Sesampainya dihalte dekat sekolah, sorata kembali berlari menuju sekolahnya dengan tergesa
gesa dan dengan tidak sengaja sorata menyenggol seorang gadis seumuran menggunakan switer pink
hingga terjatuh. Lantas sorata kembali dan menolong gadis tersebut. Dengan memberikan bantuan
tangan, gadis tersebut memegang tangan sorata dan menatap muka sorata dengan polosnya. Sorata
menatap gadis tersebut dengan wajah terkagum kagum. Bagaimana tidak kagum? Seorang laki laki
melihat gadis cantik beramput hitam ditambah lagi dengan hembusan angin yang menerpa rambutnya
membuat gadis tersebut terlihat imut. Setelah itu sorata teringat dengan upacaranya, dengan cepat
Sorata meninggalkan gadis tersebut dan tak sempat berkenalan. Sesampainya disekolah, sorata
meletakan tas nya dikelas lalu menuju lapangan upacara.
Selesai upacara, Sorata kembali ke kelas melewati koridor waka kesiswaan, disana ia melihat
gadis bersweater pink seperti gadis yang tadi pagi ia tabrak masuk ke dalam ruang waka tersebut.
Lantas ia melanjutkan langkah kakinya menuju kelas. Hari ini sorata duduk sendirian karena
ia yang paling terakhir datang kekelas. Tak lama kemudian, wali kelas ku, bu Fuji, masuk kelas dengan
seorang gadis bersweater pink berjalan dibelakangnya. Ternyata gadis yang dibelakangnya bu Fuji
adalah gadis yang tadi pagi ia tabrak.
“anak anak hari ini kita kedatangan murid baru bernama Fiana. Fiana, tolong perkenalkan diri
kamu” kata bu Fuji dengan senyum.
“selamat pagi teman teman. Nama ku Fiana shiina. Aku pindahan dari Jakarta semoga kita bisa
jadi teman yang baik.” Ucap Fiana dengan senang.
“yak, silahkan fiana duduk disebelahnya sorata” kata bu Fuji tiba tiba, membuat Sorata
terkejut mendengarnya.
“hah?, di sebelahku?” gumamku di dalam hati. Sambil tersenyum ke bu Fina, Fiana berjalan
ke bangku yang berada disebelahku.