Anda di halaman 1dari 7

Kreano 9 (1) (2018): 93-99

Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Proses Metakognisi Mahasiswa Dalam Memecahkan


Masalah Matematika (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Pendidikan Matematika UKSW) 

Danang Setyadi

Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

Email: Danang.setyadi@staff.uksw.edu

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v9i1.13505
Received : February 2018; Accepted: June 2018; Published: Juni 2018

Abstrak
Kesadaran siswa tentang proses berpikirnya sendiri sangat penting dalam pemecahan masalah. Penelitian ini meru-
pakan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses metakognisi siswa dalam memecahkan
masalah matematika. Pemilihan subjek didasaran pada keunikan subjek dalam menyelesaiakan masalah dan adanya
gejala selalu memikirkan kembali apa yang dipikirkannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses metakognisi
yang dialami subjek terdiri dari metacognitive awareness, metacognitive evaluation, dan metacognitive regulation.

Abstract
Students awareness of his own thinking process is important in problem solving. This study is a case study
research that aims to describe the process of metacognition of students in solving mathematical problems.
Subject was selected based on the uniqueness of the subject in solving the problem and the symptoms taht
are always rethinking what he thinks. The results showed that the metacognition process experienced by
the subject consists of metacognitive awareness, metacognitive evaluation, and metacognitive regulation.

Keywords: Metacognition, Metacognition Process, Problem Solving

PENDAHULUAN yang tidak biasa (NCTM, 2000).


Pemecahan masalah mempunyai peran pen- Keberhasilan siswa dalam memecahkan
ting dalam pembelajaran matematika (Mah- masalah matematika dipengaruhi oleh ber-
romah, L. A., & Manoy, J. T., 2013; Giganti, bagai faktor (Guven & Cabakcor, 2013; Pimta,
2007; Kilpatrick et al, 2001; NCTM, 2000; Wil- Sombat, & Prasart, 2009). Faktor-faktor terse-
son. J.W, Maria L. F, & Nelda, H., 1993; Novot- but antara lain konsentrasi, pendapat tentang
na et al, 2014). Penerapan pemecahan masa- matematika, motivasi, penghargaan terhadap
lah dalam pembelajaran matematika dapat diri sendiri, pengalaman awal, latar belakang
membantu siswa untuk memperoleh cara matematika, struktur masalah, dan rasa per-
berpikir, membiasakan ketekunan dan kein- caya diri (Guven & Cabakcor, 2013; Mohd &
gintahuan, mengembangkan kefasihan siswa Tengku, 2011; Siswono, 2008). Faktor lain
dengan keterampilan-keterampilan spesifik, yang juga berpengaruh terhadap keberhasi-
membantu siswa membuat koneksi atau hu- lan siswa dalam proses memecahkan masalah
bungan antara materi yang satu dengan ma- matematika adalah metakognisi (Schoenfeld,
teri yang lain, dan mengembangkan keper- 1985; Hartman, H.J., 1998; Panaoura & Philip-
cayaan diri siswa dalam menghadapi situasi pou, 2004; Aurah et al, 2011).

© 2018 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS


p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
94 Danang Setyadi, Proses Metakognisi Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika...

Dalam pemecahan masalah matema- METODE


tika, metakognisi membantu pemecah ma- Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus.
salah untuk mengakui adanya masalah yang Subjek dalam penelitian ini merupakan satu
perlu diselesaikan, untuk membedakan apa orang mahasiswa pendidikan matematika
sebenarnya masalahnya, dan untuk mema- UKSW angkatan 2017. Subjek ini dipilih ka-
hami bagaimana mencapai tujuan atau so- rena ia selalu memecahkan masalah yang di-
lusi dari masalah (Kuzle, 2013). Metakognisi berikan dengan benar dengan menggunakan
memungkinkan siswa untuk menyesuaikan cara yang sangat berbeda dengan mahasiswa
tindakannya dalam proses memecahkan ma- yang lain dan selalu memiliki gejala mengala-
salah matematika. mi aktivitas metakognisi ketika memecahkan
Fenomena menarik ditemui peneliti ke- masalah.
tika memberikan pembelajaran matematika Data dikumpulkan dengan menggu-
pada matakuliah matematika dasar. Dari 80 nakan tes tertulis, think aloud, dan wawanca-
mahasiswa yang mengikuti matakuliah ter- ra. Tes tertulis terdiri dari dua soal pemecahan
sebut, terdapat satu mahasiswa yang selalu masalah matematika. Pada saat memecah-
menyelesaikan setiap masalah yang diberikan kan soal tersebut, subjek diminta untuk men-
dengan menggunakan cara yang sangat ber- gomunikasikan gagasan atau ide tentang apa
beda dari mahasiswa yang lain. Dari hasil pen- yang dipikirkannya. Sesaat setelah subjek me-
gamatan yang dilakukan peneliti selama satu nyelesaikan tes, peneliti melakukan wawan-
semester, diketahui pula bahwa mahasiswa cara dengan subjek penelitian untuk mempe-
tersebut memiliki gejala selalu memikirkan roleh informasi yang lebih mendalam tentang
kembali apa yang telah dipikirkannya. Aktivi- proses metakognisi.
tas memikirkan kembali apa yang telah dipi- Data yang telah diperoleh selanjutnya
kirkannya tersebut sangat berkaitan erat den- dianalisis untuk mengetahui proses metakog-
gan metakognisi. Berdasarkan hal tersebut, nisi subjek penelitian. Analisis data proses
peneliti ingin mengetahui proses metakognisi metakognisi subjek penelitian tersebut didas-
yang dialami mahasiswa tersebut ketika me- arkan pada masing-masing indikator aware-
mecahkan masalah matematika secara men- ness, evaluation, dan regulation. Deskripsi dan
dalam. indikator dari masing-masing aktivitas me-
takognisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi dan Indikator Aktivitas Metakognisi


Jenis Indikator yang Digunakan
Ungkapan tentang cara berpikir matematika diri sendiri atau orang lain,
cara berpikir ini meliputi: Apa yang saya/orang lain ketahui; Pengetahuan
Metacognitive
relevan yang diketahui terkait dengan tugas; Apa yang telah dilakukan di
awareness
lain waktu yang dapat membantu menyelesaikan masalah; Apa yang harus
dilakukan; Posisi dirinya dalam proses menyelesaikan masalah
Pendapat tentang cara berpikir matematika diri sendiri/orang lain, meliputi:
Metacognitive Merencanakan strategi; Langkah-langkah kerja dalam menyelesaikan
regulation masalah; Memikirkan tentang apa yang dilakukan selanjutnya; Memilih
strategi pemecahan masalah yang akan digunakan
Penilaian yang dibuat berdasarkan cara berpikir matematika diri sendiri/
orang lain, meliputi: Penilaian terhadap keterbatasan proses berpikir diri
Metacognitive sendiri atau orang lain; Efektifitas dari strategi yang dipilih; Penilaian
evaluation terhadap hasil yang diperoleh; Penilaian terhadap kesulitan yang dihadapi;
Penilaian terhadap perkembangan kemampuan dan pemahaman diri
sendiri.
diadaptasi dari Magiera dan Zawojewski (2011)

UNNES JOURNALS
Kreano 9 (1) (2018): 93-99 | 95

HASIL DAN PEMBAHASAN gunakan untuk menghitung jumlah persegi


Hasil panjang ukuran dan
Aktivitas memecahkan masalah yang diala-
mi subjek melibatkan aktivitas kognisi dan sampai dan .
metakognisi. Berikut adalah penjelasan dari
kedua aktivitas tersebut. Subjek mulai meme-
cahkan masalah dengan membaca soal yang
diberikan. Pada tahap ini, ia sudah mampu
memahami maksud dari soal tersebut. Ka-
rena tidak mengetahui cara apa yang harus
digunakannya, ia memutuskan untuk meng-
hitung banyaknya persegi panjang yang ter-
bentuk dengan membaginya menjadi ukuran
dst
seperti yang terlihat pada Gambar 1.
Gambar 2 Ilustrasi cara yang digunakan subjek

Gambar 1 Pekerjaan Awal Subjek

Masih pada aktivitas kognisi, subjek


menemukan bahwa ada 64 persegi panjang
ukuran dan 98 persegi panjang
yang merupakan jumlah persegi panjang
ukuran dan . Selan- Gambar 3 Jumlah persegi panjang ukuran
jutnya, saat subjek akan menghitung banya- dan
knya persegi panjang ukuran dan
Masih pada aktivitas kognisi, ia meng-
dengan menggunakan cara yang hitung banyaknya persegi panjang ukuran
sama, seperti yang diilustrasikan Gambar 2,
dan dengan meng-
ia menyadari bahwa ia melakukan kesalahan
gunakan cara yang sama seperti pada perhi-
pada perhitungan sebelumnya. Hal ini menye-
tungan sebelumnya. Hasil pekerjaan subjek
babkan subjek memikirkan kembali apa yang
ditunjukkan Gambar 4.
telah ia pikirkan dan akhirnya merevisi ha-
sil yang dituliskannya. Aktivitas memikirkan
kembali apa yang telah ia pikirkan dan memu-
tuskan untuk melakukan revisi menunjukkan
bahwa subjek mengalami aktivitas metakog-
nisi jenis regulation.
Kembali ke kognisi, subjek melanjut-
kan perhitungannya seperti yang terlihat
pada Gambar 3. Pada tahap ini, ia menyada-
ri bahwa ada pola yang terbentuk yaitu jum-
Gambar 4 Jumlah persegi panjang ukuran
lah persegi panjang ukuran dan dan
adalah
Pada tahap berikutnya, subjek melihat
. Pola tersebut di-

UNNES JOURNALS
96 Danang Setyadi, Proses Metakognisi Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika...

kembali pekerjaan yang ia tuliskan tersebut.


Disini, ia menyadari bahwa banyaknya perse-
gi panjang yang bukan persegi membentuk
pola barisan aritmetika dan banyaknya per-
segi panjang yang merupakan persegi mem-
bentuk pola bilangan kuadrat. Untuk memas-
tikan bahwa pola yang ditemukannya benar, Gambar 6 Barisan Aritmetika yang terbentuk
ia memutuskan untuk menghitung banyaknya dari banyaknya persegi panjang
persegi panjang ukuran 3xn dan nx3 seperti
yang terlihat pada Gambar 5. Pada tahap ini, Pada tahap berikutnya, subjek menghi-
ia mengalami aktivitas metakognisi jenis re- tung jumlah persegi panjang yang terbentuk
gulation. Hal ini karena ia memikirkan kembali secara keseluruhan. Cara yang dilakukannya
pola yang telah dipikirkan sebelum membuat adalah dengan menghitung banyaknya perse-
kesimpulan bahwa pola tersebut dapat digu- gi panjang per masing-masing bagian terlebih
nakan untuk menghitung banyaknya papan dahulu seperti yang terlihat pada Gambar 7.
catur dengan ukuran yang lainnya. Berikut
adalah transkrip think aloud yang menunjuk-
kan hal tersebut.

Subjek: “...untuk mastiinnya coba dibuat di


papan catur ukuran 3 x 3 (menghitung perse-
gi panjang ukuran 3x) dan seterusnya...nah,
dari pola-pola yang sudah ketemu ini bisa di-
lanjut ke papan catur ukuran 4x4, 4x5 dst...”
Gambar 7 Cara menjumlah banyaknya persegi
panjang yang terbentuk

Setelah menghitung banyaknya per-
segi panjang per masing-masing bagian
tersebut, ia menyadari bahwa banyaknya
persegi panjang pada papan catur ukuran
dapat dicari dengan menjumlahkan
Gambar 5 Jumlah persegi panjang ukuran 3xn Selanjutnya, ia
dan nx3 menduga bahwa pola yang ia temukan dapat
digunakan untuk menghitung banyaknya per-
Menyadari pola yang ditemukannya be- segi panjang ukuran , yaitu den-
nar. Ia menghitung jumlah banyaknya perse-
gan menghitung
gi panjang ukuran 4 x n dan 4 x n sampai 8 x
Gambar 8 menunjukkan hal tersebut.
n dan n x 8 dengan menggunakan cara yang
sama. Banyaknya persegi panjang ukuran 4 x
4 = 25 = 52, 5x5=15 = 42, 6x6=9=32, 7x7 =4=22,
8x8 =1=12. Selanjutnya, jumlah banyaknya Gambar 8 Dugaan yang ditulis subjek untuk
persegi panjang yang tidak berbentuk persegi menghitung banyaknya persegi panjang pada
dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. Gambar papan catur ukuran
6 menunjukkan bahwa banyaknya persegi
panjang yang tidak berbentuk persegi mem- Subjek memikirkan kembali pengetahuan
bentuk suatu barisan aritmetika, sesuai den- terdahulu yang pernah ia peroleh, yaitu 13 +
gan dugaan subjek sebelumnya. 23 + 33 + … + n3 = ( 1 + 2 + 3 + … + n )2. Namun
demikian, karena ia mengalami keraguan
UNNES JOURNALS
Kreano 9 (1) (2018): 93-99 | 97

tentang apa yang dipikirkannnya, ia mencoba bawah ini. Pada tahap ini, ia mengalami
dengan menggunakan kasus yang lebih aktivitas metakognisi jenis regulation.
sederhana, seperti yang terlihat pada Gambar
9.

Gambar 9 Kasus sederhana yang dituliskan


subjek setelah mengalami keraguan
Gambar 11 Pengecekan yang dilakukan subjek
Proses subjek memikirkan kembali tentang cara yang dipikirkannya
pengetahuan terdahulu dan memutuskan
untuk mencoba kasus yang lebih sederhana Subjek menyadari bahwa apa yang
menunjukkan bahwa ia mengalami aktivitas dipikirkannya tepat. Hal ini karena jawaban
metakognisi jenis awareness dan regulation. yang diperolehnya konsisten. Proses
Setelah melakukan pengecekan subjek menilai jawabannya benar setelah
secara berulang-ulang, ia meyakini melakukan pengecekan menunjukkan bahwa
bahwa jawaban yang diperolehnya ia mengalami aktivitas metakognisi jenis
benar. Ia meyakini banyaknya persegi evaluation. Berikut adalah transkrip think
aloud yang menunjukkan hal tersebut.
panjang pada papan catur ukuran
dapat dicari dengan menghitung Subjek: “...eem, dari semua contoh yang
ada, dan dari semua contoh yang dipero-
leh konsisten.., emm, coba, ukuran satu kali
. Pada
satu...ini konsisten dengan ini, ini konsisten
tahap ini, ia mengalai aktivitas metakognisi juga...”
jenis evaluation karena menilai hasil
pekerjaannya benar setelah melakukan
Pembahasan
pengecekan secara berulang-ulang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sub-
Hasil penelitian menunjukkan
jek mengalami aktivitas metakognisi jenis
bahwa subjek masih memikirkan kembali
awareness, evaluation, dan regulation. Meta-
pekerjaannya saat melakukan wawancara
cognitive awareness terjadi ketika subjek me-
setelah menyelesaikan masalah tesrsebut. Ia
nyadari pengetahuan terdahulu dapat mem-
memikirkan cara lain yang dapat digunakan
bantu dalam menyelesaikan masalah. Hal ini
untuk menghitung banyaknya persegi
sejalan dengan Maulidyawati (2015) bahwa
panjang pada papan catur ukuran . Pada pengetahuan relevan yang diketahui terkait
tahap ini, dengan mengamati pekerjaan yang dengan masalah merupakan metacognitive
ia tulis sebelumnya secara berulang-ulang, ia awareness. Menurut Joseph (2010), metacog-
menduga bahwa banyaknya persegi panjang nitive awareness merupakan kemampuan un-
pada papan catur ukuran dapat dicari tuk merefleksikan pemikiriannya sendiri dan
dengan menggunakan rumus seperti pada mengembangkannya dalam belajar atau me-
Gambar 10 berikut. mecahkan masalah. Metacognitive awareness
memungkinkan siswa untuk merencanakan,
mengurutkan, dan memonitor cara belajar-
nya untuk meningkatkan kinerjanya (Scraw &
Gambar 10 Cara lain yang diduga oleh subjek Dennison, 1994).
Selain kesadaran tentang proses ber-
Untuk memastikan bahwa apa yang pikirnya sendiri, metakognisi juga mencakup
dipikirkannya benar, ia melakukan pengecekan kemampuan untuk mengatur proses kogni-
seperti yang terlihat seperti Gambar 11 di sinya sendiri. Schoenfeld (1985) menyatakan
UNNES JOURNALS
98 Danang Setyadi, Proses Metakognisi Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika...

bahwa metakognisi dapat digunakan untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
memonitor proses dan mengatur proses pe- adanya proses metakognitif tersebut, siswa
mecahan masalah, seperti dalam mengana- menjadi lebih sering mengevaluasi apa yang
lisis masalah, membuat rencana, melaksana- telah dilakukannya dalam proses memecah-
kan rencana, dan memverifikasi jawaban yang kan masalah. Hal ini berarti bahwa penting
diperoleh. Proses memverifikasi atau menilai bagi guru untuk melatih siswa dalam meng-
jawaban yang diperoleh tersebut dapat dika- gunakan keterampilan metakognitif pada
takan sebagai aktivitas metacognitive evalua- saat memecahkan masalah matematika.
tion (Maulidyawati, 2015; Purnomo, 2016).
Metacognitive evaluation pada peneliti- DAFTAR PUSTAKA
an ini terjadi ketika subjek menilai jawaban- Mahromah, L. A., & Manoy, J. T. (2013). Identifikasi
Tingkat Metakognisi Siswa dalam Memecahkan
nya benar setelah melakukan pengecekan
Masalah Matematika Berdasarkan Perbedaan
secara berulang-ulang. Hal ini memperkuat Skor Matematika. Jurnal Mahasiswa Teknologi
hasil penelitian Magiera dan Zawojewski Pendidikan, 2(1).
(2011) bahwa melakukan pengecekan secara Aurah, C., Keaikitse, S., Isaacs, C., & Fincii, H. (2011).
berulang-ulang sebelum menilai apa yang di- The role of metacognition in everyday problem
solving among primary students in Kenya. Probl.
pikirkannya merupakan metacognitive evalua- Educ, 21, 9-21.
tion. Giganti, P. (2007). Why teach problem solving, part 1: the
Setelah mengalami aktivitas metacog- world needs good problem solvers!. CMC Com-
nitive evaluation, biasanya siswa akan men- MuniCator, 31(4)
Guven, B., & Cabakcor, B. O. (2013). Factors influencing
galami aktivitas metacognitive regulation.
mathematical problem-solving achievement of
Metacognitive regulation merujuk pada akti- seventh grade Turkish students. Learning and In-
vitas mental yang digunakan untuk mengatur dividual Differences, 23, 131-137.
strategi kognitif dalam memecahkan masalah Hartman, H. J. (1998). Metacognition in teaching and
(Jacobse & Harskamp, 2012). Sebagai contoh, learning: An introduction. Instructional Sci-
ence, 26(1-2), 1-3.
ketika siswa mengubah cara yang digunakan Jacobse, A. E., & Harskamp, E. G. (2012). Towards effi-
untuk memecahkan masalah, keputusan un- cient measurement of metacognition in math-
tuk melakukan hal tersebut merupakan meta- ematical problem solving. Metacognition and
cognitive regulation sedangkan ketika ia me- Learning, 7(2), 133-149.
Joseph, N. (2009). Metacognition needed: Teaching
nuliskannya dalam lembar kerja merupakan
middle and high school students to develop stra-
aktivitas kognitif. tegic learning skills. Preventing School Failure: Al-
Pada penelitian ini, metacognitive re- ternative Education for Children and Youth, 54(2),
gulation terjadi ketika subjek memutuskan 99-103.
untuk memikirkan kembali langkah yang ia Kilpatrick, J., Jane, S., dan Bradford, F. (2011). Adding it
up helping children learn mathematics. Washing-
gunakan secara berualng-ulang sebelum me- ton, DC: National Academy Press.
nyimpulkan tentang apa yang dipikirkannya Kuzle, A. (2013). Patterns of metacognitive behavior dur-
dan ketika subjek memutuskan untuk men- ing mathematics problem-solving in a dynamic
coba menyelesaikan masalah dengan meng- geometry environment. International Electronic
Journal of Mathematics Education, 8(1), 20-40.
gunakan cara yang lain. Purnomo et al (2016)
Maulidyawati, D., (2015). Proses metakognisi siswa seko-
menyatakan bahwa mengecek jawaban seca- lah menengah pertama dalam menyelesaikan
ra berulang-ulang sebelum membuat suatu soal PISA. (Doctoral Dissertation, UM Malang)
kesimpulan merupakan salah satu karakteris- Magiera, M. T., & Zawojewski, J. S. (2011). Characteriza-
tik dari metacognitive regulation. tions of social-based and self-based contexts as-
sociated with students’ awareness, evaluation,
and regulation of their thinking during small-
SIMPULAN group mathematical modeling. Journal for Re-
Proses metakognisi yang dialami sub- search in Mathematics Education, 42(5), 486-520.
jek ketika memecahkan masalah melibatkan Mohd, N., & Mahmood, T. F. P. T. (2011). The effects of
attitude towards problem solving in mathemat-
aktivitas metacognitive awareness, metacogni-
ics achievements.
tive evaluation, dan metacognitive regulation. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM).
Ketiga aktivitas tersebut terjadi secara ber- (2000). Principles and standards for school math-
gantian dengan kuantitas yang berbeda beda. ematics. Reston, VA: NCTM

UNNES JOURNALS
Kreano 9 (1) (2018): 93-99 | 99

Novotna, J., Eisenmann, P., Přibyl, J., Ondrušová, J., & students in solving mathematics problems. IOSR
Břehovský, J. (2014). Problem solving in school Journal of Research & Method in Education (IOSR-
mathematics based on heuristic strategies. Jour- JRME), 6(5), 26-35
nal on Efficiency and Responsibility in Education Siswono, T. Y. E. (2008). Model pembelajaran matema-
and Science, 7(1), 1-6. tika berbasis pengajuan dan pemecahan masalah
Panaoura, A., Gagatsis, A., & Demetriou, A. (2009). An untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
intervention to the metacognitive performance:
Surabaya: Unesa University Press
Selfregulation in mathematics and mathemati-
Schraw, G., & Dennison, R. S. (1994). Assessing meta-
cal modeling. Acta Didactica Universitatis Come-
cognitive awareness. Contemporary educational
nianae Mathematics, 9, 63-79.
Pimta, S., Tayraukham, S., & Nuangchalerm, P. (2009). psychology, 19(4), 460-475.
Factors Influencing Mathematic Problem-Solv- Schoenfeld, A. H. 1985. Mathematical problem solving.
ing Ability of Sixth Grade Students. Online Sub- Lawrence Erlbaum Associates
mission, 5(4), 381-385. Wilson, J., & Clarke, D. (2004). Towards the modelling of
Purnomo, D., Toto, N., Subanji., dan Swasono, R, (2016). mathematical metacognition. Mathematics Edu-
Metacognition process characteristics of the cation Research Journal, 16(2), 25-48.

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai