendagri 17/2007, Permendagri 19/2016 ttg Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah -
INVESTASI

SKPD/UNIT BUMD/
BLUD
KERJA PERUSDA

TIDAK DAPAT DAPAT


MELAKUKAN
MELAKUKAN MELAKUKAN
INVESTASI
INVESTASI INVESTASI

INVESTASI JK PANJANG,
DGN PERSETUJUAN KDH

Fleksibilitas BLUD terkait Investasi (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


PP 1/2008 ttg Investasi Pemerintah -
KERJASAMA

SKPD/ BUMD/
BLUD
UNIT KERJA PERUSDA

TIDAK DAPAT DAPAT


MELAKUKAN
MELAKUKAN MELAKUKAN
KERJASAMA
KERJASAMA KERJASAMA

KERJASAMA DLM RANGKA PENINGKATAN


KUALITAS DAN KUANTITAS PELAYANAN

Fleksibilitas BLUD terkait Kerjasama (dikecualikan dari PerUU-an):

Peraturan Perundang-Undangan yg berlaku umum Keterangan


PP 50/2007 ttg Tata Cara Kerjasama Daerah -
PERATURAN-PERATURAN YANG HARUS DISIAPKAN
PEMERINTAH DAERAH UNTUK IMPLEMENTASI BLUD

Pembentukan Tim Penilai


1.
(Keputusan Kepala Daerah)

2. Penetapan BLUD
(Keputusan Kepala Daerah)

Penatausahaan Keuangan BLUD yang bersumber


3. Non APBD/APBN
(Peraturan Kepala Daerah)

Penetapan Standard Pelayanan Minimal


4.
(Peraturan Kepala Daerah)
PERATURAN-PERATURAN YANG HARUS DISIAPKAN
PEMERINTAH DAERAH UNTUK IMPLEMENTASI BLUD

Kebijakan Akuntansi
5.
(Peraturan Kepala Daerah)

Pengangkatan Bendahara Penerimaan dan Bendahara


6. Pengeluaran yg bersumber dari non APBD/APBN
(SK Pemimpin BLUD)

7. Pengaturan Kerjasama
(Peraturan Kepala Daerah)

Pengaturan Remunerasi
8.
(Peraturan Kepala Daerah)
PERATURAN-PERATURAN YANG HARUS DISIAPKAN
PEMERINTAH DAERAH UNTUK IMPLEMENTASI BLUD

Pengaturan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)


9.
(Peraturan Kepala Daerah)

10. Pengaturan Pejabat Pengelola/Pegawai Non PNS


(Peraturan Kepala Daerah)

Pengaturan Dewan Pengawas


11.
(Peraturan Kepala Daerah)

Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa


12.
(Peraturan Kepala Daerah)
PERATURAN-PERATURAN YANG HARUS DISIAPKAN
PEMERINTAH DAERAH UNTUK IMPLEMENTASI BLUD

Pengaturan Tarif
13.
(Peraturan Kepala Daerah)

14. Pengangkatan Dewan Pengawas


(Keputusan Kepala Daerah)

Pengaturan Penggunaan Surplus


15.
(Peraturan Kepala Daerah)

Pengaturan Melakukan Utang/Piutang


16.
(Peraturan Kepala Daerah)
PERATURAN-PERATURAN YANG HARUS DISIAPKAN
PEMERINTAH DAERAH UNTUK IMPLEMENTASI BLUD

Pengaturan Investasi
17.
(Peraturan Kepala Daerah)

18. Pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD


(SK Kepala Daerah)

Pengangkatan Pegawai BLUD Non PNS


19. (SK KDH atau ada yg didelegasikan
ke pemimpin BLUD)
PERATURAN MANA YANG HARUS
DISIAPKAN TERLEBIH DAHULU?

YANG AKAN DILAKSANAKAN DIBUAT


ATURANNYA TERLEBIH DAHULU

TIDAK PERLU DIBUAT DALAM


SATU BUAH PERATURAN

BUAT SESUAI DGN KONDISI DAN


KARAKTERISTIK MASING-MASING
DAERAH

JANGAN MEMPERSULIT DAN


MENJERAT DIRI SENDIRI
FLEKSIBILITAS
DALAM DISESUAIKAN
BLUD DIATUR
MELAKSANAKAN DENGAN
KEGIATAN, BLUD DGN PERATURAN KEBUTUHAN DAN
DIBERIKAN KDH, KARAKTERISTIK
FLEKSIBILITAS MEMUDAHKAN KONDISI DAERAH 
TIDAK LAGI
PENGELOLAAN IMPLEMENTASI SENTRALISTIK
KEUANGAN DI DAERAH
KONSEP DASAR
KONSEP DASAR
BLUD
BLUD

DIBERIKAN
HARUS MANDIRI ?? MENINGKATKAN
FLEKSIBILITAS DLM PELAYANANNYA DAN
(sering salah
PENGELOLAAN EFISIENSI ANGGARAN
penafsiran)
KEUANGANNYA

MENINGKATKAN DAYA SAING

MEMBERIKAN PELAYANAN JANGAN TERKENDALA


REGULASI YG BERLAKU UMUM
”ada aturan main sendiri”
MUTU PELAYANAN DI BLUD
SANGAT DITENTUKAN
BAGAIMANA PERENCANAAN,
PELAKSANAAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARANNYA

DISUSUN, DIAJUKAN, DITETAPKAN,


DIJABARKAN, DILAKSANAKAN, DIUBAH DLL
PERENCANAAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
UU No. 1/2004

Pasal 14 Ayat (4):


Pada dokumen pelaksanaan anggaran
dilampirkan rencana kerja dan anggaran
Badan Layanan Umum dalam lingkungan
kementerian negara yang bersangkutan.
UU No. 1/2004
Pasal 69:
1) Setiap Badan Layanan Umum wajib menyusun rencana kerja dan anggaran
tahunan.
2) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Badan
Layanan Umum disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja
Kementerian Negara/Lembaga/pemerintah daerah.
3) Pendapatan dan belanja Badan Layanan Umum dalam rencana kerja dan
anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dikonsolidasikan dalam rencana kerja dan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/pemerintah daerah yang bersangkutan.
4) Pendapatan yang diperoleh Badan Layanan Umum sehubungan dengan jasa
layanan yang diberikan merupakan Pendapatan Negara/Daerah.
5) Badan Layanan Umum dapat memperoleh hibah atau sumbangan dari
masyarakat atau badan lain.
6) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dapat
digunakan langsung untuk membiayai belanja Badan Layanan Umum yang
bersangkutan.
PP No. 23/2005

Pasal 1 angka 10:

Rencana Bisnis dan Anggaran BLU/BLUD, yang


selanjutnya disebut RBA, adalah dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran yang
berisi program, kegiatan, target kinerja, dan
anggaran suatu BLU/BLUD.
PP No. 23/2005

Pasal 13:

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan,


pengajuan, penetapan, perubahan RBA dan
dokumen pelaksanaan anggaran BLU diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan/
gubernur/bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
PP No. 23/2005

Pasal 10 ayat (1):

BLU menyusun rencana strategis bisnis lima


tahunan dengan mengacu kepada Rencana
Strategis Kementerian Negara/Lembaga atau
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah..
PP No. 23/2005

Pasal 10 ayat (2):


BLU/BLUD menyusun RBA tahunan dengan mengacu kepada
rencana strategis bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
RBA memuat antara lain kondisi kinerja BLU/BLUD tahun
berjalan, asumsi makro dan mikro, target kinerja (output yang
terukur), analisis dan perkiraan biaya per output dan agregat,
perkiraan harga, anggaran, serta prognosa laporan keuangan. RBA
juga memuat prakiraan maju (forward estimate) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. RBA tersebut disusun
dengan menganut pola anggaran fleksibel (flexible budget) dengan
suatu persentase ambang batas tertentu. RBA dimaksud
merupakan refleksi program dan kegiatan dari kementerian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
PERUBAHAN PP No. 23/2005
ke PP No. 74/2012 (Pasal 10 ayat (3))
PP No. 23/2005 PP No. 74/2012
RBA sebagaimana dimaksud pada RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ayat (2) disusun berdasarkan disusun berdasarkan basis kinerja dan
perhitungan akuntansi biaya menurut jenis
basis kinerja dan perhitungan layanannya dengan mempertimbangkan
akuntansi biaya menurut jenis kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang
layanannya. diperkirakan akan diterima dari
masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD.
Penjelasan :
Penjelasan :
Dalam hal BLU di lingkungan pemerintah
(tidak ada). daerah ditunjuk sebagai pelaksana
anggaran dekonsentrasi/tugas pembantuan,
proses pengelolaan keuangannya
diselenggarakan secara terpisah
berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam
pelaksanaan APBN.
PERUBAHAN PP No. 23/2005
ke PP No. 74/2012
Pasal 10:
(3a) Perhitungan akuntansi biaya sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berdasarkan standar biaya yang ditetapkan oleh
pemimpin BLU.
(3b) Perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya paling
kurang menyajikan perhitungan biaya langsung dan biaya
tidak langsung.
(3c) Dalam hal BLU belum menyusun standar biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3a), BLU menggunakan standar biaya
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/
walikota sesuai dengan kewenangannya.
PERUBAHAN PP No. 23/2005
Ke PP No. 74/2012

PP No. 23/2005 PP No. 74/2012

Pasal 11 Ayat (1) : Pasal 11 Ayat (1) :


BLU mengajukan RBA kepada BLU mengajukan RBA kepada
menteri/pimpinan lembaga atau kepala
menteri/pimpinan lembaga/ kepala SKPD untuk memperoleh persetujuan
SKPD untuk dibahas sebagai sebagai bagian dari RKA-K/L atau
bagian dari RKA-KL, rencana kerja sebagai bagian dari RKA-SKPD.
dan anggaran SKPD, atau
Rancangan APBD.
Penjelasan :
Penjelasan : Ketentuan pengajuan RBA tidak berlaku
dalam hal BLU berkedudukan sebagai
(tidak ada). SKPD.
PERUBAHAN PP No. 23/2005
Ke PP No. 74/2012

PP No. 23/2005 PP No. 74/2012

Pasal 11 Ayat (2) : Pasal 11 Ayat (2) :


RBA sebagaimana dimaksud pada RBA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disertai dengan usulan ayat (1) disertai dengan usulan
standar pelayanan minimum dan standar pelayanan minimum dan
biaya dari keluaran yang akan standar biaya sebagaimana
dihasilkan. dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(3a).
Penjelasan :
(tidak ada). Penjelasan :
(tidak ada).
PERUBAHAN PP No. 23/2005
Ke PP No. 74/2012

PP No. 23/2005 PP No. 74/2012


Pasal 11 Ayat (3) : Pasal 11 Ayat (3) :
RBA BLU yang telah disetujui oleh
RBA BLU yang telah disetujui oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD menteri/pimpinan lembaga/Kepala SKPD
diajukan kepada Menteri diajukan kepada Menteri Keuangan
Keuangan/PPKD, sesuai dengan sebagai bagian RKA-K/L atau kepada PPKD
kewenangannya, sebagai bagian RKA-KL, sebagai bahan penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD.
rencana kerja dan anggaran SKPD, atau
Rancangan APBD.
Penjelasan :
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan,
Penjelasan : RBA BLU dikonsolidasikan dengan RKA-
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan, K/L, rencana kerja dan anggaran SKPD,
RBA BLU dikonsolidasikan dengan RKA- atau Rancangan Peraturan Daerah tentang
KL, rencana kerja dan anggaran SKPD, APBD.
atau Rancangan APBD.
PERUBAHAN PP No. 23/2005
Ke PP No. 74/2012

PP No. 23/2005 PP No. 74/2012


Pasal 11 Ayat (3a) : Pasal 11 Ayat (3a) :
Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L atau Pagu Anggaran
(tidak ada) BLU dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan
Penjelasan : surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu
(Tidak ada) kegiatan, satu output, dan jenis belanja.

Penjelasan :
Pendapatan BLU pada ketentuan ini meliputi seluruh
pendapatan BLU selain dari APBN/APBD. Rincian lebih
lanjut Pagu Anggaran BLU dituangkan dalam RBA.
PERUBAHAN PP No. 23/2005
Ke PP No. 74/2012

PP No. 23/2005 PP No. 74/2012


Pasal 11 Ayat (4) : Pasal 11 Ayat (4) :
Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan Menteri Keuangan atau Tim Anggaran
kewenangannya, mengkaji kembali Pemerintah Daerah sesuai dengan
standar biaya dan anggaran BLU dalam kewenangannya melakukan telaah
rangka pemrosesan RKA-KL, rencana terhadap RBA sebagai bagian dari
kerja dan anggaran SKPD, atau mekanisme pengajuan dan penetapan
Rancangan APBD sebagai bagian dari APBN/APBD.
mekanisme pengajuan dan penetapan
APBN/APBD. Penjelasan :
Yang dimaksud dengan “Tim Anggaran
Penjelasan : Pemerintah Daerah” adalah tim anggaran
(tidak ada) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah mengenai pengelolaan
keuangan daerah
PP No. 23/2005

Pasal 11 ayat (5):

BLU/BLUD menggunakan APBN/APBD yang


telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian
terhadap RBA menjadi RBA definitif.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BLUD
Prinsip: anggaran berbasis kinerja,
RBA perhitungan akuntansi biaya, kebutuhan
BLUD pendanaan, kemampuan pendapatan,
badan lain, APBN, APBD dan sumber
lainnya

 RBA, memuat:
RSB • kinerja tahun berjalan;
• asumsi makro dan mikro;
• target kinerja;
• analisis dan perkiraan biaya satuan;
 visi,
• perkiraan harga;
 misi,
• anggaran pendapatan dan biaya;
 program strategis, • besaran persentase ambang batas;
 pencapaian kinerja, • prognosa laporan keuangan;
 rencana pencapaian 5 th • perkiraan maju (forward estimate);
 proyeksi keuangan 5 th • rencana pengeluaran investasi/modal;
• ringkasan pendapatan dan biaya untuk
konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD.

Dipergunakan sbg dasar  usulan program, kegiatan, SPM dan biaya dari
penyusunan RBA dan keluaran yang akan dihasilkan
evaluasi kinerja
SISTEMATIKA
RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA)

BAB IV
BAB II BAB III PROYEKSI
BAB I LAPORAN BAB V
KINERJA BLUD RBA TAHUN YG
PENDAHULUAN KEUANGAN PENUTUP
T.A. BERJALAN DIANGGARKAN
TAHUN YG
DIANGGARKAN
DALAM RBA, SEMUA SUMBER DANA MASUK KERTAS KERJA BLUD SEBAGAI PERANGKAT DAERAH
(BLUD SELAKU ENTITAS (”SENDIRI”) YG UNTUK (KEKAYAAN DAERAH YG TIDAK DIPISAHKAN),
DIKELOLA ALA BISNIS MENYUSUN RBA) INTEGRASI KE RENCANA KERJA ANGGARAN DALAM FORMAT
DALAM APBD RBA MASUK KE DALAM APBD

AKUN: PENDAPATAN DAERAH


PENDAPATAN

KELOMPOK: PAD

PENDAPATAN, JENIS: LAIN-LAIN PAD YG SAH


BIAYA,
PENDAPATAN PENDANAAN OBJEK: PANDAPATAN BLUD
OPERASIONAL (dibuat rinci sama
BLUD dengan dana yg RINCIAN OBJEK: PENDAPATAN
bersumber dari BLUD …...
APBD)
BELANJA
1 (SATU) PROGRAM

1 (SATU) KEGIATAN
RBA-
BLUD 1 (SATU) OUTPUT

JENIS BELANJA

PEMBIAYAAN
(DI SKPKD)

 PROGRAM
BIAYA YG  KEGIATAN
PENDAPATAN DARI 
BERSUMBER DARI BELANJA OUTPUT
APBN/APBD  JENIS BELANJA
APBN/APBD
 OBJEK
 RINCIAN OBJEK
BLUD-SKPD BLUD-UNIT
RENSTRA BISNIS KERJA
(RSB)
DIKONSOLIDASIKAN

RKA-SKPD
RANPERDA APBD (BAGIAN DARI RKA-
SKPD)
RBA
(DIPERSAMAKAN SBG
RKA)
RBA-BAGIAN
DARI RANPERDA RBA-BAGIAN DARI
APBD RANPERDA APBD

DIBAHAS DI DPRD
TAHAPAN DAN JADWAL
PROSES PENYUSUNAN
KAPAN RBA PERMENDAGRI 52/2015 RKA/RBA, MENGIKUTI
(HAL-HAL KHUSUS LAINNYA TAHAPAN DAN JADWAL
DISUSUN ?? ANGKA 18)
PROSES PENYUSUNAN
APBD
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BLUD

PERDA APBD
BLUD - SKPD

RBA BLUD – SKPD/UNIT KERJA


PPKD TAPD
DITUANGKAN DLM
RANPERDA APBD PENELAAHAN
UNTUK DITETAPKAN
MENJADI PERDA MELAKUKAN PENYESUAIAN RBA
SKPD APBD
UNTUK DITETAPKAN MENJADI
RBA DEFINITIF
(psl 11 (5) PP 74/2012)
RKA-
RBA (dasar penyusunan DPA-BLUD)
SKPD
DIKONSOLIDASIKAN

BLUD – UNIT KERJA


PPKD

RBA TAHAPAN DAN JADWAL PROSES PENYUSUNAN RBA, MENGIKUTI


TAHAPAN DAN JADWAL PROSES PENYUSUNAN APBD
PENDAPATAN BLUD

 Pendapatan BLUD dapat bersumber dari:


Seluruh pendapatan BLUD kecuali
• jasa layanan
yang berasal dari hibah terikat,
• hibah dapat dikelola langsung untuk
• hasil kerjasama dengan pihak lain membiayai pengeluaran BLUD
• APBD sesuai RBA.
• APBN; dan
• lain-lain pendapatan BLUD yang
sah.

 Seluruh pendapatan BLUD dari jasa layanan,


hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain
dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah, Seluruh pendapatan
dilaksanakan melalui rekening kas BLUD dan dilaporkan kepada PPKD
dicatat dalam kode rekening kelompok setiap triwulan
pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek
pendapatan BLUD
PENGANGGARAN PENDAPATAN BLUD PADA APBD
(Pasal 60 s.d Pasal 61 Permendagri 61/2007)

RBA APBD
(Pasal 26 Permendagri 13/2006
PENDAPATAN BLUD beserta perubahannya)

JASA LAYANAN
KELOMPOK: PAD
HIBAH JENIS: LAIN-LAIN PAD YG SAH
OBYEK: PENDAPATAN DARI
HASIL KERJASAMA BLUD
DGN PIHAK LAIN RINCIAN OBYEK: …...
LAIN-LAIN PENDAPATAN
BLUD YG SAH

APBN
BUKAN
APBD RETRIBUSI DAERAH
PENDAPATAN BLUD DALAM APBD
URUSAN PEMERINTAHAN : X. XX. ...........................
ORGANISASI : X.XX.XX .......................

KODE REKENING URAIAN Jumlah Penjelasan


1 2 3 4
X X X X X X X 4 PENDAPATAN DAERAH
X X X X X X X 4 1 Pendapatan Asli Daerah
X X X X X X X 4 1 4 Lain-Lain PAD yang Sah
X X X X X X X 4 1 4 XX Pendapatan BLUD
X X X X X X X 4 1 4 XX 1 Pendapatan BLUD …………
a. Jasa layanan
b. Hibah
c. Kerjasama
d. Lain-lain pendapatan
BLUD yang sah
BIAYA BLUD

BIAYA BLUD BIAYA OPERASIONAL

mencakup seluruh biaya yang


menjadi beban BLUD dalam rangka
menjalankan tugas dan fungsi
BIAYA NON OPERASIONAL
mencakup seluruh biaya yang BIAYA PELAYANAN
menjadi beban BLUD dalam rangka mencakup seluruh biaya operasional
menunjang pelaksanaan tugas dan yang berhubungan langsung dengan
fungsi kegiatan pelayanan [pegawai,
bahan, jasa pelayanan,
mencakup biaya bunga, biaya pemeliharaan, barang & jasa,
administrasi bank, biaya kerugian pelayanan lain-lain]
penjualan aset tetap, biaya kerugian
penurunan nilai; dan biaya non BIAYA UMUM & ADM
operasional lain-lain.
mencakup seluruh biaya operasional yang
tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan pelayanan [pegawai, adm. Kantor,
pemeliharaan, barang & jasa, promosi,
umum & adm. Lain-lain]
STRUKTUR BIAYA BLUD
(Pasal 63 s.d Pasal 65 Permendagri 61/2007)

Biaya BLUD
Untuk membiayai : program peningkatan
pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan
pendukung pelayanan.

Biaya Operasional Biaya Non-Operasional


Dalam rangka menjalankan tugas dan Dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi fungsi

Biaya Pelayanan Biaya Umum & Administrasi


Berhubungan langsung Tidak berhubungan langsung dengan
dengan kegiatan pelayanan kegiatan pelayanan

1. biaya pegawai; 1. biaya pegawai; 1. biaya bunga;


2. biaya bahan; 2. biaya administrasi kantor; 2. biaya administrasi bank;
3. biaya jasa pelayanan; 3. biaya pemeliharaan; 3. biaya kerugian penjualan aset tetap;
4. biaya pemeliharaan; 4. biaya barang dan jasa; 4. biaya kerugian penurunan nilai; dan
5. biaya barang dan jasa; 5. Biaya promosi; dan 5. biaya non operasional lain-lain.
6. biaya pelayanan lain 6. biaya umum & administrasi lain

Biaya depresiasi & amortisasi Biaya depresiasi & amortisasi


KONSOLIDASI BIAYA BLUD KE DALAM BELANJA APBD
(Menurut PP 74/12, Permendagri 61/07 dan Permendagri 13/06)
STRUKTUR APBD/DPA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA PEGAWAI

BELANJA LANGSUNG
PROGRAM ............
KEGIATAN 1
Belanja Pegawai
Belajan Barang/Jasa
Belanja Modal

KEGIATAN 2
Belanja Pegawai
Belajan Barang/Jasa
Belanja Modal

PROGRAM ............
PROGRAM LAYANAN BLUD
KEGIATAN LAYANAN BLUD
Belanja Pegawai
Belanja Barang/Jasa
Belanja Modal

61
PERATURAN
DAERAH TTG
APBD

UNTUK DANA YG
BERSUMBER DARI
NON APBN/APBD
PASAL 11 AYAT (3a) (termasuk
PP 74/2012 TTG SURPLUS BLUD)
PERUBAHAN PP
23/2005
PERATURAN
KEPALA DAERAH
1 (SATU) PROGRAM
TTG
PENJABARAN
1 (SATU) KEGIATAN; APBD

1 (SATU) OUTPUT;

JENIS BELANJA
PENGANGGARAN BIAYA BLUD KE DALAM BELANJA APBD
(Pasal 63 s.d Pasal 65 Permendagri 61/2007)

RBA APBD
(BIAYA) (BELANJA)

PROGRAM
BIAYA
OPERASIONAL
PENINGKATAN
PELAYANAN

BIAYA KELOMPOK JENIS


PELAYANAN
KEGIATAN
BELANJA TIDAK BELANJA
PEGAWAI TIDAK
LANGSUNG
BIAYA PELAYANAN SAMPAI
UMUM DAN BELANJA BELANJA BARANG OBYEK DAN
LANGSUNG DAN JASA
ADM Pasal 11 ayat RINCIAN
(3a) PP 74/2012
OBYEK
BELANJA MODAL
BIAYA NON LEBIH
OPERASIONAL FLEKSIBEL PELAYANAN
MELAKUKAN MENINGKAT
PERGESERAN
BIAYA BLUD
 Pengeluaran BLUD yg bersumber dari:
• jasa layanan Seluruh pengeluaran BLUD kecuali
• hibah yang berasal dari APBD/APBN,
• hasil kerjasama dengan pihak lain disampaikan kepada PPKD setiap
• APBD triwulan
• APBN; dan
• lain-lain pendapatan BLUD yang sah.

Seluruh pengeluaran BLUD dilakukan dgn menerbitkan


SPM Pengesahan yg dilampiri dgn SPTJ

 Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan.
• merupakan pengeluaran biaya yang disesuaikan dan signifikan dengan perubahan pendapatan dalam
ambang batas RBA yang telah ditetapkan secara definitif.
• hanya berlaku untuk biaya BLUD yang berasal dari pendapatan selain dari APBN/APBD dan hibah terikat.
• tidak berlaku untuk BLUD bertahap.
 Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLUD mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD kepada
PPKD melalui Sekretaris Daerah/Kepala SKPD.
 Ambang batas RBA, ditetapkan dengan besaran persentase.
• Besaran persentase ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan
operasional BLUD.
• ditetapkan dalam RBA dan DPA-BLUD oleh PPKD.
• merupakan kebutuhan yang dapat dlprediksl, dapat dicapai, terukur, rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan
FORMULASI AMBANG BATAS
(FLEXIBLE BUDGET)

A. Anggaran BLUD yang tercantum dalam RBA dapat bertambah atau berkurang
dari yang direncanakan sepanjang bertambah atau berkurangnya terkait
dengan pendapatan secara proporsional ( flexible budget ).
B. Flexible budget tersebut ditetapkan dengan besaran ambang batas, dihitung
dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional, antara lain
kecenderungan ( trend ) naik/turun selisih antara anggaran pendapatan jasa
layanan dan realisasi dua tahun anggaran sebelumnya, serta selisih antara
anggaran pendapatan jasa layanan dan prognosa tahun anggaran berjalan.
C. Ambang batas ditetapkan dengan besaran prosentase dari pendapatan jasa
layanan yang tercantum dalam RBA tahun anggaran yang dianggarkan. Hal
tersebut dapat dilakukan apabila volume kegiatan pelayanan dan pendapatan
jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama, dan lain-lain pendapatan
BLUD diprediksi melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan dalam RBA
tahun yang dianggarkan.
FORMULASI AMBANG BATAS
(FLEXIBLE BUDGET)

Contoh penentuan ambang batas RBA Tahun Anggaran (20XX+1), dibuat pada
saat penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD untuk Tahun
Anggaran (20XX):

Tabel Anggaran Pendapatan dan Realisasi/Prognosa BLUD yang bersumber dari


Jasa Layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama, dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah, TA (20XX-2), (20XX-1), dan (20XX)

REALISASI/ SELISIH
NO TAHUN ANGGARAN
PROGNOSA Rp %
1 2 3 4 5 = (4-3) 6 = 5/3
1 20XX-2 5.000 7.000 2.000 40,00
2 20XX-1 9.000 11.000 3.000 33,33
3 20XX 11.000 15.000 4.000 36,36
JUMLAH 109,69
FORMULASI AMBANG BATAS
(FLEXIBLE BUDGET)

Berdasarkan tabel, didapat besaran ambang batas RBA tahun anggaran (20XX+1)
= (109,69 : 3) = 36,56% dari rencana biaya yang bersumber dari pendapatan
jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama, dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah, Tahun Anggaran (20XX+1). Untuk itu, apabila rencana biaya bersumber
dari pendapatan jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama, dan lain-lain
pendapatan BLUD yang sah, Tahun Anggaran (20XX+1), misal diperkirakan
Rp.13.000.000.000,- maka besaran ambang batas 36,56% X Rp13.000.000.000,-
= Rp.4.752.800.000,- Dengan demikian, apabila realisasi biaya BLUD masih
dibawah (Rp.13.000.000.000,- + Rp.4.752.800.000,-) = Rp.17.752.800.000,-
BLUD dapat melaksanakan belanja dengan melaporkan kepada PPKD. Sedangkan
apabila pendapatan melebihi Rp.17.752.800.000,- BLUD dapat melaksanakan
belanja dari kelebihan pendapatan tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari
kepala daerah terlebih dahulu dan dituangkan dalam bentuk peraturan kepala
daerah.
BIAYA BLUD BELANJA DALAM APBD
Jenis Belanja dalam APBD

Belanja Tidak
Belanja Langsung
Langsung
No Biaya
Jumlah
Belanja
Belanja Belanja Belanja
Barang dan
Pegawai Pegawai Modal
Jasa
1 2 3 4 5 6 7

I. BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA PELAYANAN
1. Biaya Pegawai √ √
2. Biaya Bahan √ √
3. Biaya Jasa Pelayanan √ √
4. Biaya Pemeliharaan √ √
5. Biaya Barang dan Jasa √ √

6. Biaya pelayanan Lain-lain √ √


Belanja Tidak
Belanja Langsung
Langsung
No Biaya Belanja Jumlah
Belanja Belanja
Belanja Pegawai Barang dan
Pegawai Modal
Jasa
1 2 3 4 5 6 7
B. BIAYA UMUM DAN
ADMINISTRASI
1. Biaya Pegawai √ √ √
2. Biaya Administrasi Kantor √ √

3. Biaya Pemeliharaan √ √
4. Biaya Barang dan Jasa. √ √
5. Biaya Promosi √ √
6. Biaya Umum dan Administrasi √ √
Lain-lain
II. BIAYA NON OPERASIONAL

1. Biaya Bunga √ √
2. Biaya Administrasi Bank √ √
3. Kerugian Penjualan Aset Tetap √ √

4. Kerugian Penurunan Nilai √ √

5. Biaya Non Operasional Lain- √ √


BELANJA BLUD DALAM APBD
URUSAN PEMERINTAHAN : X. XX. ...........................
ORGANISASI : X.XX.XX................

JUMLAH
KODE REKENING URAIAN PENJELASAN
(Rp)

1 2 3 4

X X X X X PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS


PELAYANAN .......... PADA BLUD ......

X X X X X 5 1 Belanja Tidak Langsung

X X X X X 5 1 1 Belanja Pegawai (PNS)

X X X X X X Kegiatan Pelayanan

X X X X X 5 2 Belanja Langsung

X X X X X X 5 2 1 Belanja Pegawai

X X X X X X 5 2 2 Belanja Barang dan Jasa

X X X X X X 5 2 3 Belanja Modal
PENGELUARAN UNTUK PEMBELIAN INVESTASI

Jenis Belanja dalam APBD


Belanja Langsung
No Biaya Jumlah
Belanja Belanja Barang
Belanja Modal
Pegawai dan Jasa

1 2 3 4 5 6
PENGELUARAN INVESTASI

1. Pengeluaran pembelian √
tanah
2. Pengeluaran untuk sarana √
fisik
3. Pengeluaran untuk √
peralatan dan mesin
4. Pengeluaran sarana fisik √
lainnya
TOTAL BIAYA √
PENERIMAAN PENDANAAN
BLUD APBD
PEMBIAYAAN
No PENERIMAAN PENDANAAN Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Pembiayaan Pembiayaan
1 2 3 4 5
1. Penerimaan Pinjaman dari √ √
.........................
2. Penerimaan Pinjaman dari √ √
.........................
3. Penerimaan Pinjaman dari √ √
.........................
4. Dst .......................... √ √

JUMLAH √ √

Penerimaan pendanaan BLUD yg diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam APBD


pada akun pembiayaan, tercantum dalam organisasi Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD)
PENGELUARAN PENDANAAN
BLUD APBD
No PENGELUARAN PEMBIAYAAN
PENDANAAN Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Pembiayaan Pembiayaan
1 2 3 4 5
1. Pembayaran Pinjaman
kepada ...... √ √
2. Pembayaran Pinjaman
kepada ...... √ √
3. Pembayaran Pinjaman
kepada ...... √ √
4. Dst ..........................
√ √
JUMLAH √ √
Pengeluaran pendanaan BLUD yg diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam
APBD pada akun pembiayaan, tercantum dalam organisasi Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
PELAKSANAAN,
PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PP No. 23/2005

Pasal 12:
1) RBA BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) digunakan sebagai
acuan dalam menyusun dokumen pelaksanaan anggaran BLU untuk diajukan
kepada Menteri Keuangan/PPKD sesuai dengan kewenangannya.
2) Dokumen pelaksanaan anggaran BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit mencakup seluruh pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas,
serta jumlah dan kualitas jasa dan/atau barang yang akan dihasilkan oleh
BLU.
3) Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya, mengesahkan
dokumen pelaksanaan anggaran BLU paling lambat tanggal 31 Desember
menjelang awal tahun anggaran.
4) Dalam hal dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) belum disahkan oleh Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan
kewenangannya, BLU dapat melakukan pengeluaran paling tinggi sebesar
angka dokumen pelaksanaan anggaran tahun lalu.
PP No. 23/2005

Pasal 12:
5) Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri
Keuangan/PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi lampiran dari
perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembara/
gubernur/ bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya, dengan pimpinan
BLU yang bersangkutan.

Penjelasan:
Sebagai manifestasi dari hubungan kerja antara menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota dengan pimpinan BLU, kedua belah pihak
menandatangani perjanjian kinerja (a contractual performance agreement).
Dalam perjanjian tersebut, pihak terdahulu menugaskan pihak terakhir
untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen pelaksanaan anggaran, dan pihak yang terakhir
berhak mengelola dana sebagaimana tertuang dalam dokumen pelaksanaan
anggaran tersebut.
PP No. 23/2005

Pasal 12:
6) Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri
Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya, sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menjadi dasar bagi penarikan dana yang
bersumber dari APBN/APBD oleh BLU.

Penjelasan:
BLU berhak menarik dana secara berkala sebesar selisih
(mismatch) antara jumlah kas yang tersedia ditambah dengan
aliran kas masuk yang diharapkan dengan jumlah pengeluaran
yang diproyeksikan, dengan menerbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM).
PELAYANAN
PELAKSANAAN
ANGGARAN MENINGKAT
DAPAT
BIAYA/BELANJA MELAKUKAN
BLUD DILAPORKAN
PERGESERAN KEPADA PPKD
BERSUMBER ANGGARAN
DARI NON DALAM SATU
APBN/APBD JENIS BELANJA
BLUD DAPAT
PERGESERAN
MEMENUHI
ANGGARAN BLUD
KEBUTUHAN LAYANAN

PRINSIP PERTIMBANGAN

TERTIB ADMINISTRASI PRIORITAS PELAYANAN

EFEKTIVITAS PELAYANAN KECEPATAN PELAYANAN

EFISIENSI KESINAMBUNGAN LAYANAN

TRANSPARANSI KONDISI DARURAT

DAPAT
TIDAK MELEBIHI PAGU BELANJA
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Program dan kegiatan yang dibiayai dari DBH-CHT, DBH-DR, DAK, Dana BOS, Dana
Otonomi Khusus, Dana Infrastruktur untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, Dana
Insentif Daerah, Dana Darurat, dan dana transfer lainnya yang sudah jelas
peruntukannya serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/atau
mendesak lainnya yang belum cukup tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam
APBD, dapat dilaksanakan mendahului penetapan peraturan daerah tentang
Perubahan APBD dengan cara:

a. Menetapkan peraturan kepala daerah tentang perubahan penjabaran APBD dan


memberitahukan kepada Pimpinan DPRD;

b. Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan;

c. Ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD, atau dicantumkan dalam LRA,
apabila pemerintah daerah telah menetapkan perubahan APBD atau tidak melakukan perubahan
APBD.
PELAKSANAAN ANGGARAN BLUD

PPKD
 DASAR PENARIKAN DANA
BERSUMBER DARI APBD
PENGESAHAN
 UNTUK BELANJA PEGAWAI,
PELAKSANAAN BELANJA MODAN, BELANJA
DPA-BLUD ANGGARAN BARANG/JASA

 PENARIKAN DANA UNTUK


 PENDAPATAN DAN BIAYA BELANJA BARANG /JASA,
 PROYEKSI ARUS KAS SEBESAR SELISIH (MISMATCH)
 JUMLAH KUALITAS JUMLAH KAS YANG TERSEDIA
BARANG/JASA YANG AKAN DITAMBAH DENGAN ALIRAN
DIHASILKAN KAS MASUK YANG DIHARAPKAN
DENGAN JUMLAH
PENGELUARAN YANG
DIPROYEKSIKAN, DENGAN
MEMPERHATIKAN ANGGARAN
JIKA PPKD BELUM MENGESAHKAN DPA-BLUD, DAPAT
KAS YANG TELAH DITETAPKAN
MELAKUKAN PENGELUARAN SETINGGI-TINGGINYA DALAM DPA-BLUD
ANGKA TAHUN LALU
PELAKSANAAN ANGGARAN BLUD
MANIFESTASI HUBUNGAN KERJA
KDH DAN PEMIMPIN BLUD
PEMIMPIN BLUD KEPALA DAERAH

CONTRACTUAL
PERJAJIAN KINERJA PERFORMANCE
AGREEMENT

KDH MENUGASKAN PEMIMPIN BLUD


UNTUK MENYEIENGGARAKAN KEGIATAN
DPA-BLUD PELAYANAN UMUM DAN BERHAK
MENGELOLA DANA SESUAI YANG
TERCANTUM DALAM DPA-BLUD
 MEMUAT KESANGGUPAN UNTUK
MENINGKATKAN:
• KINERJA PELAYANAN BAGI
MASYARAKAT;
• KINERJA KEUANGAN;
• MANFAAT BAGI MASYARAKAT.
DALAM RBA, SEMUA SUMBER DANA MASUK KERTAS KERJA BLUD SEBAGAI PERANGKAT DAERAH
(BLUD SELAKU ENTITAS (”SENDIRI”) YG UNTUK (KEKAYAAN DAERAH YG TIDAK DIPISAHKAN),
DIKELOLA ALA BISNIS MENYUSUN RBA) INTEGRASI KE RENCANA KERJA ANGGARAN DALAM FORMAT
DALAM APBD RBA MASUK KE DALAM APBD

AKUN: PENDAPATAN DAERAH


PENDAPATAN PENDAPATAN

KELOMPOK: PAD

JENIS: LAIN-LAIN PAD YG SAH


PENDAPATAN/BIAYA
(BERSUMBER DARI OBJEK: PANDAPATAN BLUD
PENDAPATAN PENDAPATAN
OPERASIONAL BLUD OPERASIONAL BLUD)
RINCIAN OBJEK: PENDAPATAN
DAN PENDANAAN BLUD …...

BELANJA
BELANJA 1 (SATU) PROGRAM

DPA- 1 (SATU) KEGIATAN

BLUD 1 (SATU) OUTPUT

JENIS BELANJA

PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN (DI SKPKD)

 PROGRAM
BIAYA YG  KEGIATAN
PENDAPATAN DARI  OUTPUT
BERSUMBER DARI BELANJA
APBN/APBD  JENIS BELANJA
APBN/APBD
 OBJEK
 RINCIAN OBJEK
PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BIAYA/BELANJA
BLUD

PENGESAHAN
PENDAPATAN DILAMPIRKAN
LAPORAN
BLUD SPTJ
PENDAPATAN

DISAMPAIKAN/
SUMBER DILAPORKAN
NON KE PPKD PER
TRIWULAN
APBN
PENGESAHAN
LAPORAN DILAMPIRKAN
BIAYA BLUD BIAYA (SPM SPTJ
PENGESAHAN)
PENGELOLAAN KAS BLUD

TRANSAKSI PENERIMAAN  Dalam pengelolaan kas, BLUD


MELALUI REKENING KAS BLUD menyeienggarakan:
• perencanaan penerimaan dan
pengeluaran kas;
 JASA LAYANAN • pemungutan pendapatan atau
 HIBAH tagihan;
 HASIL KERJASAMA DG PIHAK • penyimpanan kas dan mengelola
KETIGA rekening bank;
 LAIN-LAIN PENDAPATAN • pembayaran;
BLUD • perolehan sumber dana untuk
menutup defisit jangka pendek;
• pemanfaatan surplus kas jangka
pendek untuk memperoleh
pendapatan tambahan.
 Penerimaan BLUD pada setiap hari
disetorkan seluruhnya ke rekening kas
BLUD dan dilaporkan kepada pejabat
keuangan BLUD.
AKUNTANSI BLUD

 BLUD menyelenggarakan akuntansi dan iaporan keuangan sesuai dengan


standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi
Indonesia untuk manajemen bisnis yang sehat.
 Penyelenggaraan akuntansi dan laporan keuangan menggunakan basis
akrual baik dalam pengakuan pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas
dana yg diatur lbh lanjut dgn peraturan pemimpin BLUD
 Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi akuntansi Indonesia, BLUD dapat menerapkan standar akuntansi industri
yang spesifik setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.
 BLUD mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan berpedoman
pada standar akuntansi yang berlaku untuk BLUD yang bersangkutan dan
ditetapkan oleh KDH dengan Perkada
LAPORAN
KEUANGAN SAK
BLUD, terdiri
dari:
DISUSUN DAN
MENYAMPAIKAN
PER SEMESTERAN
DAN TAHUNAN KE
NERACA PPKD

LAPORAN
OPERASIONAL DISUSUN DAN
MENYAMPAIKAN
PER TRIWULAN KE
PPKD
LAPORAN
ARUS KAS
KONSOLIDASIAN KE
DALAM LAPORAN
KEUANGAN PEMDA
CaLK (SAP)

DILAMPIRKAN LAPORAN KINERJA  CAPAIAN HASIL/KELUARAN


BLUD DAN DIAUDIT OLEH PEMERIKSA EKSTERNAL SESUAI
PERUU-AN
DIBERIKAN FLEKSIBILITAS
MEMBERIKAN ”DIKECUALIKAN DARI
PELAYANAN PADA MASY ESENSI ATURAN PENGELOLAAN
JANGAN TERKENDALA KEUANGAN YG BERLAKU
MASALAH REGULASI BLUD UMUM”  TAPI HARUS ADA
(MASY TIDAK MAU TAHU) ATURAN MAIN (PerKDH)

DARI SEGI PENGELOLAAN


MENINGKATKAN
KEUANGANNYA BISA
PELAYANAN DAN DIPERTANGGUJAWABKAN
EFISIENSI ANGGARAN DAN LEBIH EFISIEN
IMPLIKASI UMUM PENERAPAN
PPK-BLUD ASPEK KEUANGAN

KENDALI PPKD THD PENGELOLAAN


KEUANGAN BLUD BERKURANG, PPKD BLUD MEMILIKI OTONOMI DLM
HANYA FOKUS PADA KONTROL OUTPUT PENGELOLAAN KEUANGAN

SELURUH ANGGR UTK KEGIATAN BLUD


TERCANTUM DLM RBA DAN DPA BLUD PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD HARUS
(BELANJA PEGAWAI, BARANG/JASA DAN EFISIEN
BELANJA MODAL

RBA, LAP KEU DAN KINERJA BLUD


DISUSUN DAN DISAJIKAN SBG BAGIAN
YG TIDAK TERPISAHKAN DARI RKA, LAP
KEU DAN KINERJA PEMDA
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai