Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan
sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya
masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu
pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan
ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan.
Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas
Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya
berkaitan dengan falsafah moral yaitu menganai apa yang dianggap baik
atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan
perubahan atau perkembangan norma atau niali. Dikatakan kurun waktu
tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Etika diartikan “sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan
keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang
didorong oleh kehendak dengan didasari pikiran yang jernih dengan
pertimbangan perasaan.
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau
buruk sikap tindakan manusia. Etika Merupakan bagian filosofis yang
berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,
1994).
Menurut bahasa, Etik diartikan dalam bahasa Yunani à Ethos, kebiasaan
atau tingkah laku sedangkan bahasa Inggris à Ethis, tingkah laku atau
prilaku manusia yang baik, tindakan yang harus dilaksanakan manusia
sesuai dengan moral pada umumnya.
Sedangkan dalam konteks secara luas dinyatakan bahwa Etik
adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap kenyataan
yang sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dan konsep
yang membimbing makhluk hidup dalam berfikir dan bertidak serta
menekankan nilai-nilai mereka. (Shirley R Jones – Ethics in Midewifery)
B. Pengertian Moral
Moral adalah keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak
baik, atau buruk walaupun situasi berbeda. Teori moral mencoba
menformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan
masalah etik
Terdapat beberapa pendapat apa yang dimaksud dengan moral
1. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia (Tim Prima Pena) Ajaran
tentang buruk yang diterima umum mengenai akhlak dan budi pekerti
2. Ensiklopedia Pendidikan (Prof. Dr, Soeganda Poerbacaraka)
Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dan sifat-sifat, corak-corak,
maksud-maksud, pertimbangan-pertimbangan atau perbuatan-
perbuatan yang layak dapat dinyatakan baik atau buruk, benar atau
salah
Lawannya amoral Suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik atau
benar itu lebih baik daripada yang buruk atau salah.
C. Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan
nilai manusia dalm menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah
dan apakah pernyataan itu baik atau buruk. Issue etik dalam pelayanan
kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang di masyarakat
tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan
dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah
sebagai berikut:
1. Persetujuan dalam proses melahirkan.
a. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
b. Kegagalan dalam proses persalinan.
c. Pelaksanan USG dalam kehamilan.
d. Konsep normal pelayanan kebidanan.
e. Bidan dan pendidikan seks.
2. Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:
a. Perawatan intensif pada bayi.
b. Skreening bayi.
c. Transplantasi organ.
d. Teknik reproduksi dan kebidanan.
3. Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:
a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
b. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c. Etik dalam penelitian kebidanan.
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
4. Biasanyan beberapa contoh mengenai isu etik dalm pelayananan
kebidanan adalah berhubungan dengan masalah-masalah sebagai
berikut:
a. Agama / kepercayaan.
b. Hubungan dengan pasien.
c. Hubungan dokter dengan bidan.
d. Kebenaran.
e. Pengambilan keputusan.
f. Pengambilan data.
g. Kematian.
h. Kerahasiaan.
i. Aborsi.
j. AIDS.
D. Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal
yang baik dan buruk yang mempengaruhi siakap seseorang. Kesadaran
tentang adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan
pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll. Hal ini yang
disebut kesadaran moral. Isu moral dalam pelayanan kebidanan
merupakan topik yang penting yang berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan
kebidanan.
Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kasus abortus.
2. Euthanansia.
3. Keputusan untuk terminasi kehamialn.
4. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam
kehidupan sehari-hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang.
E. Dilema dan Konflik Moral
1. Dilema moral
Dilema Moral Menurut Campbell adalah suatu keadan dimana
dihadapkan pada dua alternatif pilihan yang membutuhkan pemecahan
masalah.
Dilema moral adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada 2
alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan
batin, atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan
kenyataan yang ada.
Banyak kasus yang timbul dalam masyarakat dapat menimbulkan
permasalahan bgi tenaga medis. Permasalahan itu mengakibatkan
dilema dalam tinadakan profesi, karena apabila tenaga medis
melakukan tindakan yang tidak disetujui oleh klien ataupun di luar
wewenangnya, hal ini akan dapat mempengaruhi moral yang
mengakibatkan tindakan melanggar hukum.
Dilema moral yang dihadapi seorang bidan dipengaruhi oleh kode
etik profesi dengan batasan-batasan yang menegaskan garis
kewenangannya. Kode etik kebidanan sebenarnya tidak menimbulkan
dilema, karena di satu sisi bidan diminta untuk meningkatkan dan
menjaga kesehatan klien serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan
klien, namun bidan juga harus menjamin bahwa tindakannya tidak
akan membahayakan klien.
Ketika mencari solusi harus mengingat akan tanggung jawab
profesional yaitu:
a. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan,
kesejahteraan klien (keselamatan jiwa).
b. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu
bagian (omission), disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan
kondisi dan keamanan klien. Serta menghargai hak-hak klien.
Menurut Beauchamp dan Childress (1994) ada 2 bentuk dilema
moral yaitu :
a. Bila alternative tindakan sama kuat. Terdapat alas an yang sama
kuat untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan ( contoh
kasus si Ibu yang menolak episiotimi). Pada kasus tersebut, jika
bidan mengikuti keingina si Ibu berarti bidan sudah menghormati
autonomi si Ibu. Akan tetapi jika bidan tetap melakukan
episiotomy berarti bidan telah menyelamatkan si Bayi.
b. Bila alternative tindakan tidak sama kuat, 1 tindakan dianggap
“benar” sedangkan tindakan lainnya dianggap “salah”. Contoh (
seorang remaja yang hamil karena pergaulan bebas ingin
menggugurkan kandungannya). Pada kasus tersebut, jika bidan
mengikuti keingina si Remaja tersebut maka ia bias dianggap
malpraktek karena melakukan aborsi tanda indikasi medis yang
jelas.
Contoh dilema:
Ibu hamil yang menderita suatu penyakit dihadapkan pada 2 pilihan,
yaitu bayi dilahirkan spontan dengan resiko ibu akan meninggal,
pilihan yang kedua bayi digugurkan denagn harapan agar ibu bisa
selamat.
2. Konflik moral
Konflik moral adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih
berusaha memaksakan tujuannya dengan cara menggagalkan tujuan
yang ingin dicapai pihak lain. Konflik moral tidaklah sama dengan
dilema. Kenyataannya konflik moral terjadi karena perbedaan antara
prinsip moral antar individu. Konflik moral mendasari dilema moral.
Ada 2 tipe konflik (Johnson):
a. Konflik pada prinsip yang sama.
Ex: Bila seorang bidan berprinsip menjunjung tinggi autonomi,
autonomi siapa yang ia perjuangkan? Autonomi bidan atau
autonomi klien?
Keduanya memiliki kedudukan dan kepentingan yang sama,
sehingga sering kali menimbulkan konflik bagi bidan.
b. Konflik dalam prinsip yang berbeda
Ex: Dalam kasus ibu yang menolak episiotomi, bidan memiliki
konflik antara kewajiban untuk menghargai hak hidup janin
sekaligus menghargai autonomi dan keinginan ibu.
Penyebab munculnya konflik:
a. Berusaha mencapai tujuan dengan cara memuaskan kebutuhan
b. Mempertahankan nilai-nilai
c. Memaksakan kepentingan
d. Sumber daya yang tidak mencukupi
e. Kurang atau ketiadaan komunikasi antara pihak-pihak berkonflik
f. Kurangnya rasa percaya satu sama lain
g. Saling tidak mengahargai hubungan
h. Kekuasaan terpusat (tidak terbagi secara merata)
i. Kesenjangan antara prinsip moral yang dianut dengan situasi
kenyataan yang dihadapi.
Contoh konflik moral:
a. Aborsi
b. Bayi tabung
c. Sewa rahim
d. Bank sperma
e. Kloning
Untuk mengatasi konflik moral adalah dg cara:
Setiap pihak (nakes dan klien) harus menyadari hak dan
kewajibannya serta mampu menempatkan dirinya dalam porsi yang
tepat.Upaya yang dapat mempertemukan kebutuhan kedua belah pihak
tanpa merugikan salah satu pihak adalah melalui komunikasi
interpersonal atau konseling (KIP/K) antara nakes dengan kliennya.
Yang terwujud dalam informed choice dan informed concent.
a. Konflik adalah yang mendasari dilemma
b. Jika konflik tidak diselesaikan maka akan timbul dilemma
c. Konflik => pertentangan
Contoh konflik:
Pasien yang menderita penyakit tertentu harus dirujuk tetapi pasien
tersebut tidak mempunyai biaya.
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Bidan harus mempunyai responbility dan accountability.
b. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani
denagn rasa hormat.
c. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing
mother.
d. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan
dan menyatakan pilihannya pada pengalaman pada situasi yang
aman.
e. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah:
knowledge, ajaran intrinsik, kemampuan berfikir kritis,
kemampuan membuat keputusan klinis yang logis
F. Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema Etik/ Moral
pelayanan kesehatan
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu
kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap
nsuatu kasus
3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4. Wewenwng lebih bersifat rutinitas
5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1. Posisi/kedudukan
2. Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil
3. Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan
4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau obyektif
Kerangka Pengambilan Keputusan
Sistem pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral
dalam praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan
menentukan tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting
karena dipengaruhi oleh 2 hal :
1. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi
dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
2. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan.
Contoh : - Dokter tidak ada, persediaan darah di PMI habis
( Empat ) Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan
Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.
TK I
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
pengalaman rekan kerja.
TK II
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi,
kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak
meninggalkan kode etik dan panduan praktek profesi.
TK III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:
a. ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan
pilihan individu.
b. BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien,
selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
c. NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan
penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
d. YUSTICE, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan
keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997)
Dasar Pengambilan keputusan :
1. Ketidak sanggupan ( bersifat segera)
2. Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk
segera dilakukan.
Bentuk pengambilan keputusan :
1. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan,
rencana dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
2. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik,
dan komunitas.
3. Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh
standart praktik kebidanan
Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
1. Mengenal dan mengidentifikasi masalah
2. Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu
dan sekarang.
3. Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
4. Mempertimbangkan pilihan yang ada.
5. Mengevaluasi pilihan tersebut.
6. Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.
Pengambilan keputusan yang etis
Ciri 2nya:
1.Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2.Sering menyangkut pilihn yang sukar
3. Tidak mungkin dielakkan
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial
BAB III
PENUTUP

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat


diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka
harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan / kebidanan dalam menerapkan etika
dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.
Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap
etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,
keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen,
penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan
kualitas asuhan keperawatan atau kebidanan.
Materi ini sangat penting bagi mahasiswa bidan untuk mengetahui tentang
apa itu etika, apa itu moral dan bagaimana menerapkannya dalam praktik
kebidanan sehingga seorang bidan akan terlidung dari kegiatan pelanggaran etik
ataupun pelanggaran moral yang sedang berkembang dihadapan public dan erat
kaitannya dengan pelayanan kebidanan sehingga seorang bidan sebagai provider
kesehatan harus kempeten dalam menyikapi dan mengambil keputusan yang tepat
untuk bahan tindakan selanjutnya sesuai standar asuhan dan kewenangan bidan

DAFTAR PUSTAKA

Soepardan,suryani dkk,2007, Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan, Jakarta :


EGC
Wahyuningsih, Heni puji, 2005, Etika Profesi Kebidanan sebuah pengantar,
Yogyakarta : Fitra maya
http://chellious.wordpress.com/2010/11/02/issue-etik-dalam-pelayanan-
kebidanan/
file:///C:/Users/User/Downloads/tugas-etika-tentang-issue-etik-dalam.html
http://www.scribd.com/doc/26952303/Issue-Etik-Pelayanan-Kebidanan
file:///C:/Users/User/Downloads/PUTRA%20ATJEH%20_%20ISSUE%20ETIK
%20PELAYANAN%20KEBIDANAN.htm
Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia
Press. Jogjakarta
http://mbambari.blogspot.com/2012/12/issue-etik-yang-terjadi-dalam-
pelayanan.html

Anda mungkin juga menyukai