Anda di halaman 1dari 15

1

C. Bentuk-Bentuk Karya Tulis Ilmiah


Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan maka karya tulis ilmiah terbagi
menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Laporan
Laporan adalah suatu tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah
melakukan penelitian, pembacaan buku (referensi), percobaan yang disusun
berdasarkan data dan penilaian secara obyektif.Dalam laporan hendaknya
dapat mengemukakan permasalahan secara benar, jelas dan ringkas.
2. Makalah
Makalah merupakan tulisan yang berisikan pendapat yang membahas
suatu pokok persoalan.Dalam ruang lingkup mahasiswa makalah merupakan
istilah karya tulis yang merupakan segala jenis tugas tertulis yang
berhubungan dengan bidang studi, hasil pembahasan buku, tulisan tentang
suatu persoalan.Mahasiswa biasa menyebutnya paper.
3. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil
penelitian sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1)
di jenjang perguruan tinggi dan dipertahankan di depan sidang ujian. Tebal
skripsi terdiri dari 50 sampai 100 halaman yang isinya mengungkapkan
pendapat penulis berdasarkan teori orang lain didukung data dan fakta
empiris-objektif
4. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang tarafnya lebih mendalam dari skripsi
dan dijadikan persyaratan untuk mendapat gelar sarjana strata dua (S2).Pada
tesis mengungkapkan pengetahuan atau temuan baru yang diperoleh dari
penelitian.Tebal tesis mencapai 150 sampai 250 halaman.
5. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi syarat salah
satu persyaratan mencapai gelar sarjana strata tiga (S3).Disertasi ditujukan
2

untuk mencapai gelar Doktor (Dr.), yaitu gelar tertinggi di perguruan tinggi.
Permasalahan yang dibahas sudah sangat kompleks dan detail dibanding tesis
dan skripsi. Isinya mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan faktanya
oleh penulis dengan analisis terperinci dengan temuan orisinil.Tebal disertasi
250 sampai 350 halaman.
6. Buku/Diktat
Buku atau diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah yang
memberikan informasi faktual tentang suatu disiplin ilmu.Keduanya memiliki
perbedaan yang cukup jelas.Buku ditulis oleh pengarang untuk
memperkenalkan isinya dengan keadaan umum dan dicetak oleh suatu
penerbit. Sedangkan diktat ditulis dalam keadaan tertentu dan untuk
mengarahkan proses belajar mahasiswa ataupun siswa. (Ekosusilo dan
Triyanto,1995:18)

D. Teknik Menulis Karya Ilmiah


1. Ketentuan umum
Apabila kita akan membuat karya tulis ilmiah maka yang harus diperhatikan
pertama kali adalah ketentuan umum yang berlaku, antara lain sebagai berikut :
a. Ukuran kertas, umumnya kertas yang digunakan adalah kertas jenis
HVS dengan ukuran A4
b. Cara pengetikan, jarak yang digunakan biasanya satu setengah spasi (1
½) atau dua spasi
c. Margin, sebelah atas dan kiri masing-masing 4 cm dan sebelah bawah
dan kanan masing-masing 3 cm
d. Nomor halaman, pada bagian pendahuluan biasanya diberi nomor
angka romawi kecil (i, ii, iii dan seterusnya)
e. Halaman judul, biasanya diketik kira-kira 5cm dari pinggir atas
dengan huruf kapital dan tebal.
2. Sistematika Karya Tulis Ilmiah
3

Dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah dituliskan sistematika tulisan


ilmiah pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yakni, bagian pendahuluan,
bagian isi dan bagian penutup. Sistematika penyajiannya sebagai berikut :
a. Bagian Pendahuluan
Bagian ini berisi :
 Halaman Judul
Judul merupakan nama yang menggambarkan masalah yang
ditulis. Harus dirumuskan dengan jelas, singkat, relevan dengan isi tetapi
tidak provokatif.
 Halaman Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang
bersangkutan. (Nur Syifafatul Aimmah, ed) Biasanya dibuat sebagai bukti
bahwa sebuah makalah tersebut sudah disetujui
 Kata Pengantar
Berisi tentang pernyataan penulis kepada pembaca.Gambaran
umum tentang pelaksanaan tugas, ucapan terimakasih kepada semua
pihak, menyebutkan waktu penyusunan tulisan (tanggal, bulan, tahun) dan
penanggung jawab tulisan.Pada bagian akhir berisi harapan penulis atas
kritik dan saran.
 Abstrak
Menurut Andrew dalam buku Technical Writing yang dikutip pada
buku pedoman penulisan karya ilmiah, mengartikan abstrak sebagai
rangkuman singkat dari sebuah dokumen, baik berupa laporan penelitian,
artikel, disertasi dan lembar kerja. Pada pokoknya abstrak memberikan
gambaran secara sepintas tentang keseluruhan isi tulisan



4

 Daftar Isi
Kerangka tulisan yang terperinci yang telah ditulis. Mulai Kata
Pengantar sampai dengan Indeks disertai dengan nomor halaman
tempat bagian-bagian tersebut terdapat dalam tulisan
 Daftar Tabel, Gambar dan Lampiran
Jika menggunakan daftar tabel, gambar dan lampiran maka
harus cantumkan nomor urut dan halaman yang jelas.Bagian ini
berisi keterangan-keterangan untuk menunjang isi karya tulis.

b. Bagian Isi
Secara umum berisi :
 Pendahuluan
Memaparkan latar belakang dan rumusan masalah yang bertujuan
untuk menarik dan memusatkan perhatian pembaca terhadap pokok pikiran
yang ada dalam tulisan
 Landasan Teori
Berisi tinjauan pustaka menguraikan teori yang melandasi hipotesis.
Diuraikan secara luas dan terperinci
 Metodologi Penelitian
Berisi tentang metode penentuan obyek dan subyek penelitian, metode
pengumpulan data dan metode analisis data
 Laporan Penelitian
Menguraikan penyajian data dan analisis data
 Kesimpulan, Ulasan dan Implikasi
Bagian kesimpulan dikemukakan secara singkat, jelas dan tegas hasil
analisis data. Kemudian diulas, misalnya mengapa hipotesis diterima? Jika
hipotesis ditolak kenapa?Pada bagian implikasi berisi saran-saran yang
diperlukan dalam penelitian tersebut.
5

c. Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari :
 Daftar Pustaka
Daftar pustaka disebut juga bibliografi merupakan sejumlah sumber
yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tulisannya. Memiliki fungsi
sebagai alat untuk melihat kembali kepada sumber aslinya dan sebagai
pelengkap dari sebuah catatan kaki yang digunakan untuk mengetahui
kebenaran tentang sumber dan referensi
 Lampiran
Lampiran atau sering disebut appendiks biasanya disusun setelah
daftar pustaka dan sebelum indeks dengan memberikan tulisan “lampiran”,
nomor urut, dan judul lampiran. Berisikan tentang tabel-tabel, gambar-
gambar, bagan, peta dan lain-lain yang tidak tercantum dalam teks.

3. Pengorganisasian Karya Tulis Ilmiah


Tulisan ilmiah biasanya disusun berdasarkan suatu tata urutan yang baik.Tata
urutan yang baik inilah dinamakan organisasi tulisan. Dalam penulisan ilmiah
dikenal dua tipe organisasi yaitu :
a. Tipografi Angka-Huruf
Pada tipe ini judul bab bernomor angka Romawi. Bagian pokok bab
(subbab) berhuruf kapital, bagian lebih kecil lagi berangka Arab, perincian
lebih kecil lagi diberi tanda huruf kecil
b. Tipografi Kesatuan Desimal
Pada tipe ini semua perincian bab menggunakan angka Arab, kecuali pada
judul bab menggunakan angka Romaw.
4. Membuat Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan ada dua bentuk, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung.Pada kutipan langsung artinya mengutip secara keseluruhan tanpa pendapat
6

dari ahli tertentu tanpa mengubah sedikitpun.Semua kalimat yang diutarakan kita
kutip semuanya.Kutipan langsung ini penulisannya ditandai dengan tanda petik
ganda. Kutipan langsung yang terlalu panjang boleh dipersingkat sesuai dengan
maksud kita, cara semacam ini disebut elipsis. Dengan ketentuan:
 Tidak boleh mengganti kata atau kalimat tertentu dengan kalimat kita sendiri
 Arti dan maksud yang dipersingkat tidak boleh berubah
 Kata-kata atau kalimat yang dihilangkan diganti tanda titik sebanyak tiga buah
(...)
Elipsis artinya pelepasan unsur bahasa yang maknanya telah diketahui
sebelumnya berdasarkan konteksnya. (Winarto, Suhardiyanto dan Choesin(ed),
2004:106)
Sedangkan kutipan tidak langsung, yang dikutip adalah isi, maksud atau jiwa
pendapat
ahli.Kutipan langsung ini disebut parafrase. Kutipan tidak langsung dalam
penulisannya tidak menggunakan tanda petik ganda. Ditulis dengan bahasa kita
sendiri dan pada akhir kalimat harus disertai sumber referensi bisa menggunakan
footnote atau bodynote. Baik kutipan langsung atau tidak langsung harus
mencantumkan sumber dengan catatan kaki.
Catatan kaki juga terbagi menjadi 2, yaitu catatan kaki tidak langsung dan
catatan kaki langsung. Catatan kaki tidak langsung adalah penyertaan sumber
referensi yang tidak langsung disertakan pada kutipan yang kita acu, melainkan
penulisannya diletakkan pada halaman bawah atau pada halaman akhir. Format
penulisan referensi berturut-turut adalah [nama depan, tengah, belakang, judul buku
ditulis miring, nama penerbit, kota terbit,tahun terbit, halaman (hal).]
Catatan kaki langsung merupakan sistem penulisan yang lebih praktis
dibanding catatan kaki tidak langsung. Penulisan sumber referensi setelah kutipan
adalah nama belakang pengarang diikuti koma (,) tahun terbit diikuti titik dua (:) dan
7

halaman yang terdapat dalam tanda kurung (). Tapi bila nama sudah disebutkan lebih
dulu maka tinggal menuliskan tahun dan halaman saja dalam tanda kurung.
Penulisan catatan kaki disusun dengan tujuan sebagai berikut :
 Untuk menyatakan hutang budi, mengambil pendapat dari penulis lain berupa
kutipan sebenarnya penulis tersebut telah berbuat baik. Maka sepantasnya kita
yang mengutip membalas budi baik mereka dengan mencantumkan namanya
 Untuk menyusun pembuktian, maksudnya untuk menunjukkan suatu
kebenaran yang telah dibuat oleh orang lain
 Untuk menyampaikan keterangan tambahan, bisa menjadi informasi tambahan
untuk memperkuat tulisan
 Untuk merujuk bagian lain dari teks
5. Membuat Daftar Pustaka
Daftar pustaka kalimat yang sering kita dengar dan bagian penting dalam
mencantumkan sumber pada penulisan karya ilmiah.Namun, masih saja banyak yang
bingung dan salah dalam penulisannya.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
mengenai fungsi daftar pustaka, maka hendaknya penulisan daftar pustaka memenuhi
kaidah yang sudah lazim. Disusun secara alfabetis dari A sampai Z. Secara
keseluruhan susunan penulisan daftar pustaka sebagai berikut :
a. Nama pengarang dengan nama akhir tanpa menggunakan gelar, penulisannya
dibalik dan diikuti tanda koma (,) diakhiri tanda titik (.)
b. Kemudian cantumkan tahun penerbit buku dan diberi tanda titik (.)
c. Setelah itu judul buku dengan huruf miring dan tambahkan tanda petik ganda
(“….”) bila itu judul artikel yang dimuat dalam majalah sertai tanda titik (.)
d. Lalu kota penerbit disertai tanda titik dua (:)
e. Bagian akhir cantumkan nama penerbit buku dan akhiri dengan tanda
f. titik (.)
Contohnya : Sasongko, Sandiyawan. 2014. Jurus Sakti Presentasi Memikat.
Yogyakarta : Araska.
8

E. Bahasa Dalam Karya Tulis Ilmiah


Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang
menghasilkan tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat. (winarto et.al
(ed), 2004:124)
Hal yang perlu dikenali dalam penulisan ilmiah adalah kalimat efektif dan jenis-jenis
kalimat dalam tulisan.Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah juga mencakup EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan).
1. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat atau bentukkalimat yang dengan
sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan
baik. Kalimat efektif dibutuhkan untuk mempermudah pemahaman terhadap
apa yang kita tulis. Menurut Jos Daniel Parera yang ada dalam kutipan buku
pedoman penulisan karya ilmiah menyebutkan kalimat dapat dikatakan

efektif apabila kalimat itu didukung oleh :


a. Kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
b. Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah kemaksimalan struktur
bahasa mendukung gagasan yang dikandung. Hal yang harus diperhatikan
meliputi : setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan predikat, ide
pokok harus terdapat dalam induk kalimat, penggabungan kalimat dengan
partikel dan, yang. Untuk memperoleh efektivitas kalimat, maka dapat
ditempuh dengan partikel tersebut.
c. Paralelisme bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan efektivitas tertentu
d. Paralelisme dalam penulisan karya ilmiah adalah penggunaan bentuk-
bentukbahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan
serial. Bisa dikatakan kesejajaran pengungkapan ide-ide dalam suatu
kalimat
e. Ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama
9

Untuk dapat mencapai ketegasan dan keutamaan dalam suatu


tulisan dapat dilakukan dengan cara
 mengubah-ubah posisi kalimat dengan meletakkan bagian yang
penting pada awal kalimat;
 mengulang gagasan yang penting;
 mempertentangkan gagasan yang satu dengan yang lain;
 menekankan gagasan yang penting dengan partikel
f. Kehematan dan pilihan kata yang kadang kala bertumpuk-tumpuk dalam
satu kalimat
Dimaksudkan untuk berhemat dalam pemakaian kata, frase, atau
bentuk-bentuk bahasa. Kehematan ini dapat ditempuh dengan
menghindari pengulangan subjek kalimat, menghindari kata yang tanggal
bulan tahun, menghindari pemakaian kata-kata yang berlebihan yaitu
kata-kata yang memiliki makna sama.
g. Kevariasian dalam penyusunan kalimat
Variasi dimaksudkan untuk membuat kalimat agar menarik dan
tidak monoton. Bisa dilakukan dengan cara variasi penggunaan kata,
pembukaan kalimat, susunan subjek-predikat-objek.

2. Pungtuasi
Pungtuasi dapat diartikan sebagai pembubuhan tanda baca. Dalam tulis
menulis peranan pungtuasi sangat penting karena dapat memberi kunci kepada
pembaca terhadap apa yang ingin disampaikan oleh penulis

3. Diksi
Selalin ejaan dan tanda baca diharuskan juga memperhatikan masalah
diksi.Diksi atau pilihan kata merupakan hal yang sangat penting dan
utama.dalammencapai tulisan yang efektif. Dalam diksi harus bisa membedakan
10

makna konotatif-denotatif, kata standar-non standar, dialek dan bahasa umum, kata
tunggal dan idiom, kata umum dan istilah.
Dalam pemilihan kata inilah harus hati-hati.Penggunaan bahasa yang baik
mempermudah dalam menulis karya ilmiah.

F. Berbagai Kendala Dalam Proses Penulisan Karya Ilmiah


Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah.Rata-rata kesalahan penulisan karya
ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’
dalam penulisan. Bentuk ketidakkonsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa
diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.
Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah
sebagai berikut :
 Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
 Salah dalam menyusun struktur pelaporan,
 Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak
(plagiat),
 Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
 Penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
 Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat.

G. Sikap-Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap
yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Sikap ingin tahu.Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
 Sikap kritis.Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi
sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-
11

banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya,


dan sebagainya.
 Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada
akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut
tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
 Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa
adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
 Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain
ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya
pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan
atau pendapat orang lain.
 Sikap berani mempertahankan kebenaran.Sikap ini menampak pada ketegaran
membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun
bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
 Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin
membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang
ilmunya.

H. Etika dan Kode Etik Dalam Penulisan Karya Ilmiah


Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam
penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan,
perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau
informasi.Etika dan kode etik yang ditumbuh budayakan dalam penulisan karya
ilmiah harus diikuti.Hak cipta dari segi hukum harus diikuti dan dipahami
dengan baik.Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah secara
baik.Kode etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh
masyarakat dan citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya
12

ilmiah.Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap


bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data ataupun informasi.Penulisan
karya ilmiah membutuhkan kejujuran yang tinggi dalam penyusunannya untuk
menghindari plagiarisme.Plagiarisme adalah kegiatan mengambil suatu data
dalam berbagai bentuk tanpa mencantumkan sumber dengan sengaja. Bentuk-
bentuk plagiarisme berdasarkan yang saya ketahui dalam buku panduan
penyusunan proposal dan skripsi antara lain:
 Meringkas atau menyajikan bacaan tanpa menyebutkan sumbernya
dengan teknik referensi yang benar
 Menjiplak, yaitu mereproduksi tulisan orang lain sama persis tanpa
menyebutkan sumber dengan teknik referensi yang benar
 Parafrase, mengambil ide inti suatu karya dengan bentuk narasi yang
berbeda tanpa menyebutkan sumber
 Mengklaim tulisan orang lain sebagai karya sendiri

Disebutkan pula jenis-jenis plagiarisme pada website kompasiana.com yaitu:


1. Akademik dan jurnalistik plagiarisme merupakan praktek usia tua. Namun,
plagiarisme internet sekarang merajalela dengan munculnya Internet, dan
plagiarisme telah mengambil banyak bentuk-bentuk baru. Sekarang hanya tentang
cut, copy, dan paste, atau mengulang sedikit. Namun salinan itu!
2. Plagiarisme Lengkap: Isi yang telah disajikan sebagai sendiri, tanpa ada
perubahan yang dibuat untuk bahasa, pikiran, aliran, dan bahkan tanda baca
dikenal sebagai plagiarisme penuh. Banyak akademisi percaya bahwa umumnya
pekerjaan orang-orang yang tidak kompeten dalam mata pelajaran tertentu, atau
sekadar malas untuk berusaha.
3. Plagiarisme parsial: Ketika konten yang disajikan adalah kombinasi dua sampai
tiga sumber yang berbeda, di mana penggunaan mengulang dan sinonim
merajalela, maka dikenal sebagai plagiarisme parsial. Di sini, penulis
13

menggunakan beberapa orisinalitas, tapi tidak memadainya pengetahuan tentang


mata pelajaran tertentu adalah alasan umum untuk kejadian plagiarisme parsial.
4. Plagiarisme minimalis: Di sini, penulis plagiator orang lain konsep, gagasan,
pikiran, atau pendapat dalam kata-kata mereka sendiri dan
dalam aliran yang berbeda. Meskipun banyak yang tidak menganggap ini sebagai
plagiarisme (mungkin seseorang yang melakukannya!), Itu dianggap sebagai
mencuri someones studi atau pikiran.Plagiarisme minimalis melibatkan banyak
parafrase.
5. Sumber Kutipan: Ketika informasi sumber lengkap dengan kutipan disediakan,
tidak berjumlah plagiarisme. Namun, definisi sumber kutipan lengkap bervariasi
jauh. Beberapa penulis mengutip nama sumber,
tetapi tidak memberikan informasi yang dapat diakses lainnya. Sementara
beberapa mudah memberikan referensi palsu, beberapa hanya menggabungkan
informasi mereka dengan karya asli penulisan.Seorang penulis hantu adalah
contoh sempurna dari plagiator.Di sini penulis merasa bebas untuk sumber
informasi dan mereproduksi itu sebagai milik mereka.
6. Self-plagiarisme: Bentuk plagiarisme yang mungkin paling diperebutkan sebagai
"itu" dan "tidak". Menggunakan karya sendiri, sepenuhnya
atau sebagian, atau bahkan pikiran yang sama dan re-menulisnya, dikenal sebagai
self-plagiarisme oleh banyak orang. Penerbitan bahan yang sama melalui media
yang berbeda tanpa referensi itu benar adalah kebiasaan yang sangat umum di
antara banyak penulis. Konten pada banyak situs adalah contoh sempurna dari diri
plagiarisme.

Plagiarisme merupakan pelanggaran akademik. Diketahui plagiarisme dalam


penulisan skripsi diberikan sanksi nol atas skripsi tersebut dan di skorsing selama 1
semester sehingga tidak harus mengulang dan memperbaiki atau bahkan tidak lulus
sehingga akan di Drop Out/DO. Untuk menghindari kejadian itu, maka colan sarjana
strata satu dituntut untuk menguasai teknik referensi dengan baik.Bagaimana
14

caranya?Jadi sumber referensi ada 2 macam, yang pertama sumber yang harus
dicantumkan dan sumber yang tidak harus dicantumkan.
1. Sumber harus dicantumkan
a. Ketika mengutip gagasan, ide dari media apa saja mau buku,internet,
b. berita, majalah dan lain-lain
c. Ketika mengutip istilah-istilah tertentu yang digunakan seseorang atau
kelompok tertentu
d. Ketika mengutip hasil interview atau wawancara dengan orang lain

2. Sumber yang tidak harus dicantumkan


a. Ketika menulis pendapat sendiri, observasi sendiri, pengalaman pribadi atau
pemikiran sendiri
b. Ketika mengutippendapat umum, mitos yang beredar dalam masyarakat tanpa
diketahui penciptanya.
15

DAFTAR PUSTAKA

Ekosusilo, Madyo dan Triyanto, Bambang. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Dahara Prize.

Winarto, T. Yunita, Suhardiyanto, Totok dan Choesin, M. Ezra (ed). 2004. Karya
Tulis Ilmiah Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Jakarta

Lihat blogspot.com : ”Penulisan Karya Ilmiah” (11 Desember 2015 diakses dari
www.czifa24.blogspot.co.id)

Makalah Karya Ilmiah (14 Desember 2015 diakses dari www.


komunikasipraktis.com)

www.saripedia.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai