JURNAL VANET GPCR Dan GPSR
JURNAL VANET GPCR Dan GPSR
103-113
ISSN : 2503-2259,
E-ISSN : 2503-2267 103
Abstrak
Protokol routing pada VANET terbagi dalam beberapa kategori diantaranya: topology
based, position based, geocast based, broadcast based, dan cluster based routing protocol.
Position based routing protocol bekerja dengan mengambil posisi atau lokasi kendaraan dari
map, GPS (Global Positioning System). GPSR (Greedy Perimeter Stateless Routing) dan GPCR
(Greedy Perimeter Coordinator Routing) termasuk dalam position based routing protocol.
Kemacetan merupakan permasalahan yang umum ditemui di kota-kota besar saat ini. Beberapa
faktor penyebab kemacetan diantaranya jumlah ruas jalan yang tidak mencukupi, jumlah
kendaraan yang melebihi kapasitas pada suatu waktu, persebaran kendaraan yang tidak merata,
dan lain sebagainya. Dari permasalahan tersebut dilakukan penelitian dengan membandingkan
performa antara dua protokol routing dengan skema pengimbangan beban, disertai dengan
skenario pengaruh kecepatan, perubahan node, variasi node pengirim-penerima, dan variasi
jarak transmisi. Pada analisa dari segi QoS kedua protokol routing tersebut dilakukan
perbandingan untuk mengetahui performa protokol routing yang terbaik. Performa protokol
routing GPSR dan GPCR saling mengimbangi pada skenario variasi node dan variasi kecepatan
dengan konsisten. Namun pada skenario variasi node pengirim-penerima dan skenario variasi
jarak transmisi, performa protokol routing GPCR lebih baik dari sisi throughput dan delay, dengan
nilai throughput tertinggi 4124,87 pada skenario variasi node pengirim-penerima dan 899,978
pada skenario variasi jarak transmisi. Sedangkan untuk nilai delay pada skenario variasi node
pengirim-penerima dan variasi jarak transmisi yaitu 1,15152 dan 1,88889
Routing protocols on VANET are divided into several categories including: topology-
based, position-based, geocast-based, broadcast-based, and cluster-based routing protocols.
Position-based routing protocols work by taking the position or location of the vehicle from the
map, GPS (Global Positioning System). GPSR (Greedy Perimeter Stateless Routing) and GPCR
(Greedy Perimeter Coordinator Routing) are included in position based routing protocols.
Congestion is a common problem in big cities today. Some of the factors that cause congestion
include the number of roads that are insufficient, the number of vehicles that exceed capacity at
a time, uneven distribution of vehicles, and so on. From this problem, the research was carried
out by comparing the performance of two routing protocols with load balancing schemes,
accompanied by a scenario of speed effects, node changes, variations of the sender-receiver
node, and variations in transmission distance. In terms of QoS analysis, the two routing protocols
are compared to determine the performance of the best routing protocol. The performance of the
GPSR and GPCR routing protocols offset each other in the scenario of node variations and
consistent variations in speed. However, in the scenario of the variation of the sender-receiver
node and the transmission distance variation scenario, the performance of the GPCR routing
protocol is better in terms of throughput and delay, with the highest throughput value of 4124.87
in the scenario of sending node and 899,978 variations in the transmission distance variation
scenario. Whereas for the delay value in the scenario of the variation of the sender-receiver node
and the variation of the transmission distance is 1.15152 and 1.88889
1 Pendahuluan
Pertumbuhan teknologi dan pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan
yang sangat pesat, dari hal tersebut banyak melahirkan beragam inovasi baru, khususnya dalam
bidang teknologi komunikasi wireless. VANET (Vehicular Ad Hoc Network) merupakan sebuah
teknologi yang dikembangkan dari MANET (Mobile Ad Hoc Network) dimana objeknya adalah
kendaraan bergerak yang membangun komunikasi satu sama lain tanpa membutuhkan
infrastruktur tersentral sehingga membentuk topologi dinamis dengan mobilitas tinggi[1]. Dalam
beberapa tahun terakhir VANET menjadi area riset guna mendukung sistem transportasi pintar
atau dikenal dengan ITS (Intelligent Transportation System) [2].
Pada VANET kunci keberhasilan dalam pengiriman data terletak pada algoritma
pemilihan jalur yang merupakan tugas protokol routing. Protokol routing pada VANET terbagi
dalam beberapa kategori diantaranya: topology based, position based, geocast based, broadcast
based, dan cluster based routing protocol. Position based routing protocol bekerja dengan
mengambil posisi atau lokasi kendaraan dari map, GPS (Global Positioning System) [3]. GPSR
(Greedy Perimeter Stateless Routing) dan GPCR (Greedy Perimeter Coordinator Routing)
termasuk dalam position based routing protocol [4].GPSR memilih sebuah node yang paling
dekat dengan node tujuan dengan menggunakan beacon. GPSR menggunakan Greedy
Forwarding Algorithm, apabila algoritma tersebut tidak berhasil menemukan node yang dituju
maka akan digunakan algoritma Perimeter Forwarding untuk memilih node yang akan dilewati
oleh paket. GPCR menggunakan Greedy Algorithm untuk meneruskan paket berdasarkan pada
pre-selected path yang telah dirancang [4].
Kemacetan merupakan permasalahan yang umum ditemui di kota-kota besar saat ini.
Beberapa faktor penyebab kemacetan diantaranya jumlah ruas jalan yang tidak mencukupi,
jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas pada suatu waktu, persebaran kendaraan yang tidak
merata, dan lain sebagainya. Persebaran kendaraan yang tidak merata umumnya disebabkan
pengemudi tidak mengetahui ruas jalan kosong yang dapat dilalui. Untuk mengatasi hal tersebut
perlu dilakukan skema pengimbangan beban untuk meratakan beban trafik kendaraan pada ruas-
ruas jalan dan mempersingkat waktu berkendara. Pada contoh kasus nyata, skema
pengimbangan beban ini juga dapat disimulasikan pada kondisi dimana trafik kendaraan yang
sangat padat, seperti halnya pada saat musim mudik lebaran, dengan adanya skema
pengimbangan ini maka akan dibentuk suatu jalur alternatif bagi kendaraan sehingga macet
dapat terhindarkan.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rendi Dian P. membahas tentang
“Analisis Kinerja GPSR Dan AODV pada VANET dengan Skema Pengimbangan Beban Trafik”
bahwa protokol routing GPSR memiliki performa yang lebih baik dibandingkan AODV[5].
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fadhli S. membahas tentang
“Analisis Kinerja DSDV dan GPSR dengan Skema Pengimbangan Beban Trafik pada VANET”
bahwa protokol routing GPSR memiliki performa yang lebih baik dibandingkan DSDV [6]. Kedua
penelitian tersebut sama-sama membandingkan jenis protokol routing position based dengan
topology based, dapat disimpulkan dari keduanya bahwa jenis protokol routing position based
selalu mendapatkan performa lebih baik dibandingkan dengan jenis protokol routing topology
based.
Oleh karena itu perlu dikaji sebuah perbandingan protokol routing yang berjenis position
based routing protocol, pada penelitian ini penulis menggunakan GPSR dan GPCR, karena
kedua protokol tersebut memiliki karakteristik yang sama, yakni bersifat unicast [7] [8] [9]. Model
mobilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu IDM-IM (Intelligent Driver Model with
Intersecection Node) yang diadopsi dari kedua penelitian diatas. IDM-IM merupakan suatu model
mobilitas yang memberikan kemampuan kendaraan untuk menyesuaikan kecepatan kendaraan
lain yang berada tepat di depannya. Model ini menggunakan seperangkat parameter yang sangat
kecil, yang dapat dievaluasi dengan bantuan nyata pengukuran lalu lintas [10]. Skema
pengimbangan beban trafik kendaraan diterapkan pada mobilitas kendaraan agar kendaraan
tidak berfokus hanya pada satu ruas jalan namun kendaraan tersebar dan terbagi dalam
beberapa ruas jalan. Algoritma pengimbangan beban trafik kendaraan yang digunakan pada
penelitian ini yaitu algoritma StochPath [11]. Skenario jalan yang digunakan yakni pada poros
Jalan Kota Malang (Jalan Ahmad Yani, Jalan L.A Sucipto, dan Jalan Panji Suroso). Pengujian
kedua protokol routing tersebut dilakukan dengan menghitung nilai dari QoS (Quality of Services)
yang memiliki parameter diantaranya Throughput, Delay, dan PDR (Packet Delivery Ratio).
KINETIK 105
2 Metode Penelitian
2.1 VANET (Vehicular Ad Hoc Network)
Teknologi dan ilmu pengetahuan selalu berkembang serta mengalami kemajuan yang
sangat pesat, dari hal tersebut banyak tercipta inovasi baru, khususnya dalam bidang teknologi
komunikasi wireless. VANET (Vehicular Ad Hoc Network) merupakan sebuah teknologi yang
dikembangkan dari MANET (Mobile Ad Hoc Network) dimana objeknya adalah kendaraan
bergerak yang membangun komunikasi satu sama lain tanpa membutuhkan infrastruktur
tersentral sehingga membentuk topologi dinamis dengan mobilitas tinggi [1]. Dalam beberapa
tahun terakhir VANET menjadi area riset guna mendukung sistem transportasi pintar atau dikenal
dengan ITS (Intelligent Transportation System) [2].
Pada VANET setiap kendaraan dilengkapi dengan sensor On Board Units (OBU), begitu
halnya pada infrastruktur jalan yang berperan dalam proses komunikasi, infrastruktur tersebut
dikenal dengan RSU (Road Side Unit). Data yang dikumpulkan oleh sensor pada kendaraan,
kemudian ditampilkan pada pengendara, dikirim ke RSU atau disebarkan secara broadcast ke
kendaraan lain yang membutuhkan, seperti informasi dari weather centres, traffic control centres,
dan lain sebagainya. Setiap node pada VANET bertindak sebagai router pada jaringan, baik bagi
node utama atau node tetangga (intermediate node) yang berkomunikasi di dalam radius
transmisinya. VANET merupakan jaringan yang bersifat self-organized, artinya jaringan yang
tidak bergantung pada infrastruktur jaringan manapun. Kendatipun ada beberapa node yang
secara tetap berdiri sebagai RSU, yang dapat memfasilitasi jaringan dengan informasi data
geografis ataupun akses internet [12].
Dalam lingkungan VANET ada beberapa jenis komunikasi yang dapat dibangun, seperti
yang digambarkan pada Gambar 2.1, diantaranya: V2V (komunikasi antar kendaraan), V2R
(komunikasi antara kendaraan dengan RSU), dan R2R (komunikasi antara RSU).
node, maka dilakukan perhitungan beban untuk setiap ruas jalan. Setelah itu dibuat kondisi antara
nilai beban titik awal dengan tujuan dan beban tetangga dengan tujuan. Kondisi pertama adalah
ketika beban titik awal dan tujuan lebih besar. Kondisi kedua adalah ketika beban titik awal dan
tujuan lebih kecil. Kondisi terakhir adalah ketika beban titik awal dan tujuan sama dengan beban
tetangga dengan tujuan[20].
Throughput
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
20km/j 30km/j 40km/j 50km/j 60km/j
GPSR 4040,36 3534,84 2723,38 4081,55 4066,6
GPCR 4040,36 3534,84 2723,38 4081,55 4066,6
Gambar 10. Sampel grafik throughput hasil simulasi perubahan kecepatan node
Delay
1,18
1,16
1,14
1,12
1,1
1,08
1,06
1,04
20km/j 30km/j 40km/j 50km/j 60km/j
GPSR 1,08 1,10526 1,12698 1,16 1,13115
GPCR 1,08 1,105267 1,12698 1,16 1,13115
Gambar 11. Sampel grafik delay hasil simulasi perubahan kecepatan node
PDR
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
20km/j 30km/j 40km/j 50km/j 60km/j
GPSR 100% 76% 64% 50% 61%
GPCR 100% 76% 64% 50% 61%
Gambar 11. Sample grafik PDR hasil simulasi perubahan kecepatan node
112 ISSN: 2503-2259; E-ISSN: 2503-2267
4. Kesimpulan
Mengacu pada hasil dan analisa pengujian yang telah dijalankan pada semua skenario
simulasi yang menjalankan VANET pada routing protokol GPSR dan GPCR dengan skema
pengimbangan beban trafik StochPath dan perilaku pengendara IDM-IM. Penambahan node
serta kecepatan dan variasi node pengirim-penerima serta jarak transmisi mempengaruhi nilai
throughput, delay, PDR, dan packet loss. Terbukti pada beberapa skenario nilai throughput dan
PDR meningkat diikuti dengan penurunan nilai delay dan packet loss.
Dari 4 skenario yang sudah diujikan diantaranya skenario variasi node, varias kecepatan,
variasi node pengirim-penerima, dan variasi jarak transmisi. Performa protokol routing GPSR dan
GPCR saling mengimbangi pada skenario variasi node dan variasi kecepatan dengan konsisten.
Namun pada skenario variasi node pengirim-penerima dan skenario variasi jarak transmisi,
performa protokol routing GPCR lebih baik dari sisi throughput dan delay, dengan nilai throughput
tertinggi 4124,87 pada skenario variasi node pengirim-penerima dan 899,978 pada skenario
variasi jarak transmisi. Sedangkan untuk nilai delay pada skenario variasi node pengirim-
penerima dan variasi jarak transmisi yaitu 1,15152 dan 1,88889.
Refrensi
[1] F. H. Saputra, R. Anggoro, and S. Djanali, “Studi Kinerja Greedy Perimeter Stateless Routing
Berbasis Overlay Network Pada Vanet,” JUTI J. Ilm. Teknol. Inf., vol. 16, no. 1, p. 69, 2018.
[2] J. Härri, M. Fiore, F. Filali, and C. Bonnet, “Vehicular mobility simulation with VanetMobiSim,”
Simulation, vol. 87, no. 4, pp. 275–300, 2011.
[3] A. Abu Taleb, “VANET routing protocols and architectures: An overview,” J. Comput. Sci., vol.
14, no. 3, pp. 423–434, 2018.
[4] B. Paul, M. Ibrahim, and M. Abu Naser Bikas, “VANET Routing Protocols: Pros and Cons,” Int.
J. Comput. Appl., vol. 20, no. 3, pp. 28–34, 2011.
[5] R. D. PRASETIA, D. PERDANA, and R. M. NEGARA, “Analisis Kinerja GPSR dan AODV pada
VANET dengan Skema Pengimbangan Beban Trafik,” ELKOMIKA J. Tek. Energi Elektr. Tek.
Telekomun. Tek. Elektron., vol. 6, no. 2, p. 207, 2018.
[6] M. Fadhli, R. M. Negara, and D. Perdana, “Trafik Pada Vanet Performance Analysis of Dsdv and
Gpsr Using Traffic Load Balancing Scheme on Vanet,” vol. 2.
[7] F. D. Da Cunha, Z. Boukerche, L. Villas, A. Carneiro Viana, and A. A. F. Loureiro, “Data
Communication in VANETs: A Survey, Challenges and Applications,” [Research Report] RR-
8498, INRIA Saclay, pp. 1–26, 2014.
[8] T. A. Kumar and A. T. Reza, “A Survey On Unicast Routing Protocols For VANET,” Int. J. Eng.
Comput. Sci., vol. 5, no. 5, pp. 16555–16565, 2016.
[9] A. Vigilia and J. Suseela, “Survey on Unicast, Multicast and Broadcast Routing Techniques in
Vehicular Ad-hoc Networks – Present and Future,” Br. J. Math. Comput. Sci., vol. 13, no. 4, pp. 1–
26, 2015.
[10] M. Chamieh, R. El-Kouatly, and O. Abu-Amsha, “Impact of IDM lane-changing on the
performance of AODV on VANETs,” Int. J. Simul. Syst. Sci. Technol., vol. 13, no. 6, pp. 35–40,
2012.
[11] D. Perdana, Febryan, and F. Dewanta, “Performance evaluation of vehicle load balancing scheme
on IEEE 802.11p standard,” Int. J. Simul. Syst. Sci. Technol., vol. 17, no. 35, p. 30.1-30.7, 2016.
[12] A. Faikah, R. Munadi, and L. Vidya, “Performance Analysis Of GPSR, GyTAR, And B-MFR
Routing Protocol In VANET For Inter Vehicle Communication,” vol. 1, no. 1, pp. 127–137, 2014.
[13] M. Y. Gadkari, “VANET: Routing Protocols, Security Issues and Simulation Tools,” IOSR J.
Comput. Eng., vol. 3, no. 3, pp. 28–38, 2012.
[14] R. Baumann, “Vehicular Ad hoc Networks ( VANET ),” Ad Hoc Networks, p. 128, 2004.
[15] V. D. Khairnar and K. Kotecha, “Performance of Vehicle-to-Vehicle Communication using IEEE
802.11p in Vehicular Ad-hoc Network Environment,” Int. J. Netw. Secur. Its Appl., vol. 5, no. 2,
pp. 143–170, 2013.
[16] M. A. SURYADILAGA, “Analisis Kinerja Protokol Routing Gpsr Dan Lar Pada Simulasi Jaringan
Vehicular Ad Hoc Network (Vanet),” pp. 5–24, 2016.
[17] Anon, “Bab 2 Tinjauan Pustaka,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, pp. 1689–1699, 2013.
[18] “VanetMobiSim_Ns-2 Simulator _ VANET_ITS Website (NEO).” .
[19] N. Simulator and G. N. U. Gplv, “Pengenalan Network Simulator 3.”
[20] A. Muhtadi, D. Perdana, R. Munadi, F. Teknik, and U. Telkom, “Pengimbangan Beban Trafik
KINETIK 113