Iwan Setiawan

Raihlah ilmu,
dan untuk meraih ilmu
belajarlah untuk
tenang dan sabar.
Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun,
(Q.S Al Mulk 68: 2)
Hidup dan Mati adalah kehendak Allah, kata Al-Maut/Mati urai Quraish Shihab biasa
diperhadapkan dengan Al-Hayah/Hidup. Bahkan jumlah kata al-maut dan yang seakar
dengannya sebanyak jumlah kata al-hayah dan yang seakar dengannya yakni 145 kali.
Hidup diartikan oleh sebagian ulama sebagai sesuatu yang menjadikan wujud merasa,atau
tahu dan bergerak.
Pada hakikatnya Manusia dalam hidupnya
mempunyai tujuan sebagai berikut;
 Tujuan hidup vertical yaitu beribadah kepada Allah
SWT, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam
surat Adz Dzariyaat ayat 56 ( dan aku tidak
menciptakan manusia kecuali untuk beribadah
kepadaku)
 Tujuan hidup horizontal yaitu menjadi khalifah di
muka bumi sesuai dengan surat Al-Baqarah ayat 30 (
Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan;
di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang
tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-
baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran).(QS. Al-A’raf 7:168)
Dalam konteks sosiologis, Konsep bala' selalu
berkonotasi negatif yang berupa keburukan
yang lazim dikenal dengan musibah. Kematian
dalam AI-Qur'an bersifat netral, tidak positif
juga tidak negatif, demikian juga bala'.
Kematian adalah seluruh hal yang menimpa
manusia, dan berfungsi sebagai bala', apakah
negatif ataupun positif dari perspektif manusia.
Muhammad Natsir dalam bukunya Berobat Adalah
Ibadah menjelaskan bahwa mengobati dan berobat
adalah ibadah. Dalam Islam saat beraktifitas dimulai
dari niat yang benar. Kalau kita beraktifitas dengan
niatan untuk beribadah kepada Allah niscaya apa yang
akan dikerjakan bernilai ibadah.
Hal ini berdasarkan pada Hadits dari Dari ‘Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi
bahwa ia berkata, “Aku mendengar Umar bin Khattab RA berkata di atas
mimbar, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Semua amal perbuatan
tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai yang ia
niatkan.Barangsiapa yang berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita
yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju” (HR Bukhari)
 Meningkatkan kwalitas hidup pasien
 Mendekatkan diri kepada Allah
 Mengurangi penderitaan pasien
 Meningkatkan kepatuhan
pengobatan
 Sangka baik kepada Allah.
"Dan bila ia hampir sampai kepada ajalnya, maka hendaklah ia
bersangka baik kepada Allah". Dasarnya ialah hadits Jabir dan
Anas berikut ini. "Ia mendengar Rosulullah bersabda sebelum
wafatnya: Janganlah seorang dari kamu semua mati, kecuali
berbaik sangka (Huznudzan) kepada Allah". (H.R. Muslim).

 Wasiyat sebelum meninggal.

Jika seorang sakit parah atau merasa bahwa ajalnya
akan tiba, Islam menuntunkan untuk meninggalkan
wasiyat kepada yang masih hidup.
 Talqin untuk orang sakit keras.
sebagaimana dalam Himpunan Putusan Tarjih;
"Hendaklah ia kamu talqinkan (tuntun baca) orang yang
akan meninggal". "La-ila-ha illall-h".

 Menghadap kiblat.
Orang yang dalam keadaan sakit menjelang ajal. Bahwa
Bara' bin Ma'rur yang berwasiyat supaya dihadapkan ke
Qiblat; maka sabda Nabi SAW.: "Ia mencocoki fitrah".
(Diriwayatkan oleh Hakim dan Baihaqi).
 Menutup mata dan mendo'akan.
Pada saat seseorang meninggal; "Kemudian bilamana
ia meninggal, pejam-kanlah matanya dan do'akanlah
baginya".
 Menutupi dengan kain yang baik.
Dasarnya ialah hadits Aisyah berikut; "bahwa ketika
wafat Rasulullah SAW. beliau dirahap dengan kain
hibarah (sejenis kain Yaman yang bercorak)".
Diriwayatkan oleh Bukhari Muslim).
 Melunasi hutang.
Salah satu di antara hal yang perlu segera dilakukan
ketika seorang meninggal ialah melunasi hutangnya
 Segera merawat.
Setelah jelas seorang meninggal dunia maka jenazah
langsung dilakukan perawatan
 Penyebaran berita meninggal.
Tindakan selanjutnya ketika seseorang meninggal
ialah segera menyebarkan kabar kepada kerabat,
teman dan kaum Muslimin