Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

ANATOMI/ILMU URAI

DISUSUN OLEH KELOMPOK III:

ARDIAN

WANDIS WANDI

LUFFI FEBRI. Y

M. AMIN

PUTRA AREI SHANDY

ISNA INDRIANI

SITI PATIMAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENJASKESREK
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI (UNISI)
TEMBILAHAN
T.A 2011/2012
A. Osteologi

Ilmu yang mempelajari tulang adalah Osteologi “osteon” yang berarti tulang dan
“logos” yang berarti ilmu. Tulang hanya sering dianggap sebagai kerangka, pelindung dan
penunjang tubuh. Walaupun rangka juga melakukan fungsi tersebut, tulang adalah sebenarnya
organ yang sangat dinamis yang secara tetap melakukan remodeling, dan mengubah bentuk
untuk dapat beradaptasi pada kekuatan-kekuatan sehari-hari yang menekannya. Selain itu, tulang
menyimpan nutrient penting, mineral, dan lipida dan menghasilkan sel darah yang memelihara
tubuh serta berperan penting dalan perlindungan tubuh terhadap interaksi, semua fungsi ini
membuat tulang dalam tubuh manusia yang berjumlah kira-kira 206 menjadi organ yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari.

System rangka terdiri dari atas tulang, tulang rawan, dan membrane yang melapisi
tulang. Setiap tulang adalah organ yang melindungi jaringan ikat (tulang, darah, tulang rawan,
jaringan adipose, dan jaringan ikat menyerabut), jaringan saraf, serta jaringan otot dan
epithelium.

Tulang banyak mempunyai fungsi, meliputi :

 Penunjang, tulang menyediakan suatu rangka bagi tempat penempel otot dan jaringan
lain.
 Perlindungan. Tulang-tulang seperti tengkorak dan tulang sangkar rusuk melindungi
organ-organ dalam dari kura-kura.
 Pergerakan. Tulang memungkinkan pergerakan tubuh dengan fungsinya sebagai tuas
dan titik penempalan otot.
 Penyimpanan mineral. Tulang berfungsi sebagai gudang kalsium dan fosfor, mineral
yang penting bagi kegiatan sel di seluruh tubuh
 Produksi sel darah. Produksi sel darah atau hematopoiesis terjadi di sumsum tulang
yang berada di dalam rongga tulang tertentu
 Penyimpanan energy. Lipida yang disimpan di dalam sel-sel adipose di sumsum kuning
bertindak sebagai gudang energy.
Ada beberapa jenis tulang. Tulang panjang mempunyai panjang yang lebih panjang
daripada lebarnya. Panjang tulang, atau batang tulang, melebar pada bagian ujungnya. Tulang
pendek berbentuk seperti kubus, yang mempunyai panjang dan lebar yang sama. Tulang pipih,
seperti iga atau tulang tengkorak, berbentuk tipis atau pipih. Tulang tidak beraturan, seperti
tulang belakang (vertebrata), tulang wajah, dan tulang panggul mempunyai bentuk-bentuk
khusus yang berbeda dengan jenis tulang yang lain.

B. Klasifikasi Tulang.

1. Tulang panjang (os longum)Terdiri dari diaphyse dan epiphyse. Contoh : os humerus,
radius, ulna, femur, tibia, jari – jari tangan.

2 . T u l a n g p e n d e k ( o s b r e v e ) Bentuknya kubis dan terdiri dari tulang spongiosa


serta dibungkus selaput tipis tulang compacta.Contoh : Ossa carpalia dan tarsalia

3 . Tu l a n g pipih (os p l a n u m ) Te r d i r i dari dua lapis tulang


compacta yang membungkus t u l a n g spongiosa (pada cranium :
diploe).Contoh : costae, scapula, sternum, dan calvaria

4. Tulang tak beraturan: vertebrae dan beberapa tulang cranium P a d a cranium


t e r d a p a t t u l a n g y a n g d i a n t a r a k e d u a s u b s t a n t i a spongiosa-
nya mengalami perubahan dan menjadi berlubang dengan fungsi meringankan
tulang dan membantu resonansi suara. Contoh : proc. Mastoideus ossis temporalis, os
ethmoidalis, dan tulang berongga (os pneumaticum).

Komposisi TulangTulang terdiri dari 25 % air dan 75 % bahan padat yang terdiri dari 25% bahan
organik dan 50 % bahan anorganik.
C. Struktur Tulang
 Tulang padat adalah material keras yang membentuk batang tulang panjang dan
permukaan luar dari tulang-tulang lain. Tulang padat terdiri dari atas unit-unit selindris
yang disebut osteon. Setiap osteon mengandung lamella sepusat (lapisan-lapisan
melingkar) yang kera, matriks keras terkalsiumisasi dengan osteogit (sel tulang) yang
berada pada lacuna (ruang) diantara lamena. Saluran-saluran yang lebih kecil atau disebut
kanalikulus menyebar keluar dari saluran pusat, yang mengandung pembuluh darah dan
serat saraf. Osteosit didalam osteon dihubungkan satu sama lain dan kesaluran pusat oleh
perpanjangan sel halus. Melalui perpanjangan sel inilah nutrient dan zat sisa
dipertukarkan di antara osteosit dan pembuluh darah. Saluran berlubung (saluran
Volkmann) menyediakan saluran yang memungkinkan pembuluh darah melewati saluran
pusat untuk berbuhnugan dengan pembuluh darah pada periosteum yang membungkus
tulang.
 Tulang spons terdiri atas lempangan-lempengan tipis yang bentuknya tidak beraturan
disebut trabekula, tersusun dalam jarinagan berkisi-kisi. Trakula mirip dengan osteon
dalam hal sama-sama memiliki osteosit dalam lacuna yang terletak diantara lamella yang
terkalsiumisasi. Seperti pada osteon, kanalikulus yang berada pada trabekula
menyediakan hubungan diantara osteosit. Akan tetapi, karena setiap trabekula hanya
mempunyai ketebalan beberapa lapis sel saja, maka setiap ostesit mampu menukarkan
nutrient dengan pembuluh darah terdekat. Karena itu, tidak diperlukan saluran pusat.

Berikut adalah fitur-fitur utama dari tulang panjang

 Diafisis atau batang adalah bagian tulang panjang yang panjang menabung. Ini terdiri
atas jaringan tulang padat.
 Epifisis adalah ujung tulang panjang yang mengembang.
 Metafisis adalah daerah pertemuan antara diafisis dengan epifisis. Metafisis meliputi
garis epifisis, sisa-sisa tulang rawan dari tulang-tulang yang sedang tumbuh.
 Rongga medulla atau rongga sumsum adalah daerah terbuka dalam diafisis. Jaringan
adipose dalam rongga ini menyimpan lipida dan membentuk sumsum tulang.
 Tulang rawan persendian melapisi epifisis di daerah persendian.
 Periosteum adalah membrane yang melapisi bagian luar diafisis. Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk tulang), osteoklas (sel penghancur tulang), serat saraf, serta
pembuluh darah dan limfa. Ligament dan tendon menempel pada periosteum.
 Endosteum adalah membrane yang melapisi rongga sumsum tulang.
Berikut adalah fitur utama tulang pendek, pipih, dan tidak beraturan:
 Pada tulang-tulang pendek dan tidak beraturan, jaringan tulang spons dilapisi oleh lapisan
tipis jaringan tulang padat.
 Pada tulang pipih, jaringan tulang spons dihimpit diantara dua lapisan jaringan tulang
padat. Jaringan tulang spons disebut diploe.
 Mpat Periosteum melapisi lapisan luar jaaringan tulang padat.
 Endosteum melapisi trabekula yang terdapat di dalam tulang.
 Pada tulang-tulang tertentu (iga, tulang belakang, tulang panggul, dan tulang dada), ruang
diantara trabekula mengandung sumsum daerah yang aktif pada proses hematopoiesis.

Perkembangan tulang. Rangka berasal dari membrane-membran menyerabut dan tulang


rawan hialin pada bulan-bulan pertama perkembangan embrio. Jaringan ini digantikan oleh
tulang dengan dua proses pembentukan tulang atau osifikasi yang berbeda. Proses pertama,
disebut osifikasi intramembran, terjadi ketika membrane menyerabut digantikan oleh jaringan
tulang. Prosess ini, yang hanya terjadi pada tulang pipih tertentu, diringkas dalam dua langkah
dasar:

 Tulang spons mulai berkembang di tempat-tempat di dalam membrane yang disebut pusat
osifikasi.
 Sumsum tulang merah terbentuk di dalam jaringan tulang spons, diikuti oleh
pembentukan tulang padat di luarnya.
Proses osifikasi kedua, disebut osifikasi endokondrium, terjadi ketika tulang rawan hialin
diantikan oleh jaringan tulang. Proses ini, yang terjadi pada sebagian besar tulang tubuh,
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
 Pada pusat osifikasi prier, dipusat model tulang rawan, tulang rawan hialin pecah,
membentuk rongga.
 Kuncup perioteum yang terdiri atas osteoblas, osteoklas, sumsum merah, saraf, serta
pembuluh darah dan limfa, memasuki rongga. Osteoblas menghasilkan jaringan tulang
spons.
 Rongga medulla terbentuk ketika osteoklas memecahkan jaringan tulang spons yang baru
terbentuk. Rongga medulla semakin membesar saat rongga tersebut mengikuti
penyebaran pusat osifikasi primer ke bagian ujung tulang.
 Jaringan tulang padat menggantikan tulang rawan di bagian luar tulang.
 Di dalam tulang panjang, pusat osifikasi sekunder terbentuk di epifisis. Sama seperti pada
batang, kuncup periosteum terbentuk. Akan tetapi, jaringan tulang spons yang nantinya
berkembang tidak digantikan oleh rongga medulla.
 Tulang rawan persendian dibentuk dari tulang rawan yang tersisa di luar epifisis.
 Lempeng epifisis dibentuk dari tulang rawan yang tersisa diantara pusat perkembangan
osifikasi primer dan sekunder yang membesar.
Pertumbuhan tulang. Tulang-tulang memanjang ketika kondrosit dalam tulang rawan
lempeng episifis membelah diri. Pembelahan sel-sel ini menghasilkan tulang rawan baru dalam
lempeng epifisis yang membasahi epifisis. Pada ujung lain lempeng epifisis yang membatasi
diafisis, tulang rawan lama dihancurkan dengan masuknya oeteoklas dan akhirnya digantikan
oleh rongga mendula yang semakin membesar.

Anda mungkin juga menyukai