PEMBANGUNAN RKB, UKS, KANTOR TU, KANTOR GURU DAN PENATAAN HALAMAN SD NO. 2 ABIANBASE
SPESIFIKASI TEKNIS
Sebelum pekerjaan dimulai pemborong terlebih dahulu harus membuat rencana kerja
(time schedule) yang disetujui/disahkan oleh konsultan pengawas, mengetahui Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis (PPTK) paling lambat satu
minggu setelah penunjukan pemborong.
Dalam renca kerja harus tercantum garis prestasi dan garis termyn rencana.
Pemborong menyerahkan rencana kerja yang telah disetujui sebanyak 3 (tiga) copy, 1
(satu) copy dipasang pada direksi keet, 2 (dua) copy diserahkan kepada Direksi
Pemborong harus mengikuti rencana kerja tersebut yang menjadi dasar Direksi untuk
menilai prestasi pemborong dan segala sesuatu yang berhubungan kelambatan
pekerjaan.
Pagar pengaman
Pemborong wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan menggunakan
seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2 meter. Penempatan
pagar pengaman supaya dikoordinasikan dengan pihak Direksi Teknis.
Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya.
Penempatan atau lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis.
Kantor Pemborong, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan dari cuaca dan
hujan.
WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia cukup air
dan terjamin kebersihannya.
Kantor direksi, kantor Pemborong atau Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya
pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.
Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.
Pemborong wajib menyediakan jaminan P3K lengkap yang harus tersedia di lapangan
untuk pertolongan darurat pada pekerja, staf pemborong maupun Direksi yang mengalami
kecelakaan kerja
Pemborong wajib menyediakan air yang cukup bersih sehat untuk pekerja, pelaksana
maupun Direksi.
Pemborong wajib mengansuransikan seluruh pekerja (ASTEK) dengan menyerahkan
bukti pendaftaran dan pembayaran asuransi tersebut kepada pemimpin proyek selambat –
lambatnya 7 hari setelah SPMK.
Segala yang menyangkut jaminan dan keselamatan lainnya yang belum disebutkan disini,
pemborong wajib melakukannya sesuai peraturan perburuhan/keselamatan kerja yang
berlaku.
Alat-alat pekerjaan harus disediakan oleh pemborong dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan.
Untuk menentukan dan memeriksa letak bangunan, pemborong harus menyediakan alat-
alat yang diperlukan termasuk perlengkapan atas petunjuk konsultan pengawas, dalam
keadan baik dan siap untukdigunakan sewaktu-waktu.
Pemborong wajib menyiapkan Tenaga Ahli dari segala disiplin ilmu yang berkaitan dengan
Pelaksanaan Pekerjaan ini, tersebut termasuk tenaga ahli lainnya yang berpengalaman.
Pemborong diwajibkan pula menyediakan alat bantu berupa Computer yang natinya dapat
memudahkan didalam melaksanakan pelaksanaan.
Dalam waktu yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas, Pemborong diharapkan
memperbaiki dan membuat baru semua pekerjaan yang dinyatakan tidak baik.
Ongkos pekerjaan perbaikan dan pembuatan baru tersebut tetap menjadi tanggungan
Pemborong.
Tidak ada hak bagi Pemborong untuk minta perpanjangan waktu karena melakukan
pekerjaan yang tidak diketahui dan tidak disetujui konsultan pengawas.
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti ukuran kaso ( 5/7
cm ). Yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak gerakan atau dirubah –
rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
Papan dasar pelaksanaan /bouwplank dibuat dari kayu Meranti dengan ukuran tebal 2 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya ( waterpas)
Tinggi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Konsultan Pengawas.
Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas.
Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk
tanggungan Kontraktor.
Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan
ketinggian 2 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat dari bahan
multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru, besar huruf disesuaikan.
Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama agar
dibuat sebagai berikut :
Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas ,
Judul Kegiatan,
Nilai Kegiatan,
No. Kontrak,
Masa Kontrak,
Sumber Biaya,
Pelaksana,
3. PEKERJAAN TANAH
Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka lapisan tanah urug dilakukan lapis
demi lapis, setiap lapis maksimum tebal 10 cm, disiram/dibasahi, diratakan dan
dipadatkan, hingga mencapai peil urugan yang disyaratkan.
Konsultan mengharuskan agar supaya semua urugan bahan hanya terdiri dari mutu
yang terbaik yang dapat diperoleh.
Pengeringan/pengaliran air harus diperhatiakn selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamiin pengaliran airnya.
Apabila material urugan mengandung batu – batu, tidak dibenarkan batu – batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori – pori harus diisi dengan batu– batu
kecil dan tanah yang dipadatkan.
Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Jika material galian tidak cukup, material
tambahan harus didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.
Kontraktor wajib / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan ( dan masa pemeliharaan) , atas biaya Kontraktor selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai.
Plesteran halus ( acian ) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari ( kering ).
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
cepat dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air
secara cepat.
Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanan ( dan masa pemeliharaan ), atas biaya Kontraktor selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik /Pemakai.
Semua bata yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata yang akan
digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata mengikuti ketentuan
yang digunakan dalam pekerjaan beton.
Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan ASTM, NI
– 19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII – 0023- 81.
Semen Portland harus memenuhi NI –8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan
air harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
Bahan – bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh – contohnya ( minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan ) kepada
Konsultan Pengawas.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
keramik yang disetujui Konsultan Pengawas.
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak reatak, tidak cacat dan tidak
ternoda.
Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar – benar rata.
Jarak antara unit – unit pemasangan keramik yang terpasang ( lebih siar – siar ), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar
serta petunjuk Konsultan Pengawas, yang membentuk garis – garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar – siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
Bahan perekat dan siar – siar dari bahan grauting sesuai ketentuan persyaratan, warna
bahan perekat / pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
Pemotongan unit – unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari dari pabrik yang bersangkutan.
Keramik yang sudah dipasang, terlebih dahulu unit – unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
Pinggulan pasangan keramik bila dilakukan harus dikerjakan dengan alat gurinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian
yang sempurna. Keramik yang terpaang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
Pada pemasangan plint keramik lantai, diatas plint dibuatkan naat (tali air) dengan 7 mm
dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
ternoda .
Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar – benar rata.
Jarak antara unit – unit pemasangan keramik yang terpasang ( lebar siar – siar ), harus
sama lebar maksimal 3 mm dan kedalam maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar
serta petunjuk Konsultan Pengawas, yang membentuk garis – garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar – siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotong tegak lurus sesamanya.
Bahan perekat dan siar – siar dari bahan grouting sesuai ketentuan persyaratan, warna
bahan perekat /pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
Pemotongan untuk keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul – betul bersih.
Sebelum kermik dipasang, terlebih dahulu unit – unit keramik direndam dalam air sampai
jenuh.
Pinggulan pasangan keramik bila dilakukan, harus dikerjakan dengan alat gurinda,
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang
0sempurna.
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberimkan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya , selama 10 ( sepuluh )
tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan
yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari
pihak pemasang ( applicator ) untuk mutu pemasngan.
Bahan harus didatangkan ketempat yang terlindung, tertutupp tidak lembab, kering dan
bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan – bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena tindakan
Pemilik.
Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian maka bahan – bahanpengganti
harus yang disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh
Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya.
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman ( ahli dari pihak
pemberi garansi pemasang ) dan terlebih dahulu harus mengjukan “ metoda pelaksanaan “
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang bersangkutan.
Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan – percobaan / pengetesan terhadap
hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan air.
Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusaka lainnya.
Kalau terdapat kerusakan yang buka disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai pada
waktu pekerjaan ini dilakukan / dilaksanakn maka Kontraktor harus memperbaiki /
mengganti sampai baik dan betul dengan biaya Kontraktor.
Petunjuk petunjuk dan peringatan – Peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
Peraturan – peraturan yang diperlukan supaya disediakan Pemborong di “site”
Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton bertulang sesuai
dengan ketentuan – ketentuan yang disyaratkan , termasuk kekuatan , toleransi dan
penyelesaiannya.
Khusus Untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah , apabila tidak
tercantum dalam gambar struktur, harus dibuatkan lantai kerja dari dari beton ringan dengan
campuran semen : pasir : koral = 1:3:5 setebal minimum 5 cm. Dibawah latai harus diberikan
lapisan pasir urug dengan tebal minimum 10 cm padat .
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar
yang umum berlaku , apabila tidak diatur secara tegas dalam spesifikasi, gambar dan bill of
quantity.
a. Portland Cement :
Digunakan Portlan Cement Jenis II menurut NI – 8 atau Type – I menurut ASTM dan
memenuhi S. 400 Menurut standard Portland Cement yang digariskan oleh Assosiasi
Semen Indonesia.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukaar – tukar dalam pelaksanaan, kecuali dengn
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Pertimbangan Konsultan Pengawas hanya
dapat dilakukan dalam keadaan :
Tidak adanya Persediaan di pasaran dari merk yang telah dipilih tersebut.
Pemborong memberikan jaminan dengan data – data teknis bahwa mutu semen
penggantiannya mempunyai kualitas yag setaraf dengan mutu semen yang akan
digantikannya.
b. Aggregat :
Kualitas dan gradasi aggregates harus memenuhi syarat – syarat P.B.I. – 1971.
Aggregat kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang
baik, cukup syarat kekerasannya dan padat ( tidak porous ) . Pemborog harus
melakukan percobaan dilaboratorium yang ditunjuk oleh KONSULTAN PENGAWAS
untuk menentukan susunan gradasi agregat kasar tersebut. Untuk menguji
kekerasan dari agregat kasar tersebut digunakan mesin Pengaus Los Angelos dimN
tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%. Kadar lumpur dari agregat kasar
tidak boleh lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering.
Dimensi dari aggregat kasar tidak lebih dari 3.0 cm dan tidak lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian ukuran butirnya 5 mm. Untuk bagian struktur
dengan dimensi atau sama dengan 15 cm , dimensi aggregat kasar maksimum
adalah 2,0 cm.
Pasir harus terdiri dari buitir – butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan – bahan
organis , lumpur , tanah lempung dan sebagaimana.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering
, apabila kadar lumpur melampaui 5 % maka pasir tersebut harus dicuci sampai
memenuhi syarat yang ditentukan.
c. Air :
Air Yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan.
Apabila .dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Pemborong, supaya
air yang akan dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas bahan pemborong.
d. Readymix.
Jika beton yang digunakan adalah beton Readymix maka Pemborong harus terlebih
dahului mengajukan perusahan readymix yang akan digunakan termasuk semua material
yang akan digunakan ( semen, aggregat, air, additive ) dan mix design untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Selanjutnya dalam pelaksanaan Konsultan Pengawas akan memberikan batasan waktu
maksimum yang diijinkan dari saat pengiriman sampai pengecoran dan apabila tidak
langsung dicor maka pemborong perlu menyediakan penampungan. Pemborong harus
secara teratur memberikan jadwal pembuatan dan pengiriman beton readymix kepada
Konsultan Pengawas agar Konsultan Pengawas dapat memantau keadaan beton
readymix yang akan digunakan. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak beton
readymix yang diragukan kualitasnya.
a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain – lain lapisan yang dapat mengurangi
lekatnya pada beto. Apabila terdapat karat, maka harus dibersihkan dengan cara disikat /
digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi atau dengan bahan kimia yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi
beton dari jenis BJTP 24 dan BJTD 32
b. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak
tulangan /besi beton dan pengikat tulangan – tulangan pada tempatnya.
c. Untuk mendapatkanjaminan akan kualitas besi beton yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga harus ada / dimintakan sertifikat dari laboratorium yang ditunjuk
oleh Konsultan Pengawas untuk melakukan percobaan, baik pada saat pemesanan maupun
secara periodik minimum masing – masing 2 ( dua ) contoh percobaan ( stress – strain ) dan
pelengkungan untuk setiap 20 ton besi setiap diameter besi minimum diambil 2 ( dua )
contoh. Pengetesan besi beton pada laboratorium yang disetujui / ditunjuk Konsultan
Pengawas dilakukan atas biaya Pemborong.
5.3 PENYIMPANAN :
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan – bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaan.
b. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah / utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak. Segera setelah diturunkan semen harus disimpan
dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan
lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan baik ( belum mulai
mengeras ) dan tidak boleh ada bagian yang mulai mengeras. Jika dijumpain semen yang
tidak sesuai dengan persyaratan diatas maka Konsultan Pengawas wajib menolak semen
yang tidak memenuhi syarat tersebut harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
c. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan – bantalan
kayu dan bebas dari lumpur atau zat – zat asing lainnya yang dapat merusak besi beton
(minyak dan lain–lain).
d. Agregat harus ditempatkan dalam bak – bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradsinya serta harus beralaskan lanatai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar , kualitas beton adalah K – 250 (tegangan tekan
hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia 28 hari ).
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data – data pelaksanaan di tempat lain dan didukung dengan trial –
mixes pada laboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda – benda uji menurut ketentuan – ketentuan yang
disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari P.B.I .1971. Mengingat bahwa W/C factor ( kecuali
ditentukan khusus ) yang sesuai disini adalah sekitar 0.52 – 0.55, msks pemasukan adukan
ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9. ayat 3 P.B.I. 1971 tanpa
menggunakan penggetar.
Pada masa – masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3
beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama.
Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah
benda uji tersebut 1 buah digunakan untuk pengetestan mutu beton dan satu buah sisanya
disimpan oleh Konsultan Pengawas dan digunakan apabila diperlukan. Semua biaya
pengetestan menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data – data kualitas beton yang dibuat.
Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karateristik beton tersebut dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium
dan harus dibuat rangkap 5 ( lima ).
Penyajian / format laporan harus harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Dari
data – data diatas harus dievaluasi sesuai dengan PBI 1971 sehingga diperoleh kuat tekan
karakteristik dari beton yang terlaksana. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 12 cm. Jika
diperlukan alat bantu untuk pengangkutan beton seperti Concrete Pump sehingga terjadi
perubahan mix design dan admixture, semua perubahan tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting ). Cetakan
slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk – tusuk 25 kali dengan
besi diameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat ( seperti peluru ).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya . Setiap lapisan
ditusuk – tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam suu lapisan yang dibawahnya.
Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan – lahan dan diukur
penurunannya ( nilai slump – nya ).
f. Pengujin kubus percobaan tersebut harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan pengawasatas biaya Pemborong.
g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergengan air,
selama 7 ( tujuh ) hari selanjutnya dalam udara terbuka.
h. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur
3,7,14,21,28 hari denga ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase
kekuatan yang diminta pada 28 hari. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.1.4.PBI 1971. Jika
hasil kuat tekan benda – benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka
harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara – cara seperti yang ditetapkan dalam
P.B.I.1971 dengan tidak menambah beban biaya bagi Pemberi Tugas.
i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk ke dalam mixer.
j. Penyampaian beton ( adukan ) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen – komponen beton.
k. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
l. Minimum 2 ( dua ) hari sebelum pengecoran dilakukan Pemborobng harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas, dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat izin
tertulis dari Konsultan Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Konsultan
Pengawas mem eriksa Pembesian yang terpasang dan lain – lain kelengkapan pada
daerah yangakan dicor.
Penempatan siar – siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukanlain dalam gambar, harus
mengikuti pasal 6.5. dari P.B.I. 1971. Siar – siar tersebut permukaannya harus dikasarkan
dan harus dibasahi terlebih dahulu denga concrete cool joint yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas, tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak dan metode pembuatan siar –
siar atau pemberhentian pengecotan tersebujt harus diajukan dalam shop drawing untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecorannya baru dapat dilakukan
kembali 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat – syarat tersebut di atas.
a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar.
Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka Pemborong harus membuat “Bending
Schedule” (Rencana Pembengkokan Tulangan) untuk diajukan dan dimintakan
persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :
b.1 Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dala gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana kontruksi
untuk sekedar informasi.
b.2 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan lebih,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis
kontruksi.
b.3 Jika diusulkan perubahan dari jala /arah pembesian maka perubahan tersebut hanya
dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis dari perencana kontruksi.
Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan
dari Pemborong.
b.4 Pada prinsipnya, Pemborong harus benar – benar memperhatikan masalah
penjangkaran, ovelapping ( sambungan, bengkokan dan tekukan ) seperti, terdapat
dalam gambar atau PBI 1971.
c. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameterrr
yang terdekat dengan catatan.
c. 1 Harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
c.2 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang di – maksudkan adalah
jumlah luas ).
c.3 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
c.4 Dengan penggantian tersebut tidak ada pekerjaan tambahan yang terjadi dan
semyua akibat lainnya menjadi tanggungan Pemborong .
d. Toleransi Besi
Diameter ukuran sisi ( atau jarak antara dua Variasi dalam berat Toleransi diameter
permukaan yang berlawanan yang di perbolehkan
Dibawah 10 mm +/- 7 % +/ - 0.4 mm
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran
untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus menerus ini dilakukan
antara lain dengan menutupinya dengan karung – karung basah. Pada pelat – pelat atap
pembasahan terus menerus dilakukan dengan merendam ( menggenangnya)
d. Pada hari – hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu
e. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai
tempat penimbunan bahan – bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan – bahan
yang berat. Minimum 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat dibebani
untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat acuan lantai yang dibebani tersebut tidak
dibongkar untuk memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
f. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau
proses – proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasasn dapat dipakai setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan –
ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar – gambar konstruksi yang diberikan.
Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas atau Perencana yang sejauh
mungkin melihat / mengawasi / menegur atau memeberi nasihat tidaklah mengurangi
tanggung jawab penuh tersebut diatas.
a. Pada proyek ini permukaan beton dihasilkan merupakan hasil akhir yang tidak akan
mengalami finishing arsitektur sehingga tidak akan ada pekerjaan plesteran baik untuk
balok, kolom, dan pelat lantai. Apabila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengecoran
sehingga terjadi kropos dan lain – lain maka harus dilakukan hal – hal seperti langkah
berikut ini.
b. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan semen
(cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya bvoleh dilakukak setelah mendapat
persetujuan tertulis dan sepengetahuan Konsultan Pengawas.
c. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, Maka harus dibongkar dan diganti
dengan pembetonan kembali atas beban biaya Pemborong.
d. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah / retak, ada
gelembung udara, kropos, berlubang, tonjolan dan lain – lain yang tidak sesuai dengan
gambar atau spesifikasi.
- Isi lubang – lubang dan bukaan – bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan .
Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan electronik
yang ukuran, rencana dan tempatnya bedasarkan gambar – gambar rencana mekanikal
dan eletrikal.
Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaan.
b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm. Dipasang
pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan pada tulangan
pelat atau balok.
5.12 PEMBERSIHAN
Pemborong senantiasa harus segera membersihkan puing – puing, sampah dan lain – lain
yang menurut KONSULTAN PENGAWAS dapat mengganggu kalancaran pekerjaan dan
pemeriksaan di lokasi pekerjaan. Secara bertahap atau sesuai intruksi KONSULTAN
PENGAWAS semua puing dan sammpah tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
Akhirnya apabila pekerjaan sudah selesai maka semua puing harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.
a. Setiap dinding bata ringan yang bertemu dengan kolom harus diadakan penjangkaran
dengan jarak antara 75 cm, panjang jangkar minimum 60 cm dimana bagian yang tertanam
dalam beton 30 cm dan yang tertanam dalam bata 30 cm dan berdiameter 6 mm.
b. Tiap luas dinding bata ringan yang lebih besar dari 12 meter persegi harus diberi kolom
praktis /ringan balok minimum ukuran 11 cm x 11 cm dengan tulangan memanjang 4
diameter 10 mm dan tulangan sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm.
c. Untuk railing tangga dan diding lainnya yang tingginya kurang dari 2.00 m harus diberi
kolom praktis seperti item b . setiap jarak 2.50 meter dan pada bagian atasnya diberikan
ring balok 11 cm x 11 cm sebagai pengikat.
2. Bahan – Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : scafolding, kayu, multiplex.
Pemakaian bambu tidak dijperbolehkan. Lain – lain jenis bahan yang akan dipergunakan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu . Acuan yang terbuat
persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu, Acuan yang terbuat dari kayu dianjurkan
menggunakan kayu jenis meranti.
Ukuran kayu yang dipergunakan tergantung dari perencanaan struktur acuan dengan tebal
multiplex minimum 9 mm.
Khusus untuk support tidak diijinkan untuk menggunakan material kayu.
Pemborong dapat mengajukan alternatif, acuan yang lain dan secara teknis dapat
dipertanggung jawabkan dan menguntungkan dari segi waktu pelaksanaan.
Pemakaian acuan alternatif ini tidak akan mengakibatkan adanya penambahan biaya.
keterangan – keterangan lsin ysng disnggap untuk memperoleh persetujuan dari konsultan
pengawas
Untuk bidang – bidang yang luas dimana digunakan form – tie, penempatan form – tie
harus disetujui oleh konsultan pengawas dan sesuai dengan rencana KP.
Untuk menyetelan pekerjaan beton diatas pekerjaan beton yang baru dicor, dibutuhkan
waktu minimum 3 ( tiga ) hari dan peyetelan acuan tersebut baru dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
4. Pembongkaran
a. Pada prinsipnya pembongkaran bekisting boleh dikalukan dengan ketentuan sebagai
berikut :
Samping : minimum 3 hari setelah pengecoran
Bawah : minimum 21 hari setelah pengecoran
Lihat persyaratan Bab Pekerjaan Beton Bertulang.
b. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,
berlubang atau retak – retak dan tidak menunjukan gejala keropos / tidak sempurna.
c. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati – hati tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material – material lain disekitarnya, dan
pemindahan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan berlangsung. Perbaikan bagian –
bagian yang rusak akibat kelalaian Pemborong menjadi tanggungan Pemborong.
d. Seluruh bahan – bahan bekas acuan yang tidak tepakai harus dibersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat – tempat yang ditentukan oleh konsultan pengawas.
e. Perbaikan – perbaikan pada permukan beton yang tidak sempurna harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas dan biaya yang diperlukan untuk perbaikan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
5. Toleransi
Toleransi kelurusan, dimensi dan lain – lain disyaratkan sebesar 1/500 dari panjang, lebar
dan tinggi.
Sfesifikasi material untuk Bore Pile harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
d) Sistem pengeboran dilakukan dengan menggunakan bor manual atau semi manual (mata
bor digerakkan mesin).
e) Pengeboran harus dilakukan benar – benar vertikal/tegak lurus. Tiang yang miring toleransi
kemiringan 1% dan untuk pergeseran 7.5 cm.
f) Kedalaman lubang bor sesuai dengan gambar rencana. Kontraktor harus dapat
meyakinkan bahwa pengeboran sudah mencapai tanah keras.
g) Setelah tahapan pengeboran selesai, dilanjutkan dengan memasang tulangan bore pile
dengan bentuk penulangan sesuai dengan gambar rencana.
h) Setelah dipasang, ujung atas tulangan harus menyisakan stek dengan panjang minimal 40
diameter tulangan.
Kelembaban yang disyaratkan maksimum : 7 %, untuk seluruh bahan kayu kosen yang
digunakan.
Kusen : 5 / 14 cm.
Daun pintu : 3.5/9.5 cm.
Daun jendela : 2.5/7,5 cm.
Pengisi pintu ( Papan Panel ) dari bahan kayu Kamper, persyaratan bahan yang
digunakan sesuai bahan untuk rangka. Ukuran Papan Lambersering 2 x 14 cm atau
sesuai detail gambar, bentuk dan pola pemasangan sesuai gambar detail.
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus , kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak – retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang
digunakan, disyaratkan maksimum 12 %.
Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI–5 (PKKI th. 1961) dan
PUBI 82.
Setiap sambungan sesama rangka daun pintu dan rangka terhadap krepyak kayu, harus
rapi dengan bentuk lubang pen serta digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica
Aibon.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat – alat
bantu lainnya unhtuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapi hssil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
Pekerjaan daun jendela kaca dipasang pada seluruh detail sesuai yang dinyatakan /
ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Bahan untuk rangka daun jendela dari kayu Kamper yang telah dikeringkan dan telah
diawetkan, kelas kuat I dan kelas awet I.
Bahan rangka minimum ukuran 2.5 x 7.5 cm atau sesuai yang ditunjukan dalam gambar.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI – 5 ( PKKI Tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan, mata kayu dan cacat lainnya.
Kelembaban yang disyaratkan maksimum 14 %
Bahan panil daun jendela dari kaca lembaran bening tebal minimal 5 mm, buatan dalam
negeri ( produk Asahimas ) mutu AA. Bahan kaca harus memenuhi persyaratan PUBI 82
pasal 63 dan SII 0189 – 78.
Setiap sambungan rangka daun jendela digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk
Herferin.
Bahan bubungan dengan Genteng Kodok Goodyear yang sama dengan bahan genteng
penutup atap yang digunakan / dipasang sesuai yang ditunjukan dalam gambar detail,
dipasang dengan adukan 1 PC : 3 pasir.
Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat
pelaksanaan pekerjaan lain.
Bidang pemasngan langit – langit harus rata / water pas, dan yang miring harus sesuai
detail gambar.
Hasil Pelaksanan pekerjaan harus betul – betul rapih dan sempurna.
8. PEKERJAAN STAINLESSTEL
Standar dan peraturan dasar untuk pelaksanan pekerjaan sesuai dengan peraturan-
peraturan Normatif yang berlaku, antara lain :
1. S I I : Standart Industri Indonesia.
2. P U I L 2000 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
3. Peraturan Keselamatan Kerja – DEPNAKER.
4. Peraturan Pemerintah daerah setempat.
Pemborong wajib membuat Soft Drawing yang menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan
data peralatan,material, komponen dan sistem secara lengkap dan terperinci, serta sudah
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan siap untuk dilaksanakan.
Pemborong wajib menunjukkan brosur teknis dari pabrik pembuat komponen, peralatan
dan material,yang memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas barang-
barang yang akan diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan fotocopy
Pemborong wajib memberikan buku petunjuk operasi dan perawatan yang memuat uraian
dan instruksi mengenai cara mengoperasikan dan merawat sistem dan peralatan,
termasuk jadwal pemeliharaan dan daftar suku cadang yang diperlukan dalam perawatan.
6 Lampu Philips
7 Panel Schneider Schneider
• MCCB : Merlin Gerin (Compact NS Lengkap)
• MCB : Merlin Gerin ( NC45)
• Contactor : Mithsubisi
• Pilot lamp/indicator lamp 220 V ( kuning, merah , hijau )
• Voltmeter 0-500V
• Ampere meter 0-500
• Travo Arus/CT
• Selector Volt 7 position
• Wiring Material
• CU bars + accessories
• Grounding BC 25 mm < 5 Ohm
Tabel : 1
- Seluruh kabel instalasi listrik dimasukkan kedalam pipa conduit dan diklem.
- Pada setiap percabangan titik lampu, harus diberi “T” doos/junction box dan dari
sini dihubungkan dengan konduit 5/8 konduit ketitik penerangan.
- Sambungan di junction box/”T” doos dilakukan dengan sistem puntir, kemudian
ditutup dengan lasdop plastik .
- Sambungan kabel untuk ke titik penerangan hanya dilakukaan pada junction
box/doos tersebut dengan sambungan standar ekor babi ( pig tail) dan ditutup
dengan lasdop.
- Semua kabel dimasukkan kedalam konduit dengan ukuran yang sesuai.
- Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat
sendiri.
- Semua kabel yang terlihat mata harus diberi penanam dengan klem sehingga
kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
- Doos/junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan minimal 10 cm
terbuat dari jenis pvc. Setelah terpasang doos-doos ini harus ditutup dengan baik
dengan penutup yang khusus untuk itu.
- Semua sambungan kabel harus dipilin kawatnya dengan baik sehingga tidak
menimbulkan beda tegangan satu sama lain kemudian diisolasi dengan isolasi
PVC dan terakhir diberi penutup atau dop plastik.
Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapat di pasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai standar
/ peralatan dari pabrik yang bersangkutan.
Pemborong harus membuat gambar detail, agar diketahui dengan tepat letak dan ukuran
lubang-lubang pada dinding dan lantai untuk penembusan pipa.
tempat yang disetujui direksi proyek. Setelah udara habis terbuang dari dalam pipa, keran
pembuang udara dapat dituup rapat-rapat dan kemudian pengujian dapat dilakukan.
- Saat-saat dilaksanakan pengujian, semua keran-keran harus dalam keadaan tertutup.Lama
pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.
- Pipa dan perlengkapan lain yang rusak harus diganti dengan yang baru. Penambalan
dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
- Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
- Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih (portable) yang di setujui
direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari ujung pipa yang sudah dipasang dan
dibuang kesaluran-saluran drainage, secara berangsur-angsur segala kotoran-kotoran yang
ada didalam pipa dibersihkan.
Kontraktor wajib melaksanakan pembersihan akhir terhadap lokasi pekerjaan.
Tebah HPL yang disyaratkan adalah 0.7 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post
forming adalah dengan ketebalan 0.7 mm.
Arah serat HPL sesuai yang ditunjukkan pada gambar rencana atau Konsultan Pengawas.
Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja, / credenza, diberi edging
berupa PCV tebah minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna-warna HPL atau
sesuai petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah produk
Huben.
Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel, metal/besi dengan diameter
handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam gambar
rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll )
Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus
berasal dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi
persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.
Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex Jerman untuk bahan
penutup permukaan BAGIAN BAWAH meja, lemari simpan dan lain-lain,
dipersyaratkan dengan kwalitas yang baik dan warna merata.
Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan
tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup
Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada
kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus
mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai.
MOCK UP
Penyerahan : Bila jenis furniture yang dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit atau lebih,
maka dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk membuat 1 (satu) contoh / mock up.
Penilaian : Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh Perencana dan Konsultan
Pengawas. Hasil penilaian mengikat di dalam proses pengerjaan selanjutnya.
Revisi : Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi, metode
pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh Pelaksana, dengan
mempertimbangkan penilaian dan pengarahan dari Perencana dan Konsultan
Pengawas
SYARAT PEMELIHARAAN
Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
Pengamanan: harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain
yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh
furniture, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site
akan mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah
ditempatkan di site diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung oleh
Pelaksana.
15. PENUTUP
15.1.1 Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai 100% gudang
bahan, direksikeet, dan semua sampah, bahan-bahan yang tidak berguna harus dibersihkan.
15.1.2 Apabila pada uraian dan syarat-syarat pekerjaan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan
kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut harus dikerjakan
yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong.