Dokumen - Tips - 02 Silinder Aksi Ganda
Dokumen - Tips - 02 Silinder Aksi Ganda
Kelompok : Genap
Anggota Kelompok :
1. Adri Pribagusdri
2. Annisa Anugra Heni
3. Dodo Susanto
4. Endang Rohendi
5. Fajry Ramadhan
6. Galih Arwy H.
7. Irma Tri Puspita Sari
Kelas : 5E
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Tujuan Kompetensi Umum
Mahasiswa/i memahami Rangkaian Penggerak Aktuator
2. Tujuan Kompetensi Khusus
- Mahasiswa/i dapat menggambar RPA Silinder Aksi Ganda
- Mahasiswa/i dapat merangkai RPA Silinder Aksi Ganda
- Mahasiswa/i dapat mengoperasikan hasil rangkaian Silinder Aksi Ganda
- Mahasiswa/i dapat menganalisis hasil praktikum Silinder Aksi Ganda
- Mahasiswa/i dapat membuat laporan praktikum Silinder Aksi Ganda
3. Tujuan Praktikum
- Mahasiswa/i dapat menghitung diameter dalam dari data praktikum Silinder
Aksi Ganda
2
BAB II
DASAR TEORI
A. Hidrolik Kontrol
Suatu sistem hidrolik kontrol membutuhkan beberapa alat, diantaranya:
1. Power Unit
Merupakan suatu “modal” atau komponen terpenting dari hidrolik kontrol.
Terdiri dari stabilizer, motor, PRV (Pressure Reducing Valve), pompa dan tangki.
2. Safety Unit
Merupakan unit yang berfungsi memproteksi sistem hidrolik kontrol, terdiri
dari alat ukur berupa manometer (Pressure Relief Valve/PRV )1 untuk membaca
1
PRV untuk dinamize
3
tekanan pada sistem hidrolik kontrol agar tekanan pada sistem ini. bisa diawasi
sehingga tida melebihi batas aman.
3. Valve Unit
Merupakan sistem katup yang berfungsi untuk mengatur arah fluida yang
mengalir. Terdiri dari 2 bagian yaitu port (posisi) dan way (lubang). Terdapat 2
sistem pembacaan port dan way yaitu sistem Amerika dan Eropa, dimana sistem
Amerika pembacaan port diikuti pembacaan way. Sedangkan sistem Eropa
berkebalikan dengan sistem Amerika, pembacaan way terlebih dahulu lalu
diikuti pembacaan port.
Gambar 2.3 Contoh Valve Unit, terdiri dari 3 port (posisi) dan 4 way (lubang)
sistem Amerika (3/2); sistem Eropa (2/3)
4. Cylinder Unit
Cylindermerupakan pewujud energi hidrolik.
4
5. Tank
Tempat penyimpanan fluida untuk dialirkan melalui pompa, maupun sebagai
tempat penyimpanan fluida saat sistem hidrolik komtrol selesai digunakan.
Biasanya tabung silinder terbuat dari tabung baja tanpa sambungan. Untuk
memperpanjang usia komponen seal permukaan dalam tabung silinder dikerjakan
dengan mesin yang presisi. Untuk aplikasi khusus tabung silinder bisa dibuat dari
aluminium , kuningan dan baja pada permukaan yang bergeser dilapisi chrom keras.
Rancangan khusus dipasang pada suatu area dimana tidak boleh terkena korosi.
5
Penutup akhir tabung adalah bagian paling penting yang terbuat dari bahan cetak
seperti aluminium besi tuang. Kedua penutup bisa diikatkan pada tabung silinder
dengan batang pengikat yang mempunyai baut dan mur.
Batang piston terbuat dari baja yang bertemperatur tinggi. Untuk menghindari
korosi dan menjaga kelangsungan kerjanya, batang piston harus dilapisi chrom.
Ring seal dipasang pada ujung tabung untuk mencegah kebocoran udara.
Bantalan penyangga gerakan batang piston terbuat dari PVC, atau perunggu. Di
depan bantalan ada sebuah ring pengikis yang berfungsi mencegah debu dan butiran
kecil yang akan masuk ke permukaan dalam silinder.
2. Prinsip Kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah
maju) , sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya
diberikan pada sisi permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan
terdorong keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan silinder
kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan batang piston (arah
mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka ke atmosfir.
Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan
batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang
diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih besar daripada gerakan masuk.
Karena efektif permukaan piston dikurangi pada sisi batang piston oleh luas
permukaan batang piston
Silinder aktif adalah dibawah kontrol suplai udara pada kedua arah gerakannya.
Pada prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi, walaupun faktor lengkungan dan
bengkokan yang diterima batang piston harus diperbolehkan. Seperti silinder kerja
tunggal, pada silinder kerja ganda piston dipasang dengan seal jenis cincin O atau
membran.
6
Diameter dalam dinding dalam Silinder Aksi Ganda dapat diketahui dengan jalan
pengukuran baik secara langsung maupun tidak langsung; pengukuran secara
langsung kurang memungkinkan untuk dilakukan sebab silinder harus dibuka
(piston dalan keadaan diam) dan di pasang kembali dengan keterampilan dan
menggunakan alat yang berketelitian tinggi.
Silinder Aksi Ganda bekerja dengan sistem 3 port dan 2 way. Mekanisme kerja
Silinder Aksi Ganda adalah saat motor listrik dalam kondisi on, maka pompa akan
bekerja dan mengalirkan fluida berupa oli ke dalam sistem hidrolik.
(a ) (b)
Gambar 2.7 (a) 3/4 port way Silinder Aksi Ganda;
(b) cylinder Silinder Aksi Ganda
Setelah oli mengalir ke sistem dan katup maju digerakkan, maka cilinder akan
maju dan bisa berhenti pada end position. Lalu pada kondisi katup mundur
digerakkan, maka cylinder akan bergerak mundur.
3. Pemasangan Silinder
Jenis pemasangan silinder ditentukan oleh cara cara gerakan silinder yang
ditempatkan pada sebuah mesin atau peralatan. Silinder bisa dirancang
dengan jenis pemasanganpermanen jika tidak harus diatur setiap saat. Alternatif lain,
silinder bisa menggunakan jenis pemasangan yang diatur, yang bisa diubah dengan
menggunakan perlengkapan yang cocok pada prinsip konstruksi modul. Alasan ini
adalah penyederhanaan yang penting sekali dalam penyimpanan, lebih khusus lagi
7
dimana silinder pneumatik dengan jumlah besar digunakan seperti halnya silinder
dasar dan bagian pemasangan dipilih secara bebas membutuhkan untuk disimpan.
Pemasangan silinder dan kopling batang piston harus digabungkan dengan hati-
hati pada penerapan yang relevan, karena silinder harus dibebani hanya pada arah
aksial. Secepat gaya dipindahkan ke sebuah mesin, secepat itu pula tekanan terjadi
pada silinder. Jika sumbu salah gabung dan tidak segaris dipasang, tekanan bantalan
pada tabung silinder dan batang piston dapat diterima. Sebagai akibatnya adalah :
Tekanan samping yang besar pada bantalan silinder memberikan indikasi
bahwa pemakaian silinder meningkat.
Tekanan samping pada batang piston akan mengikis bantalan
Tekanan tidak seimbang pada seal piston dan batang piston
Tekanan samping ini sering mendahului faktor pengurangan perawatan silinder
yang sudah direncanakan sebelumnya. Pemasangan bantalan silinder yang dapat
diatur dalam tiga dimensi membuat kemungkinan untuk menghindari tekanan
bantalan yang berlebihan pada silinder. Momen bengkok yang akan terjadi
selanjutnya dibatasi oleh penggesekan yang bergeser pada bantalan. Ini bertujuan
bahwa silinder diutamakan bekerja hanya pada tekanan yang sudah direncanakan,
sehingga bisa mencapai secara maksimum perawatan yang sudah direncanakan
4. Teori Analisis
Tujuan dari praktek kali ini yaitu mencari diameter dinding dalam.
2. Gerak
3. Aksi – Reaksi
Diameter dalam
Anded bar
Langsung Dd TA
Diameter dalam Dd
Dd Dd TA
Dd Fop
8
Hk. Newton II ( Gerak )
∑F=m.a
Fd – Fl = m . a
Pd . Ad – Pt . At = m . a…(1)
Dimana,
1
So = Vo t + at2
2
1 2 .S 2 .0.2 [m]
S = 0 + at2; a = ;a= = 0,4 m/s2 …(2)
2 t2 s2
δP x Q x t
F=k … (3)
S
N/m2 x m3 /s x s
kg = k
m
δP x Q x t
k=
S
105 N 10−3 m3
( )( )
m2 60 s
k= 8,333 …(4)
0.2m
Ao . S
Tahan Dorong Q =
t
Ao . S
Q=
t
4 Q2 t2
Ddfop= √ (gerak mundur)
πs
9
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
B. Peralatan Praktikum
No. Alat
Seperangkat elemen
sistem hidrolik kontrol
1.
dengan pressure gauge
dan flow meter
2. Stop watch
C. Langkah Praktikum
1. Membuat gambar rangkaian sistem Hidrolik Kontrol Silinder Aksi Ganda
10
P
2. Merangkai Penggerak Aktuator Silinder Aksi Ganda sesuai dengan gambar pada
nomor 1
3. Operasikan motor listrik agar pompa mendapatkan daya.
4. Atur tekanan pressure gauge pada angka 10 bar, lalu gerakkan katup maju. Catat
waktu yang ditempuh saat silinder bergerak maju hingga mencapai end position.
5. Lihat dan catat berapa perubahan tekanan dan laju aliran fluida yang terbaca
pada alat ukur.
6. Gerakkan katup mundur, Catat waktu yang ditempuh saat silinder bergerak maju
hingga mencapai end position dan lihat dan catat berapa perubahan tekanan dan
laju aliran fluida yang terbaca pada alat ukur.
7. Ulangi langkah kerja nomor 4-6 dengan pengambilan data sebanyak 6 kali
(jumlah praktikan 7), dengan interval kenaikan tekanan setting sebanyak 4 bar.
11
BAB IV
PENYAJIAN DATA PRAKTIKUM
12
BAB V
ANALISA PERHITUNGAN DATA
13
A. Contoh Perhitungan Data
1. Nama Praktikan : Adri Pribagusdri
Gerak maju
Preset = 10 bar Q1 = 4 L/m
ΔP = 5bar t1 = 4,08 sekon
4 Q1 t1
- Ddfop= √ + d2
πs
m3
(4)(4 x 0,001 )(4,08 sekon)
Ddfop= √(3,14)(200x 0,001 m)(60 sekon) + (20 x 0,001 m)2
s
Gerak mundur
Preset = 10 bar Q2 = 5 L/m
ΔP = 2 bar t2 = 4,47 sekon
4 Q2 t2
- Ddfop= √
πs
m3
(4)(5 x 0,001 )(4,47 sekon)
Ddfop= √
s
(3,14)(200x 0,001 m)(60 sekon)
14
B. Grafik
1200
1000
800 Maju
600 Mundur
400
200
0
0 5 10 15 20
∆P [bar]
15
BAB VI
KESIMPULAN
Dari data dan analisa yang dapat kami simpulkan adalah tekanan pada saat gerak
saat maju lebih besar bila dibandingkan dengan tekanan pada saat gerak mundur, hal
ini disebabkan karena luas permukaan yang terkena fluida pada saat gerak pejal maju
lebih besar daripada luas permukaan saat gerak mundur, waktu gerak silinder
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan antara bagian depan dan belakang silinder,
besarnya debit yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh perbedaan tekanan, selain itu
debit juga di pengaruhi oleh kecepatan gerak aktuator, waktu piston bergerak mundur
lebih lama karena tekanan mundur lebih kecil.
16