Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH TERMODINAMIKA

PEMICU II – FIRST LAW OF THERMODYNAMICS

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Ahmad Tibrizi (1406568305)


Bilqis Nur Fadhilah (1606871341)
Fatima Vanessa (1606907865)
Ja’far Abduabdillah A. (1606907770)
Kemas Ahmad S. (1606908022)
Zata Amalia S. (1706104451)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan dan mencurahkan berkat serta rahmatnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Tak sedikit kendala yang kami alami dan hadapi dalam penyelesaian
makalah ini, namun semua itu tidaklah menurunkan niat kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini dengan maksimal dan tepat waktu.
Rasa serta ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam proses pembuatan hingga penyelesaian makalah ini.
Dimana pihak-pihak tersebut antara lain, Ibu Dr. Ir. Praswasti Pembangun Dyah
Kencana Wulan M.T. selaku dosen Termodinamika, teman-teman kelompok lain
dalam kelas yang telah memberikan kritik serta sarannya, dan keluarga yang telah
memberikan dukungan terhadap kami.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan
dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Segala kritik dan saran akan terima demi
meningkatnya ilmu pengetahuan dan perbaikan dalam membuat makalah lainnya.

Depok, 8 Maret 2018

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................................................................1


Kata Pengantar .........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I Soal dan Pembahasan ...................................................................................4
BAB II Kesimpulan ...............................................................................................30
Daftar Pustaka ........................................................................................................31

3
BAB I
Soal dan Pembahasan

Problem 1 :
The students in the Thermodynamics class have recently learned about PVT
properties of water / steam. Now, they feel that they are ready for the next step: to
learn the concept of mass and energy balances (first law of thermodynamics).
They asked their instructor to give them one easy problem to solve. Here’s the
problem they received: saturated steam having quality of 0,98 (98% mass as
saturated vapor) is available at 5 bar and 200°C. How do you combine the two
stream to produce a saturated stream at 5 bar? State your assumptions!

Jawab :

Laju alir massa pada titik inlet 2 (m2)


Langkah Pertama untuk menyelesaikan permasalahan pada sistem di atas adalah
dengan membuat asumsi-asumsi yang sesuai untuk mempermudah penyelesaian.

Asumsi :
1. Sistem terbuka tunak
2. Perubahan energi kinetik dan potensial diabaikan
3. Perpindahan kalor dan kerja sistem diabaikan

 Neraca Kesetimbangan Massa Sistem Tunak


min = mout
m1 + m2 = m3
 Menentukan neraca massa pada sistem
Asumsikan: m3 = 1 kg/s
 Saturated 5 bar
hf = 640.2 kj/kg
hf = 2749 kJ/kg
x = 0.98

4
h = 640.2kj/kg + 0,98 (2749 - 640.2) kj/kg = 2706.82
 Superheated at 5 bar 200℃
h = 2855 kJ/kg
x= m1 = umpan saturated
𝑘𝑔 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑥( )(2706.82 ) + (1 − 𝑥)𝑘𝑔/𝑠 (2855 ) = 2749𝑘𝐽/𝑠
𝑠 𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑘𝑔
𝑥 = 0.71 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 saturated 0.98
𝑠

0.29𝑘𝑔
𝑥= 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑝𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑡𝑒𝑑
𝑠

Problem 2 :
Discuss the relative importance of each mode of heat transfer present in the
following picture. Hint use the appropriate equation for each mode.

Jawab :
Kalor sebagai suatu bentuk energi dapat berpindah tempat dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dengan berbagai cara, yaitu :

1. Konduksi
Konduksi adalah hantaran kalor yang tidak disertai dengan
perpindahan partikel perantaranya. Pada hantaran kalor ini yang berpindah
hanyalah energinya, tanpa melibatkan partikel perantaranya, seperti
hantaran kalor pada logam yang dipanaskan dari satu ujung ke ujung
lainnya seperti pada gambar. Saat ujung B dipanaskan, maka ujung A lama
kelamaan akan mengalami pemanasan juga, hal tersebut dikarenakan
energi kalor yang menggetarkan molekul-molekul di ujung B turut
menggetarkan molekul-molekul yang ada disampingnya hingga mencapai
titik A. sehingga dapat disimpulkan bahwa pada logam tersebut terjadi
perpindahan kalor dari bagian yang lebih panas ke bagian yang lebih
dingin, tetapi partikel-partikel dari logam tersebut tidak ikut berpindah
karena sifat dari molekul zat padat yang tidak bisa berpindah-pindah.
Besar laju aliran kalor dengan konduksi dirumuskan,

5
H = laju aliran kalor (J/s atau watt) A = luas penampang melintang (m2)
Q = kalor yang dipindahkan (joule) ∆t = perubahan suhu (°C atau K)
t = waktu (s) l = tebal penghantar (m)
k = konduktivitas termal zat (W/mK)

Tabel 1. Tabel Konduktivitas Termal Zat(W/mK)


Bahan k
Emas 300
Besi 80
Kaca 0.9
Kayu 0.1 – 0.2
Beton 0.9
Air 0.6
Udara 0.024
Aluminium 240

Daya hantar kalor suatu zat adalah kemampuan zat untuk


menghantarkan panas (kalor). Artinya suatu zat yang daya hantar kalornya
tinggi lebih cepat menghantarkan kalor lebih cepat dan panas. Berdasarkan
daya hantar kalornya, terdapat tiga macam zat sebagai berikut ini :
 Konduktor, adalah suatu zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik.
Hampir semua jenis logam adalah konduktor.
 Isolator, adalah zat yang penghantar kalor (panasnya) buruk. Isolator
merupakan zat yang dapat meredam/menyekat kalor. Contohnya : plastik,
karet, kayu, gabus, air dan udara.
 Semikonduktor, adalah zat yang bersifat setengan konduktor dan setengan
isolator, contohnya adalah gelas dan ebonit.

2. Konveksi

6
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke
bagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu
konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida
terjadi akibat perbedaan massa jenis. Seperti contohnya pada ilustrasi yang
terdapat pada soal, suhu gas di pada api lebih tinggi dibanding udara yang berada
diatasnya sehingga udara yang lebih panas akan bergerak naik karena pada
permukaan udara diatas api yang panas menjadi memuai udaranya dan massa
jenisnya berkurang. Kecepatan perpindahan kalor di sekitar suatu benda
dirumuskan :

H = laju aliran kalor (J/s atau watt)


Q = kalor yang dipindahkan (joule)
t = waktu (s)

h = koefisien konveksi (W/m2K)


A = luas penampang melintang (m2)
∆t = perubahan suhu (°C)

7
3. Radiasi
Radiasi adalah hantaran kalor yang tidak memerlukan medium perantara,
seperti pada ilustrasi yaitu kalor api unggun yang sampai pada tangan yang berada
di sekitarnya sehingga akan merasa hangat karena panas api ini akan memancar
tubuh tanpa zat perantara (kita akan merasa hangat). Laju aliran kalor tiap satuan
waktu dalam radiasi dirumuskan :

H = laju aliran kalor tiap satuan waktu (J/s atau watt)


Q = kalor yang dialirkan (J) T = suhu (K)
t = waktu (s) e = emisivitas benda (tanpa satuan)
A = luas (m2), luas permukaan lingkaran = 4πr2
*e bernilai 1 untuk benda hitam sempurna, dan bernilai 0 untuk benda tidak hitam
sama sekali. Pengertian benda hitam sempurna disini adalah benda yang memiliki
kemampuan menyerap semua kalor yang tiba padanya, atau mampu memancarkan
seluruh energi yang dimilikinya.

Problem 3 :
Internal energy are two thermodynamics quantities or variables that are used in
energy balance equation. Thermal energy added to a gas of polyatomic molecules
can appear as rotational and vibrational, as well as translational energies of the
gas molecules. Explain how we could estimate the isobaric heat capacity of
methane as an ideal polyatomic gas as a function of temperature 300 to 800 K
based on the equipartition principle. Plot the theoretical values of methane heat
capacity and compare them with the values you obtained using the ideal gas heat
capacity equation and parameters given in the book by Smith et al. or by Moran
and Saphiro. Explain why it is (or is not) reasonable to assume a constant gas
ideal heat capacity for the whole temperature range?

Jawab :
Prinsip Ekuipartisi menyatakan bahwa energi yang ada harus terbagisecara
merata pada semua derajat kebebasan. Dengan demikian, besarnya energi rata-

8
rata untuk setiap derajat kebebasan adalah U = ½ kT. Pada gas monoatomik, gerak
yang terjadi hanyalah gerak translasi saja pada arah sumbu-x, sumbu-y, serta
sumbu-z, sehingga gas monoatomik memiliki 3 buah derajat kebabasan. Derajat
kebabasan yang dimaksud adalah cara bebas molekul untuk menyerap energi.
Pada gas poliatomik, gerakan yang dilakukan tidak hanya gerak translasi saja,
melaainkan juga gerak rotasi dan gerak vibrasi. Untuk mengetahui kapasitas panas
sebuah gas poliatomik, maka derajat kebabasan gas poliatomik tersebut harus
diketahui.
Gas metana memiliki gerak tranlasi, gerak rotasi, dan gerak vibrasi. Untuk
3
gerak tranlasi dari metana memiliki nilai energi 𝑛𝑅𝑇. Untuk gerak rotasi dari
2
3
metana memiliki nilai energi 𝑛𝑅𝑇. Sedangkan nilai energi untuk gerak
2
3𝑁−6
vibrasinya sebesar 𝑛𝑅𝑇. Sehingga nilai total energinya menjadi :
2
3 3 3𝑁 − 6
𝑈= 𝑛𝑅𝑇 + 𝑛𝑅𝑇 + 𝑛𝑅𝑇
2 2 2

Gerakan yang dilakukan oleh gas poliatomik dipengaruhi oleh kenaikan


suhu. Untuk gerak rotasi baru dimulai ketika suhu lebih dari 423K. Untuk gerak
vibrasi baru terjadi ketika suhu lebih dari 1000K. Pada soal diketahui suhu
berlangsung pada suhu 300K – 800K sehingga terdapat 2 kondisi yaitu saat
metana bergerak tranlasi dan bergerak tranlasi dan rotasi.
Kapasitas Panas Metana saat melakukan gerak translasi saja :
U
CV  ( )
T
3
( nRT )
CV  ( 2 )
T
CV  3 / 2 nR
C P  5 / 2 nR

Kapasitas Panas Metana saat melakukan gerak translasi dan rotasi:


Kapasitas panas Metana dengan persamaan dan parameter:
CP
 A  BT  CT 2  DT 2

R
A  1,702
B  9,081x10 3
C  2,164 x10  6
D0

9
Tabel 2. Perbandingan Nilai Cp/R dengan Nilai Ekuipartisi Pada Gas Metana

Cp/R
T(K) Berdasarkan nilai
Prinsip Ekuipartisi
parameter

300 4,23 2,5

350 4,62 2,5

400 4,99 2,5

450 5,35 4

500 5,7 4

550 6,04 4

600 6,37 4

650 6,67 4

700 7 4

750 7,3 4

800 7,58 4

Dari tabel tersebut terlihat bahwa kapasitas panas teoritis lebih kecil
dibandingkan dengan kapasitas panas yang dilihat dari parameter. Saat suhu 300-
423 K kapasitas panas teoritis sebesar 2,5R sedangkan kapasitas panas dengan
parameter sudah sebesar >4R. Selanjutnya untuk kapasitas panas teoritis 423K-
800 K sebesar 4 R. Sedangkan kapasitas panas dari parameter sebesar > 5,35 R.
Hal ini terjadi karena kapasitas panas teoritis hanya menghitung energi yang
dihasilkan dari gerak saja.
Nilai kapasitas panas dapat diasumsikan sama untuk beberapa rentang
temperatur asalkan rentang yang dihasilkan tidak terlampau jauh, juga perbedaan
antara 1 K memiliki nilai kapasitas panas yang tidak begitu jauh.

Problem 4 :

10
An evacuated tank with 1m3 capacity is initially empty with fluid inside. Water in
the amount of 2 L and at 25oC is transferred into the tank. At midday, thermal
equilibrium is assumed to be attained and fluid temperature of 60oC is uniform
throughout the tank. At this condition, do we find water in the tank as a mixture of
liquid and vapor or only as water vapor? If only as water vapor, how much
additional water do we have to add so that water in the tank exists only as
saturated water vapor?

Jawab :
Diketahui:
- 𝑉𝑡𝑎𝑛𝑘 = 1𝑚3
- 𝑉𝑎𝑖𝑟 = 2 L = 2 𝑑𝑚3 = 0,002 𝑚3
- 𝜌 = 1.000 𝑘𝑔/𝑚3
- Volume spesifik saturated liquid pada 60OC: 1.0172 x 10-3m3 /kg
- Volume spesifik saturated vapor pada 60OC: 7.671 m3 /kg

Tabel 3. Saturated Water (Liquid-Vapor), Temperature Table

Sumber: Moran. 2008. Fundamental of Thermodynamics.


Ditanya:
a) Saat suhu fluida 60OC, bagaimana keadaan fluida?
b) Berapa banyak air agar hanya mengandung saturated vapor?
Diasumsikan:
- Tidak ada kerja yang diberikan oleh sistem (W = 0)
- Closed system
- Volume spesifik konstan
Penyelesaian:
Mencari massa fluida :

11
𝑚
𝜌=
𝑉
𝑚
1.000 𝑘𝑔/𝑚3 =
0,002𝑚3

𝑚 = 2 𝑘𝑔

Mencari volume spesifik pada tangki pada 25OC:

𝑉 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
𝑣𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 =
𝑚𝑎𝑖𝑟

1𝑚3
𝑣𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 = = 0.5 𝑚3 /𝑘𝑔
2 𝑘𝑔

Kita melihat keadaan volume spesifik pada keadaan 60OC, apakah berada
pada keadaan jenuh atau tidak jenuh, yaitu dengan menggunakan menggunakan
grafik T-V:

1.0172 x 10-3𝐦𝟑 /𝐤𝐠 𝟎, 𝟓 𝒎𝟑 /𝒌𝒈 7.671 𝐦𝟑 /𝐤𝐠

Menurut grafik diatas, nilai volume spesifik total fluida yaitu 0.5 m3 /kg,
berada pada nilai volume spesifik saturated liquid dan volume spesifik
saturated vapor (1.0172 x 10-3m3 /kg dan 7.671 m3 /kg). Jadi fluida berada
dalam fasa gas-cair atau saturated (jenuh).

12
Mencari kualitas dari fluida tersebut maka menggunakan rumus:

𝒗𝒂𝒗𝒈 = 𝒗𝒇 + 𝑿(𝒗𝒈 − 𝒗𝒇 )

𝒗𝒂𝒗𝒈 − 𝒗𝒇
𝑿=
𝒗𝒈 − 𝒗𝒇

𝑚3
0.5 − 1.0172 x 10−3 𝑚3 /𝑘𝑔
𝑘𝑔
𝑋=
𝑚3
7.671 − 1.0172 x 10−3 𝑚3 /𝑘𝑔
𝑘𝑔

𝑿 = 𝟎. 𝟎𝟔𝟓

Mencari massa vapor :

𝒎𝒗𝒂𝒑𝒐𝒓
𝑿=
𝒎𝒍𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 + 𝒎𝒗𝒂𝒑𝒐𝒓

𝑋 𝑥 (𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ) = 𝑚𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟

𝑚𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟 = 2 𝑥 0.065

𝒎𝒗𝒂𝒑𝒐𝒓 = 𝟎. 𝟏𝟑 𝒌𝒈

Mencari massa water yang harus dikurangi untuk mendapatkan massa


keadaan vapor saja:
2 kg – 0.13 kg = 1.87 kg

Problem 5
An air conditioning system in which air flows over tubes carrying Refrigerant
134a. Air enters with a volumetric flow rate of 50 m3/min at 32ᴼC, 1 bar, and exits
at 22ᴼC, 0,95 bar. Refrigerant enters the tubes at 5 bar with quality of 20% and
exits at 5 bar, 20ᴼC. Ignoring heat transfer at the outer surface of the air
conditioner an neglecting kinetic and potential energy effects, determine at steady
state :

a) The mass flow rate of the refrigerant, in kg/min


b) The rate of heat transfer, in kJ/min, between the air and refrigerant

13
Jawab :
Diketahui :

Refrigerant (in) 3
x = 20%
P = 5 bar
Air (out)
T = 22ᴼC
P = 0,95 bar
1 2
Air (in)
v = 50 m3/min
T = 32ᴼC Refrigerant (out)
P = 1 bar P = 5 bar
T = 20ᴼC
4
Ditanya :
a) Mass flow rate refrigerant (kg/min)
b) Heat transfer (kJ/min)

Asumsi :
- Steady state
- Energi potensial dan energi kinetik diabaikan
- Udara dianggap sebagai gas ideal
- Perpindahan kalor dari permukaan luar diabaikan dan Wcv = 0

Analisis :
a) Karena udara dan Refrigeran 134a memiliki aliran yang berbeda atau tidak
tercampur, sehingga neraca massa :
ṁ1 = ṁ2 = ṁ𝑎𝑖𝑟
ṁ3 = ṁ4 = ṁ𝑅

Karena berada pada steady state, maka neraca energi :

𝑣12 − 𝑣22
0 = 𝑄𝐶𝑉 − 𝑊𝐶𝑉 + ṁ𝑎𝑖𝑟 [(ℎ1 − ℎ2 ) + ( ) + 𝑔(𝑧1 − 𝑧2 )]
2
𝑣32 − 𝑣42
+ ṁ𝑅 [(ℎ3 − ℎ4 ) + ( ) + 𝑔(𝑧3 − 𝑧4 )]
2
0 = ṁ𝑎𝑖𝑟 (ℎ1 − ℎ2 ) + ṁ𝑅 (ℎ3 − ℎ4 )

(𝒉𝟏 − 𝒉𝟐 )
ṁ𝑹 = ṁ𝒂𝒊𝒓
(𝒉𝟒 − 𝒉𝟑 )

14
500𝑚3
(
(𝐴𝑉1 ) (𝐴𝑉1 )𝑃1 𝑚𝑖𝑛 ) (1 𝑏𝑎𝑟) 105 𝑁 1 𝑘𝐽
ṁ𝑎𝑖𝑟 = = =
𝑉1 𝑅𝑇1 8,314 𝑘𝐽 3
(305 𝐾) 1 𝑏𝑎𝑟 10 𝑁𝑚
28,97 𝑘𝑔 𝐾
𝑘𝑔
= 57,12
𝑚𝑖𝑛

Dari Tabel A-22 (Ideal Gas Properties of Air), diperoleh nilai h1 = 305,22 kJ/kg,
h2 = 295,17 kJ/kg, dan untuk nilai h3 dapat dicari menggunakan Tabel A-11
(Properties of Saturated Refrigerant 134a).

𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝒉𝟑 = ℎ𝑓3 + 𝑥3 ℎ𝑓𝑔3 = 71,33 + 0,20 (184,74 )
𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 𝟏𝟎𝟖, 𝟐𝟖 𝒌𝑱/𝒌𝒈

Karena T4> Tsat (dari Tabel A-11), maka dengan menggunakan Tabel A-12
(Superheated Refrigerant), diperoleh nilai h4 = 260,34 kJ/kg. Sehingga, untuk
mencari laju alir massa pada refrigerant :

(ℎ1 − ℎ2 ) 𝑘𝐽 (305,22 − 295,17)𝑘𝐽/𝑘𝑔


ṁ𝑅 = ṁ𝑎𝑖𝑟 = 57,12
(ℎ4 − ℎ3 ) 𝑚𝑖𝑛 (260,34 − 108,28)𝑘𝐽/𝑘𝑔
= 3,775 𝑘𝑔/𝑚𝑖𝑛
b) Untuk mencari perpindahan panas antara udara dan refrigerant, maka
digunakan neraca energi.
𝑣12 − 𝑣22
0 = 𝑄𝐶𝑉 − 𝑊𝐶𝑉 + ṁ𝑎𝑖𝑟 [(ℎ1 − ℎ2 ) + ( ) + 𝑔(𝑧1 − 𝑧2 )]
2
𝑣32 − 𝑣42
+ ṁ𝑅 [(ℎ3 − ℎ4 ) + ( ) + 𝑔(𝑧3 − 𝑧4 )]
2
𝑘𝑔 𝑘𝐽
𝑄𝑎𝑖𝑟 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 (ℎ1 − ℎ2 ) = 57,12 (295,17 − 305,22)
𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑔
= −574 𝑘𝐽/𝑚𝑖𝑛
*Nilai (-) menunjukkan energi dilepas dari udara ke refrigerant.

𝑸𝑹 = −𝑸𝒂𝒊𝒓

15
Problem 6
Steam enters a nozzle with a low velocity at 1500C and 200 kPa, and leaves as
saturated vapor at 75 kPa. There is a heat transfer from the nozzle to the
surroundings in the amount of 26 kJ for every kilogram of steam flowing through
the nozzle. Determine (a) the exit velocity of the steam and (b) the mass flow rate
of the steam at the nozzle entrance if the nozzle exit area is 0.001 m2.

Jawab :
Diketahui :
Tmasuk nozzle = T1 = 150 0C
Pmasuk nozzle = P1 = 200 kPa
Q = 26 kJ
Poutlet nozzle = P2 = 75 kPa
Keadaan keluar nozzle = Saturared vapor
Ditanya :
(a) Kecepatan keluar steam dari nozzle (V2) ?
(b) Laju alir massa steam 𝑚̇ ? jika A2 = 0.001 m2

Gambar 1. Ilustrasi Nozzle dan Diffuser


(Sumber : Moran, 8th ed.)
Nozzle adalah sebuah alat yang mempunyai luas penampang tertentu agar
kecepatan fluida (cairan maupun gas) menjadi meningkat sesuai arah dari
kecepatan tersebut. Pada alat nozzle ini, kecepatan aliran keluar (V2) akan lebih
besar dibandingkan kecepatan aliran masuk (V1), V2> V1 dan tekanan udara
keluar akan lebih kecil dibandingkan dengan tekanan udara masuk (P 2< P1).

16
Persamaan neraca massa dan energy bergantung pada kasus atau control volume
yang sedang diamati.

Asumsi :
 Aliran Steady-State, sehingga akumulasi = 0
 Tidak ada kerja (W) = 0
 Kecepatan fluida pada titik masuk nozzle (V1) diabaikan = 0, karena sangat
kecil

Neraca Energi untuk Nozzle :


𝑣12 − 𝑣22
0 = 𝑄𝐶𝑉 − 𝑊𝐶𝑉 + ṁ [(ℎ1 − ℎ2 ) + ( ) + 𝑔(𝑧1 − 𝑧2 )]
2
Karena tidak ada kerja (W) = 0, maka persamaannya berubah menjadi :
̇ (𝑉12 − 𝑉22 )
0 = 𝑄𝐶𝑉 − 𝑚̇ [(ℎ1 − ℎ2 ) + ]
2
Dengan melihat tabel A-4 buku Moran, 8th edition, didapatkan harga h1 = 2796,2
kJ/kg.
Pada kondisi 2 yang merupakan saturated vapor, maka nilai h2 = hg = 2635,3
kJ/kg.
Nilai V1 dapat diabaikan karena nilainya yang sangat kecil.
Nilai V2 didapat dengan rumus sebelumnya sehingga :
𝑉12 − 𝑉22
0 = 𝑄𝐶𝑉 − (ℎ1 − ℎ2 ) − ( )
2
𝑘𝐽 𝑘𝐽 0 − 𝑉22
0 = 26 𝑘𝐽 − (2796,2 − 2635,3 ) −
𝑘𝑔 𝑘𝑔 2
𝑉22 = 2 ( ℎ1 + ℎ2 − 𝑄)
𝑉22 = 2 (2796.2 + 2635.3 − 26)
𝑉22 = 2 (5405.5)
𝑚
𝑉2 = 103.98
𝑠
Rumus untuk mendapatkan 𝑚̇ adalah
𝐴. 𝑉
𝑚̇ =
𝑣2

17
Nilai v2 sama dengan vg = 2475.9
103.98
𝑚̇ = (0.001).
2475.9
𝑚̇ = 4.2 𝑥 10−5 𝑘𝑔/𝑠

Problem 7
A 20 L portable compressed propane tank is being refilled where some propane
gas was initially present at 1 bar and 30,8°C. This portable tank was then
connected to a large propane storage tank as a source of high pressure propane
gas at 20 bar and 70°C. Calculate the mass of propane added into the tank at the
end of the filling process if :
a. Filling was done slowly such that temperature was always constant at 30,8°C
and the process stopped at the point where the propane vapor became a saturated
vapor.
b. Filling was done rapidly such that the process can be assumed to be adiabatic
and the process stopped at the point where the propane vapor became saturated
vapor.

Jawab :
a.) Disumsikan “portable compressed propane tank” tersebut memiliki volume
tetap, yaitu 20 L. Berdasarkan tabel properties of saturated propane, propane
pada suhu 30,8°C akan mencapai kondisi saturated vapor pada tekanan 11
bar.

Mula-mula, tank memiliki tekanan 1 bar pada suhu 30,8°C, kemudian


tank diisi dengan propane suhu 70°C dari tank penampung yang bertekanan

18
20 bar. Pengisian terus dilakukan secara perlahan pada suhu tetap (isotermis)
sampai propane pada tank 20 L mencapai kondisi saturated vapor.
Berdasarkan tabel properties of superheated propane, propane pada suhu
30,8°C dan tekanan 1 bar memiliki volume spesifik sebesar 0,5629 m3/Kg.
Berdasarkan tabel properties of saturated propane, propane pada suhu 30,8°C
dan tekanan 11 bar memiliki volume spesifik sebesar 0,04174 m3/Kg.
Dengan mensubstitusikan nilai volume tank, maka diperoleh massa propane
dalam tank adalah :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 = 𝑀𝑖 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘

20. 10−3
𝑀𝑖 = = 0,0355 𝐾𝑔
0,5629

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑀𝑓 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘

20. 10−3
𝑀𝑖 = = 0,4792 𝐾𝑔
0,04174

Maka, massa propane yang ditambahkan adalah :

𝛥𝑀 = 𝑀𝑓 − 𝑀𝑖

𝛥𝑀 = 0,4792 − 0,0355 = 0,4437 𝐾𝑔

b.) Seperti pada poin (a), Saya asumsikan “portable compressed propane tank”
tersebut memiliki volume tetap, yaitu 20 L.
Hukum 1 Termodinamika sistem tertutup :
𝛥𝑈 = 𝑄 − 𝑊

Pada Proses adiabatik, tidak terjadi transfer kalor, sehingga Q = 0. Karena


volume sistem konstan, maka kerjanya juga nol, W = 0, maka
ΔU = 0

Problem 8
1 mol gas metana bereaksi secara sempurna dengan 25% oksigen murni berlebih.
Jika suhu gas umpan di reaktor adalah 25℃ dengan konversi 90% dan reaktor

19
beroperasi secara adiabatis, tentukanlah suhu gas keluar reaktor. Gunakanlah
kapasitas panas gas ideal yang tergantung pada suhu dan masukkan data ke excel
untuk memperoleh suhu yang tepat. Asumsikan gas ideal.

Jawab :
Diketahui:
Reaksi: CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2 O(l)

T1 : 25oC, mol CH4(g) = 1 mol bereaksi dengan O2 murni berlebih 25%, konversi
CH4 = 90%
CH4
Reaktor
𝑇1 = 25℃ 𝑇2
Umpan = CH4(g) = 1 mol
 O2 Berlebih = 125% x O2 yang bereaksi
2
O2 = (1 × 1 𝑚𝑜𝑙) × 125% = 2.5 𝑚𝑜𝑙

Konversi 90 % = CH4 bereaksi = 0.9 mol

+ +
Umpan 1 mol 2.5 mol - -
Reaksi 0.9 mol 1.8 mol 0.9 mol 1.8 mol
Produk 0.1 mol 0.7 mol 0.9 mol 1.8 mol

Diagram Entalpi

Umpan Produk (25ᴼC)


CH4 = 1mol CH4 = 0.1 mol
O2 = 2.5 mol CO2 = 0.9 mol
O2 = 0.7 mol
H2O = 1.8 mol
Untuk kondisi adiabatik ∆HR =0
Karena kondisi adiabatik maka berlaku ketentuan ∆HoR = ∆HoP
∆HoR = n CH4 x ∆Hof CH4
= 1 mol x (-74.84 kj/gmol)

20
= - 74.84 kj/gmol
Untuk data ∆Hof CH4 dapat dicari dengan melihat grafik pada buku dan untuk
menghitung ∆HoP dapat menggunakan rumus
𝑇2
∆𝐻 𝑜 𝑃 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 + ∆H o f
𝑇1

Nilai Cp:
CH4 = 34.31 + 5.469 10-2 + 0.3661 10-5 T2 + (-11.00 10-9) T3
O2 = 29.10 + 1.158 10-2 T + (-0.6076 10-5) T2 + 1.311 10-9 T3
CO2 = 36.11 + 4.233 10-2 T + (-2.887 10-5) T2 + 7.464 10-9 T3
H2O = 33.46 + 0.6880 10-2 T + 0.7604 10-5 T2 + (-3.593 10-9) T3
N2 = 29.00 + 0.2199 10-2 T + 0.5723 10-5 T2 + (-2.871 10-9) T3

Dengan menggunakan persamaan :


𝑇2
∆𝐻 𝑜 𝑃 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 + ∆H o f
𝑇1

Dapat dilakukan trial and error menggunakan microsoft excel dengan memasukan
semua nilai yang dibutuhkan untuk mencari suhu yang dicari. Untuk kasus
pertama dengan excess pure O2, data yang dimasukan adalah CH4, O2, CO2, dan
H2O, dan dapat disajikan pada tabel berikut :
(Cp+Hf).
T(ᴼC) Senyawa Cp Hf Cp+Hf ∑n ∆Hp
∑n
CH4 172.3862 -74.84 97.54616 0.1 9.75461649
O2 145.6445 0 145.6445 0.7 101.951148
- -
30 CO2 181.0779 -212.432 0.9 -292.704
393.51 191.188869
- -
H2O 167.3838 -118.456 1.8
285.84 213.221131
CH4 237.366 -74.84 162.526 0.1 16.2525999
O2 200.1645 0 200.1645 0.7 140.115164
- -
31.86914 CO2 249.0402 -144.47 0.9 -74.1673
393.51 130.022818
- -
H2O 229.9998 -55.8402 1.8
285.84 100.512284
CH4 417.7664 -74.84 342.9264 0.1 34.2926359
37 O2 350.0303 0 350.0303 0.7 245.021187 526.9685
CO2 436.3512 - 42.84117 0.9 38.5570526

21
393.51
-
H2O 402.0053 116.1653 1.8 209.097578
285.84
CH4 281.8385 -74.84 206.9985 0.1 20.6998492
O2 237.3275 0 237.3275 0.7 166.129245
- -
33.14243 CO2 295.4212 -98.0888 0.9 74.84048
393.51 88.2799359
- -
H2O 272.6685 -13.1715 1.8
285.84 23.7086795
CH4 311.8945 -74.84 237.0545 0.1 23.705455
O2 262.3675 0 262.3675 0.7 183.657261
- -
34 CO2 326.6974 -66.8126 0.9 175.2616
393.51 60.1313744
-
H2O 301.4124 15.57238 1.8 28.0302874
285.84
CH4 347.0548 -74.84 272.2148 0.1 27.2214806
O2 291.577 0 291.577 0.7 204.103885
- -
35 CO2 363.2069 -30.3031 0.9 292.4263
393.51 27.2727942
-
H2O 334.9365 49.09653 1.8 88.3737462
285.84

Karena ∆HoR = ∆HoP , maka nilai ∆HoP dapat dicocokkan dengan menggunakan
variable suhu yang berbeda dengan ∆HoR hasil perhitungan, dan didapatkan suhu
31.86914 oC.
Untuk kasus kedua dengan excess air 25 %, data yang dimasukan adalah CH4, O2,
79
CO2, H2O, dan N2. Untuk mol N2 = 21 × 2.5 𝑚𝑜𝑙 = 9.4 𝑚𝑜𝑙

Data dari perhitungan pada ms excel adalah sebagai berikut:

T(oC) senyawa Cp Hf Cp+Hf ∑n (Cp+Hf). ∑n ∆Hp


CH4 -136.881 -74.84 -211.721 0.1 -21.1720582
O2 -116.307 0 -116.307 0.7 -81.41506121
21 CO2 -144.101 -393.51 -537.611 0.9 -483.8496693 -2432
H2O -133.787 -285.84 -419.627 1.8 -755.3281004
N2 -115.983 0 -115.983 9.4 -1090.235785
CH4 -102.717 -74.84 -177.557 0.1 -17.75568442
22 O2 -87.2478 0 -87.2478 0.7 -61.0734847 -2043.16
CO2 -108.139 -393.51 -501.649 0.9 -451.4843295

22
H2O -100.35 -285.84 -386.19 1.8 -695.1420153
N2 -86.9902 0 -86.9902 9.4 -817.707467
CH4 -68.5204 -74.84 -143.36 0.1 -14.33603827
O2 -58.1768 0 -58.1768 0.7 -40.72377665
23 CO2 -72.1353 -393.51 -465.645 0.9 -419.0807367 -1654.24
H2O -66.9067 -285.84 -352.747 1.8 -634.9439885
N2 -57.9956 0 -57.9956 9.4 -545.1588024
CH4 -34.2839 -74.84 -109.124 0.1 -10.91238753
O2 -29.0942 0 -29.0942 0.7 -20.36594558
24 CO2 -36.0888 -393.51 -429.599 0.9 -386.6389428 -1265.24
H2O -33.4567 -285.84 -319.297 1.8 -574.7339926
N2 -28.9989 0 -28.9989 9.4 -272.5896826
CH4 0 -74.84 -74.84 0.1 -7.484
O2 0 0 0 0.7 0
25 CO2 0 -393.51 -393.51 0.9 -354.159 -876.155
H2O 0 -285.84 -285.84 1.8 -514.512
N2 0 0 0 9.4 0
CH4 34.33857 -74.84 -40.5014 0.1 -4.050143467
O2 29.10579 0 29.10579 0.7 20.37405158
26 CO2 36.13116 -393.51 -357.379 0.9 -321.6409602 -486.985
H2O 33.46334 -285.84 -252.377 1.8 -454.2779834
N2 29.0011 0 29.0011 9.4 272.6103532
CH4 70.80531 -74.84 -4.03469 0.1 -0.403468743
O2 59.97056 0 59.97056 0.7 41.97938896
27.06 CO2 74.47634 -393.51 -319.034 0.9 -287.1302982 -74.3711
H2O 68.9418 -285.84 -216.898 1.8 -390.4167616
N2 59.74469 0 59.74469 9.4 561.6000428
CH4 103.2091 -74.84 28.36905 0.1 2.836905378
O2 87.35206 0 87.35206 0.7 61.14643874
28 CO2 108.5202 -393.51 -284.99 0.9 -256.4907972 291.6123
H2O 100.4101 -285.84 -185.43 1.8 -333.7737689
N2 87.00995 0 87.00995 9.4 817.8935013

Karena ∆HoR = ∆HoP , maka nilai ∆HoP dapat dicocokan dengan


menggunakan variable suhu yang berbeda dengan ∆HoR hasil perhitungan,
dan didapatkan suhu 27,06 oC.

Problem 9

23
A 3-ft3 rigid tank initially contains saturated water vapor at 300°F. The tank is
connected by a valve to a supply line that carries steam at 200 psia and 400°F.
Now the valve is opened and steam is allowed to enter the tank. Heat transfer
takes place with the surroundings such that the temperatures in the tank remains
constant at 300°F at all times. The valve is closed when it is observed that one-
half of the volume of the tank is occupied by liquid water. Find: (a) the final
pressure in the tank, (b) the amount of steam that has entered the tank, and (c) the
amount of heat transfer.

Jawab :
Gambar sistem yang terjadi:

Asumsi:
1. Keadaan sistem transien / tak tunak
2. Tidak ada energi kinetik dan potensial yang terlibat
3. Tidak ada kerja yang terlibat
4. Perpindahan kalor bergerak menuju tangki
Dalam pengerjaan soal, dibutuhkan beberapa tabel sifat air :
a. Saturated Vapor
T = 300°F
vg = 6,4666 ft3/lbm
ug = 1099,8 Btu/lbm
b. Saturated Mixture
T = 300°F
vf = 0,017449 ft3/lbm
vg = 6,4666 ft3/lbm

24
uf = 269,51 Btu/lbm
ug = 1099,8 Btu/lbm

Ti = 300°F
c. Pi = 200 psia
hi = 1210,9 Btu/lbm

Neraca Massa:

min – mout = ∆m system  mi = m2 – m1

Neraca Energi:

Ein – Eout = ∆E system

Sehingga, neraca massa dan neraca energinya:

Qin + mihi = m2u2 – m1u1

a) Tekanan akhir (P2) pada tangki


Tangki mengandung campuran jenuh pada keadaan akhir pada 300°F, dan
dengan demikian tekanan keluar adalah tekanan jenuh pada suhu ini
adalah P saturated saat 300°F
P2 = 67.03 psia (steam table)
b) Jumlah steam yang masuk pada tangki
𝑉 3 ft3
Massa saturated vapor (m1) = 𝑣1 = 6.4663 ft3/𝑙𝑏𝑚 = 0,464 lbm

Massa steam yang masuk pada tangka (m2)


= mf + mg
𝑉𝑓 𝑉𝑔
= 𝑣𝑓 + 𝑣𝑔
1.5 ft3 1.5 ft3
= 0.017449 ft3/𝑙𝑏𝑚 + 6.4663 ft3/𝑙𝑏𝑚

= 85,96 lbm + 0,232 lbm


= 86,192 lbm
Maka, neraca massanya:
mi = m2-m1 = 86,192 – 0,464 lbm = 85,728 lbm
c) Jumlah perpindahan kalor

25
U2 = m2u2
U2 = mfuf +mgug
U2 = (85,96 lbm)(269,51 Btu/lbm) + (0.232 lbm)(1099.8 Btu/lbm)
U2 = 23.167,0796 Btu + 255,1536

Qin + mihi = m2u2 – m1u1


Qin = - mihi + m2u2 – m1u1
Qin = - (85,728 lbm)(1210,9 Btu/lbm) + 23.422,2332 – (0,464 lbm)(1099,8
Btu/lbm)
Qin = - 79.875,4948 Btu

Q out = 79.875,4948
Tanda (-) menandakan bahwa kalor berpindah dari tangki  Asumsi
nomor 4 salah.

Problem 10
The Ranque-Hilsch vortex tube is a device that receives a gas stream (says at 10
bar and 295 K) and divides it into two streams with equal mass flow rates and
equal pressure (says 1 bar). There is no mechanical work and heat transfer
involve in the operation of the device. Show by using the first and second law of
thermodynamics, that the maximum temperature difference between the two outlet
stream is 501 K. Hint: largest temperature difference can be obtained only if gas
expansion is a reversible process. Use cP gas of 30 kJ/kmol.K.

10 bar, 295 K, ṁ1
1 Bar, T3 K, ṁ3

Jawab :

Gambar 2. Ilustrasi BFD Vortex Tube

26
Diketahui : Cp = 30 kJ/(kmol.K)
Ditanya : Buktikan bahwa T3-T2 = 501 K

Hukum I Termodinamika
Neraca massa dari sistem tersebut adalah:
ṁ1 = ṁ2 + ṁ3
di mana
ṁ2 = ṁ3
Karena sistem steady state, didapatkan neraca energi sistem sebagai berikut:
𝟏
𝟎 = −∆ [(𝑯 + 𝒗𝟐 + 𝒈𝒛) ṁ] + Ẇ + 𝐐
𝟐
Tidak ada perpindahan kalor dan kerja, dan energi kinetik dan potensial dapat
diabaikan, sehingga:
ṁ1 . H1 = ṁ2 . H2 + ṁ3 . H3
𝑇1 𝑇2 𝑇3

ṁ1 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = ṁ2 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 + ṁ3 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓

ṁ1 . Cp(T1 − Tref ) = ṁ2 . Cp(T2 − Tref ) + ṁ3 . Cp(T3 − Tref )


(ṁ2 + ṁ3). (T1 − Tref ) = ṁ2 (T2 − Tref ) + ṁ3 (T3 − Tref )
2ṁ2 . (T1 − Tref ) = ṁ2 (T2 − Tref ) + ṁ2 (T3 − Tref )
2T1 − 2Tref = T2 + T3 − 2Tref
2T1 = T2 + T3
T2 + T3 = 590 𝐾

Hukum Kedua Termodinamika


Berdasarkan uraian soal, didapatkan bahwa tidak ada perpindahan kalor yang
terjadi dalam sistem, sehingga sistem adiabatik. Asumsi lain yang diberlakukan
pada sistem adalah sistem merupakan sistem reversibel. Karena sistem adiabatik
dan reversibel, maka sistem isentropik, sehingga nilai perubahan entropinya nol.
𝑇
𝑑𝑇 𝑃
∆𝑆 = ∫ 𝐶𝑝 − 𝑅 ln
𝑇 𝑃𝑜
𝑇0

27
𝑇
𝑑𝑇 𝑃
0 = ∫ 𝐶𝑝 − 𝑅 ln
𝑇 𝑃𝑜
𝑇0
𝑃2 𝑃3
0 = (ln T2 − ln T1 ). 𝐶𝑝 − 𝑅 ln + (ln T3 − ln T1 ). 𝐶𝑝 − 𝑅 ln
𝑃1 𝑃1
1 1
0 = 30 ln T2 − 30 ln 295 − 8,314 ln + 30 ln T3 − 30 ln 295 − 8,314 ln
10 10
1
0 = 30 ln T2 + 30 ln T3 − 2. (30 ln 295) − 2. (8,314 ln )
10
0 = 30 (ln T2 + ln T3 ) − 341,218 − (−38,287)
0 = 30(ln T2 . T3 ) − 302,931
302,931
= ln(T2 . T3 )
30
ln(T2 . T3 ) = 10,09
T2 . T3 = 24100,79
Dengan memasukan persamaan dari Hukum Pertama Termodinamika,
didapatkan
(590 − T3 ). T3 = 24100,79
590𝑇3 − T3 2 = 24100,79
T3 2 − 590𝑇3 + 24100,79 = 0
Menggunakan rumus pencarian akar kuadrat
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
T31,2 =
2𝑎
Didapatkan:
T31 = 505,345 K
T32 = 44,16 K
Saat:
T31 = 505,345 K,
T2 = 590 - 505,345 = 84,655 K.
Selisih kedua T2 dengan T3 = 505,345 - 84,655 = 420,69 K.
Saat:
T32 = 44,16 K
T2 = 590 - 44,16 = 545,84 K.
Selisih kedua T2 dan T3 = 545,84 – 44,16 = 501,68 K

28
Sehingga, sistem yang diajukan dapat berlangsung dengan selisih T2 dan T3
maksimum sebesar 501,68 K.

29
BAB II
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan :


1. Hukum I termodinamika menyatakan energi dapat berpindah dan berubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
(∆U = QW).
2. Jenisjenis proses termodinamika, yaitu : isobarik (tekanan tetap), isotermik
(suhu tetap), isokhorik (volume tetap), dan adiabatik (tidak ada kalor yang
masuk atau keluar / ∆Q = 0).
3. Bentukbentuk energi, yaitu : kerja (W), kalor (Q), energi kinetik (Ek), energi
potensial (Ep), energi dalam (U), dan entalpi (H).
4. Pada steady state (keadaan tunak), tidak ada perubahan sistem masuk atau
keluar terhadap waktu (akumulasi = 0).
5. Neraca massa pada keadaan tunak : ∑ 𝑚𝑖𝑛 = ∑ 𝑚𝑜𝑢𝑡
6. Neraca energi pada keadaan tunak :
𝑣12 − 𝑣22
0 = 𝑄𝐶𝑉 − 𝑊𝐶𝑉 + ṁ [(ℎ1 − ℎ2 ) + ( ) + 𝑔(𝑧1 − 𝑧2 )]
2
7. Pada unsteady state (keadaan tak tunak), terjadi perubahan dalam sistem
terhadap waktu.
8. Neraca massa pada keadaan tak tunak :
𝑑𝑚𝑐𝑣
= ∑ 𝑚𝑖𝑛 − ∑ 𝑚𝑒
𝑑𝑡
𝑖 𝑒

9. Neraca energi pada keadaan tak tunak :


𝑑𝐸𝑐𝑣 𝑣𝑖2 𝑣𝑒2
= 𝑄𝐶𝑉 − 𝑊𝐶𝑉 + ∑ ṁ𝑖 ((ℎ𝑖 + + 𝑔𝑧𝑖 ) − ∑ ṁ𝑒 ((ℎ𝑒 + + 𝑔𝑧𝑒 )
𝑑𝑡 2 2
𝑖 𝑒

10. Jenis-jenis efek panas pada proses fisika : efek panas sensibel (perubahan
temperatur, tidak ada perubahan fasa) dan efek panas laten (perubahan fasa,
tidak ada perubahan temperatur).
11. Jenis efek panas pada proses kimia, yaitu : panas pembentukan standar dan
panas pembakaran standar.

30
DAFTAR PUSTAKA

Himmelblau, David M and James B. Riggs. 2004. Basic Principles and


Calculations in Chemical Engineering. Seventh Edition. Prentice Hall.

Moran, Michael J., Howard N. Saphiro, etc. 2011. Fundamentals of Engineering


Thermodynamics. Seventh Edition. Wiley.

Smith, J.M, C. Van Ness, and M.M Abbott. 2001. Chemical Engineering
Thermodynamics. Sixth Edition. Mc Graw Hill.

31

Anda mungkin juga menyukai