Disusun Oleh :
Fauziana Ulfa
1102012084
Pembimbing:
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “TINEA CORPORIS PADA LANSIA DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN
PERIODE 3 JULI – 28 JULI 2017” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan
dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Pembimbing,
B. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesa kepada pasien pada tanggal 12 Juli 2015
Pukul 13.30 WIB
1. Keluhan Utama :
Ruam kemerahan pada perut, paha dan ketiak sejak ± 2 minggu yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Gatal hilang timbul sejak ± 2 minggu yang lalu
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang di antar menantunya ke Poli Lansia di Puskesmas Kecamatan
Senen pada tanggal 10 Juli 2017, dengan keluhan ruam kemerahan pada perut, paha
dan ketiak pasien sejak 2 minggu yang lalu, pasien mengaku hanya mandi 1xsehari
setiap harinya. Awalnya keluhan ruam merah di tubuh dirasakan pasien hanya pada
lipatan perut pasien namun tiba-tiba pasien merasakan keluhan terdapat pada paha
dan ketiak pasien. Keluhan tersebut disertai dengan gatal yang hilang timbul, gatal
semakin dirsakan saat pasien berkeringat Keluhan ini membuat pasien merasa
menganggu aktivitas sehari-hari.
Saat pasien datang ke Puskesmas dilakukan pemeriksaan berat badan dan
tinggi badan. Menurut perawat yang memeriksa berat badan dan tinggi badan
pasien serta dokter yang memeriksa kondisinya, Pasien memiliki berat badan yang
lebih dari seharusnya. Pasien menyadari bahwa berat badannya memang berlebihan
karena pasien sering memakan nasi dan jarang berolahraga. Riwayat diabetes dan
hipertensi disangkal pasien, dari hasil pemeriksaan dokter tanda vital dalam batas
normal, didapatkan lesi bulat berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama
Pasien sudah meminum obat gatal dan menggunakan salap untuk
menghilangkan ruam merah yang pasien beli di warung. Namun, belakangan ini
pasien tetap masih merasakan gatal dan ruam merah tidak menghilang. Pasien
merasa khawatir kalau ruam merah semakin banyak di tubuhnya. Pasien ingin rasa
gatal dan ruam merah di tubuhnya berkurang agar tidak perlu minum obat terus
menerus.. Menurut pasien ia takut bila keluhan nya semakin memberat dan dapat
menganggu aktivitas pasien.Akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke
Puskesmas Senen.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan seperti ini belum pernah pasien rasakan sebelumnya.
Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat tuberkulosis disangkal.
Riwayat asma dan alergi obat disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat sakit seperti pasien disangkal.
Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat tuberkulosis disangkal.
Riwayat asma dan alergi obat disangkal.
6. Riwayat Pengobatan:
Pasien menggunakan salap untuk menghilangkan ruam merah di kulitnya
dan minum obat gatal yang dibeli di warung namun pasien lupa nama obatnya
7. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien tinggal Bersama suami, anak, menantunya dan 1 orang cucu di
rumah milik pribadi.. Suami pasien bekerja sebagai pedagang soto yang
berpenghasilan Rp.100.000,- per harinya, sedangkan pasien tidak bekerja.
Penghasilan ini digunakan pasien beserta suaminya untuk memenuhi
kebutuhannya. Pasien juga kadang menerima uang anaknya, yang setiap bulannya
cukup untuk membiayai keperluannya.
8. Riwayat Makanan
Pasien makan biasanya 3x sehari.dengan porsi yang tinggi karbohidrat.
Pasien makan nasi dengan lauk yang berbeda seperti ayam atau ikan dan sayuran
seperti sayur sop dan tumis sayur.
Anaknya terkadang memasakkan makanan untuk pasien, namun lebih
sering membeli makanan di warteg dekat rumah.
Menurut pengakuan pasien dalam satu hari pasien minum air putih sekitar
6 gelas.
9. Riwayat Kebiasaan :
Ny. M jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, sehingga berat badan berlebih.
Ny.M memiliki kebiasaan menggunakan pakaian yang tertutup namun tidak menyerap
keringat.sehingga badan lebih mudah lembap dan basah dan mandi hanya 1x sehari
setiap harinya.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sakit Ringan
2. Vital sign
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 80x/menit
Frekuensi Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,8oC
3. Status Gizi (IMT)
BB : 65 kg
Tinggi Badan : 150 cm
BB 65
IMT = = = 28,89
(TB)² (1,5)²
Range berat badan ideal pasien :
IMT 18,5 – 23, maka berat badan ideal pasien antara 45 kg
Metode Brocca :
Berat badan ideal = (Tinggi Badan-100) – 10% (Tinggi Badan-100)
= (150-100) – 10% (150-100)
= 50 – 5 = 45 Kg
Status Gizi = (BB Aktual : BB Ideal) x 100%
= (65 : 45) x 100%
= 144% (Gemuk BB)
Tabel 1.
Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
≤ 23,0 Kelebihan berat badan
23,0 – 24,9 Berisiko menjadi obesitas
25,0 – 29,9 Obes I
≥ 30,0 Obes II
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
Tabel 2.
Kriteria Brocca
Status Gizi KATEGORI
< 90 % BBI Berat badan kurang
90 – 110 % BBI Berat badan normal
110 – 120 % BBI Kelebihan berat badan
> 120 % BBI Gemuk BB
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007
4. Status Generalis
Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam beruban, Distribusi merata, Tidak mudah
dicabut
Mata
Palpebra : Edema -/-
Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera : Ikterik -/-
Pupil : Isokor kanan kiri
Refleks Cahaya : RCL +/+, RCTL +/+
Mulut
Bibir : Mukosa kering
Lidah : Coated tongue (-),
Tonsil : T1-T1
Mukosa faring hiperemis (-)
Leher
KGB : Tidak teraba membesar
Kel. Thyroid : Tidak teraba membesar
Thoraks
Paru
Perkusi : Sonor
(-/-)
Jantung
Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, distensi (-)
1. Status Lokalis
Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-/-/-), CRT < 2 detik, tampak plak
eritema berbatas tegas dengan tepi polisiklik dikelilingi
papul eritema multiple (tepi aktif) dan tertutup skuama tipis
di atasnya
Tidak dilakukan.
Tabel 3.
Anggota keluarga yang tinggal serumah
Kedudukan Keterangan
No Nama dalam Keluarga Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Kel
1. Tn. B Kepala Keluarga L 60 th SMP Wiraswasta Suami Pasien
Ibu Rumah
2. Ny.M Istri P 58 th SMP Pasien
Tangga
3. Ny. E Anak P 37 th SMA Wiraswasta AnakPasien
4. Tn. F Menantu L 37 th SMA Pegawai Menantu Pasien
Swasta
5. An. F Cucu L 15 th SMA Pelajar Cucu pasien
2. Genogram
1. Bentuk keluarga
Keluarga terdiri atas 3 generasi. Bentuk keluarga ini merupakan Extended family dengan
keluarga terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain yaitu Ny. M.
2. Tahapan siklus keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Ny. M berada pada
tahapan siklus keluarga yang kedelapan, yaitu keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
A. Genogram
Kesan: Dinilai dari lingkungan tempat tinggal, rumah keluarga Tn. B termasuk rumah sehat.
Ruang keluarga
11 m Kamar tidur
Ruang Tamu
Teras
Kamar
Gambar 1.1 Denah rumah Ny. Mtidur
Tabel 6.
Food Recall
Pagi, 10 Juli 2017
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi uduk 1 porsi 260 Kkal 32.84 gr 4.07 gr 12,95 gr
Tempe Goreng 1 potong 34 kkal 1,79 gr 2 gr 2,28 gr
Telor balado 1 buah 71 kkal 1.22 gr 3.57 gr 5.75 gr
Air putih 2 gelas 0 0 0 0
Jumlah 365 kkal 35.85 gr 9.64 gr 20.98 gr
Menurut pengakuan pasien, pasien minum air mineral sebanyak kira-kira 8 gelas
dalam satu hari ketika waktu senggang.
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny. M mendapat total kalori per hari :
Tanggal 10 Juli 2017: 1416 kkal
Tanggal 11 Juli 2017: 1140 kkal
Tanggal 12 Juli 2017: 1397 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 3953 kkal, sedangkan kebutuhan kalori pasien,
adalah :
Kebutuhan Kalori per hari Ny. R:
Wanita : BB idaman (Kg) x 25 kkal
: 45 x 25 = 1125 Kal
Usia >60 Th : – (10% x Kebutuhan basal)
: – 112.5Kal
BB Kurus : + (20% x Kebutuhan basal)
: + 225 Kal
Aktivitas Ringan : + (10% x Kebutuhan basal)
: + 112.5Kal
Jumlah Kebutuhan Kalori Ny. R = 1125 – 112.5 + 225 + 112.5 = 1188 kkal
Kebutuhan Karbohidrat : 60% x 1125 = 675Kal = 168,75 gr
(4 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat)
Kebutuhan Protein : 20% x 1125 = 225 Kal = 56,25 gr
(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)
Kebutuhan Lemak : 20% x 1125 = 225Kal = 25 gr
(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)
Kesan : Dari perbandingan rata-rata kalori food recall dan perhitungan kebutuhan
kalori pasien, dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien tidak sesuai dengan
kebutuhan yang seharusnya.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Kerukunan terjalin baik antar anggota keluarga. Keluarga pasien dapat membantu
menyelesaikan masalah kesehatan Ny. M seperti mengantar pasien berobat ke
puskesmas jika pasien sakit,mengingatkan namun tidak mengawasi pola makan pasien.
Pasien lebih sering diantar oleh menantunya karena anaknya bekerja. Jarak rumah
dengan puskesmas tidak terlalu jauh, dapat ditempuh dengan kendaraan umum untuk
bisa berobat ke puskesmas. Menurut pasien, pelayanan di puskesmas cukup
memuaskan dan biaya pengobatan juga terjangkau.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pola makan Ny. M yang berlebihan dan jarang berolahraga maupun beraktivitas sehingga
berat badan tergololong berlebih. Peran keluarga pada saat ini kurang dalam mengawasi
pola makan dan gaya hidup pasien.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga pasien baik dari keluarga ayah maupun keluarga ibu tidak ada yang
memiliki kecacatan dan tidak ada yang sedang memiliki penyakit menular. Ny. M
mempunyai 1 orang anak dari pernikahannya dengan suaminya. Tn.B tinggal dengan
anaknya yang bernama Ny. E beserta menantu dan seorang cucunya.
b. Fungsi Psikologis
Komunikasi antara keluarga pasien terjalin dengan baik dan dalam pengambilan
keputusan kepala keluarga mempertimbangkan pendapat seluruh anggota keluarga.
Hubungan antara Tn. B dan Ny. M dirasa cukup dekat karena setiap harinya selalu
meluangkan waktu untuk mengobrol walaupun hanya sebentar.
c. Fungsi Ekonomi
Ny. M sebagai ibu rumah tangga tidak memiliki penghasilan, sehingga pendapatan
yang diperoleh dari suaminya dari berjualan soto sebesar Rp. 100.000,- per hari.
Anaknya mempunyai penghasilan sekitar Rp. 2.500.000,- perbulan, sedangkan
menantunya mempunyai penghasilan Rp. 1.500.000,-. Pasien mengatakan kebutuhan
sehari-hari serta untuk berobat dipenuhi oleh penghasilan suami, anak dan menantunya.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat penduduk.
Keluarga pasien masih suka berinteraksi dengan tetangga di sekitarnya.
e. Fungsi Pendidikan
Ny. M menyeselesaikan pendidikannya sampai tingkat SMP dan anak-anaknya
dapat menuntaskan pendidikan wajib 12 tahun sampai SMA
D. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk
2. Kurangnya kesadaran pasien untuk menjaga kebersihan tubuh
3. Pola gizi seimbang yang belum diterapkan
4. Keluarga merasa makanan yang diberikan kepada pasien sudah mencukupi gizi pasien.
E. DIAGNOSIS HOLISTIK
1.Aspek Personal
- Alasan Datang :
Pasien datang berobat ke puskesmas diantar menantunya dengan keluhan ruam kemerahan pada
perut, paha dan ketiak sejak ± 2 minggu yang lalu keluhan disertai dengan gatal yang hilang
timbul.
- Kekhawatiran :
Pasien khawatir keluhan ini menjadi semakin berat sehingga mengganggu aktivitas pasien.
- Harapan :
Pasien berharap segera sembuh penyakitnya sehingga tidak mengganggu aktivitas pasien
- Persepsi Penyakit :
Pasien merasa sakit yang diderita pasien tidaklah berat dan dapat sembuh dengan
pertolongan dokter.
Pandangan pasien pada sisi agama, pasien percaya apabila pasien tekun berobat dan berdoa
kepada Allah SWT, penyakitnya dapat disembuhkan.
2.Aspek Klinik
Diagnosis kerja: Tinea Corporis
Diagnosis Banding: Dermatitis Kontak Alergi
3.Aspek Resiko Internal
Aspek risiko internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
a) Pola makan : pola makan Ny. M yang tinggi karbohidrat dan rendah serat
menyebabkan berat badan pasien diatas IMT.
b) Kebiasaan : kebiasaan Ny. M jarang berolahraga dan biasa menggunakan
pakaian yang tertutup namun tidak menyerap keringat.
c) Genetik : Ny. M tidak memiliki keturunan dengan keluhan seperti pada
Tinea Corporis.
d) Spiritual : Pasien rutin menjalankan ibadah sesuai dengan yang diajarkan oleh
agama
4.Aspek Psikososial Keluarga
Aspek risiko Mengedukasi pasien Pasien dan Pada saat -Pasien mengurangi Tidak perlu biaya Pasien bersedia
internal untuk menurunkan keluarga berkunjung ke konsumsi makanan
berat badan dengan diet rumah pasien dan ke karbohidrat dan
rendah karbohidrat dan puskesmas memperbanyak makan
berolahraga, karena sayur, buah-buahan dan
obesitas merupakan minum air putih,
salah satu faktor risiko
terhadap tinea corporis -Pasien melakukan
Mengedukasi pasien olahraga dalam 1
untuk tidak minggu minimal 2-3x
menggunakan pakaian
ketat dan tidak -Pasien menggunakan
menyerap keringat pakaian dengan
Karena hal juga tersebut
juga termasukk faktor bahanyang menyerap
risiko terhadap penyakit keringat dan longgar
pasien. - Pasien menjaga
Mengedukasi pasien kebersihan tubuh
untuk menjaga dengan mandi secara
kebersihan tubuh dengan bersih dan teratur
cara mandi bersih dan minimal 2x sehari
minimal 2x sehari
Aspek psiko Mengedukasi suami dan Keluarga Pada waktu Keluarga memberi Tidak perlu biaya. Pasien dan keluarga
sosial anak pasien agar dapat berkunjung ke perhatian lebih kepada bersedia
keluarga selalu memperhatikan rumah pasien pasien. Dan
pasien mengingatkan
menggunakan obat
minum mauoun topical
dan kontrol kembali ke
puskesmas
Aspek Pasien melakukan Pasien Pada saat Aktivitas tetap Tidak perlu biaya Pasien bersedia
fungsional aktivitas seperti berkunjung ke dilakukan dan waktu
biasanya, namun tetap rumah pasien istirahat yang cukup,
menjaga kondisi dan membuat kondisi tubuh
jangan terlalu lelah. menjadi sehat.
LAMPIRAN
Prognosis