Implementasi PPK-BLUD - Subdit BLUD PDF
Implementasi PPK-BLUD - Subdit BLUD PDF
Implementasi PPK-BLUD - Subdit BLUD PDF
UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG
NO. 17 TAHUN 2003 TTG NO. 23 TAHUN 2014 TTG
KEUANGAN NEGARA PEMERINTAHAN DAERAH
MELINDUNGI
MASYARAKAT
MENYEDIAKAN MENINGKATKAN
FASILITAS SOSIAL KUALITAS
DAN FASILITAS KEHIDUPAN
UMUM YG LAYAK MASYARAKAT
PEMDA MAMPU
MENYEDIAKAN
PELAYANAN
MASYARAKAT,
ANTARA LAIN:
MENINGKATKAN MENINGKATKAN
PELAYANAN DASAR PELAYANAN DASAR
KESEHATAN PENDIDIKAN
IMPLEMENTASI BLUD
SUSAH BELUM
MERUBAH
HAL YG BARU BAGI PEMDA DIANGGAP
POLA PIKIR (KURANGNYA PEMAHAMAN) PRIORITAS
KDH, WAKIL
TERBATASNYA
SDM YG KDH, DPRD,
MEMAHAMI
INTERNAL EKSTERNAL TAPD, KEPALA
OPERASIONAL BIRO/BAG KEU,
BLUD HUKUM, DLL
BELUM OPTIMAL
BELUM OPTIMAL
PERATURAN
KDH UU
Pasal 2 ayat 23/2014
(7) Permendagri Pasal 346
61/2007
DASAR
HUKUM
PERATURAN
MENTERI BLUD PP 58/2005
DALAM Pasal 145-
NEGERI 150
61/2007
PP PP
74/2012 23/2005
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Pasal 68 dan Pasal 69 UU 1/2004
1) BLU dibentuk untuk meningkatkan 1) Setiap BLU wajib menyusun RKA tahunan.
pelayanan kepada masyarakat dalam 2) RKA serta laporan keuangan dan kinerja BLU
rangka memajukan kesejahteraan umum disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan
2) Kekayaan Badan Layanan Umum merupakan dan kinerja Kementerian
kekayaan negara/daerah yang tidak Negara/Lembaga/pemerintah daerah.
dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan 3) Pendapatan dan belanja Badan Layanan Umum
sepenuhnya untuk menyelenggarakan dalam RKA tahunan sebagaimana dimaksud
kegiatan BLU yang bersangkutan. pada ayat (1) dan ayat (2) dikonsolidasikan
3) Pembinaan keuangan BLU pemerintah pusat dalam RKA Kementerian Negara/Lembaga/
pemerintah daerah yang bersangkutan.
dilakukan oleh Menteri Keuangan dan
4) Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan
pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang
dengan jasa layanan yang diberikan merupakan
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan
Pendapatan Negara/Daerah.
yang bersangkutan. 5) BLU dapat memperoleh hibah atau sumbangan
4) Pembinaan keuangan BLU pemerintah daerah dari masyarakat atau badan lain.
dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan 6) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat
daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh (4) dan ayat (5) dapat digunakan langsung untuk
kepala satuan kerja perangkat daerah yang membiayai belanja BLU yang bersangkutan.
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan 7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan
yang bersangkutan. keuangan BLU diatur dalam PP.
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Penjelasan UU 1/2004
Pasal 1 angka 2, bahwa Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya
disebut PPK-BLU, adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.
TUJUAN
BLUD
PENGELOLAAN
PENDAPATAN
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
BARANG DAN
BELANJA
JASA
FLEKSIBILITAS
BLUD
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
SDM PNS DAN
TARIF
NON PNS
PENGELOLAAN
UTANG DAN
PIUTANG
FLEKSIBILITAS
BLUD
REMUNERASI
DEWAN
PENGAWAS
PENGELOLAAN
KERJASAMA
DAN INVESTASI
PENGELOLAAN
SURPLUS
PENGELOLAAN
BARANG
FLEKSIBILITAS BLUD
PENGELOLAAN INVESTASI
PENGELOLAAN UTANG
PENNGADAAN BARANG/JASA
PENDAPATAN
Permendagri 13/2006, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Permendagri 21/2011 ttg Pedoman Pasal 216 ayat (1), ayat (7)
Pengelolaan Keuda
TARIF
SKPD/UNIT KERJA
• DITETAPKAN DGN PERATURAN DAERAH SESUAI DGN
KEBUTUHAN DAN
(PERDA) PERKEMBANGAN
KEADAAN, DGN
BLUD MEMPERTIMBANGKAN
KONTINUITAS DAN
• DITETAPKAN DGN PERATURAN KDH PENGEMBANGAN
LAYANAN, DAYA BELI
MASY, SERTA
BUMD/PERUSDA KOMPETISI YG SEHAT
SKPD/UNIT
BLUD BUMD/ PERUSDA
KERJA
BUMD/
• DIATUR SENDIRI
PERUSDA
SKPD/UNIT
• PNS
KERJA
SESUAI DGN
KEBUTUHAN DAN
• PNS DAN NON PNS PROFESIONALISME
BLUD (EFISIEN, EKONOMIS,
DAN PRODUKTIF)
BUMD/
• NON PNS
PERUSDA
PENGHAPUSAN
• DAPAT MENGHAPUS ASET TIDAK TETAP (BARANG ASET TETAP
BLUD
INVENTARIS) (SESUAI PERUU-
AN)
• DIATUR SENDIRI
BUMD/
PERUSDA
Permendagri 17/2007, Permendagri 19/2016 ttg Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah -
INVESTASI
SKPD/UNIT BUMD/
BLUD
KERJA PERUSDA
INVESTASI JK PANJANG,
DGN PERSETUJUAN KDH
SKPD/ BUMD/
BLUD
UNIT KERJA PERUSDA
2. Penetapan BLUD
(Keputusan Kepala Daerah)
Kebijakan Akuntansi
5.
(Peraturan Kepala Daerah)
7. Pengaturan Kerjasama
(Peraturan Kepala Daerah)
Pengaturan Remunerasi
8.
(Peraturan Kepala Daerah)
PERATURAN-PERATURAN YANG HARUS DISIAPKAN
PEMERINTAH DAERAH UNTUK IMPLEMENTASI BLUD
Pengaturan Tarif
13.
(Peraturan Kepala Daerah)
Pengaturan Investasi
17.
(Peraturan Kepala Daerah)
DIBERIKAN
HARUS MANDIRI ?? MENINGKATKAN
FLEKSIBILITAS DLM PELAYANANNYA DAN
(sering salah
PENGELOLAAN EFISIENSI ANGGARAN
penafsiran)
KEUANGANNYA
Pasal 13:
Penjelasan :
Pendapatan BLU pada ketentuan ini meliputi seluruh
pendapatan BLU selain dari APBN/APBD. Rincian lebih
lanjut Pagu Anggaran BLU dituangkan dalam RBA.
PERUBAHAN PP No. 23/2005
Ke PP No. 74/2012
RBA, memuat:
RSB • kinerja tahun berjalan;
• asumsi makro dan mikro;
• target kinerja;
• analisis dan perkiraan biaya satuan;
visi,
• perkiraan harga;
misi,
• anggaran pendapatan dan biaya;
program strategis, • besaran persentase ambang batas;
pencapaian kinerja, • prognosa laporan keuangan;
rencana pencapaian 5 th • perkiraan maju (forward estimate);
proyeksi keuangan 5 th • rencana pengeluaran investasi/modal;
• ringkasan pendapatan dan biaya untuk
konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD.
Dipergunakan sbg dasar usulan program, kegiatan, SPM dan biaya dari
penyusunan RBA dan keluaran yang akan dihasilkan
evaluasi kinerja
SISTEMATIKA
RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA)
BAB IV
BAB II BAB III PROYEKSI
BAB I LAPORAN BAB V
KINERJA BLUD RBA TAHUN YG
PENDAHULUAN KEUANGAN PENUTUP
T.A. BERJALAN DIANGGARKAN
TAHUN YG
DIANGGARKAN
DALAM RBA, SEMUA SUMBER DANA MASUK KERTAS KERJA BLUD SEBAGAI PERANGKAT DAERAH
(BLUD SELAKU ENTITAS (”SENDIRI”) YG UNTUK (KEKAYAAN DAERAH YG TIDAK DIPISAHKAN),
DIKELOLA ALA BISNIS MENYUSUN RBA) INTEGRASI KE RENCANA KERJA ANGGARAN DALAM FORMAT
DALAM APBD RBA MASUK KE DALAM APBD
KELOMPOK: PAD
1 (SATU) KEGIATAN
RBA-
BLUD 1 (SATU) OUTPUT
JENIS BELANJA
PEMBIAYAAN
(DI SKPKD)
PROGRAM
BIAYA YG KEGIATAN
PENDAPATAN DARI
BERSUMBER DARI BELANJA OUTPUT
APBN/APBD JENIS BELANJA
APBN/APBD
OBJEK
RINCIAN OBJEK
BLUD-SKPD BLUD-UNIT
RENSTRA BISNIS KERJA
(RSB)
DIKONSOLIDASIKAN
RKA-SKPD
RANPERDA APBD (BAGIAN DARI RKA-
SKPD)
RBA
(DIPERSAMAKAN SBG
RKA)
RBA-BAGIAN
DARI RANPERDA RBA-BAGIAN DARI
APBD RANPERDA APBD
DIBAHAS DI DPRD
TAHAPAN DAN JADWAL
PROSES PENYUSUNAN
KAPAN RBA PERMENDAGRI 52/2015 RKA/RBA, MENGIKUTI
(HAL-HAL KHUSUS LAINNYA TAHAPAN DAN JADWAL
DISUSUN ?? ANGKA 18)
PROSES PENYUSUNAN
APBD
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BLUD
PERDA APBD
BLUD - SKPD
RBA APBD
(Pasal 26 Permendagri 13/2006
PENDAPATAN BLUD beserta perubahannya)
JASA LAYANAN
KELOMPOK: PAD
HIBAH JENIS: LAIN-LAIN PAD YG SAH
OBYEK: PENDAPATAN DARI
HASIL KERJASAMA BLUD
DGN PIHAK LAIN RINCIAN OBYEK: …...
LAIN-LAIN PENDAPATAN
BLUD YG SAH
APBN
BUKAN
APBD RETRIBUSI DAERAH
PENDAPATAN BLUD DALAM APBD
URUSAN PEMERINTAHAN : X. XX. ...........................
ORGANISASI : X.XX.XX .......................
Biaya BLUD
Untuk membiayai : program peningkatan
pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan
pendukung pelayanan.
BELANJA LANGSUNG
PROGRAM ............
KEGIATAN 1
Belanja Pegawai
Belajan Barang/Jasa
Belanja Modal
KEGIATAN 2
Belanja Pegawai
Belajan Barang/Jasa
Belanja Modal
PROGRAM ............
PROGRAM LAYANAN BLUD
KEGIATAN LAYANAN BLUD
Belanja Pegawai
Belanja Barang/Jasa
Belanja Modal
61
PERATURAN
DAERAH TTG
APBD
UNTUK DANA YG
BERSUMBER DARI
NON APBN/APBD
PASAL 11 AYAT (3a) (termasuk
PP 74/2012 TTG SURPLUS BLUD)
PERUBAHAN PP
23/2005
PERATURAN
KEPALA DAERAH
1 (SATU) PROGRAM
TTG
PENJABARAN
1 (SATU) KEGIATAN; APBD
1 (SATU) OUTPUT;
JENIS BELANJA
PENGANGGARAN BIAYA BLUD KE DALAM BELANJA APBD
(Pasal 63 s.d Pasal 65 Permendagri 61/2007)
RBA APBD
(BIAYA) (BELANJA)
PROGRAM
BIAYA
OPERASIONAL
PENINGKATAN
PELAYANAN
Pengeluaran biaya BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan.
• merupakan pengeluaran biaya yang disesuaikan dan signifikan dengan perubahan pendapatan dalam
ambang batas RBA yang telah ditetapkan secara definitif.
• hanya berlaku untuk biaya BLUD yang berasal dari pendapatan selain dari APBN/APBD dan hibah terikat.
• tidak berlaku untuk BLUD bertahap.
Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLUD mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD kepada
PPKD melalui Sekretaris Daerah/Kepala SKPD.
Ambang batas RBA, ditetapkan dengan besaran persentase.
• Besaran persentase ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan
operasional BLUD.
• ditetapkan dalam RBA dan DPA-BLUD oleh PPKD.
• merupakan kebutuhan yang dapat dlprediksl, dapat dicapai, terukur, rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan
FORMULASI AMBANG BATAS
(FLEXIBLE BUDGET)
A. Anggaran BLUD yang tercantum dalam RBA dapat bertambah atau berkurang
dari yang direncanakan sepanjang bertambah atau berkurangnya terkait
dengan pendapatan secara proporsional ( flexible budget ).
B. Flexible budget tersebut ditetapkan dengan besaran ambang batas, dihitung
dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional, antara lain
kecenderungan ( trend ) naik/turun selisih antara anggaran pendapatan jasa
layanan dan realisasi dua tahun anggaran sebelumnya, serta selisih antara
anggaran pendapatan jasa layanan dan prognosa tahun anggaran berjalan.
C. Ambang batas ditetapkan dengan besaran prosentase dari pendapatan jasa
layanan yang tercantum dalam RBA tahun anggaran yang dianggarkan. Hal
tersebut dapat dilakukan apabila volume kegiatan pelayanan dan pendapatan
jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama, dan lain-lain pendapatan
BLUD diprediksi melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan dalam RBA
tahun yang dianggarkan.
FORMULASI AMBANG BATAS
(FLEXIBLE BUDGET)
Contoh penentuan ambang batas RBA Tahun Anggaran (20XX+1), dibuat pada
saat penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD untuk Tahun
Anggaran (20XX):
REALISASI/ SELISIH
NO TAHUN ANGGARAN
PROGNOSA Rp %
1 2 3 4 5 = (4-3) 6 = 5/3
1 20XX-2 5.000 7.000 2.000 40,00
2 20XX-1 9.000 11.000 3.000 33,33
3 20XX 11.000 15.000 4.000 36,36
JUMLAH 109,69
FORMULASI AMBANG BATAS
(FLEXIBLE BUDGET)
Berdasarkan tabel, didapat besaran ambang batas RBA tahun anggaran (20XX+1)
= (109,69 : 3) = 36,56% dari rencana biaya yang bersumber dari pendapatan
jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama, dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah, Tahun Anggaran (20XX+1). Untuk itu, apabila rencana biaya bersumber
dari pendapatan jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama, dan lain-lain
pendapatan BLUD yang sah, Tahun Anggaran (20XX+1), misal diperkirakan
Rp.13.000.000.000,- maka besaran ambang batas 36,56% X Rp13.000.000.000,-
= Rp.4.752.800.000,- Dengan demikian, apabila realisasi biaya BLUD masih
dibawah (Rp.13.000.000.000,- + Rp.4.752.800.000,-) = Rp.17.752.800.000,-
BLUD dapat melaksanakan belanja dengan melaporkan kepada PPKD. Sedangkan
apabila pendapatan melebihi Rp.17.752.800.000,- BLUD dapat melaksanakan
belanja dari kelebihan pendapatan tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari
kepala daerah terlebih dahulu dan dituangkan dalam bentuk peraturan kepala
daerah.
BIAYA BLUD BELANJA DALAM APBD
Jenis Belanja dalam APBD
Belanja Tidak
Belanja Langsung
Langsung
No Biaya
Jumlah
Belanja
Belanja Belanja Belanja
Barang dan
Pegawai Pegawai Modal
Jasa
1 2 3 4 5 6 7
I. BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA PELAYANAN
1. Biaya Pegawai √ √
2. Biaya Bahan √ √
3. Biaya Jasa Pelayanan √ √
4. Biaya Pemeliharaan √ √
5. Biaya Barang dan Jasa √ √
3. Biaya Pemeliharaan √ √
4. Biaya Barang dan Jasa. √ √
5. Biaya Promosi √ √
6. Biaya Umum dan Administrasi √ √
Lain-lain
II. BIAYA NON OPERASIONAL
1. Biaya Bunga √ √
2. Biaya Administrasi Bank √ √
3. Kerugian Penjualan Aset Tetap √ √
JUMLAH
KODE REKENING URAIAN PENJELASAN
(Rp)
1 2 3 4
X X X X X X Kegiatan Pelayanan
X X X X X 5 2 Belanja Langsung
X X X X X X 5 2 1 Belanja Pegawai
X X X X X X 5 2 3 Belanja Modal
PENGELUARAN UNTUK PEMBELIAN INVESTASI
1 2 3 4 5 6
PENGELUARAN INVESTASI
1. Pengeluaran pembelian √
tanah
2. Pengeluaran untuk sarana √
fisik
3. Pengeluaran untuk √
peralatan dan mesin
4. Pengeluaran sarana fisik √
lainnya
TOTAL BIAYA √
PENERIMAAN PENDANAAN
BLUD APBD
PEMBIAYAAN
No PENERIMAAN PENDANAAN Penerimaan Pengeluaran Jumlah
Pembiayaan Pembiayaan
1 2 3 4 5
1. Penerimaan Pinjaman dari √ √
.........................
2. Penerimaan Pinjaman dari √ √
.........................
3. Penerimaan Pinjaman dari √ √
.........................
4. Dst .......................... √ √
JUMLAH √ √
Pasal 12:
1) RBA BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) digunakan sebagai
acuan dalam menyusun dokumen pelaksanaan anggaran BLU untuk diajukan
kepada Menteri Keuangan/PPKD sesuai dengan kewenangannya.
2) Dokumen pelaksanaan anggaran BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit mencakup seluruh pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas,
serta jumlah dan kualitas jasa dan/atau barang yang akan dihasilkan oleh
BLU.
3) Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya, mengesahkan
dokumen pelaksanaan anggaran BLU paling lambat tanggal 31 Desember
menjelang awal tahun anggaran.
4) Dalam hal dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) belum disahkan oleh Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan
kewenangannya, BLU dapat melakukan pengeluaran paling tinggi sebesar
angka dokumen pelaksanaan anggaran tahun lalu.
PP No. 23/2005
Pasal 12:
5) Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri
Keuangan/PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi lampiran dari
perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembara/
gubernur/ bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya, dengan pimpinan
BLU yang bersangkutan.
Penjelasan:
Sebagai manifestasi dari hubungan kerja antara menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota dengan pimpinan BLU, kedua belah pihak
menandatangani perjanjian kinerja (a contractual performance agreement).
Dalam perjanjian tersebut, pihak terdahulu menugaskan pihak terakhir
untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum sesuai dengan yang
tercantum dalam dokumen pelaksanaan anggaran, dan pihak yang terakhir
berhak mengelola dana sebagaimana tertuang dalam dokumen pelaksanaan
anggaran tersebut.
PP No. 23/2005
Pasal 12:
6) Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri
Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya, sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menjadi dasar bagi penarikan dana yang
bersumber dari APBN/APBD oleh BLU.
Penjelasan:
BLU berhak menarik dana secara berkala sebesar selisih
(mismatch) antara jumlah kas yang tersedia ditambah dengan
aliran kas masuk yang diharapkan dengan jumlah pengeluaran
yang diproyeksikan, dengan menerbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM).
PELAYANAN
PELAKSANAAN
ANGGARAN MENINGKAT
DAPAT
BIAYA/BELANJA MELAKUKAN
BLUD DILAPORKAN
PERGESERAN KEPADA PPKD
BERSUMBER ANGGARAN
DARI NON DALAM SATU
APBN/APBD JENIS BELANJA
BLUD DAPAT
PERGESERAN
MEMENUHI
ANGGARAN BLUD
KEBUTUHAN LAYANAN
PRINSIP PERTIMBANGAN
DAPAT
TIDAK MELEBIHI PAGU BELANJA
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Program dan kegiatan yang dibiayai dari DBH-CHT, DBH-DR, DAK, Dana BOS, Dana
Otonomi Khusus, Dana Infrastruktur untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, Dana
Insentif Daerah, Dana Darurat, dan dana transfer lainnya yang sudah jelas
peruntukannya serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/atau
mendesak lainnya yang belum cukup tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam
APBD, dapat dilaksanakan mendahului penetapan peraturan daerah tentang
Perubahan APBD dengan cara:
c. Ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD, atau dicantumkan dalam LRA,
apabila pemerintah daerah telah menetapkan perubahan APBD atau tidak melakukan perubahan
APBD.
PELAKSANAAN ANGGARAN BLUD
PPKD
DASAR PENARIKAN DANA
BERSUMBER DARI APBD
PENGESAHAN
UNTUK BELANJA PEGAWAI,
PELAKSANAAN BELANJA MODAN, BELANJA
DPA-BLUD ANGGARAN BARANG/JASA
CONTRACTUAL
PERJAJIAN KINERJA PERFORMANCE
AGREEMENT
KELOMPOK: PAD
BELANJA
BELANJA 1 (SATU) PROGRAM
JENIS BELANJA
PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN (DI SKPKD)
PROGRAM
BIAYA YG KEGIATAN
PENDAPATAN DARI OUTPUT
BERSUMBER DARI BELANJA
APBN/APBD JENIS BELANJA
APBN/APBD
OBJEK
RINCIAN OBJEK
PELAKSANAAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BIAYA/BELANJA
BLUD
PENGESAHAN
PENDAPATAN DILAMPIRKAN
LAPORAN
BLUD SPTJ
PENDAPATAN
DISAMPAIKAN/
SUMBER DILAPORKAN
NON KE PPKD PER
TRIWULAN
APBN
PENGESAHAN
LAPORAN DILAMPIRKAN
BIAYA BLUD BIAYA (SPM SPTJ
PENGESAHAN)
PENGELOLAAN KAS BLUD
LAPORAN
OPERASIONAL DISUSUN DAN
MENYAMPAIKAN
PER TRIWULAN KE
PPKD
LAPORAN
ARUS KAS
KONSOLIDASIAN KE
DALAM LAPORAN
KEUANGAN PEMDA
CaLK (SAP)