Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Lingkungan bagi makhluk hidup merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Istilah
lingkungan di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan lingkungan hidup. Lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia maupun makhluk hidup lainnya yang ada disekitarnya.(UU No. 23
Lingkungan terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotic (benda mati) dan
budaya manusia (Wiryono: 2012). Jadi di dalam lingkungan akan terdiri dari makhluk hidup
dan benda mati yang saling berkaitan satu sama lainnya. Itu artinya dalam melangsungkan
Pada dasarnya Tuhan menciptakan bumi dan seisinya untuk kesejahteraan manusia.
Manusia dapat memanfaatkan semua yang ada dibumi untuk memenuhi kelangsungan
lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang kehidupan yang
berkesinambungan agar tetap bisa digunakan oleh anak cucu kita dimasa depan. Lingkungan
hidup Indonesia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa dan rakyat
agar dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat Indonesia
serta makhluk lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri.
Manusia sudah mempelajari lingkungannya sejak awal kemunculannya di muka bumi.
Tanpa mengenal lingkungannya dengan baik, manusia tidak akan mampu bertahan hidup.
Masalah lingkungan juga sudah muncul sejak awal peradaban manusia. Soemarwoto
(Wiryono, 2012). Artinya kegiatan yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan akan
manusia, baik berupa keuntungan maupun kerugian. Sehubungan dengan hal tersebut maka
manusia harus memiliki perilaku yang baik terhadap lingkungan hidup agar pengaruh yang
Pentingnya lingkungan hidup yang terawat dan terkelola terkadang semakin dilupakan
oleh manusia. Lemahnya kesadaran terhadap lingkungan hidup terjadi karena adanya
anggapan yang memandang bahwa pemanfaatan alam bagi manusia adalah hal yang wajar.
Sehingga apa yang dilakukan manuisa kepada lingkungan oleh sebagian manusia akan
dianggap suatu hal yang wajar dan lumrah untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kerusakan lingkungan hidup sebagaian besar adalah akibat ulah dari kegiatan manusia.
lingkungan hidup adalah pengelolaan sampah yang tidak tepat. Tidak dipungkiri bahwa
pegelolaan sampah yang tidak tepat dapat menjadi permasalahan yang sangat serius
dikehidupan mendatang.
Negara Indonesia masuk dalam salah satu daftar negara yang menjadi penyumbang
sampah terbesar bahkan berada didalam peringkat ke 2(dua) setelah Cina dan untuk
peringkat ke 3(tiga) ada Philippina. Hal ini dapat dilihat dari data Jambeck (2015), Indonesia
menghasilkan sampah plastik di laut yang mencapai 187,2 juta ton setelah Cina yang
mencapai 262,9 juta ton. Berada diurutan ketiga adalah Philippina yang menghasilkan
sampah plastik ke laut hampir mencapai 83,4 juta ton, diikuti Vietnam yang mencapai 55,9
juta ton, dan Sri Lanka yang mencapai 14,6 juta ton per tahun. (CCN Indonesia, diakses
(KLHK) hasil riset Greeneration, organisasi nonpemerintah dimana selama 10 tahun telah
mengikuti isu sampah, setiap orang di Indonesia rata-rata dapat menghasilkan 700 kantong
plastik pertahun. Hal tersebut dapat mengancam kehidupan dan ekosistem, sebab kantong
plastik sulit terurai dalam waktu singkat yang mana kantong plastik membutuhkan waktu
selama lebih dari 20 tahun di dalam tanah dan akan lebih sulit atau lama lagi terurai apabila
kantong plastik tersebut baerada di dalam air. (Kompas, diakses pada tanggal 23 November,
Tuti Hendrawati Mintarsih selaku Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK
juga menyebutkan apabila jumlah sampah Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan akan
mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau
14% dari total sampah yang ada. Menurut beliau, target pengurangan timbunan sampah
secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25%, sedangkan 75% penanganan
sampahnya dengan cara ‘composting’ dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).
Permasalahan yang ada terkait dengan pengelolaan sampah yang kurang baik yaitu
perilaku setiap orang yang membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya
masih sering dijumpai, mulai dari dibuang dipinggir jalan bahkan sampai ada yang
membuangnya disaluran air. Padahal manusia melakukan aktifitas hampir dilakukan setiap
hari, tak jarang bila setiap hari manusia secara sadar ataupun tidak juga memproduksi
sampah. Sehingga hal tersebut mempunyai keterkaitan dalam pengelolaan bank sampah
sebagai implementasi dari pendidikan karakter peserta didik. Oleh sebab itu, sangat
diperlukan adanya pengelolaan sampah yang baik agar peserta didik dapat dibentuk menjadi
Dalam pengelolaan bank sampah tersebut, sekolah mempunyai peran penting karena
dengan adanya bank sampah dapat mewadahi fasilitas sekolah secara mandiri untuk
mengelola sampah dilingkungannya. Selain itu, sekolah juga berperan sebagai bahan
finansial, pemikiran ataupun tenaga, pengontrol dalam pelakasanaan pengelolaan dan juga
sebagai mediator dengan aktivitas peserta didik atau warga yang melakukan kegiatan
Apabila hal tersebut tetap dibiarkan begitu saja, maka kerusakan lingkungan tinggal
menunggu saja. Kondisi seperti itulah yang mendorong perlu adanya pemahaman kepada
terhadap lingkungan hidup kepada generasi muda bisa ditanamkan di sekolah. Karena pada
dasarnya untuk merawat dan memelihara bumi dan seisinya merupakan tanggung jawab
muda dapat dimulai dari penanaman karakter peduli lingkungan kepada peserta didik di
sekolah. Selain itu pembentukan karakter peduli lingkungan terhadap peserta didik sangatlah
diharapkan agar generasi muda memiliki kepedulian lebih terhadap lingkungan dengan cara
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup baik di rumah, di sekolah,
maupun di masyarakat. Pembentukan karakter peduli lingkungan melalui dunia pendidikan
tentu sangat efektif, karena peserta didik sebagai generasi muda hampir setiap hari berada di
lingkungan sekolah.
didik tentu akan lebih tertanam jika dibarengi dengan suatu program nyata dari sekolah.
Dengan adanya program bank sampah yang diterapkan di instansi pendidikan seperti
sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu pendidikan karakter peduli lingkungan. Seperti
halnya yang terdapat di SMA Negeri 1 Mayong Jepara yang telah menerapkan program
Bank Sampah mulai tahun 2017. Kegiatan bank sampah di sekolah tersebut sebagai salah
satu sarana pengembangan pendidikan karakter bagi peserta didik, agar peserta didik lebih
Bank sampah menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2012 pasal 1 tentang Pedoman Pelaksanaan Bank Sampah Reduce, Reuse,
dan Recycle adalah “tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat ditukar uang
Sebagai generasi muda bangsa ini, peserta didik tidak akan membuang sampah secara
sembarangan dimana saja dan selalu menghargai sampah dengan cara bersedia mengelola
sampah tersebut. Sehingga dengan adanya bank sampah sebagai pengelolaan sampah, maka
Nilai peduli lingkungan menurut Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 10) adalah “sikap dan tindakan yang selalu
menambah suatu nilai bagi peserta didik, bahwa tidak selamanya sampah menjadi suatu hal
yang tidak berguna akan tetapi sampah dapat dijadikan suatu barang yang berguna sehingga
barang tersebut dapat memiliki nilai seni dan nilai ekonomi yang mana akan menghasilkan
uang. Selain itu peserta didik dapat mengetahui bagaimana cara mengelola sampah dengan
baik dan benar. Karena dengan mengelola sampah dengan baik dan benar akan membawa
dampak positif terhadap lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang bersih, asri, nyaman
dan sehat.
Berdasarkan fakta dan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Dampak Penerapan Program Bank Sampah di SMA Negeri 1 Mayong terhadap
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat ditarik beberapa tujuan penelitian, yaitu
bertujuan untuk :
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini, baik secara teoretis maupun praktis
1. Manfaat teoretis
wawasan bagi Jurusan Politik dan Kewarganegaraan dampak program bank sampah
2. Manfaat praktis
sekolah.
E. Batasan Istilah
adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.
Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang
mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2018). Dampak yang
dimaksud dalam penelitin ini adalah akibat yang ditimbulkan dari adanya Program Bank
2. Bank Sampah
pengelolaan sampah dengan strategi penerapan 3R. Tidak seperti bank-bank biasanya,
yang ditabung di bank sampah bukanlah uang melainkan sampah yang dapat diuangkan,
tetapi tidak semua sampah dapat ditabungkan di bank sampah. Sampah yang dapat
ditabungkan dibank sampah adalah sampah yang dapat diuangkan atau dijual seperti
sampah kertas, plastik, dan logam (BLH Provinsi Jawa Tengah, 2013: 71-73).
untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sebagai pengenalan kepada
dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 10), merupakan sikap dan tindakan yang
terjadi. Dalam hal ini karakter peduli lingkungan merupakan sebuah karakter yang ingin
dikembangkan oleh SMA Negeri 1 Mayong kepada peserta didik melalui sebuah