Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Dosen Pembimbing: Amellia Mardhika, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Dosen Pembimbing: Amellia Mardhika, S.Kep.,Ns.,M.Kes
LETAK SUNGSANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing : Amellia Mardhika, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun Oleh :
Kelas LA-4A
Kelompok 14
LEMBAR PENGESAHAN
1
Setelah membaca menganalisis dan menulis makalah ini berjudul “DIABETES
MELLITUS GRAVIDARUM DAN LETAK SUNGSANG ” yang disusun oleh :
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang karena anugrah dari –Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurakan kepada jungjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugrah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
3.1 Kesimpulan............................................................................... 22
3.2 Saran......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
4
menggambarkan gejala diabetes yang tidak terkontrol, yakni banyak keluar
air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh karena itu, dalam istilah
lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”. Secara definisi medis,
definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun
relatif. Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan
gula normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali,
berkisar 70-110 mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi
oleh kalenjar pankreas.
Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-
tepungan (karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat.
Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon
insulin oleh kalenjar pankreas. Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula
dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh
(terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel
tersebut. Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan
yakni sebagai energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada
sisa, sisa sebagian tersebut diubah menjadi lemak dan protein.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi,
maka kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi
sebesar 5.600.000 jiwa pertahun. Sebaran kematian ibu di Indonesia
bervariasi diantara 130-780 dalam 100.000 persalinan hidup. Walaupun telah
dilakukan usaha yang intensif dan dibarengi dengan makin menurunnya
angka kematian ibu dan bayi disetiap rumah sakit, kematian ibu di Indonesia
masih berkisar 390 per 100.000 persalinan hidup (Manuaba, 1998 : 8)
Kejadian letak sungsang berkisar antara 2 %-3 % bervariasi diberbagai
tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai peyulit yang besar
dengan angka kematian sekitar 20 %-30 %. Pada letak kepala, kepala yang
merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan persalinan letak
sungsang justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir
terakhir. (Andrew Faulkner, 2010).
5
1.2. Rumusan Masalah
1 Apa Pengertian Diabetes mellitus gravidium dan Letak sungsang ?
2 Apa Saja Klasifikasi Diabetes mellitus gravidium dan Letak sungsang ?
3 Apa Saja Penyebab Diabetes mellitus gravidium dan Letak sungsang ?
4 Apa Saja tanda dan gejala diabetes mellitus gravidium dan Letak sungsang
?
5 Bagaimana patofisiologi diabetes mellitus gravidium dan Letak sungsang?
6 Bagaimana cara penanganan diabetes mellitus gravidium dan Letak
sungsang?
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain yaitu
estrogen, steroid, plasenta laktogen.Akibat lambatnya resorpsi
makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut
kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat
mencapai 3 kali dari keadaan normal yang disebut: tekanan
diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi retensi
insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen ia tidak mudah
menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah bila seorang ibu tidak
mampu meningkatkan produksi insulin
Diabetes kehamilan atau diabetes gestational yang sering disebut
juga DM gravidarum adalah diabetes yang terjadi karena faktor
kehamilan kehamilan normal yang disertai peningkatan insulin yang
dapat menimbulkan masalah bagi penderita, dan dapat mengancam
kesehatan bayi yang belum lahir. Kondisi diabetes dialami biasanya
pada masa kehamilan trimester kedua dan ketiga. Diabetes
kehamilan dapat dikelola dengan baik dengan makan makanan yang
sehat, berolahraga secara teratur dan jika perlu minum obat. Menjaga
kadar gula yang normal selama masa kehamilan dapat memastikan
kehamilan yang sehat bagi ibu dan anaknya. Umumnya diabetes
kehamilan akan hilang setelah sang ibu melahirkan.
2.1.2. Klasifikasi atau Tipe Diabetes Melitus
1. Diabetes Tipe 1
DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena
kerusakan sel b pankreas (reaksi autoimun). Bila kerusakan sel
beta telah mencapai 80--90% maka gejala DM mulai muncul.
Perusakan sel beta ini lebih cepat terjadi pada anak-anak
daripada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1
mempunyai antibodi yang menunjukkan adanya proses
autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun.
Kondisi ini digolongkan sebagai tipe 1 idiopatik. Sebagian
besar (75%) kasus terjadi sebelum usia 30 tahun, tetapi usia
tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi.
2. Diabetes Tipe 2
8
DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu
dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM). Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan
insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan
disfungsi sel beta. Akibatnya, pankreas tidak mampu
memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi
insulin resistan. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin relatif. Gejala minimal dan kegemukan sering
berhubungan dengan kondisi ini,yang umumnya terjadi pada
usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal, rendah, maupun
tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian
insulin.
3. DM Dalam Kehamilan
DM dan kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM)
adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan
insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan
euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM,
kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas
neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan
makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM
mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang
pertumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira
3--5% dan para ibu tersebut meningkat risikonya untuk
menjadi DM di masa mendatang
2.1.3. Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan
disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh
tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran
sel
9
sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup, dan Tipe III yaitu diabetes
yang dialami oleh ibu hamil. Pada diabetes Tipe III, apabila terjadi
pada saat kehamilan bukan sejak sebelum hamil, maka hanya bersifat
sementara (Mitayani. 2011).
Beberapa tanda yang tampak pada orang yang menderita diabetes:
1 Sering buang air kecil. Air seni/air kencing orang yang
menderita diabetes biasanya dikerumuni semut karena kadar
gulanya tinggi. Ganguan ini disebabkan karena hormon insulin
dalam darah sedikit atau pada penderita diabetes tipe I tidak ada
sehingga ginjal tidak dapat menyaring gula dalam darah jadi gula
tersebut keluar bersama air seni.
2 Mudah haus sehingga banyak minum. Karena sering buang air
kecil jadi kita juga gampang haus. Sering kali karena mudah haus
air minumnya adalah air dingin (dari kulkas/dengan es) dan
sebagian besar orang Indonesia bila minum air dingin/dengan es
lebih senang juga menggunakan sirup. Di mana sirup notabene
manis.
3 Mudah lapar. Karena apabila lapar kita makan nasi. Terlalu
banyak makan akan dapat menaikkan kadar gula karena didalam
karbohidrat yang ada pada nasi mengandung glukosa (gula).
4 Tanda penting lainnya yang perlu dicermati adalah apabila
penderita diabetes mendapat luka ditubuh cenderung
membutuhkan waktu lama dalam penyembuhannya. Selain itu ada
pula tanda berupa Letih dan lesu. Kondisi ini disebabkan karena
produksi gula dalam darah terhambat, sehingga pembuatan energi
menjadi ikut terganggu. Pandangan kabur atau tidak jelas juga
bisa jadi merupakan gejala diabetes melitus yang perlu
diwaspadai.
5 Sering kesemutan, gejala ini disebut neuropati. Hal ini karena
kandungan gula dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan system saraf. Dapat juga terjadi penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
6 Mual
7 Kelelahan
8 Penglihatan kabur
9 Sering infeksi kandung kemih, kulit, vagina.
10
Gejala klinis yang dialami oleh penderita diabetes dapat diketahui
melalui pemeriksaan di laboratorium. Pemeriksaan pertama adalah
pemeriksaan kadar gula darah. Pada prosesnya pengambilan darah
untuk pengecekan ini dilakukan dua kali atau dalam dua kondisi yaitu
setelah puasa (8 jam tidak menerima asupan gula baik melalui
makanan atau minuman) dan kondisi biasa (tidak puasa atau minimal
2 jam setelah makan). Pada kedua pemeriksaan ini apabila, kadar gula
biasa ≥ 120 mg/dl atau kadar gula puasanya ≥ 126 mg/dl, berarti Anda
positif (+) menderita Diabetes. Jadi, segelah periksa gula darah Anda.
Penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang lebih
baik.
11
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal.
(menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu
terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
2.1.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes pada kehamilan sebaiknya dilakukan
secara terpadu antara dokter kebidanan, penyakit dalam, ahli gizi, dan
spesialis anak. Sasaran penatalaksanaan adalah mencapai kadar gula
darah yang normal yaitu gula darah puasa kurang dari 105 mg/dl dan
dua jam sesudah makan kurang dari 120 mg/dl. Sasaran dapat dicapai
dengan melakukan pengaturan makan. Bila diperlukan maka diberikan
insulin untuk menurunkan kadar gula darah mencapai normal.
Biasanya bila kadar gula darah puasa melebihi atau sama dengan 130
mg/dl di samping perencanaan makan perlu diberikan insulin. Bila
kadar gula darah puasa di bawah 130 mg/dl, penatalaksanaan dapat
dimulai dengan perencanaan makan saja. Dalam perencanaan makan
dianjurkan jumlah kalori sebesar 35 kal/kg berat badan ideal, kecuali
bila penderita gemuk jumlah kalori dikurangi. Pada kehamilan
biasanya perlu dipertimbangkan penambahan kalori sebanyak 300 kal.
Agar janin dalam kandungan dapat tumbuh secara baik dianjurkan
untuk mengkonsumsi protein sebesar 1-1,5 g.
Penanganan Diabetes pada Kehamilan
1. Pengelolaan medis
12
insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui
drips.
2. Pengelolaan obsterik
13
1 Pengukuran tinggi fundus uteri
14
2 Mencegah hiperglikemia dan glukosuria seminimal mungkin.
6 Adanya glukosuria
8 Riwayat keguguran
9 Riwayat infertilitas
10 Hipertensi
3 Preeklampsi
4 Retinopati
1 Abortus
15
3 Respiratory distress
4 Neonatal hiperglikemia
5 Makrosomia
7 Hiperbilirubinemia
Tujuan Pengobatan:
3 Insulin injeksi
5 Biguanid/metformin
16
8 Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman
manis atau permen).
2.2.1. Definisi
Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi
merupakan bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana
janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bagian bawah kavum uteri).
17
a. Makrosemia
b. Hidrosefalus
c. Anensefalus
Hidrosefalus adalah besarnya ukuran kepala akibat kelebihan
cairan yang membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni
di bagian atas rahim. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus,
anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu
atas panggul.
3. Keadaan air ketuban
a. Hidramnion
b. Oligohidramnion
Jumlah air ketuban yang melebihi normal. Keadaan itu
menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki
trimester ketiga.
4. Keadaan Kehamilan
a. Kehamilan ganda
b. Kehamilan lebih dari dua
Menurut Fischer, ada beberapa sebab, yakni hamil kembar. Artinya,
adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya
perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih
nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar
(yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.
5. Keadaan Uterus
a. Uterus arkuatus
b. Plasenta dengan implantasi pada koruna
6. Keadaan dinding abdomen
a. Rileks akibat grandemultipara
b. Sebab lainnya adalah multiparitas, yaitu ibu telah melahirkan
banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan
membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga
minggu ke 37 dan seterusnya.
7. Keadaan tali pusat
a. Pendek
b. Terdapat lilitan tali pusat pada leher
8. Penyebab lain
Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, Janin
sudah lama mati,dan sebab yang tidak diketahui.
18
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara
ini disebut Bracht. Prosedur persalinan :
Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan
fase yang tidak berbahaya.
Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini
kepala janin masuk PAP, sehingga kemungkinan tali pusat
terjepit.
Tahap lama : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala,
kepala keluar dariruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke
dunia luar yang tekanannya lebih rendah sehingga kepala
harus dilahirkan perlahan-lahan untuk menghindari pendarahan
intrakranial (adanya tentorium cerebellum).
Teknik persalinan :
19
6. Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahir pusar,
perut, bahu, lengan, dagu, mulut dan akhirnya seluruh
kepala.
Keuntungan:
Kerugian:
Cara klasik:
20
1. Prinsip-prinsip melahirkan lengan belakang lebih dahulu
karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih besar
(sacrum), baru kemudian melahirkan lengan depan di bawah
simpisis tetapi jika lengan depan sulit dilahirkan maka lengan
depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar
gelang bahu ke arah belakang dan kemudian lengan belakang
dilahirkan.
2. Kedua kaki janin dilahirkan dan tangan kanan menolong pada
pergelangan kakinya dan dielevasi ke atau sejauh mungkin
sehingga perut janin mendekati perut ibu.
Cara Mueller
21
1. Prinsipnya : melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu
dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan
belakang.
2. Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks, yaitu kedua ibu
jari penolongdiletakkan sejajar spina sacralis media dan jari
telunjuk pada crista illiaca dan jari-jari lain mencengkram paha
bagian depan. Badan janin ditarik curam ke bawah sejauh
mungkin sampai bahu depan tampak dibawah simpisis, dan
lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.
3. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin
yang masih dipegang secara femuro-pelviks ditarik ke atas
sampai bahu ke belakang lahir. Bila bahu belakang tak lahir
dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan
mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong.
Cara Louvset :
22
Cara Mauriceau (Veit-Smellie) :
23
Syarat partus pervaginam pada letak sungsang:
a. Primigravida tua
f. Prematurita
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemia. Diabetes kehamilan atau diabetes gestational adalah
diabetes yang terjadi karena faktor kehamilan. Diabetes kehamilan dapat
menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi yang dapat menimbulkan
masalah bagi penderita, dan dapat mengancam kesehatan bayi yang belum
lahir. Diabetes kehamilan dapat dikelola dengan baik dengan makan makanan
yang sehat, berolahraga secara teratur dan jika perlu minum obat. Lalu bisa
diberikan pengobatan dengan cara pengolahan medis dan pengolahan
obsterik, lalu bisa juga diberikan asuhan kepada ibu hamil tersebut mengenai
diabetes melitus. Diabetes Mellitus dikenal dengan berbagai tipe yaitu Tipe I
25
yang disebabkan faktor genetik atau karena keturunan, Tipe II, sebagian besar
disebabkan oleh gaya hidup, dan Tipe III yaitu diabetes yang dialami oleh ibu
hamil.
Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan
bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri).
Ada 4 tipe kelainan letak sungsang,yaitu:
1. Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%).
2. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada
presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
3.2. Saran
Bagi ibu hamil hendaknya mengatur pola makan dan porsi makan
dengan benar, menhindari makan dan minuman yang mengandung glukosa
berlebih, rutin berolahraga, serta selalu rajin untuk control gula darah, agar
jika terdapat peningkatan gula darah yang berlebih, segera mendapatkan
penangan dari petugas kesehatan.Dan bagi mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan pemahamannya melalui makalah ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
.
1 Pengkajian
1 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
c. Riwayat kehamilan
28
Diabetes mellitus gestasional , Hipertensi karena kehamilan, Infertilitas,
Bayi low gestasional age, Riwayat kematian janin Aborsi spontan,
Makrosomia, Pernah keracunan selama kehamilan.
2 Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada
diabetes yang lama, Edema pada pergelangan kaki atau tungkai,
Peningkatan tekanan darah Nadi cepat, pucat, diaforesis atau
hipoglikemi.
b. Eliminasi
3 Psikososial
2 Diagnosa
29
b. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan
tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
3 Perencanaan
b. Mempertahankan normoglikemia.
4 Implementasi
Intervensi :
30
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien
tentang aturan diet.
31
antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan
2 jam sesudah makan kurang dari 200 mg/dl.
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
32
c. Anjurkan mempertahankan pengkajian di rumah terhadap kadar
glukosa serum, dosis insulin, diet dan latihan.
d. Tinjau kadar Hb dan Ht, berikan informasi diet tentang sumber zat
besi dan suplemen zat besi.
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
b. Periksa adanya glukosa atau keton dan albumin dalam urin ibu dan
pantau tekanan darah
33
d. Anjurkan posisi rekumben lateral selama persalinan.
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
34
e. Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan
35