Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1. apa pengertian era industry 4.0?
2. apa saja manfaat dan tantangan platform digital di era revolusi industry 4.0?
3.apa saja langkah Indonesia menghadapi Industri 4.0?
.apaKeterampilan Untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
katering, kesehatan, bahkan di dunia hukum.Semakin banyak orang yang
berpartisipasi, maka akan timbul persaingan sehat yang berdasarkan inovasi,
sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
2. Inklusivitas
Lewat platform digital, segala macam layanan dapat dengan mudah menjangkau
banyak orang di berbagai daerah. Hasilnya, terjadi inklusivitas yang
menguntungkan orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari daerah
metropolitan, sehingga mereka turut menikmati layanan digital.
3. Efisiensi
Tentu dengan berkembangnya inovasi platform digital, otomatis akan ada
efisiensi, baik dari segi manufaktur maupun pemasaran. Hal ini tentunya
memerlukan kecerdasan dari pebisnis untuk mengoptimalkan strategi mereka di
dunia digital.
Ø Berikut ini tantangan platform digital di Era Revolusi Industri 4.0 :
1. Masalah Kendali
Ekonomi digital yang mengendalikan masyarakat pastinya mempengaruhi
perilaku publik yang tadinya masyarakat belanja ke toko ritel, saat ini mulai
beralih ke belanja online. Aspek sosial dan kultural seperti ini juga perlu
mendapatkan perhatian dari pihak seperti pemerintah maupun masyarakat agar
toko ritel tidak banyak yang berguguran satu persatu.
2. Ketidaksetaraan
Di antara semua hal positif, kehilangan pekerjaan karena digantikan robot atau
semua pekerjaan saat ini bisa dikerjakan oleh sebuah sistem adalah momok yang
paling mengerikan.Otomatisasi yang disebabkan Revolusi Digital 4.0 perlu
disikapi dengan serius agar masyarakat dapat menyiapkan skill untuk ke depannya
sehingga angka pengangguran di Indonesia bisa ditekan.
3. Kompetisi
Kompetisi yang tidak sehat patut diwaspadai. Contoh, bila ada satu platform yang
melakukan monopoli, dikhawatirkan akan tidak adanya check and balance. Bila
satu platform terlalu mendominasi, maka pengguna tidak dapat melakukan pilihan
layanan yang paling cocok untuk mereka.Sebagai tambahan, guna
4
menghadapi Era industry 4.0, sektor industri nasional perlu banyak pembenahan
terutama dalam aspek teknologi. Sebab penguasaan teknologi menjadi kunci
utama untuk menentukan daya saing Indonesia di era industry 4.0.
Dan dalam menghadapi industry 4.0 ini, Indonesia juga perlu meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Sebab jika tidak ditingkatkan, maka
industri Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara lainya. Jika tidak
melakukan peningkatan kemampuan dan daya saing di sektor (industri) prioritas,
bukan saja tidak akan mampu mencapai aspirasi, namun akan digilas oleh negara
negara lain yang lebih siap di pasar global maupun domestik.
5
Keempat, memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Hampir 70 persen, pelaku usaha Indonesia berada di sektor UMKM.
kelima, yaitu membangun infrastruktur digital nasional. Indonesia akan
melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital, termasuk
internet dengan kecepatan tinggi dan meningkatkan kemampuan digital
melalui kerja sama antara pemerintah dengan publik dan swasta untuk
dapat berinvestasi di teknologi digital seperti cloud, data center, security
management dan infrastruktur broadband.
Keenam, menarik minat investasi asing. Hal ini dapat mendorong transfer
teknologi ke perusahaan lokal.
Ketujuh, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut
Menperin, SDM adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan
pelaksanaan Making Indonesia 4.0.
Kedelapan, pembangunan ekosistem inovasi. Pemerintah akan
mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan
percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk
di antaranya yaitu perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif
fiskal untuk mempercepat kolaborasi lintas sektor diantara pelaku usaha
swasta atau BUMN dengan universitas.
kesepuluh adalah harmonisasi aturan dan kebijakan. Indonesia
berkomitmen melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan untuk
mendukung daya saing industri dan memastikan koordinasi pembuat
kebijakan yang erat antara kementerian dan lembaga terkait dengan
pemerintah daerah.
6
dengan keterampilan informasi, media, dan teknologi meliputi literasi
media, keaksaraan visual, literasi multikultural, kesadaran global, dan
literasi teknologi.
Kedua, keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi kreativitas dan
keingintahuan, pemecah masalah (problem solving), dan pengambil resiko.
Ketiga, terampil dalam hidup dan belajar seperti memiliki jiwa
kepemimpinan dan bertanggung jawab, memiliki nilai etis dan moral,
produktivitas dan akuntabilitas, fleksibilitas dan adaptasi, sosial dan lintas
budaya, inisiatif dan mengarahkan diri.
Keempat, memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif seperti
mampu bekerja dalam tim dan berkolaborasi, memiliki tanggung jawab
pribadi dan sosial, dalam berkomunikasi harus interaktif, memiliki
orientasi nasional dan global.
7
teknologi. Revolusi mental juga harus dijalankan, mulai dari
mengubah mindset negatif dan ketakutan terhadap industri 4.0 yang akan
mengurangi lapangan pekerjaan atau paradigma bahwa teknologi itu sulit.
Kita harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan
belajar, ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan era industri 4.0, sehingga kita
akan mempunyai daya saing yang lebih kuat. Kita tentu berharap industri 4.0 tetap
dalam kendali. Harus tercipta kesadaran bersama baik oleh pemerintah, dunia
usaha maupun masyarakat, bahwa perubahan besar dalam industri 4.0 adalah
keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Dengan segala potensi yang ada kita harus menjadi pelaku aktif yang
mendapat manfaat atas perubahan besar itu. Tantangan ke depan adalah
meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia, mengingat 70% angkatan kerja
adalah lulusan SMP. Pendidikan sekolah vokasi menjadi suatu keharusan agar
tenaga kerja bisa langsung terserap ke industri.
Selain itu Pemerintah perlu meningkatkan porsi belanja riset baik melalui
skema APBN atau memberikan insentif bagi Perguruan Tinggi dan perusahaan
swasta. Saat ini porsi belanja riset Indonesia hanya 0,3% dari PDB di tahun 2016,
sementara Malaysia 1,1% dan China sudah 2%. Belanja riset termasuk
pendirian techno park di berbagai daerah sebagai pusat sekaligus pembelajaran
bagi calon-calon wirausahawan di era revolusi industri 4.0.
Harapannya tingkat inovasi Indonesia yang saat ini berada diperingkat 87
dunia bisa terus meningkat sehingga lebih kompetitif di era transisi teknologi saat
ini. Kesimpulannya revolusi industri 4.0 bukanlah suatu kejadian yang
menakutkan, justru peluang makin luas terbuka bagi anak bangsa untuk
berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai
dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin,
dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya meng-upgrade lini produksi dengan
komputer dan robot. Jadi, industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan
robot ini sebagai dasarnya. Jadi, kemajuan apa saja yang muncul di dunia
komputer kita akhir-akhir ini?
8
Pertama, kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua komputer
tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga semakin kecil sehingga
bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya kita jadi punya smartphone.
Bukan cuma kita tersambung ke jaringan raksasa, kita jadinya SELALU
tersambung ke jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian pertama dari revolusi
industri keempat: “Internet of Things” saat komputer-komputer yang ada di pabrik
itu tersambung ke internet, saat setiap masalah yang ada di lini produksi bisa
langsung diketahui SAAT ITU JUGA oleh pemilik pabrik, di manapun si pemilik
berada!
Ponsel pintar (smartphones) yang senantiasa membuat kita terhubung dengan
dunia luar adalah instrumen penting dalam revolusi industri 4.0.
Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru, dan 1001 cara
untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut yang
merekam segalanya selama 24 jam sehari. Informasi ini bahkan menyangkut
kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan bisa melacak gerakan
semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam pabrik. Dari gerakan
tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan
waktu terlalu banyak di satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki.
Masih ada 1001 informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda,
sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang
semula tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru
ini, aspek ini sering disebut Big Data.
Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud Computing.
Perhitungan-perhitungan rumit tetap memerlukan komputer canggih yang besar,
tapi karena sudah terhubung dengan internet, karena ada banyak data yang bisa
dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa dilakukan di tempat lain,
bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara
berbeda tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah data yang
diperlukan secara bersamaan untuk kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5
superkomputer untuk melakukannya secara terpisah.
9
Keempat, ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang
memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan
kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil
berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum Machine
Learning, sebuah komputer melakukan tugasnya dengan “Diperintahkan” atau
“Diinstruksikan” oleh manusia. Untuk lebih detilnya, lo bisa baca artikel
mengenai Artificial Intelligence.
Mengkombinasikan keempat hal ini artinya perhitungan yang rumit, luar biasa,
dan tidak terpikirkan tentang hal apapun bisa dilakukan oleh superkomputer
dengan kemampuan di luar batas kemampuan manusia. Kenyataannya tentu saja
saat ini belum sekeren itu. Point keempat, yaitu AI dan Machine Learning, masih
amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia, negara-negara
maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus menerus
memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab revolusi
ini masih berlangsung, atau bahkan baru dimulai. tantangannya masih banyak.
Koneksi internet misalnya, belum universal. Masih ada beberapa daerah yang tak
memiliki koneksi internet, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain itu,
koneksi internet berarti munculnya celah keamanan baru. Perusahaan saingan
pasti berusaha mengintip kinerja dan rancangan produksi lewat celah keamanan
komputer pengendali produksi yang kini bisa diakses dari internet.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar
terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh
dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan
efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online.
Hidup menjadi lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif.
Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya,
jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah
beban masalah lokal maupun nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan
peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para mahasiswa dan
alumni Universitas Terbuka wajib memiliki kemampuan literasi data, teknologi
dan manusia.
Literasi data dibutuhkan oleh alumni UT untuk meningkatkan skill dalam
mengolah dan menganalisis big data untuk kepentingan peningkatan layanan
publik dan bisnis. Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk
memanfaatkan teknologi digital guna mengolah data dan informasi. Sedangkan
literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau
pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi
arif di era “banjir” informasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://digitalentrepreneur.id/revolusi-industri-4-0/
https://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=10-langkah-indonesia-industri-4-0
https://indonesiabaik.id/infografis/keterampilan-untuk-hadapi-revolusi-industri-40
12