Anda di halaman 1dari 17

— Situs Informasi Mekanika, Material, dan Manufaktur —

 HOME
 KIRIM TULISAN
 DOWNLOADS
 DISKUSI
 SUBSCRIBE!
 INDEKS
Search the archiv

Mesin & Mekanika

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik


Logam
8 September 2009 248,443 views penulis: Azhari Sastranegara Print This Post

Untuk mengetahui sifat-sifat suatu bahan, tentu kita harus mengadakan pengujian

terhadap bahan tersebut. Ada empat jenis uji coba yang biasa dilakukan, yaitu uji tarik (tensile test), uji

tekan (compression test), uji torsi (torsion test), dan uji geser (shear test). Dalam tulisan ini kita akan membahas

tentang uji tarik dan sifat-sifat mekanik logam yang didapatkan dari interpretasi hasil uji tarik.

Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini sangat sederhana, tidak

mahal dan sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang

dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan tersebut

bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen

untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand

terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah antara lain adalah Shimadzu, Instron dan Dartec.

1. Mengapa melakukan Uji Tarik?

Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu

logam) sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva seperti digambarkan

pada Gbr.1. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini sangat

diperlukan dalam desain yang memakai bahan tersebut.


Gbr.1 Gambaran singkat uji tarik dan datanya

Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam menahan beban.

Kemampuan ini umumnya disebut “Ultimate Tensile Strength” disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia

disebut tegangan tarik maksimum.

Hukum Hooke (Hooke’s Law)

Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan antara beban atau gaya yang

diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone.

Di daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti aturan Hooke sebagai berikut:

rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah pertambahan panjang dibagi panjang

awal bahan.

Stress: σ = F/A F: gaya tarikan, A: luas penampang

Strain: ε = ΔL/L ΔL: pertambahan panjang, L: panjang awal

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:

E=σ/ε

Untuk memudahkan pembahasan, Gbr.1 kita modifikasi sedikit dari hubungan antara gaya tarikan dan

pertambahan panjang menjadi hubungan antara tegangan dan regangan (stress vs strain). Selanjutnya kita

dapatkan Gbr.2, yang merupakan kurva standar ketika melakukan eksperimen uji tarik. E adalah gradien kurva

dalam daerah linier, di mana perbandingan tegangan (σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus
Elastisitas” atau “Young Modulus”. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti ini kerap

disingkat kurva SS (SS curve).

Gbr.2 Kurva tegangan-regangan

Bentuk bahan yang diuji, untuk logam biasanya dibuat spesimen dengan dimensi seperti pada Gbr.3 berikut.

Gbr.3 Dimensi spesimen uji tarik (JIS Z2201).

Gbr.4 Ilustrasi pengukur regangan pada spesimen

Perubahan panjang dari spesimen dideteksi lewat pengukur regangan (strain gage) yang ditempelkan pada

spesimen seperti diilustrasikan pada Gbr.4. Bila pengukur regangan ini mengalami perubahan panjang dan

penampang, terjadi perubahan nilai hambatan listrik yang dibaca oleh detektor dan kemudian dikonversi menjadi

perubahan regangan.

2. Detail profil uji tarik dan sifat mekanik logam

Sekarang akan kita bahas profil data dari tensile test secara lebih detail. Untuk keperluan kebanyakan analisa

teknik, data yang didapatkan dari uji tarik dapat digeneralisasi seperti pada Gbr.5.
Gbr.5 Profil data hasil uji tarik

Kita akan membahas istilah mengenai sifat-sifat mekanik bahan dengan berpedoman pada hasil uji tarik seperti

pada Gbr.5. Asumsikan bahwa kita melakukan uji tarik mulai dari titik O sampai D sesuai dengan arah panah

dalam gambar.

Batas elastisσE ( elastic limit)

Dalam Gbr.5 dinyatakan dengan titik A. Bila sebuah bahan diberi beban sampai pada titik A, kemudian bebannya

dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula (tepatnya hampir kembali ke kondisi semula)

yaitu regangan “nol” pada titik O (lihat inset dalam Gbr.5). Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik A,

hukum Hooke tidak lagi berlaku dan terdapat perubahan permanen dari bahan. Terdapat konvensi batas

regangan permamen (permanent strain) sehingga masih disebut perubahan elastis yaitu kurang dari 0.03%,

tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005% . Tidak ada standarisasi yang universal mengenai nilai ini. [1]

Batas proporsional σp (proportional limit)

Titik sampai di mana penerapan hukum Hook masih bisa ditolerir. Tidak ada standarisasi tentang nilai ini. Dalam

praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.

Deformasi plastis (plastic deformation)

Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada Gbr.5 yaitu bila bahan ditarik sampai

melewati batas proporsional dan mencapai daerah landing.

Tegangan luluh atas σuy (upper yield stress)

Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi elastis ke plastis.
Tegangan luluh bawah σly (lower yield stress)

Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis. Bila hanya

disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini.

Regangan luluh εy (yield strain)

Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.

Regangan elastis εe (elastic strain)

Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan regangan ini akan kembali ke

posisi semula.

Regangan plastis εp (plastic strain)

Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan ini tetap tinggal sebagai

perubahan permanen bahan.

Regangan total (total strain)

Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, ε T = εe+εp. Perhatikan beban dengan arah OABE.

Pada titik B, regangan yang ada adalah regangan total. Ketika beban dilepaskan, posisi regangan ada pada titik

E dan besar regangan yang tinggal (OE) adalah regangan plastis.

Tegangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength)

Pada Gbr.5 ditunjukkan dengan titik C (σβ), merupakan besar tegangan maksimum yang didapatkan dalam uji

tarik.

Kekuatan patah (breaking strength)

Pada Gbr.5 ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan di mana bahan yang diuji putus atau patah.

Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis

Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh biasanya

didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini

disebut offset-strain (Gbr.6).


Gbr.6 Penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa daerah linier

Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal, N/m2) dan strain adalah besaran

tanpa satuan.

3. Istilah lain

Selanjutnya akan kita bahas beberapa istilah lain yang penting seputar interpretasi hasil uji tarik.

Kelenturan (ductility)

Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi sebelum suatu bahan

putus atau gagal pada uji tarik. Bahan disebut lentur (ductile) bila regangan plastis yang terjadi sebelum putus

lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu bahan disebut getas (brittle).

Derajat kelentingan (resilience)

Derajat kelentingan didefinisikan sebagai kapasitas suatu bahan menyerap energi dalam fase perubahan elastis.

Sering disebut dengan Modulus Kelentingan (Modulus of Resilience), dengan satuan strain energy per unit

volume(Joule/m3 atau Pa). Dalam Gbr.1, modulus kelentingan ditunjukkan oleh luas daerah yang diarsir.

Derajat ketangguhan (toughness)

Kapasitas suatu bahan menyerap energi dalam fase plastis sampai bahan tersebut putus. Sering disebut dengan

Modulus Ketangguhan (modulus of toughness). Dalam Gbr.5, modulus ketangguhan sama dengan luas daerah

dibawah kurva OABCD.

Pengerasan regang (strain hardening)

Sifat kebanyakan logam yang ditandai dengan naiknya nilai tegangan berbanding regangan setelah memasuki

fase plastis.

Tegangan sejati , regangan sejati (true stress, true strain)

Dalam beberapa kasus definisi tegangan dan regangan seperti yang telah dibahas di atas tidak dapat dipakai.

Untuk itu dipakai definisi tegangan dan regangan sejati, yaitu tegangan dan regangan berdasarkan luas

penampang bahan secara real time. Detail definisi tegangan dan regangan sejati ini dapat dilihat pada Gbr.7.
Gbr.7 Tegangan dan regangan berdasarkan panjang bahan sebenarnya

Referensi:

1. Material Testing (Zairyou Shiken). Hajime Shudo. Uchidarokakuho, 1983.

2. Material Science and Engineering: An Introduction. William D. Callister Jr. John Wiley&Sons, 2004.

3. Strength of Materials. William Nash. Schaum’s Outlines, 1998.

Versi PDF yang lengkap dapat didownload di sin: Mengenalujitarik

Daftarkan di social page berikut (klik untuk submit):

32 Comments »

Wahyudi said:

Wah aku sampe ngulang empat kali mempelajari uji tarik ini hi hi hi

# 5 February 2010 at 10:15 am

Ronn said:

Nice article,

Btw,ada yg pnya bahan utk bwt alat uji keausan (los angeles abrasion mesin)..help dong

# 10 February 2010 at 3:52 am

naa said:

sangat membantu ,trima kasiiih


# 12 May 2010 at 1:39 pm

Infometrik said:

Silakan disebarkan dengan prinsip copyleft, diperbolehkan mengkopi dan menyebarkan asal mencantumkan

sumber-sumber terkait. Setiap masukan untuk perbaikan juga sangat diharapkan.

# 16 May 2010 at 10:26 am

bayu said:

ngomom-ngomong sufat-sufat logamnya kok gak lengkap za?

minta yang lengkap dong!

makasih.

# 29 June 2010 at 11:20 pm

rudini said:

minta file definisi uji tarik dunk. . . . please

# 19 October 2010 at 9:27 pm

hafid said:

maw nanya, kenapa kurva uji tarik menggunakan σ-ε bukan menggunakan F- ΔL..

# 1 December 2010 at 9:04 pm

ivan said:

kasih soal n jawaban dunk,, biar tau jgn cm rumus aja gtu ?? betul gak?? hehehe

# 10 January 2011 at 12:31 am


Azhari Sastranegara said:

Bang Hafidz,

σ-ε lebih general dibandingkan F- ΔL. Bila menggunakan F- ΔL, kita akan mendapatkan nilai yang berbeda-beda

meskipun bahannya sama, karena faktor luas penampang. Padahal kita ingin mengetahui kekuatan bahan, yang

seharusnya tetap tidak dipengaruhi bentuk atau panjangnya. Ini kira-kira sama dengan massa jenis, di mana

berat (massa) dibagi volume adalah tetap untuk setiap jenis material.

Mudah-mudahan jelas.

azhari

# 16 January 2011 at 9:49 am

kiwil said:

cara menentukan tegangan dan regangan proporsional gmana yah..?

bisa tolong jelasin langkah ngbuat kurva tegangan regangan sampi putus ga…?

mohon bantuanya..

ane bru blajar nih…

hhe

# 15 February 2011 at 4:00 pm

Harris K. said:

wah..wah..thx bnyk..sngat membantu bwt tp praktikum..hehe

# 27 March 2011 at 12:13 pm

anggono said:

kenapa pada baja karbon rendah terjadi landing?

apa yang dimaksud dengan luders band? apa ada hubungannya?


# 4 April 2011 at 2:51 am

handoko said:

bro…bole minta sub copynya yang beli lengkap atau karya ilmiah tak, coz saya lagi dalam skripsi tingkat akhir

nih pusing kocar kacir nyari bahan nya tambah di Batam bukunya kurang lengkap…minta tolong bro kalo bisa

ASAP yah…thanks…

Email : epafras_handoko@yahoo.com

hp. 0852-7274-4801

# 14 April 2011 at 12:01 am

haikal cesc said:

Makasih infonya, saya mau tnya mas, hasil uji grafik tarik baja saya susah unt kita lihat titik yieldnya…

apa memang peraturan 0,2% itu ada di SNI dan ASTM? krn setau saya cm ada di PPBBI itupun pnya thun 84.. tq

mas

# 24 May 2011 at 9:02 pm

RERE said:

huhhh…good.. ngomong2 tahu artinya aksial n lateral ga’..?

# 26 May 2011 at 5:18 pm

azhari said:

aksial artinya searah sumbu. Misalnya beban aksial pada suatu shaft, artinya beban yang arahnya searah sumbu

shaft tersebut.

lateral artinya tegak lurus pada sumbu. Jika disebut beban lateral pada shaft, artinya beban yang arah gayanya

tegak lurus dengan sumbu shaft tersebut.


Azhari

# 17 June 2011 at 9:44 am

azhari said:

utuk baja yang susah didapatkan titik yieldnya kita pakai 0.2% elongation.

hal ini seperti konvensi di dunia mekanikal engineering, tetapi memang sulit menemukan standar bakunya.

sebaiknya pada saat mencantumkan yield stress utk kasus ini, sebutkan tandanya misal Y0.2=…..

atau lebih baik lagi, jelaskan secara tertulis bahwa anda mengambilnya pada saat elongation 0.2%.

good luck.

if you have any other questions do not hesitate to ask us.

Azhari Sastranegara, Dr.Eng

# 17 June 2011 at 9:49 am

azhari said:

aduh maaf ya Mas, terlambat balasnya.

Kami tidak bisa berikan sub-copy yang lengkap, karange itu akan infringe copyright.

tapi saya bisa rekomendasikan beberapa buku yang bagus, dan terjangkau di Indonesia.

(tapi Jakarta ya Mas..)

Silakan tanya, kalau scan per page, kemungkinan saya bisa, tapi tidak janji lho Mas ya.

Good luck

Azhari Sastranegara, Dr.Eng

# 17 June 2011 at 9:51 am

Ando said:
Mohon bantuan, saya mau melakukan uji tarik, uji bengkok, dan struktur mikro pada hasil pengelasan, tempat yg

bagus dimana? yang memiliki alat lengkap, atas bantuannya, trims.

bengknaga@yahoo.co.id

# 17 June 2011 at 12:39 pm

metuah said:

ada gk hubungan antara tegangan sisa dengan pengujian tarik

# 29 July 2011 at 11:09 pm

Oka Mahendra said:

Ada mas. Ketika dilakukan pengujian tarik, dan logam tersebut gagal sebelum waktunya, berarti ada tegangan

sisa. Bukan berarti tegangan yang dibutuhkan untuk membuat logam itu gagal menjadi turun, tapi tegangan sisa

dalam logam ditambahkan dengan regangan normal oleh pengujian, sehingga total regangannya tetap sama,

walaupun seolah – olah dia jadi lebih lemah.

# 2 August 2011 at 10:39 pm

jon said:

tk….sangat membantu

# 28 November 2011 at 8:27 am

Dedy said:

Kalo mau menguji kuat tarik Besi WF (Wide Flange) apakah prosedur dan model perhitungannya sama seperti di

atas?
Mohon pencerahannya.

Terima kasih,

# 15 December 2011 at 10:17 am

Dedy said:

kalau untuk menguji besi WF (wide flange), apakah prosedur dan perhitungannya sama seperti diatas?

Mohon pencerahannya

Terima kasih

# 15 December 2011 at 10:19 am

teeyara said:

makasih infonya , membantu buat ngerjain laporan hehe

# 18 December 2011 at 8:00 pm

syem said:

ada yang bisa bantu g untuk uji tarik standar JIS

# 21 December 2011 at 10:27 am

susant said:

kalo standar uji tarik untuk logam pejal berapa ukuran panjang spesimennya dan apakah alur atau bentuk seperti

saat menguji baja plat jika diameter spesimen tersebut hanya sekitar 20 mm. terimaksih atas infonya

# 24 November 2012 at 11:27 pm


Agung said:

Bagaimana melakukan uji tarik pada pipa besi?

luas penampangnya bagaiamana?

# 30 November 2012 at 4:36 pm

chandra hadinata said:

gimana caranya menghitung besaran modulus elastisitas dari grafik ?

# 24 January 2013 at 12:34 pm

ricax said:

jelaskan mengapa kita harus melakukan pengujian bahan

# 11 October 2013 at 2:11 am

EDS said:

mas,

mau tanya, bisa diberikan referensi alat uji tarik yang bagus kira-kira apa saja ya?

terima kasih.

WR,

EDS

# 19 February 2014 at 4:20 pm

Infometrik said:

Alat uji tarik yang bagus antara lain: INSTRON dan SHIMADZU.
# 15 April 2014 at 2:59 am

Tuliskan komentar anda!

You must be logged in to post a comment.

Tokoh Populer

 Robert Hooke
Tidak berlebihan bila kita menyebutkan bahwa Ilmu Kekuatan Material (Strength of Material), dibangun di atas hukum
Hooke. Oleh karenanya nama Robert Hooke sangat familiar bagi siapa saja yang menggeluti dunia mekanika material.
Hukum Hooke itu berbunyi, perubahan panjang suatu benda berbanding lurus dengan beban yang diterimanya.
Material yang memenuhi syarat ini terkenal dengan nama Hookean Material. Sedangkan yang tidak, seperti karet dan
sebagian besar polimer yang superelastis, disebut Non-Hookean Material.

Hooke adalah seorang genius yang memiliki keahlian di banyak bidang, antara lain biologi, arsitektur, filsafat, mekanika,
bahkan astronomi. Tapi sayang Robert Hooke tidak mendapatkan penghargaan yang setimpal dengan karyanya dari ...

Daftar penulis
 Achmad Hikam (5)
 Azhari Sastranegara (14)
 Azis Hendratno (1)
 Baharuddin Maghfuri Maghfuri (2)
 Fuziansyah Bachtar (4)
 Admin Infometrik (12)
 Oka Mahendra (2)
 Pria Gautama (3)
 Purwadi Raharjo (4)
 Rodiyan Gibran Sentanu(1)
 Sachbudi Abbas Ras (1)
 Sidik Permana (1)
 Sri Harjanto (1)
 sugeng_waluyo (1)
 Syarif Junaidi (1)
 Topan Setiadipura (1)
 Wawan Setyawan (9)
 Wilham Louhenapessy(1)
 Willy Yanto Wijaya (1)
 Yuli Setyo Indartono (1)

Kategori
 Aplikasi Teknologi
 Featured
 Finite Element Analysis (FEA)
 Flat Earth Rebuttal
 Headline
 Kolom Tech
 Komentar
 Komputasi Teknik
 Manufaktur
 Material Sains
 Mesin & Mekanika
 Motivasi
 News
 Otomotif
 Reportase
 Selingan
 Teknologi Industri
 Tokoh
 Tribology
 Wawancara
Recent Comments
 Infometrik: Alat uji tarik yang bagus antara lain: INSTRON dan SHIMADZU.
 don usman: assalamualaikum pak hikam pak saya mahasiswa mesin dari untirta saya punya rencana setelah lulus...
 deddy: dear admin, tx sudah berkenan memberikan kesempatan pada saya u/ bergabung dalam forum yang sangat...
 yanzspeed: Selamat malam agan dan sista admin.Maaf ganggu nich.Mau nanya kalo bahan untuk finishing logam...
 gambar motor: Your mode of explaining all in this piece of writing is in fact nice, every one be capable of...
 EDS: mas, mau tanya, bisa diberikan referensi alat uji tarik yang bagus kira-kira apa saja ya? terima...
 karma: infonya top banget pak.
 emon: mksh gan atas penjelasan2nya, smg bermanfaat bg kita semua…….
 jovan rr: Gan saya ingin belajar sepuh emas. Ada pin bb dan facebook gk gan?? Ini pin bb saya 7b4ede0e ini...
 sentot budi: kepada penulis; Terimakasih informasi bagusnya, sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak....
recent posts
 Membuktikan Kebenaran Teori Bumi Bulat (GE): Penentuan Arah Kiblat
 Membangun Kultur Mengejar Kualitas
 Mobil Nasional dan Kebangkitan Bangsa
 Meiwaku Kakemasenka
 Prinsip Dasar Metoda Monte Carlo
 Pengenalan Software FEM: LS-DYNA
 Sekilas Contoh Penerapan Teknologi Simulasi di Dunia Militer
 Algoritma Indeks Keruntuhan Batuan Berkekar
 Mobil Hibrid, Siapkah Kita?
 LD-FEM: Tools Pemodelan dan Simulasi Material Karet
categories
 Aplikasi Teknologi (23)
 Featured (13)
 Finite Element Analysis (FEA) (7)
 Flat Earth Rebuttal (1)
 Headline (5)
 Kolom Tech (9)
 Komentar (1)
 Komputasi Teknik (9)
 Manufaktur (1)
 Material Sains (6)
 Mesin & Mekanika (13)
 Motivasi (6)
 News (1)
 Otomotif (7)
 Reportase (3)
 Selingan (6)
 Teknologi Industri (9)
 Tokoh (2)
 Tribology (1)
 Wawancara (1)
terbanyak dibaca
 Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam - 248,443 views
 Mengenal Cara Pelapisan Logam ( Bagian 1) - 175,216 views
 Mengenal Cara Pelapisan logam (Bagian 2) - 73,776 views
 Perlakuan Panas Logam (1) : Diagram Fasa - 41,786 views
 Prinsip Dasar ISO 9001:2008 - 32,500 views
 Flange Fitting untuk Pabrik Industri - 20,665 views
 Pengenalan Prosedur Desain Pipa - 17,734 views
 HO-REN-SO: Pola Komunikasi Efektif ala Jepang - 15,007 views
Powered by WordPress | Log in |Arthemia theme by Michael Hutagalung | modified by Closer to Japan

Anda mungkin juga menyukai