Contoh Pedoman Akreditasi
Contoh Pedoman Akreditasi
BAB IPENDAHULUAN
input, process
dan
product output
(meliputi
output
dan
outcome
).Sebagai dasar dimulainya pembangunan sistem di rumah sakit,diperlukan dokumen yang merupakan
regulasi di RS. Regulasi ini sebaiknyadiatur dalam bentuk Panduan Tata Naskah Rumah Sakit, yang
akanmenetapkan ada 2 jenis naskah di RS, yaitu yang merupakan produk hukum(regulasi) dan yang
bukan merupakan produk hukum (surat dinas).Di dalam Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi RS
ini yang akandibahas hanyalah acuan untuk penyusunan regulasi. Hal ini menjadi penting,karena selain
sebagai panduan RS dalam menyusun dokumen, RSjugamenyiapkan dokumen yang terkait dengan aspek
hukum.Dengan telahditerbitkannya Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009, dan telah berlakuefektif
sejak tanggal 28 Oktober 2011, maka RS harus mempersiapkan diridengan sebaik-baiknya dalam aspek
hukum. Aspek hukum tersebut dalamkaitan kewajiban RS untuk memberikan bantuan hukum kepada
staf RSmaupun karena harus bertanggung jawab secara hukum sesuai ketentuan UURS.Pelaksanaan
surveiakreditasi RSversi 2012yang dilakukan oleh KARSakan lebih di titik beratkan pada implementasi di
RS, yang dilakukan dengancara:
•
Wawancarakepada pasien danatau keluarganya, serta kepadaPimpinan RS dan atau staf RS.
On-site
observasiterhadap kegiatan pelayanan, maupun untukmelihat bukti secara fisik, baik berupa dokumen
maupun fasilitasrumah sakit.
Implementasi tersebut, tentunya harus didasarkan pada regulasi yang telahditetapkan oleh Pimpinan RS
(Kepala/Direktur RS).Berdasarkan hal tersebut diatas,untuk membantu RS dalam menyusundokumen
akreditasi, yang juga dalam upaya membangun sistem
manajemenRS,makaKomisiAkreditasiRumahSakitmemandangperluuntuk
membuatPanduanPenyusunanDokumenAkreditasi
RSini.TujuandisusunnyaPanduanPenyusunanDokumen Akreditasi adalah:a.Tersedianya panduan bagi RS
dalam penyusunandokumenyangberbentuk regulasi RS;b.Tersedianya panduan bagi pembimbing dalam
melakukan bimbinganakreditasi;c.Tersedianya panduan untuk pelatihansurveiorakreditasi.Sasaran
daribukupanduanini adalahpimpinanrumah sakit, pembimbingdan surveior dari Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.
BAB IIDOKUMENAKREDITASI
Kebijakan Pelayanan RS
Pedoman/Panduan Pelayanan RS
StandarProsedurOperasional (SPO)
•
Rencanakerja tahunan (RKA, RBA atau lainnya)2.Regulasi di unit kerjaRS yang terdiri dari:
Kebijakan Pelayanan RS
Pedoman/Panduan Pelayanan RS
Program (Rencana kerja tahunan unit kerja)Kebijakan danpedoman dapat ditetapkan berdasarkan
keputusan atauperaturan Direktur sesuai dengan panduan tata naskah di masing–masing RS.Dokumen
sebagai bukti pelaksanaan, terdiri dari:1.Bukti tertulis kegiatan/rekam kegiatan
3.1KEBIJAKAN
Kebijakan RS adalahpenetapanDirektur/Pimpinan RSpada tataranstrategis atau bersifat garis besaryang
mengikat.Karenakebijakan bersifat garis besar maka untuk penerapan kebijakantersebut perlu
disusunpedoman/panduandan prosedursehingga adakejelasanlangkah–langkah untuk melaksanakan
kebijakantersebut.Kebijakanditetapkan dengan peraturanatau keputusan Direktur/PimpinanRS.
Kebijakan dapat dituangkandalam pasal-pasal didalamperaturan/keputusan tersebut,atau merupakan
lampiran dariperaturan/keputusan.Contoh formatdokumenuntuk Kebijakan adalah
formatperaturan/keputusanDirektur RS/Pimpinan RS sebagai berikut :a.Pembukaan
Konsiderans.1.Konsiderans
Menimbang
, memuat uraian singkat tentang pokok-pokokpikiran yang menjadi latar belakang dan alasan
pembuatanperaturan/keputusan. Huruf awal kata menimbang ditulis denganhuruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua (
10
2.Konsiderans
Mengingat
Mengingat
diletakkan di bagian kiritegak lurus dengan kata menimbang.b.Diktum1.Diktum
Memutuskan
ditulis simetris di tengah, seluruhnya denganhuruf kapital, serta diletakkan di tengah margin;2.Diktum
Menetapkan
memutuskan
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbangdan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiridengan tanda baca titik dua;3.Namaperaturan/keputusansesuai
dengan judul (kepala), seluruhnyaditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca
titik.c.Batang Tubuh1.Batang tubuh memuat semua substansiperaturan/keputusanyangdirumuskan
dalam10diktum-diktum,misalnya :KESATU:KEDUA:dst2.Dicantumkan saat
berlakunyaperaturan/keputusan, perubahan,pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya, dan3.Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiranperaturan/keputusan,dan pada halaman
terakhir ditandatangani oleh pejabat
yangmenetapkanperaturan/keputusan.d.KakiKakiperaturan/keputusanmerupakanbagian akhir
substansiperaturan/keputusanyang memuat penanda tangan penetapanperaturan/keputusan,
pengundanganperaturan/keputusanyang terdiri
11
atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat,dan nama lengkap pejabat
yang menandatangani.e.PenandatangananPeraturan/KeputusanDirektur/Pimpinan RSditandatangani
olehDirektur/Pimpinan RS.f.Lampiranperaturan/keputusan:
3.2PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arahbagaimana sesuatu harus dilakukan,
dengan demikian merupakanhal pokokyang menjadi dasar untuk menentukan atau
melaksanakankegiatan.Sedangkanpanduanadalahmerupakanpetunjukdalam melakukan
kegiatan.Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pedoman mengatur beberapa hal,sedangkan
panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan.Agarpedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik
dan benar,diperlukan pengaturan melalui SPO.Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan
isipedoman/panduanmaka sulituntuk dibuat standar sistematikanya atau format bakunya. Olehkarena
itu RSdapat menyusun/membuat sistematika bukupedoman/panduansesuaikebutuhan.Namun,
adabeberapa hal yang perlu diperhatikan untukdokumenpedoman/panduanini yaitu :
13
c.
Format PanduanPelayanan RS
e-file
hard copy
14
Bagian Sekretariat RS, sedangkan di unit kerja bisa dengan melihat di intranetrumah sakit.
NAMA RSDANLOGO
JUDULSPO
15
BAB IVPROSEDUR
Standar Prosedur Operasional (SPO), istilah ini digunakan di Undang-undangNomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran danUndang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Prosedur kerja
Prosedur tindakan
Prosedur penatalaksanaan
Petunjuk teknis.Walaupun banyak istilah, namun istilah digunakan adalahSPOkarenasesuai dengan yang
tercantum di dalam undang-undang. Oleh karena ituuntuk selanjutnya istilah yang digunakan di
bukupanduanini adalahSPO.
4.2. PENGERTIAN
Yang dimaksud denganSPOadalah:Suatu perangkat instruksi/langkah-langkah
yangdibakukanuntukmenyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,konsisten/ seragamdan aman, dalam
rangka meningkatkan mutupelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
4.4.MANFAATSPO
Mendokumentasilangkah-langkahkegiatan.
19
BagaimanaSPOdapat dikenali.
2.Syarat penyusunanSPO:
•
Identifikasi kebutuhan yakni mengidentifikasi apakahkegiatan yang dilakukan saat ini sudah
adaSPObelumdan bila sudah ada agar diidentifikasi, apakahSPOmasihefektik atau tidak.
Perlu ditekankan bahwaSPOharus ditulis oleh merekayang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit
kerjatersebut, Timatau panitia yang ditunjuk olehDirektur/Pimpinan RShanya untuk menganggapi
danmengkoreksiSPOtersebut. Hal tersebutsangatlahpenting, karena komitmen terhadap
pelaksanaanSPOhanya diperoleh dengan adanyaketerlibatanpesonel/unit kerja dalam penyusunanSPO.
SPOharus merupakan
flow charting
dari suatu kegiatan.Pelaksana atau unit kerja agar mencatat proses kegiatandan membuatalurnya
kemudian Tim/Panitia dimintamemberikan tanggapan.
DidalamSPOharus dapat dikenali dengan jelas siapamelakukan apa, dimana, kapan dan mengapa.
20
3.Proses penyusunanSPO
•
SPOdisusun dengan menggunakanformatSPOsesuaidengan lampiran Surat Edaran Direktur Pelayanan
MedikSpesialistik nomer YM.00.02.2.2.837 tertanggal 1 Juni2001, perihal bentukSPO.
Sebagai koordinator dariSPOyang sudahdibuat oleh masing-masing unit kerjasehingga tidak terjadi
duplikasiSPO/tumpangtindihSPOantar unit.
21
bisnis di unit kerja tersebutatau alur kegiatan dari kerjayang dilakukan di unit tersebut.Sedangkan
untukSPOProfesi identifikasi kebutuhan dilakukan denganmengetahui pola penyakit yang sering
ditangani di unitkerja tersebut.Dari identifikasi kebutuhan SPO maka disuatu unit kerja dapat diketahui
berapa banyak danmacam SPO yang harus dibuat/disusun. Untukmelakukan identifikasi kebutuhan SPO
dapat puladilakukan dengan memperhatikanelemen penilaianpada standar akreditasi rumah
sakit,minimal SPO-SPOapa saja yang harus ada. SPO yang dipersyaratkan dielemen penilaianadalah SPO
minimal yang harus ada dirumah sakit. Sedangkan identifikasi SPO denganmenggambarkan terlebih
dahulu proses bisnis di unitkerja adalah seluruh SPO secara lengkap yang harus adadi unit kerja tersebut.
MengingatSPOmerupakan
flow charting
dari proseskegiatan maka untuk memperoleh pengertian yang jelasbagi subyek, penulisanSPOadalah
dimulai denganmembuat
flow chart
22
Setelah dibuatkan diagram kotak makadiuraikan kegiatan di masing-masing kotak dan dibuat alurnya.
23
Ada komitmen dari pimpinan RS yang terlihat denganadanya dukungan fasilitas dansumber daya lainnya
Ada fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuandan kemauan untuk menyusunSPO, jadi ada
aspekpekerjaan dan aspek psikologis.
•
Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yangdisusun dan disepakati
Adanyapemantauan danpelaporankemajuanpenyusunanSPO
Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di RSmempunyai kode sendri-sendiri, kode bisa
berbentukangka bisa juga bebentukhuruf. Sebagai contoh Instalasigawat darurat mempunyai kode 08
(bila kode berbentukangka) atau huruf : g (bila kode berbentuk huruf)
KodeSPO: adalah didalam tata persuratan RS yangdiberikan untukSPO, kode bisa berbentuk angka
atauhuruf. Sebagaicontoh: kode untukSPOadalah 03 (bilakode berbentuk angka) atau c (bila kode
berbentuk huruf)
24
Contoh penomoranSPOdi
25
e-file
makapenyimpanan SPO sebagai berikut :
hard copy
, SPO bisa dilihat diintranet di rumah sakit. Namun untuk SPO penanganan gawatdarurat tetap harus
dibuatkan
hard copy
nya.
4.10TATA CARAPENDISTRIBUSIANSPO
1.Yang dimaksud dengan distribusi adalah kegiatan atau usahamenyampaikanSPOkepada unit kerja dan
atau pelaksana yangmemerlukanSPOtersebut agar dapat sebagai panduan dalammelaksanakan
kegiatannya.Kegiatan ini dilakukan oleh TimAkreditasi RS atau Bagian sekretariat RS sesuai kebijakan
RSdalam pengendaiandokumen.2.Distribusi harus memakai buku ekspedisi dan atau formulir
tandaterima3.DistribusiSPObisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh unit kerja.
Hal tersebut tergantung jenisSPOtersebut, bilaSPOtersebut merupakan acuan untuk melakukankegiatan
di semua unit kerja makaSPOddistribusikan ke semuaunit kerja. Namun bilaSPOtersebut hanya untuk
unit kerjatertentu maka distribusiSPOhanya untuk unit kerja tertentutersebut dan unit terkait yang
tertulis diSPOtersebut.4.Bagi rumah sakit yang sudah menggunakan
e-file
maka distribusiSPO bisa melalui intranet dan diatur kewenangan otorisasi disetiap unit kerja,sehingga
unit kerja dapat mengetahui bataskewenangan dalam membuka SPO
4.11TATA CARAEVALUASI
26
Adanyaperubahan fasilitas
5.
4.12INSTRUKSI KERJA
Pada akreditasi RS tidak dikenal istilah instruksi kerja. Hal ini sesuaidengan yang tercantum, baik pada
Undang-undang 29 Tahun 2004Tentang Praktik Kedokteran maupun Undang-undang Nomor 44
Tahun2009 Tentang Rumah Sakit tentang penjelasan SPO.Pada akreditasi RSinstruksi
kerjaadalahSPOkarena instruksi kerja juga merupakan suatuperangkat instruksi/langkah-langkah yang
dibakukan untukmenyelesaikanproseskerjarutintertentu.
27
BAB VPROGRAM
5.1. PENGERTIANPROGRAM
a.Menurut
PROGRAMadalah:
Rencana berskala besar dan terperinci yang dibuat untuk suatutujuan tertentu.
•
Sebuah rencana kegiatan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan,termasuk waktu kapan setiap kegiatan
itu harus terjadi atauakan dilaksanakan.
b.Menurut LongmanPROGRAMadalah :
c.Menurut
PROGRAMadalah :
d.Menurut
,programadalah :
e.Buku Panduan Perencanaan Strategis dan pengukuran kinerjayang dikeluarkan oleh KantorMenteri
Negara Riset dan Teknologi ,yang dimaksudprogramadalah :
28
f.Kesimpulan
rencana kegiatan
yang akandilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untukmencapai tujuan
lembaga/unit kerja..
Khusus :
1.Adanya kejelasan langkah-langkahdalam melaksanakankegiatan.2.Adanyakejelasan siapa yang
melaksanakankegiatandanbagaimana melaksanakankegiatantersebut sehingga tujuandapat
tercapai.3.Adanya kejelasansasaran, tujuan dan waktu pelaksanaankegiatan.
B.SISTEMATIKA/FORMATPROGRAM
29
C.PETUNJUK PENULISANPendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umumyang masih terkait denganprogram.
Latar belakang
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakankegiatan pokok dan rincian kegiatan.
Metode tersebut bisa antara
30
Sasaranprogramadalah target per tahun yang spesifik dan terukuruntuk mencapai tujuan-
tujuanprogramSasaranprogrammenunjukkan hasil antara yang diperlukan untukmerealisir tujuan
tertentu.Penyusunan sasaranprogramperlumemperhatikan hal-hal sebagai berikut :Sasaran yang baik
memenuhi
“SMART”
yaitu :1.
Specific
: sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yangdiinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran
harusmemberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapatdijadikan landasan untuk penyusunan
strategi dan kegiatan yangspesifik pula.2.
Measurable
: sasaran harus terukur dan dapat dipergunakanuntuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya.
Akuntabilitasharus ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanyametodologi untuk
mengukur pencapaian sasaran (keberhasilanprogram) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang
terkaitdengan sasaran tersebut dilaksanakan.3.
: Apabila sasaran harus dijadikanstandard keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namuntidak
boleh mengandung target yang tidak layak. Umpamanyakita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran “
pengurangankematian misalnya di IGD hanya sampai ketingkat tertentu”namun “meniadakan kematian”
merupakan hal yang tidakdapat dipastikan kelayakannya.4.
Result oriented
: sedapat mungkin sasaran harusmenspesifikasikan hasil yang ingin dicapai. Misalnya :mengurangi
komplain pasien sebesar 50 %5.
Time bound :
sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yangrelatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai
ke beberapabulan, sebaiknya kurang dari 1 tahun. Kalau adaprogram5 (lima)
31
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikeloladan dapat lebih serasi dengan proses
anggaran apabiladibuatnya sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di rumahsakit.Seni didalam
penentuan sasaran adalah menimbulkan tantanganyang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah
sasaran yang dapatmendorong peningkatan kapasitas rumah sakit, namun dalambatas-batas kelayakan.
Sasaran yang baik itu tidak hanya akanmeningkatkanprogramdan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun
juga menumbuhkan kebanggaan Dan rasa percaya diri pada parapelaksanya. Sebaliknya penerapan
target kinerja yang tidakmungkin dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan
menghambat daya inovasi para karyawan.
123456789101112
32
Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalamkerangka acuan adalah bagaimana
melakukan pencatatan kegiatanatau membuatdokumentasikegiatanPelaporan adalah bagaimana
membuat laporanprogramdan kurunwaktu (kapan) laporan harus diserahkansera kepada siapa
sajalaporan tersebut harus ditujukan.Evaluasi kegiatan adalah evaluasi
pelaksanaanprogramsecaramenyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam krangka acuan bagaimanamelakukan
evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
33
BAB VIPENUTUP