Anda di halaman 1dari 3

A.

Pertanyaan

(Jamilah) : Dampak dari pasien yang memiliki perasaan ketidakberdayaan ?

Jawab (Susanti) : Perasaan ketidakberdayaan dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup pasien
(Pereira et al, 2014, p. 135). Kualitas hidup adalah sebuah konsep yang sangat subjektif dan multidimensi
yang berkaitan dengan status kognitif, kepuasan, dan kebahagiaan emosional. Penurunan kualitas hidup
dapat mempengaruhi keadaan psikologis, gangguan dalam berpikir, serta gangguan dalam hubungan
sosial (Vileikyte, 2005 dalam Ginanjar & Herawati, 2014).

Pasien akan merasa pesimis tentang masa depannya ketika menerima pengobatan dalam jangka waktu
lama.

Perasaan ketidakberdayaan dapat mengurangi rasa percaya diri pasien dalam pengobatan, sehingga
berdampak negatif terhadap kualitas hidup seperti perubahan pola tidur, perasan cemas, dan depresi
(Pereira, Salome, Openheimer, Esposito, Almeida, Ferreira,

2014). Perasaan ketidakberdayaan akan

mempengaruhi aktivitas hidup sehari hari.

Pasien akan ketergantungan untuk kebutuhan sehari-hari serta tidak berpartisipasi dalam perawatan
atau pengambilan keputusan pada saat diberikan kesempatan. Pasien tidak berkontribusi dalam
memberikan pendapat maupun membuat pilihan selama perjalanan penyakitnya sehingga dapat
berpengaruh pada cara berpikir dan konsentrasi (Pereira et al, 2014, Wilkinston, 2012, Braga & Cruz,
2009).

B. Learning Outcome

2. Mahasiswa mampu mengetahui tingkat kecemasan.

Jawab (Susanti) : 1. Ansietas ringan, Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari hari,
ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini
dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. 2. Ansietas sedang.
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak
perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya. 3. Ansietas berat . Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan.Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus
pada area lain. 4. Tingkat panik. Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci
terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan
menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Sumber Jurnal : Annisa Fitri Dona dan Ifdil. 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).
Konselor. 5(2).

3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor penyebab dan pencetus ansietas.

Jawab ( Susanti) : 1. Pengalaman negatif pada masa lalu Sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali
pada masa kanak-kanak, yaitu timbulnya rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat
terulang lagi pada masa mendatang, apabila individu menghadapi situasi yang sama dan juga
menimbulkan ketidaknyamanan, seperti pengalaman pernah gagal dalam mengikuti tes. 2. Pikiran yang
tidak rasional Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam empat :

a. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada
dirinya. Individu mengalami kecemasan serta perasaan ketidakmampuan dan ketidaksanggupan dalam
mengatasi permaslaahannya.

b. Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk berperilaku sempurna dan tidak
memiliki cacat. Individu menjadikan ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target dan sumber yang
dapat memberikan inspirasi.

c. Persetujuan.

d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan, ini terjadi pada orang yang memiliki
sedikit pengalaman.

Sumber Jurnal : Annisa Fitri Dona dan Ifdil. 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).
Konselor. 5(2).

Jurnal Keperawatan Jiwa 6. (Jamilah ) : Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala serta
pencegahan ansietas.

Sumber Jurnal :

Jawab ( Susanti) : Tanda dan gejala ansietas terdiri atas dua komponen, yaitu komponen psikis/mental
berupa khawatir atau was-was dan komponen fisik berupa napas semakin cepat, jantung berdebar,
mulut kering, keluhan lambung, tangan dan kaki merasa dingin dan ketegangan otot (Maramis, 2009).

Respon dari ansietas tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan meningkatkan kemampuan dan
menurunkan tanda dan gejala. Peningkatan kemampuan dan penurunan tanda gejala tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi klien.
Ansietas dapat dicegah dengan mengenali ansietasnya, meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
ansietas dengan cara tarik nafas dalam, distraksi, kegiatan spiritual dan teknik lima jari (Keliat, 2011).
Sumber Jurnal : PH Livana, Keliat Anna Budi, Putri Eka Susanti Yossie. 2016. PENURUNAN RESPONS
ANSIETAS KLIEN PENYAKIT FISIK DENGAN TERAPI GENERALIS ANSIETAS DI RUMAH SAKIT UMUM BOGOR.
Jurnal Keperawatan Jiwa. 4(1).

Anda mungkin juga menyukai