Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM/ KISTOMA OVARIUM

A. DEFINISI

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2013)

Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis,
berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2013).

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi


pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini
dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisa n terluar
dari ovarium (Agusfarly, 2013).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada


ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2014)

B. JENIS - JENIS KISTA OVARIUM

Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :

Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon


esterogen dan progresterone diantaranya adalah :

A. Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan


epitelium yang berkurang di dalam korteks.
B. Kista fungsional
1. Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
2. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone
setelah ovulasi.
3. Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada
mola hidatidosa.
4. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.
5. Kista neoplasma
6. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
7. Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal
dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang
lain
8. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium
(Germinal ovarium)
9. Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya
dengan endometroid
10. Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

C. ETIOLOGI

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab


inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa
tipe kista ovarium,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang
tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal
terdapat dalam ovarium. Padakeadaan normal, folikel yang berisi sel
telur ini akan terbuka saat siklus menstruasiuntuk melepaskan sel telur.
Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbukasehingga menimbulkan
bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar akibatdari perlukaan yang terjadi
pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula
diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut
dengan Kista Dermoid.

D. PATHWAY DAN PATOFISIOLOGI

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif
lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,
keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-
kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit
tersebut diluar cakupan artikel ini.
E. TANDA DAN GEJALA

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya


sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak
bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau


perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-
gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium

1. Perut terasa penuh, berat, kembung


2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan
kesehatan segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan


pemeriksaan:

1. Ultrasonografi (USG)

Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan


untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi
(ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan
gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat
dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan
atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi
material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk
biopsi.

3. Hitung darah lengkap

Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan


melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak
terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral
dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan
pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan
oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen
yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen
yang ketat.

H. PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama


dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase
penyembuhan dan waktu granulasi jaringan.

Fase-fase penyembuhan luka antara lain :

1. Fase I

Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin
yang menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel
bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi
luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik.

2. Fase II

Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan


ceruk mulai kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi
dalam satu minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah.
Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi
jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat dan liasanya bedah.

3. Fase III

Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah
menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas,
terjadi pada minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus menjaga
agar tak menggunakan otot yang terkena.

4. Fase IV

Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal


disekitar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan
menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena
penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang berlapis putih.

I. KOMPLIKASI

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas


terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya
kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas
40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral


terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian
mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan
pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

J. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan


alamat, serta data penanggung jawab

2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit

Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen


bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak
berhenti, rasa mual dan muntah.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Sebelumnya tidak ada keluhan.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.

d. Riwayat perkawinan

Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya


kista ovarium.

4. Riwayat kehamilan dan persalinan

Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk


tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.

5. Riwayat menstruasi

Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan


bahkan sampai amenorhea.

6. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.

a. Kepala

1) Hygiene rambut

2) Keadaan rambut
b. Mata

1) Sklera : ikterik/tidak

2) Konjungtiva : anemis/tidak

3) Mata : simetris/tidak

c. Leher

1) pembengkakan kelenjer tyroid

2) Tekanan vena jugolaris.

d. Dada

Pernapasan

1) Jenis pernapasan

2) Bunyi napas

3) Penarikan sela iga

e. Abdomen

1) Nyeri tekan pada abdomen.

2) Teraba massa pada abdomen.

f. Ekstremitas

1) Nyeri panggul saat beraktivitas.

2) Tidak ada kelemahan.

g. Eliminasi, urinasi

1) Adanya konstipasi

2) Susah BAK
7. Data Sosial Ekonomi

Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.

8. Data Spritual

Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan


kepercayaannya.

9. Data Psikologis

Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium


sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut
sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat
maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya
keturunan.

10. Pola kebiasaan Sehari-hari

Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam


aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri

11. Pemeriksaan Penunjang

Data laboratorium

a. Pemeriksaan Hb

b. Ultrasonografi

Untuk mengetahui letak batas kista.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Preoperasi

a. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi


b. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan

c. PK perdarahan

2. Post operasi

a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik

b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan

c. Deficit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)


L. RENCANA KEPERAWATAN

Pre Operasi

RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA
NO KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DAN KOLABORASI

1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Pain Management


injuri fisik asuhan keperawatan
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
selama 3x24 jam
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
diharapkan nyeri pasien
berkurang Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

NOC : Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman


nyeri pasien
Pain Level,

Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri


Pain control,

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau


Comfort level
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
Kriteria Hasil :
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Mampu mengontrol
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
menggunakan tehnik ruangan, pencahayaan dan kebisingan
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, Kurangi faktor presipitasi nyeri

mencari bantuan)
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi

Melaporkan bahwa dan inter personal)

nyeri berkurang dengan


Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
menggunakan
manajemen nyeri Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Mampu mengenali Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri


nyeri (skala, intensitas,
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
frekuensi dan tanda
nyeri) Tingkatkan istirahat

Menyatakan rasa Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
nyaman setelah nyeri tidak berhasil
berkurang

Tanda vital dalam


rentang normal

2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan Infection Control (Kontrol infeksi)


penurunan pertahanan asuhan keperawatan
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
primer selama 3x 24 jam
diharapakan infeksi Pertahankan teknik isolasi
terkontrol
Batasi pengunjung bila perlu
NOC :
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
Immune Status berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

Knowledge : Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan


Infection control
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
Risk control
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Kriteria Hasil :
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Klien bebas dari
tanda dan gejala infeksi Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
petunjuk umum
Mendeskripsikan
proses penularan Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung

penyakit, factor yang kencing

mempengaruhi
Tingktkan intake nutrisi
penularan serta
penatalaksanaannya, Berikan terapi antibiotik bila perlu

Menunjukkan
kemampuan untuk
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
mencegah timbulnya
infeksi Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

Jumlah leukosit Monitor hitung granulosit, WBC


dalam batas normal
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Menunjukkan
perilaku hidup sehat Batasi pengunjung

Saring pengunjung terhadap penyakit menular

Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko

Pertahankan teknik isolasi k/p

Berikan perawatan kuliat pada area epidema

Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,


drainase

Ispeksi kondisi luka / insisi bedah

Dorong masukkan nutrisi yang cukup

Dorong masukan cairan

Dorong istirahat

Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep

Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

Ajarkan cara menghindari infeksi

Laporkan kecurigaan infeksi

Laporkan kultur positif

3. Deficit personal Setelah dilakukan Personal hyegene managemen


hyegene b.d imobilitas asuhan keperawatan
(nyeri pembedahan) selama 3x24 jam Kaji keterbatasan pasien dalam perawatan diri
diharapakan pasien
Berikan kenyamanan pada pasien dengan membersihkan tubuh
menunjukkan
pasien (oral,tubuh,genital)
kebersihan diri

Ajarkan kepada pasien pentingnya menjaga kebersihan diri


NOC :
Ajarkan kepada keluarga pasien dalam menjaga kebersihan
Kowlwdge : disease
pasien
process

Kowledge : health
Behavior

Kriteria Hasil :

Pasien bebas dari bau

Pasien tampak
menunjukkan
kebersihan

Pasien nyaman
DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. 2013. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :


EGC.

Lowdermil, Perta. 2013. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.

Mansjoer, Arief dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.

Manuaba. (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.


Jakarta:EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). United


States of America:Mosby.

Meidian, JM. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America:Mosby.

William Helm, C. Ovarian Cysts. 2013. American College of Obstetricians and


Gynecologists ( cited 2005 September 16 ). Available at http://emedicine.com

Winknjosastro, Hanifa. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai